• (GFD-2024-22886) [HOAKS] Radiasi 5G Picu Vaksin dalam Tubuh Mengaktifkan Mpox

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang mengeklaim radiasi jaringan 5G akan memicu vaksin di dalam tubuh untuk mengaktifkan penyakit Mpox atau cacar monyet.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi jaringan 5G akan memicu vaksin mengaktifkan cacar monyet dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Agustus dan September 2024.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Agenda Berikutnya - Meningkatkan Frekuensi untuk mengaktifkan nanopartikel dalam tubuh - ini akan menyebabkan Cacar Monyet dan kemungkinan bisul/luka pada mereka yang telah Ditandai dengan vx666ine.

    Wahyu 16:2

    Kemudian timbullah bisul yang buruk dan menyakitkan pada semua orang yang mempunyai tanda binatang itu

    Hasil Cek Fakta

    Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, membantah adanya kaitan antara jaringan 5G dengan vaksin dan Mpox.

    "Teori konspirasi yang menghubungkan radiasi 5G dengan vaksin dalam tubuh, yang diklaim menyebabkan penyakit seperti Mpox, ini jelas tidak berdasar dan tidak masuk akal dari sudut pandang ilmiah," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (20/9/2024).

    Dicky menjelaskan, radiasi 5G adalah radiasi non-ionisasi.

    Artinya, energi yang dipancarkan radiasi tersebut terlalu rendah untuk dapat merusak DNA atau sel-sel tubuh manusia.

    Radiasi non-ionisasi seperti 5G juga tidak memiliki kemampuan untuk memecah ikatan kimia dalam molekul.

    Sementara itu, vaksin seperti vaksin Covid-19, dirancang untuk menginduksi respons imun dengan cara biokimia dan biologis

    "Jadi, vaksin engga punya komponen elektronik atau material yang bisa berinteraksi dengan radiasi elektromagnetik, termasuk dengan 5G," tuturnya.

    Menurut Dicky, menghubungkan vaksin dengan teknologi 5G adalah sesuatu yang tidak ilmiah dan juga tidak masuk akal.

    Untuk diketahui, Mpox atau sebelumnya disebut cacar monyet berasal dari infeksi Orthopoxvirus dan pertama kali terdeteksi pada manusia pada 1970 di Kongo. Penyakit ini dianggap endemik di negara-negara di Afrika tengah dan barat.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Mpox dapat menular dari kontak kulit ke kulit, mulut ke kulit, mulut ke mulut, atau berdekatan dengan penderita Mpox dalam waktu cukup lama.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi jaringan 5G akan memicu vaksin dalam tubuh mengaktifkan cacar monyet adalah hoaks.

    Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, membantah adanya kaitan antara jaringan 5G dengan vaksin dan Mpox.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22885) [HOAKS] Michael Bambang Hartono Bagikan Rp 50 Juta di Medsos

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Video yang mengeklaim pengusaha Michael Bambang Hartono menjanjikan bantuan Rp 50 juta melalui nomor WhatsApp beredar di media sosial.

    Michael Hartono merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Nilai kekayaan Michael tercatat Rp 396 triliun pada akhir Juli 2024.

    Namun, nama orang ketiga terkaya di Indonesia itu dicatut untuk penipuan di media sosial. Setelah ditelusuri, video tersebut merupakan hasil manipulasi.

    Video yang mengeklaim Michael Bambang Hartono menjanjikan bantuan Rp 50 juta muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.

    Dalam video Hartono mengatakan, untuk mendapat Rp 50 juta yakni dengan menyukai dan membagikan unggahan tersebut. Unggahan itu juga mencantumkan nomor kontak, berikut narasinya:

    LANGSUNG KE WHATSAPP0882-7642-5567

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Michael Bambang Hartono membagikan Rp 50 juta

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut menggunakan teknik reverse image search. Hasilnya, video tersebut identik dengan unggahan di kanal YouTube Kumparan ini.

    Dalam video aslinya Hartono tidak menjanjikan bantuan Rp 50 juta, namun membicarakan soal cabang olahraga bridge.

    Video itu diambil pada 2018 setelah Michael Hartono meraih medali perunggu pada cabang olahraga bridge dalam Asian Games 2018.

    Saat itu Hartono mengatakan, bonus medali perunggu dari pemerintah ia kembalikan untuk pengembangan olahraga bridge di Indonesia.

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek suara dalam video menggunakan Hive Moderation.

    Hasilnya, suara Hartono menjanjikan bantuan Rp 50 juta memiliki probabilitas 99.1 persen dihasilkan oleh artificial intelligence (AI).

    Manipulasi suara itu kemudian ditempel pada video, seolah-olah Michael Hartono membagi-bagi uang hingga Rp 50 juta.

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim Michael Bambang Hartono menjanjikan bantuan Rp 50 juta merupakan hasil manipulasi. Dalam video aslinya ia membicarakan soal olahraga bridge.

    Ketika dicek menggunakan Hive Moderation suara Hartono terdeteksi dihasilkan AI.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22884) Keliru, Konten tentang Dokter Terawan Menemukan Obat Prostatitis yang Bisa Sembuhkan Dalam 9 Hari

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/09/2024

    Berita



    Video berdurasi 3 menit 49 detik berisi klaim bahwa mantan Menteri Kesehatan RI, dokter Terawan Agus Putranto, menemukan metode pengobatan radang pada prostatitis atau kelenjar prostat. Terdapat keterangan bahwa metode temuannya diklaim telah menyembuhkan lebih dari 147 ribu pria penderita prostatitis di Indonesia dalam jangka waktu 9 hari.  



    Hingga artikel ini ditulis pada Senin 23 September 2024, video yang beredar di Facebook [ arsip ] itu sudah ditonton 8,1 juta kali dan telah direspon 891 komentar. Lantas, benarkah Dokter Terawan menemukan obat prostatitis ?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo menelusuri sumber video dengan memfragmentasi menjadi gambar menggunakan tools InVID. Gambar hasil fregmentasi kemudian ditelusuri dengan menggunakan tools Yandex Image dan Google Image. Hasilnya video tersebut diketahui merupakan gabungan video dan gambar dari peristiwa yang berbeda.

    Potongan video Dokter Terawan yang memberikan pernyataan seperti pada detik ke-35 hingga menit ke-01:14, identik dengan video wawancara khusus Pimpinan Redaksi Kompas TV, Rosianna Silalahi, terkait vaksin Nusantara dan metode cuci otak yang dianggap kontroversial, Jumat, 8 Juli 2022 pukul 19.00 WIB. 



    Wawancara Eksklusif tersebut diunggah Kompas TV pada akun YouTube resmi pada 8 Juli 2022 dengan judul “[ROSI EKSKLUSIF] Akhirnya, Dokter Terawan Menjawab”. Dalam wawancara ini, Dokter Terawan tidak menyinggung terkait metode pengobatan metode pengobatan prostatitis dalam waktu 9 hari.

    Video lain adalah gambar diagram yang diklaim merupakan proses pengobatan prostatitis seperti pada menit ke-01:16 sampai 01:21 merupakan diagram pada penelitian berjudul “Resolving the problem of persistence in the switch from acute to chronic inflammation”. Penelitian itu ditulis oleh Oliver Haworth dan Christopher D. Buckley, peneliti dari Pusat Pengaturan Imun Dewan Penelitian Medis, Institut Penelitian Biomedis, Universitas Birmingham, Inggris. 



    Diagram itu menjelaskan terkait penyelesaian masalah persistensi peradangan akut ke peradangan kronis, bukan tentang metode pengobatan prostatitis temuan Dokter Terawan.

    Tempo kemudian memeriksa suara yang digunakan dalam video tersebut dengan menggunakantools AI Voice Detector. Mulanya, Tempo mengunduh video itu dan mengubahnya ke ke format audio (mp3) menggunakantools Cloud Convert. Video yang telah diubah ke format suara lalu diperiksa dengan menggunakantools Hive Moderation



    Hasilnya, suara dalam video tersebut merupakan hasil rekayasa digital menggunakan teknologi kecerdasan buatan atauArtificial Intelligence dengan tingkat probabilitas mencapai 90,9 persen.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan Tempo, video berdurasi 3 menit 49 detik yang memperlihatkan Dokter Terawan menemukan pengobatan prostatitis adalahkeliru. 

    Tidak ditemukan informasi valid dari sumber kredibel yang menyatakan dokter Terawan menemukan metode pengobatan prostatitis. Klaim dokter terawan menemukan metode pengobatan prostatitis dalam waktu 9 hari sebelumnya merupakan narasi lawas yang sudah pernah beredar sejak November 2023.

    Informasi ini sesungguhnya sudah dikategorikan sebagai informasi yang keliru atau palsu. Video yang dibagikan tersebut merupakan gabungan video dan gambar dari peristiwa yang berbeda dan tidak terkait dengan metode pengobatan Dokter Terawan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22883) Keliru, Serial The Simpsons Prediksi Wabah Cacar Monyet November 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/09/2024

    Berita



    Sebuah video beredar dengan klaim serial the Simpsons telah memprediksi wabah cacar monyet akan menyebar pada November 2024. Video tersebut diunggah di Instagram oleh akun ini [ arsip ], yang berasal dari TikTok [ arsip ] Sumeks.co, versi daring gratis dari Harian Pagi Sumeks dari Palembang, Sumatera Selatan. 

    Dalan video itu, tokoh Homer digambarkan tengah dikelilingi keluarganya di atas ranjang rumah sakit. Selain gambar koran bertuliskan “MPOX 20-11-24”, terdapat keterangan “Virus Cacar Monyet Merebak! Ternyata, sudah diramal oleh serial kartun Amerika, The Simpsons”.

    Video tersebut mengklaim bahwa wabah virus Mpox telah diprediksi oleh Simpsons dan digunakan sebagai agenda elit global menuju depopulasi.



    Hingga tulisan ini dibuat, video itu telah memperoleh 252 like di Instagram. Sementara di TikTok, telah mengumpulkan 4 juta views, 197,3 ribu like, 2.847 komentar, dan 10,7 ribu share. TikTok milik Sumeks.co juga memiliki lebih dari 2,6 juta pengikut.

    Benarkah serial the Simpsons telah memprediksi wabah cacar monyet akan menyebar pada November 2024?

    Hasil Cek Fakta



    Menggunakan Google Image Search, Tim Cek Fakta Tempo menemukan bahwa video, gambar, dan klaim serupa sudah pernah disebarkan oleh pengguna platform lain dalam berbagai bahasa lain, misalnya bahasa Inggris, Hungaria, dan Spanyol. Akun yang menyebarkan narasi seperti ini juga mengeposkan konten-konten lain terkait teori konspirasi, termasukNew World Order(Tatanan Dunia Baru) hingga program depopulasi manusia.

    Tim Cek Fakta Tempo juga mengecek apakah potongan video berdurasi 53 detik itu pernah ditayangkan The Simpsons. Pencarian menggunakanreverse image search toolsGoogle dan Yandex, tidak ditemukan potongan yang identik. 

    Namun mencermati gambar di awal video, yang menampilkan gambar Homer Simpson dengan ruam merah, menjadi satu-satunya petunjuk.



    Gambar itu memperlihatkan salah satu tokoh The Simpsons, Homer Simpson, dengan ruam merah berasal dari Episode 3 Musim 17, "Milhouse of Sand and Fog." Di IMDB, terdapat tangkapan gambar salah satu momen dari episode yang ditayangkan tahun 2005 tersebut. Akun YouTube Bart Park mengunggah ulang episode ini. Ceritanya, Homer tertular cacar air akibat tertular putrinya, Maggie. 

    Dikutip dari Reuters, narasi ini telah beredar di kalangan warganet berbahasa Spanyol sejak Mei 2022 di Facebook. Para penggemar The Simpsons kerap mengkaitkan seolah-olah serial kartu televisi itu bisa "meramal" berbagai peristiwa, mulai wabah Covid-19, Freedom Convoys yang dilakukan oleh pengemudi truk Kanada, atau meramalkan Vision Pro Apple 8.

    Beda virus penyebab cacar monyet dan cacar air

    Meskipun cacar monyet dan cacar air adalah penyakit virus, keduanya disebabkan oleh dua virus yang berbeda. Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention, disingkat CDC), virus cacar monyet merupakan bagian dari keluarga virus penyebab cacar, sedangkan cacar air disebabkan oleh Virus Varicella Zoster VZV.

    Gejala klasik cacar air adalah ruam yang berubah menjadi lepuh berisi cairan yang gatal dan akhirnya berubah menjadi koreng. Ruam bisa pertama kali muncul di dada, punggung, dan wajah, sebelum menyebar ke seluruh tubuh.

    Di sisi lain, penderita Mpox sering mengalami ruam dan dapat memiliki gejala lain seperti demam, menggigil, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ada dua jenis mpox, klade I dan klade II.

    Pada tanggal 14 Agustus 2024, WHO menyatakan wabah Mpox sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) terkait dengan penyebarannya di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara Afrika sekitarnya.

    Menurut laporan WHO, sejak tahun 2022 total lebih dari 102.000 kasus mpox klade II di seluruh dunia, dengan 222 kematian yang dilaporkan. Secara keseluruhan, jumlah kasus di seluruh dunia terus menurun sejak mencapai puncaknya pada tahun 2022. Pada tahun 2024, terdapat hampir 9.000 kasus mpox klade II di seluruh dunia.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan Tim Cek Fakta Tempo, video yang mengklaim serial the Simpsons telah memprediksi wabah cacar monyet akan menyebar pada November 2024, adalahkeliru.

    Serial The Simpsons tidak pernah menyiarkan episode yang bercerita tentang ramalan wabah cacar monyet. Namun, adegan salah satu tokohnya, Homer, dengan ruam merah berasal dari Episode 3 Musim 17 "Milhouse of Sand and Fog" yang tayang perdana pada 2005. Ceritanya, Homer tertular cacar air akibat tertular putrinya, Maggie. Bukan cacar monyet.

    Meskipun cacar monyet dan cacar air adalah penyakit virus, keduanya disebabkan oleh dua virus yang berbeda. Dilansir CDC, virus cacar monyet merupakan bagian dari keluarga virus penyebab cacar, sedangkan cacar air disebabkan oleh Virus Varicella Zoster VZV.

    Rujukan