tirto.id - Narasi keliru terkait kesehatan masih berseliweran di jagat maya. Baru-baru ini, di platform media sosial Facebook, beredar narasi bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meluncurkan alat “tag telinga inovatif” yang dibuat oleh perusahaan farmasi, Pfizer. Tag telinga inovatif itu diklaim ditujukan untuk melacak kesehatan dan vaksinasi anak.
ADVERTISEMENT
Narasi tersebut pertama kali disebarkan oleh akun di media sosial X (Twitter) yang mencatut Kemenkes RI. Akun yang diduga memparodikan Kemenkes tersebut menyebarkan foto dan narasi yang menyebutkan bahwa tag telinga inovatif tersebut dibuat khusus anak-anak.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Narasi tersebut disertai gambar anak SD yang mengenakan tag telinga berwarna kuning di telinganya. Tag telinga tersebut juga menunjukkan logo Pfizer disertai dengan barcode.
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Unggahan di X yang diposting oleh akun @Kembiskes (arsip) tersebut akhirnya dibagikan ulang oleh sejumlah akun di media sosial Facebook. Misalnya seperti dalam unggahan oleh akun Facebook “Abu Julaibib” (arsip), “Vid Tra” (arsip), “Beny Syarif“ (arsip), dan “Goes Nail Boesky“ (arsip).
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Dalam salah satu akun Facebook misalnya, narasi yang disertai tangkapan gambar dari akun X tersebut dibagikan ulang, seraya dibubuhi narasi tambahan yang mendukung klaim itu.
“ANAK ANAK KAMI BUKAN BINATANG TERNAK. KALIAN BILANG AMAN DAN EFEKTIF, SEMENTARA VAKSIN PFIZER BERMASALAH. APA MAUNYA KALIAN. KALIAN MAKAN GAJI DARI PAJAK RAKYAT. SEMENTARA RAKYAT KALIAN SAKITI. SAYA TANTANG MEMBUKTIKAN DI SINI, SEBERAPA BERMASALAH PRODUK PF1Z3R,” tulis keterangan penyerta unggahan dari akun “Abu Julaibib”.
ADVERTISEMENT
Periksa Fakta Hoaks Klaim Kemenkes Luncurkan Tag Telinga Inovatif buatan Pfizer.
Selama tiga hari beredar di Facebook, sejak Minggu (29/6/2025) sampai Rabu (2/7/2025), unggahan tersebut sudah disukai oleh 23 orang dan dibagikan kembali sebanyak tujuh kali. Tak hanya itu, unggahan ini juga telah mengumpulkan tujuh komentar.
Jika menilik kolom komentarnya, mayoritas warganet terlihat mendukung atau mempercayai narasi tersebut. Beberapa bahkan berkomentar negatif soal program vaksinasi pemerintah.
Lantas, benarkah narasi yang mengklaim Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer bagi anak-anak sekolah?
(GFD-2025-27705) Hoaks Kemenkes Luncurkan Tag Telinga Inovatif Buatan Pfizer
Sumber:Tanggal publish: 03/07/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut, pertama-tama Tim Riset Tirto mengecek akun Instagram (@kemenkes_ri) dan akun X (@KemenkesRI) resmi milik Kemenkes yang telah terverifikasi.
Hasilnya, tidak ditemukan informasi terkait peluncuran tag telinga inovatif yang dibuat oleh perusahaan Pfizer dan diklaim untuk memantau kesehatan dan vaksinasi anak-anak.
Kami turut menelusuri akun X dan Facebook pengunggah klaim peluncuran alat tag telinga inovatif buatan Pfizer tersebut. Disimpulkan bahwa sejumlah akun tersebut bukanlah akun media sosial resmi milik Kemenkes. Bahkan akun X bernama @Kembiskes, memplesetkan sebutan Kementerian Kesehatan menjadi ‘Kementerian Bisnis Kesehatan’ disertai logo milik Kemenkes sebagai gambar profil mereka.
Selain itu, kami juga menelusuri laman resmi perusahaan farmasi Pfizer dengan alamat situs (https://www.pfizer.co.id/) untuk kembali menelusuri informasi ini. Dalam kolom pencarian, kami menuliskan kata kunci ‘tag telinga inovatif’, hasilnya tidak ditemukan satupun informasi terkait hal tersebut.
Penelusuran di kolom pencarian Google juga mendapati hal serupa. Tidak ditemukan sama sekali informasi kredibel yang menyebutkan bahwa Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, turut membantah bahwa informasi tersebut berasal dari akun media sosial resmi Kemenkes RI.
“Akun media sosial Kemenkes di semua platform sudah terverifikasi," kata Aji saat dihubungi Tirto, Rabu (2/7/2025) sore.
Lebih lanjut, unggahan foto bergambar anak SD dengan tag telinga bertuliskan Pfizer yang diunggah penyebar narasi ini juga terindikasi menggunakan artificial intelligence (AI). Untuk memastikan kemungkinan tersebut, Tirto memanfaatkan situs Hive Moderation untuk mengecek kemungkinan penggunaan AI dalam fot itu. Hasilnya, kemungkinan mengandung konten yang dibuat oleh AI atau deepfake sebesar 99,9 persen.
Hive Moderation Periksa Fakta Hoaks Klaim Kemenkes Luncurkan Tag Telinga Inovatif buatan Pfizer.
Dengan begitu, informasi terkait Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer tersebut ditengarai keliru. Bahkan, foto yang digunakan untuk mendukung narasi tersebut terbukti dibuat menggunakan AI.
Hasilnya, tidak ditemukan informasi terkait peluncuran tag telinga inovatif yang dibuat oleh perusahaan Pfizer dan diklaim untuk memantau kesehatan dan vaksinasi anak-anak.
Kami turut menelusuri akun X dan Facebook pengunggah klaim peluncuran alat tag telinga inovatif buatan Pfizer tersebut. Disimpulkan bahwa sejumlah akun tersebut bukanlah akun media sosial resmi milik Kemenkes. Bahkan akun X bernama @Kembiskes, memplesetkan sebutan Kementerian Kesehatan menjadi ‘Kementerian Bisnis Kesehatan’ disertai logo milik Kemenkes sebagai gambar profil mereka.
Selain itu, kami juga menelusuri laman resmi perusahaan farmasi Pfizer dengan alamat situs (https://www.pfizer.co.id/) untuk kembali menelusuri informasi ini. Dalam kolom pencarian, kami menuliskan kata kunci ‘tag telinga inovatif’, hasilnya tidak ditemukan satupun informasi terkait hal tersebut.
Penelusuran di kolom pencarian Google juga mendapati hal serupa. Tidak ditemukan sama sekali informasi kredibel yang menyebutkan bahwa Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, turut membantah bahwa informasi tersebut berasal dari akun media sosial resmi Kemenkes RI.
“Akun media sosial Kemenkes di semua platform sudah terverifikasi," kata Aji saat dihubungi Tirto, Rabu (2/7/2025) sore.
Lebih lanjut, unggahan foto bergambar anak SD dengan tag telinga bertuliskan Pfizer yang diunggah penyebar narasi ini juga terindikasi menggunakan artificial intelligence (AI). Untuk memastikan kemungkinan tersebut, Tirto memanfaatkan situs Hive Moderation untuk mengecek kemungkinan penggunaan AI dalam fot itu. Hasilnya, kemungkinan mengandung konten yang dibuat oleh AI atau deepfake sebesar 99,9 persen.
Hive Moderation Periksa Fakta Hoaks Klaim Kemenkes Luncurkan Tag Telinga Inovatif buatan Pfizer.
Dengan begitu, informasi terkait Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer tersebut ditengarai keliru. Bahkan, foto yang digunakan untuk mendukung narasi tersebut terbukti dibuat menggunakan AI.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa informasi terkait Kemenkes meluncurkan alat tag telinga inovatif buatan Pfizer bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Klaim ini juga dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Kesehatan yang membantah bahwa informasi tersebut disebarkan oleh akun resmi Kemenkes. Narasi semacam ini umumnya dihubungkan dengan klaim bahwa program vaksinasi pemerintah yang menyasar anak-anak sebagai penerimanya, sebagai tindakan yang berbahaya.
Padahal, sebagaimana dilansir situs resmi Kemenkes, imunisasi atau vaksinasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Penyakit tersebut dikenal sebagai Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factc
Klaim ini juga dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Kesehatan yang membantah bahwa informasi tersebut disebarkan oleh akun resmi Kemenkes. Narasi semacam ini umumnya dihubungkan dengan klaim bahwa program vaksinasi pemerintah yang menyasar anak-anak sebagai penerimanya, sebagai tindakan yang berbahaya.
Padahal, sebagaimana dilansir situs resmi Kemenkes, imunisasi atau vaksinasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Penyakit tersebut dikenal sebagai Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factc
Rujukan
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=318__cb=b76cfa1b06__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://x.com/Kembiskes/status/1938591924354736343?t=KxFjr4ACVzz5I2ixVFA8tA&s=19
- https://archive.ph/ivY8h
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=24685870717667690&set=a.105834422764661
- https://archive.ph/Ir2BZ
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1413777506563129&set=a.115478356393057
- https://archive.ph/Ql7Py
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=24084553714494104&set=a.112810422095102
- https://archive.ph/HH6FE
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=727108529908446&set=a.332140892738547
- https://archive.ph/2R3XS
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=319__cb=85d4a41ca5__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://instagram.com/kemenkes_ri/
- https://x.com/KemenkesRI mailto:factcheck@tirto.id
(GFD-2025-27704) Warga Papua rayakan kedatangan imigran Israel, benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 02/07/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah unggahan konten di Facebook memuat dua video yang disandingkan dalam bentuk kolase.
Video pertama memperlihatkan sejumlah orang berkumpul di jalanan sambil mengibarkan bendera Israel.
Orang-orang yang diklaim sebagai warga Papua itu, tampak menyusuri jalan dengan penuh sukacita, layaknya sedang merayakan sebuah momen yang membahagiakan.
Sementara itu, video kedua menampilkan cuplikan gambar ratusan orang yang sedang membawa koper serta ransel.
Para pembawa koper dan ransel tersebut tampak ramai-ramai jalan beriringan menuju sebuah tempat yang sama.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Sang pengunggah konten turut menyematkan narasi di tengah video yang diunggah pada akhir Juni 2025. Berikut isinya:
"Warga Papua Sambut Kedatangan Imigran Isrewel?".
Lantas, benarkah video tersebut memperlihatkan Warga Papua yang merayakan kedatangan imigran Israel?
Video pertama memperlihatkan sejumlah orang berkumpul di jalanan sambil mengibarkan bendera Israel.
Orang-orang yang diklaim sebagai warga Papua itu, tampak menyusuri jalan dengan penuh sukacita, layaknya sedang merayakan sebuah momen yang membahagiakan.
Sementara itu, video kedua menampilkan cuplikan gambar ratusan orang yang sedang membawa koper serta ransel.
Para pembawa koper dan ransel tersebut tampak ramai-ramai jalan beriringan menuju sebuah tempat yang sama.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Sang pengunggah konten turut menyematkan narasi di tengah video yang diunggah pada akhir Juni 2025. Berikut isinya:
"Warga Papua Sambut Kedatangan Imigran Isrewel?".
Lantas, benarkah video tersebut memperlihatkan Warga Papua yang merayakan kedatangan imigran Israel?
Hasil Cek Fakta
Faktanya, dua video dalam konten di Facebook itu tidak berkaitan.
Video pertama memang berlangsung di Papua pada 2023, sebagaimana dideskripsikan akun Youtube bernama @bertosyukwes.
Menurut pengunggah video asli, kejadian di video pertama itu memperlihatkan sejumlah orang Papua membawa bendera Israel sambil memuji Tuhan.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Tersemat pula tagar Sion Kids dalam unggahan di Youtube tersebut.
Komunitas Sion Kids Center of Papua memang kerap melakukan konvoi pengibaran bendera Israel. Kegiatan serupa juga tercatat pernah dilakukan pada 2018, sebagaimana dilaporkan ANTARA di sini.
Iring-iringan tersebut merupakan tradisi peringatan budaya bangsa Israel, karena ada kedekatan di antara tokoh-tokoh agama di masa lalu.
Sedangkan video kedua merupakan rekaman dari kegiatan Hellfest Summer Open Air pada 19-22 Juni lalu, sebagaimana dimuat di akun TikTok ini.
Mengutip Wikipedia, Hellfest Summer Open Air adalah festival rock yang berfokus pada musik heavy metal, yang diadakan setiap tahun pada bulan Juni di Clisson, Prancis.
Festival ini merupakan salah satu acara musik di Prancis dengan omzet terbesar, sekaligus perkumpulan peminat musik metal terbesar di Eropa.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Klaim: Warga Papua rayakan kedatangan imigran Israel
Rating: Hoaks
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Video pertama memang berlangsung di Papua pada 2023, sebagaimana dideskripsikan akun Youtube bernama @bertosyukwes.
Menurut pengunggah video asli, kejadian di video pertama itu memperlihatkan sejumlah orang Papua membawa bendera Israel sambil memuji Tuhan.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Tersemat pula tagar Sion Kids dalam unggahan di Youtube tersebut.
Komunitas Sion Kids Center of Papua memang kerap melakukan konvoi pengibaran bendera Israel. Kegiatan serupa juga tercatat pernah dilakukan pada 2018, sebagaimana dilaporkan ANTARA di sini.
Iring-iringan tersebut merupakan tradisi peringatan budaya bangsa Israel, karena ada kedekatan di antara tokoh-tokoh agama di masa lalu.
Sedangkan video kedua merupakan rekaman dari kegiatan Hellfest Summer Open Air pada 19-22 Juni lalu, sebagaimana dimuat di akun TikTok ini.
Mengutip Wikipedia, Hellfest Summer Open Air adalah festival rock yang berfokus pada musik heavy metal, yang diadakan setiap tahun pada bulan Juni di Clisson, Prancis.
Festival ini merupakan salah satu acara musik di Prancis dengan omzet terbesar, sekaligus perkumpulan peminat musik metal terbesar di Eropa.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Klaim: Warga Papua rayakan kedatangan imigran Israel
Rating: Hoaks
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Rujukan
(GFD-2025-27703) [KLARIFIKASI] Video Festival di Peru, Bukan Tenda Pengungsian Israel
Sumber:Tanggal publish: 02/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan lereng gunung yang dipenuhi tenda dan atap permukiman dengan warna dominan biru.
Pengguna media sosial menyebutkan, lokasi dalam video merupakan tenda di lereng gunung tempat warga Israel berlindung.
Narasi itu beredar setelah serangkaian serangan udara pecah antara Israel dan Iran pada 13 Juni 2025. Belakangan, kedua negara sepakat untuk gencatan senjata.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video tenda pengungsian warga Israel di lereng gunung disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
Berikut teks yang terdapat dalam video yang diunggah salah satu akun pada Sabtu (28/6/2025):
Tenda tenda pengungsian memenuhi lereng lereng gunung membiru di penuhi masyarakat Israel yang lari dari bunker bunker dalam kota
Sementara, tangkapan layar video disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Pengguna media sosial menyebutkan, lokasi dalam video merupakan tenda di lereng gunung tempat warga Israel berlindung.
Narasi itu beredar setelah serangkaian serangan udara pecah antara Israel dan Iran pada 13 Juni 2025. Belakangan, kedua negara sepakat untuk gencatan senjata.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video tenda pengungsian warga Israel di lereng gunung disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
Berikut teks yang terdapat dalam video yang diunggah salah satu akun pada Sabtu (28/6/2025):
Tenda tenda pengungsian memenuhi lereng lereng gunung membiru di penuhi masyarakat Israel yang lari dari bunker bunker dalam kota
Sementara, tangkapan layar video disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek tangkapan layar video menggunakan teknik reverse image search.
Hasil pencarian Google mengarahkan ke sejumlah unggahan mengenai Snow Star Festival atau Qoyllur Rit'i yang diadakan di Peru.
Video serupa ditemukan di akun TikTok @pisaqqastranstours pada 17 Juni 2025.
Peristiwa dalam video merupakan tradisi ziarah di Peru, dengan mendaki gunung. Mereka mendirikan tenda-tenda di lembah Sinakara.
Sebagaimana dilansir Andino Peru Tours, festival dan ziarah yang dilakukan setahun sekali tersebut dilaksanakan 58 hari setelah Paskah, atau seminggu sebelum hari raya Corpus Christi.
Peziarah melakukan prosesi mendaki gunung ke puncak gunung bersalju, sebagai lambang pencarian spiritual.
Foto-foto tradisi umat Kristen dan Katolik tersebut dapat dilihat di kumpulan foto BBC ini.
Hasil pencarian Google mengarahkan ke sejumlah unggahan mengenai Snow Star Festival atau Qoyllur Rit'i yang diadakan di Peru.
Video serupa ditemukan di akun TikTok @pisaqqastranstours pada 17 Juni 2025.
Peristiwa dalam video merupakan tradisi ziarah di Peru, dengan mendaki gunung. Mereka mendirikan tenda-tenda di lembah Sinakara.
Sebagaimana dilansir Andino Peru Tours, festival dan ziarah yang dilakukan setahun sekali tersebut dilaksanakan 58 hari setelah Paskah, atau seminggu sebelum hari raya Corpus Christi.
Peziarah melakukan prosesi mendaki gunung ke puncak gunung bersalju, sebagai lambang pencarian spiritual.
Foto-foto tradisi umat Kristen dan Katolik tersebut dapat dilihat di kumpulan foto BBC ini.
Kesimpulan
Video Festival Qoyllur Rit'i di Peru disebarkan dengan konteks keliru.
Tenda-tenda dalam video merupakan persinggahan para peizarah di lembah Sinakara, dalam rangka melakukan tradisi tahunan mendaki gunung.
Peristiwa dalam video tidak terkait dengan konflik antara Israel dan Iran.
Tenda-tenda dalam video merupakan persinggahan para peizarah di lembah Sinakara, dalam rangka melakukan tradisi tahunan mendaki gunung.
Peristiwa dalam video tidak terkait dengan konflik antara Israel dan Iran.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1388367142468553
- https://www.facebook.com/reel/996751482534870
- https://www.facebook.com/photo?fbid=3603393343297388&set=a.1419633681673376
- https://www.facebook.com/photo?fbid=2226750304420431&set=a.104400133322136
- https://www.facebook.com/photo?fbid=743053314961653&set=a.127567926510198
- https://www.facebook.com/photo?fbid=743231958392284&set=a.112777101437776
- https://www.facebook.com/photo?fbid=717075794583712&set=a.111297695161528
- https://www.google.com/search?vsrid=CJ-cmbGIkc6WnQEQAhgBIiRiM2Q5NjNmMC04NjUxLTQxNzAtOTkyNy0wZmI0MjkxZjQyNGQyBiICdHAoBjjvvLTg-5qOAw&vsint=CAIqDAoCCAcSAggKGAEgATojChYNAAAAPxUAAAA_HQAAgD8lAACAPzABEM4DGPMCJQAAgD8&udm=26&lns_mode=un&source=lns.web.gsbubb&vsdim=462,371&gsessionid=DYReMz6_8TBmV30t4jJ66v3SVngZb8NpMluPLhYjeoa0jcCXzIRswQ&lsessionid=wO8a0HOTFCyXr2BHwJOBBhmYKyid54Z9P9R_ra5N-a5KGEtSdLGxRQ&lns_surface=26&authuser=0&lns_vfs=e&qsubts=1751349083916&biw=1072&bih=790&hl=en-ID
- https://www.tiktok.com/@pisaqqastranstours/video/7516912652287855878
- https://www.andinoperutours.com/en/blog/lord-of-qoyllority/
- https://www.bbc.com/news/magazine-32888643
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27702) Cek Fakta: Tidak Benar Ini Link untuk Cek Status Penerima BSU
Sumber:Tanggal publish: 03/07/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link untuk cek status penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU), informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 24 Juni 2025.
Klaim link untuk cek status penerima BSU berupa tulisan sebagai berikut.
"Dukung Kesejahteraan Pekerja dengan BSU Rp600.000
Program BSU kembali disalurkan untuk membantu meringankan beban ekonomi pekerja Indonesia.
📌 Pastikan Anda termasuk penerima dengan cek status di:
👉 https://cek.bsu2025.digital/
🔒 Terjamin resmi & aman karena terkoneksi langsung dengan sistem Kementerian Ketenagakerjaan RI."
Unggahan tersebut mengarahkan penerimanya untuk mengklik link yang diklaim untuk mengecek status penerima BSU, berikut linknya.
"https://cek.bsu2025.digital/?fbclid=IwY2xjawLRwFlleHRuA2FlbQIxMQBicmlkETFyVld4T2xWUWE3cFBWZmNZAR5tqYc45hXP15EuJCYxMe-GDw_StzRzKbFT2BFmeR1VdTSqvEOLQZXqNRJ1LA_aem_ALai5fGbGppRy_iEDaA5Bg"
Jika link tersebut diklik, mengarah pada halaman situs dengan tampilan berupa formulir digital yang meminta sejumlah identitas seperti nama lengkap dan nomor Telegram.
Benarkah klaim link untuk cek status penerima BSU? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link untuk cek status penerima BSU, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Pencairan BSU 2025: Jadwal Tahap II, Cara Cek Status, dan Syarat Penerima" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 28 Juni 2025.
Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, untuk mengecek status pencairan BSU, Anda dapat mengunjungi situs resmi BPJS Ketenagakerjaan (bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id). Masukkan NIK, nama, dan tanggal lahir Anda untuk melihat status pencairan. Bagi penerima melalui Kantor Pos, status dapat dicek melalui aplikasi PosPay.
Pengecekan status secara berkala sangat disarankan agar Anda mendapatkan informasi terbaru mengenai pencairan BSU. Jika terdapat kendala atau pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi call center BPJS Ketenagakerjaan atau mengunjungi kantor cabang terdekat.
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Cara Cek Status Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 17 Juni 2025, artikel situs Liputan6.com menyebutkan, untuk mengecek status penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) BPJS Ketenagakerjaan tahun 2025, terdapat dua metode utama yang bisa Anda gunakan. Kedua metode ini mudah diakses dan memberikan informasi yang cepat dan akurat. Pastikan Anda mengikuti langkah-langkah dengan benar untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
1. Melalui Situs Web Resmi BPJS Ketenagakerjaan:
Langkah pertama adalah mengunjungi situs web resmi BPJS Ketenagakerjaan di bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id. Setelah masuk ke situs web, cari menu atau formulir yang memungkinkan Anda untuk mengecek status penerima BSU. Biasanya, Anda akan diminta untuk memasukkan beberapa data pribadi.
Data pribadi yang diperlukan meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama lengkap sesuai KTP, tanggal lahir, nama ibu kandung, nomor HP aktif, dan alamat email aktif. Setelah memasukkan data tersebut, ikuti petunjuk di situs web untuk mengirimkan data Anda dan melihat hasilnya. Pastikan semua data yang Anda masukkan benar dan sesuai dengan catatan kependudukan Anda.
2. Melalui Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO):
Jika Anda lebih memilih menggunakan aplikasi mobile, Anda dapat mengunduh dan menginstal aplikasi JMO dari Google Play Store (untuk Android) atau App Store (untuk iOS). Setelah terinstal, buka aplikasi JMO dan cari menu untuk pengecekan BSU. Anda akan diminta untuk memasukkan data pribadi yang sama seperti pada metode pertama.
Setelah memasukkan data pribadi yang diminta, ikuti petunjuk di aplikasi untuk melihat status penerima BSU Anda. Aplikasi JMO menawarkan kemudahan akses dan notifikasi langsung terkait status BSU Anda. Pastikan Anda telah mendaftar akun dan melengkapi profil di aplikasi JMO untuk mendapatkan informasi yang lengkap.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link untuk cek status penerima BSU tidak benar.
Langkah pertama adalah mengunjungi situs web resmi BPJS Ketenagakerjaan di bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id. Setelah masuk ke situs web, cari menu atau formulir yang memungkinkan Anda untuk mengecek status penerima BSU.
Halaman: 1/6286