• (GFD-2025-25671) Cek Fakta: Prabowo Pangkas Gaji DPR 90 Persen

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/02/2025

    Berita

    Suara.com - Beredar di media sosial sebuah video dengan narasi yang menyebut Presiden Prabowo memotong gaji DPR karena kerja tak becus.

    Video tersebut diunggah oleh Kanal YouTube “Lingkarnews” pada Rabu (29/1/2025). Berikut narasi yang disampaikan:

    Wakil Rakyat Menangis! Prabowo Pangkas Gaji Mereka 90%! Begini Kalau Tak Becus Bekerja!?

    Terpantau pada hari Senin (17/2/2025) video tersebut sudah ditonton 3 ribu kali dan mendapatkan 70 tanda suka.

    Lantas benarkah narasi tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Suara.com lantas menelusuri narasi tersebut dengan menonton video secara menyeluruh. Ditemukan fakta bahwa narator dalam video membacakan artikel bisnis.com “KPK Dukung Inpres Prabowo, Bakal Pangkas Perdin dan Operasional Kantor” yang tayang Selasa (28/1/2025).

    Berdasarkan informasi yang didapat, Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025 pada Rabu (22/1/2025).

    Dalam Inpres tersebut sama sekali tidak disebutkan bahwa pemerintah memotong gaji anggota DPR sebesar 90 persen, tetapi menekankan pemotongan anggaran dinas serta operasional pemerintah daerah dan negara.

    Sementara itu, ketika dilakukan penelusuran dengan Google Lens, ditemukan bahwa foto thumbnail video YouTube “Lingkarnews” itu merupakan momen Prabowo yang krtika itu masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI saat sedang menghadiri rapat kerja di DPR pada November 2019.

    Foto tersebut mirip dengan unggahan liputan6.com dalam artikel “Prabowo Ingin Komponen Cadangan Pertahanan Negara Berasal dari Mahasiswa”.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa unggahan yang memuat narasi “Prabowo potong gaji DPR sebesar 90 persen ” merupakan konten yang menyesatkan atau misleading content.
  • (GFD-2025-25670) [SALAH] Tip Memutihkan Wajah Pakai Pasta Gigi

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 18/02/2025

    Berita

    Akun Facebook “Effa Effa” pada Sabtu (25/01/2025) mengunggah video [arsip]. Isinya berupa tip memutihkan wajah dan menghilangkan flek hitam di wajah dengan pasta gigi yang dicampur perasan jeruk nipis serta kopi bubuk.
    Berikut narasi lengkapnya:
    " Jangan biarkan flek hitam semakin banyak dan tebal !!! Segera atasi sebelum terlambat !!!
    #bedakkely #reamglowing #sabunflekhitam #obatflekhitam #kelypearlcream #WajahGlowing #jeragathilang #pastagigi #creamkorea
    Disclaimer Konsultasikan dengan Dokter atau ahlinya sebelum mencoba resep ini.”

    Per Selasa (18/02/2025), konten tersebut sudah disukai 6.500-an akun dan dibagikan ulang hampir 800 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta (TurnBackHoax) memasukkan kata kunci “penjelasan dokter terkait penggunaan pasta gigi untuk wajah”. Hasil pencarian teratas mengarah ke artikel hellosehat.com “Adakah Manfaat Pasta Gigi untuk Kulit Wajah? Cek Faktanya”, tayang Agustus 2024.
    Dalam artikel yang ditinjau dr. Patricia Lukas Goentoro dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), diketahui kalau kandungan kimia dalam pasta gigi diformulasikan untuk membasmi bakteri mulut dan gigi, bukan kulit wajah.
    Kandungan lain dalam pasta gigi juga tidak aman untuk kulit bahkan menimbulkan risiko seperti iritasi kulit, memperparah jerawat, kulit kering, dan reaksi alergi. Tidak disarankan menggunakan pasta gigi untuk permasalahan kulit.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi narasi “tip memutihkan wajah pakai pasta gigi” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-25669) [HOAKS] Link Pendaftaran Medical Check Up Gratis dari Pemerintah

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Pemerintah disebut membuat program medical check-up (MCU) atau pemeriksaan kesehatan gratis yang berlaku mulai Februari 2025.

    Di media sosial, beredar link atau tautan yang diklaim sebagai akses untuk pendaftaran MCU dari pemerintah.

    Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang beredar merupakan phishing. Waspada penipuan!

    Tautan pendaftaran MCU gratis dari pemerintah disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (10/2025):

    Program Medical Check Up Gratis dari PemerintahSeluruh Indonesia...

    JANGAN LEWATKAN!!!

    Hasil Cek Fakta

    Tautan yang disebarkan tidak mengarah ke situs resmi pemerintah.

    Tim Cek Fakta Kompas.com memeriksa tautan yang beredar menggunakan tools URL Scan, yang dapat membantu melacak ke mana suatu tautan berlabuh.

    Kedua tautan mengarah ke laman pendaftaran yang meminta pengunjung situsnya mengisi nama lengkap sesuai KTP dan nomor Telegram.

    Hasil pelacakannya dapat dilihat di sini dan di sini.

    Tautan yang disebarkan merupakan phishing. Pasalnya, layanan MCU gratis hanya dilakukan di situs web resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

    Dilansir Kompas.com, pendaftaran MCU dapat dilakukan melalui SatuSehat Mobile, WhatsApp Kemenkes, atau datang ke puskesmas.

    MCU gratis dapat dilakukan mulai tanggal ulang tahun sampai 30 hari setelahnya.

    Kesimpulan

    Tautan pendaftaran MCU gratis dari pemerintah yang beredar di media sosial merupakan hoaks.

    Pendaftaran MCU dapat dilakukan melalui SatuSehat Mobile, WhatsApp Kemenkes, atau datang langsung ke puskesmas.

    Tautan yang disebarkan merupakan upaya phishing karena tidak mengarah ke situs resmi pemerintah.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25668) [HOAKS] China Ganti Nama Jalan di Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial menampilkan penggantian nama sebuah jalan menjadi Hoo Eng Djie.

    Narasi yang beredar menyebutkan, penggantian nama itu dilakukan oleh pihak China.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar disebarkan dengan konteks keliru.

    Narasi mengenai China yang mengganti nama jalan di Indonesia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Video berdurasi kurang dari semenit itu mengaitkan peresmian nama jalan Hoo Eng Djie, dengan upaya penggantian nama di Jakarta saat Anies Baswedan menjabat sebagai gubernur.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (11/2/2025):

    Lihatlah China Semakin Ngelunjak Aja..... Berani Ganti2 Nama Jalan...di Negri Ini. Waktu pak Anies, ribut bukan main macam tong kosong ... tapi dengan China kok MLEMPEM

    Hasil Cek Fakta

    Peresmian nama jalan Hoo Eng Djie berlokasi di Kota Makassar, yang sebelumnya bernama Jalan Jampea.

    Video serupa ditemukan di akun Instagram @makassar_iinfo yang diunggah pada Senin (10/2/2025).

    Peristiwa dalam video merupakan peresmian nama Jalan Hoo Eng Djie oleh Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto pada Sabtu (8/2/2025).

    Dilansir Antara, Hoo Eng Djie alias Baba Tjoi adalah seniman Tionghoa yang lahir di Kassi Kebo, sebuah daerah peranakan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

    "Baba Tjoi begitu beliau saya panggil merupakan tokoh seniman besar Tionghoa yang pada saat zaman kemerdekaan beliau tampil menjadi bagian di dalam semangat kebudayaan Kota Makassar," kata Ramdhan.

    Dikutip dari buku Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia, Hoo Eng Djie menciptakan sekitar 3.000 lagu dan mengadopsi beberapa lagu Tionghoa dalam bahasa Makassar.

    Lagu ciptaannya yakni Ati Raja, Sai Long, Pusang Teng, dan Sio Sayang.

    Pada 1945 dan 1950, ia membentuk kelompok orkes Canary dan Singara Kulla Kullawa.

    Orkesnya mendapat penghargaan dari radio nasional, hingga diundang oleh Soekarno yang kala itu menjabat sebagai presiden.

    Hoo Eng Djie merupakan bagian dari sejarah kebudayaan Indonesia.

    Sebagai informasi, Anies Baswedan pernah meresmikan penggantian 22 nama jalan di Jakarta dengan nama tokoh Betawi.

    Dilansir Kompas.com, keputusan itu memicu pro-kontra. Meski sempat menimbulkan kebingungan jangka pendek bagi masyarakat, tetapi penggantian nama dinilai baik untuk menghormati tokoh kedaerahan.

    Narasi yang beredar di media sosial berpotensi menimbulkan perpecahan dan ujaran kebencian bernada SARA.

    Kesimpulan

    Klaim mengenai China yang mengganti nama jalan di Indonesia merupakan narasi keliru.

    Video yang beredar merupakan peresmian diubahnya nama Jalan Jampae menjadi Jalan Hoo Eng Djie, untuk menghormati tokoh seniman asal Sulawesi Selatan.

    Narasi yang beredar perlu diluruskan karena berpotensi memicu perpecahan.

    Rujukan