• (GFD-2025-27568) [SALAH] Seorang Warga Israel Terberak-berak karena Sirine Peringatan Serangan Iran

    Sumber: X/Twitter
    Tanggal publish: 25/06/2025

    Berita

    Pada Minggu (15/6/2025) beredar unggahan video di X (arsip cadangan) oleh akun "SW News - SOFT WAR NEWS" (@SoftWarNews) dengan narasi:

    “Seorang warga Israel terberak-berak saat sirene peringatan gelombang rudal Iran berbunyi di wilayah pendudukan..."

    di unggahannya.

    Per tangkapan layar dibuat ketika artikel ini disusun, unggahan tersebut sudah dilihat 1 juta kali, mendapatkan 363 jawaban, dibagikan ulang 1.1 ribu kali, dan disukai oleh 9.3 ribu pengguna X lainnya.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta MAFINDO (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim menggunakan perkakas (tools) Google Lens. Hasil pencarian mengarahkan ke beberapa sumber unggahan, salah satunya ke situs berbagi foto (image sharing) Imgur yang diunggah pada 29 Juli 2022 lalu.

    Selain itu, ditemukan juga unggahan foto di tahun yang sama dengan jarak waktu unggahan berbeda beberapa bulan dengan deskripsi "Proof that Andrew Tate isn’t the Top G ?" di forum Reddit yang tayang pada 26 September 2022 lalu.

    Kesimpulan

    Unggahan tersebut masuk ke kategori konten yang menyesatkan (misleading content), faktanya foto yang disebarkan sudah beredar sejak beberapa tahun lalu, salah satu yang ditemukan beredar pada tahun 2022 lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27567) [KLARIFIKASI] Video Perlihatkan Pebalap Al Rajhi, Bukan Pangeran Arab Bangun dari Koma

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial, beredar video dengan narasi pangeran Arab Saudi yang mengalami koma selama 20 tahun akhirnya terbangun.

    Pangeran Arab Saudi itu disebut koma akibat mengalami kecelakaan pada 2005.

    Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, video itu disebarkan dengan konteks keliru.

    Video pangeran Arab Saudi bangun dari koma 20 tahun disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Dalam video, tampak orang-orang memakai pakaian adat pria Arab atau thobe, sedang menjenguk seorang pasien yang terbaring di rumah sakit. Salah satu pria menyalaminya.

    Adapun pasien rambut plontos itu mengenakan baju biru.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (24/6/2025):

    Pangeran Arab Saudi bangun setelah koma 20 tahun…

     

    Hasil Cek Fakta

    Pria yang terbaring di rumah sakit dalam video bukanlah pangeran Arab Saudi. Dia adalah Yazeed Al Rajhi, pebalap reli asal Arab Saudi.

    Sebagaimana diwartakan Arab News, Al Rajhi mengalami kecelakaan pada etape kedua dan terakhir di ajang Baja Jordan pada Sabtu, 12 April 2025.

    Dua tulang belakangnya patah akibat kecelakaan, namun tidak sampai mengalami koma.

    Ia lantas dibawa ke Riyadh, Arab Saudi menggunakan pesawat pribadi untuk mendapat perawatan.

    Video sekelompok pria menjenguk Al Rajhi, salah satunya diunggah oleh akun TikTok @ot.roq pada 16 April 2025.

    Melalui akun Instagram @yazeedracing (terverifikasi) tampak Al Rajhi memakai kaus yang sama seperti dalam video.

    Sementara, kisah mengenai pangeran yang mengalami koma selama puluhan tahun yang dimaksud yakni anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, Al Waleed bin Talal anak dari Khalid bin Talal.

    Dikutip dari Albawaba, pria kelahiran 1987 tersebut mengalami koma sejak 2005 akibat mengalami kecelakaan mobil di London, Inggris.

    Hingga kini, ia masih dirawat di King Abdulaziz Medical City.

    Informasi terbaru mengenai kondisi Al Waleed dapat dilihat di akun X bibinya, @Rima_Talal (terverifikasi).

    Melalui unggahannya pada 19 April 2025, dapat diketahui bahwa Al Waleed masih koma.

    Kesimpulan

    Video pebalap reli Yazeed Al Rajhi dirawat di rumah sakit pada April 2025 disebarkan dengan konteks keliru.

    Al Rajhi mengalami kecelakaan di ajang Baja Jordan 2025. Dua tulang belakangnya patah akibat kecelakaan, namun tidak sampai mengalami koma.

    Sementara, anggota keluarga kerajaan Arab Saudi Al Waleed bin Talal yang mengalami koma sejak 2005 masih belum sadarkan diri.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27566) [KLARIFIKASI] Video Warga Israel Kabur Lewati Pegunungan adalah Rekayasa AI

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan video yang diklaim menampilkan warga Israel melarikan diri melewati pengunungan. 

    Namun, setelah ditelusuri unggahan itu keliru dan perlu diluruskan. Video yang beredar tidak terkait dengan konflik Israel dan Iran. 

    Video yang diklaim menampilkan warga Israel melarikan diri salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Dalam video tampak sejumlah orang sedang berjalan melewati pengunungan. Video tersebut ditempeli bendera Israel dan diberi keterangan demikian:

    Lari..hahahah Tau takut

    Akun Facebook Video yang diklaim menampilkan warga Israel melarikan diri

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri sumber video tersebut menggunakan teknik reverse image search.

    Hasil penelusuran menunjukkan video identik dengan unggahan akun TikTok @nedoyatrisoch pada 29 Mei 2025.

    Dalam video terdapat tulisan yang menerangkan bahwa video menampilkan wilayah Rup Partan Dolpa di Nepal.

    Kendati begitu, pengunggah video telah melabeli konten tersebut sebagai rekayasa artificial intelligence (AI).

    Akun TikTok @nedoyatrisoch sebelumnya juga mengunggah video serupa pada 1 Juni 2025 ini dan melabelinya sebagai rekayasa AI. 

    Dikutip dari The Times of Israel, Pemerintah Israel secara resmi melarang warga negaranya untuk bepergian ke luar negeri usai konflik dengan Iran memanas. Bandara Ben Gurion di Tel Aviv ditutup sejak 13 Juni 2025.

    Namun, pada 23 Juni 2025 dilaporkan bahwa Pemerintah Israel diperkirakan akan mengizinkan lebih dari 1.000 orang meninggalkan negaranya melalui Bandara Ben Gurion.

    Penerbangan itu memiliki batasan ketat, satu pesawat hanya diisi oleh 50 orang penumpang.  Kebijakan itu diambil agar warga negara asing yang tertahan di Israel bisa kembali ke negara asalnya. 

    Sementara, laporan surat kabar Haaretz pada 17 Juni 2025 menyebutkan bahwa ratusan orang di Israel mencoba melarikan diri ke Siprus menggunakan kapal pesiar di dermaga Herzliya. 

    Dilansir Palestinechronicle.com, artikel yang diterbitkan Haaretz itu mengutip sebuah grup Facebook yang membahas soal jalur pelarian melalui laut.

    Dalam laporan itu disebutkan beberapa penumpang membayar sekitar 2.500 shekel untuk perjalanan yang bisa memakan waktu hingga 25 jam.

    Sementara yang lain menyebut harganya bergantung pada jenis kapal pesiar, fasilitas yang ditawarkan, dan seberapa cepat kapal itu berlayar.

    Beberapa orang yang diwawancarai di dermaga Herzliya mengaku, mereka melarikan diri dari Israel karena ancaman serangan rudal Iran. Namun, tidak sedikit yang enggan memberikan keterangan ketika diwawancara. 

    Beberapa orang juga mengaku tidak tinggal di Israel. Ada pula yang mengaku pergi wilayah Israel untuk berkumpul dengan anak dan pasangan di luar negeri.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan warga Israel melarikan diri melewati pengunungan adalah keliru.

    Faktanya, video itu tidak terkait dengan konflik Israel dan Iran. Video telah beredar sejak 29 Mei 2025, pengunggah melabeli video tersebut dihasikan oleh AI. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-27565) [KLARIFIKASI] Video Lama Pembakaran Bendera AS di Parlemen Iran

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Perang antara Israel dan Iran menemui babak baru ketika Amerika Serikat (AS) turut menyerang Iran.

    Video yang memperlihatkan sejumlah anggota Parlemen Iran membakar bendera AS diklaim sebagai situasi terbaru, yang terjadi pada Kamis (19/6/2025).

    Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan konteks keliru.

    Sebelumnya, AS melancarkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir Iran, yakni Isfahan, Natanz, dan Fordow pada Sabtu (21/6/2025).

    Konflik dipicu oleh serangan Israel pada Jumat, 13 Juni 2025, dengan menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.

    Iran kemudian melakukan serangan balasan pada Sabtu, 14 Juni 2025, dengan merusak fasilitas ekonomi Israel.

    Video anggota Parlemen Iran membakar bendera AS pada Kamis (19/6/2025), disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Dalam video, tampak kerumunan pria berteriak sambil membakar secarik bendera AS dan kertas.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun:

    Para anggota parlemen Iran membakar bendera Amerika Serikat dalam sesi sidang parlemen hari ini. Aksi tersebut dilakukan sebagai protes atas keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mundur dari kesepakatan nuklir dengan Iran.

    "Parlemen Iran Bakar Bendera AS dan Teriak 'Matilah Amerika"

    Sementara, berikut teks yang tertera dalam video:

    Situasi terbaruParlement IRAN19 June 2025

     

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang beredar merupakan momen lama yang terjadi sekitar tujuh tahun lalu.

    Klip serupa ditemukan di kanal YouTube Associated Press dan Bloomberg News.

    Para anggota Parlemen Iran marah atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional 2015.

    Mereka pun membakar bendera AS di podium kantor parlemen sambil meneriakkan "Matilah Amerika!"

    Para anggota parlemen melakukan protes pada hari Rabu, 9 Mei 2018, sehari setelah pengumuman Trump terkait perjanjian nuklir.

    Sebagaimana diwartakan Euro News, keputusan Trump meninggalkan perjanjian nuklir mendorong Inggris, Perancis, dan Jerman untuk mengeluarkan pernyataan bersama.

    Juru bicara Parlemen Iran, Ali Larijani mengatakan, pengabaian kesepakatan nuklir oleh Trump adalah sebuah pertunjukan diplomasi.

    "Iran tidak memiliki kewajiban untuk menghormati komitmennya dalam situasi saat ini. Ini adalah ancaman bagi perdamaian dan keamanan," ujar Ali dalam sebuah wawancara televisi.

    Kesimpulan

    Video anggota Parlemen Iran membakar bendera Israel pada Mei 2018 disebarkan dengan konteks keliru.

    Para anggota Parlemen Iran marah karena Presiden AS Donald Trump yang menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional 2015.

    Peristiwa dalam video terjadi sebelum AS menyerang fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025).

    Rujukan