Pada Senin (30/6/2025) akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” membagikan foto [arsip] disertai narasi :
“Banyak laporan orang orang mengapa lingkungan cuaca dingin serasa di puncak dan berkabut… Ada apa di balik itu semua?
Biar program screening, obat obatan TBC TBC an laku dan laris manis, apalagi vaksinnya biar diloloskan dan disetujui….
1 bulan saja dibuat rekayasa cuaca dan iklim dingin seperti di puncak maka tunggu saja headline berita tiba tiba kasus TBC melonjak naik….
Si Fauci pernah bilang : agar dunia siap menghadapi pandemi maka caranya dengan membuat pandemi itu ada dan terjadi (plandemi) ,
Penjelasan nya nanti saya sampaikan dalam live streaming online…”
Hingga Sabtu (5/7/2025) unggahan mendapatkan 83 tanda suka, 10 komentar dan telah dibagikan ulang 25 kali.
(GFD-2025-27746) [SALAH] Kabut di Jabodetabek Adalah Rekayasa agar Kasus TBC Meningkat
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 05/07/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Disadur dari artikel Cek Fakta kompas.com
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, penyebab fenomena kabut di wilayah Jabodetabek merupakan hal yang alamiah.
“Fenomena kabut yang teramati di sebagian wilayah Jabodetabek merupakan fenomena alami yang disebabkan oleh suhu udara yang rendah dan kelembaban udara yang tinggi, bukan karena kondisi (polusi) udara,” kata Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani pada Senin (30/6/2025) dikutip dari kompas.com.
Meski demikian, ia tidak menafikan fakta bahwa kabut di kawasan perkotaan atau wilayah industri dapat bercampur dengan partikel polutan.
“Kabut yang muncul di wilayah padat aktivitas manusia bukan berarti udara tidak sehat secara keseluruhan,” tandasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman memastikan narasi mengenai peningkatan kasus TBC yang disengaja tidak benar.
“Itu hoaks ya. Pemerintah tidak pernah melakukan hal tersebut,” ujar Aji saat dihubungi kompas.com, Selasa (17/2025).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, penyebab fenomena kabut di wilayah Jabodetabek merupakan hal yang alamiah.
“Fenomena kabut yang teramati di sebagian wilayah Jabodetabek merupakan fenomena alami yang disebabkan oleh suhu udara yang rendah dan kelembaban udara yang tinggi, bukan karena kondisi (polusi) udara,” kata Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani pada Senin (30/6/2025) dikutip dari kompas.com.
Meski demikian, ia tidak menafikan fakta bahwa kabut di kawasan perkotaan atau wilayah industri dapat bercampur dengan partikel polutan.
“Kabut yang muncul di wilayah padat aktivitas manusia bukan berarti udara tidak sehat secara keseluruhan,” tandasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman memastikan narasi mengenai peningkatan kasus TBC yang disengaja tidak benar.
“Itu hoaks ya. Pemerintah tidak pernah melakukan hal tersebut,” ujar Aji saat dihubungi kompas.com, Selasa (17/2025).
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “kabut di Jabodetabek adalah rekayasa iklim untuk meningkatkan kasus TBC” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
- http[kompas.com] [HOAKS] Kabut di Jabodetabek adalah Rekayasa Agar Kasus TBC Meningkat
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/07/02/084800482/-hoaks-kabut-di-jabodetabek-adalah-rekayasa-agar-kasus-tbc-meningkat?page=all#page2
- https://www.facebook.com/jefri.papahnya.aqiela/posts/584675321385221 (unggahan akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”)
- https://archive.ph/wip/68ZzR (arsip unggahan akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”)
(GFD-2025-27745) [HOAKS] Shin Tae-yong Tiba di Indonesia untuk Kembali Latih Timnas
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar foto yang mengeklaim pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-yong tiba di Indonesia untuk kembali melatih timnas sepak bola.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Foto yang diklaim menampilkan Shin Tae-yong tiba di Indonesia untuk kembali melatih timnas salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam foto tersebut, Shin Tae-yong terlihat bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah pejabat sedang berjalan di bandara.
Foto diberi keterangan sebagai berikut:
SHIN TAE YONG TIBA DI TANAH AIR
Sty sudah tiba di Indonesia Ketua umum PSSI Erik Tohir gak mau hilang kesempatan lolos ke piala dunia. Erik Tohir di desak fans timnas untuk memulangkan sty ke timnas Indonesia
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim Shin Tae-yong telah tiba di Indonesia untuk kembali latih timnas
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Foto yang diklaim menampilkan Shin Tae-yong tiba di Indonesia untuk kembali melatih timnas salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam foto tersebut, Shin Tae-yong terlihat bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah pejabat sedang berjalan di bandara.
Foto diberi keterangan sebagai berikut:
SHIN TAE YONG TIBA DI TANAH AIR
Sty sudah tiba di Indonesia Ketua umum PSSI Erik Tohir gak mau hilang kesempatan lolos ke piala dunia. Erik Tohir di desak fans timnas untuk memulangkan sty ke timnas Indonesia
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim Shin Tae-yong telah tiba di Indonesia untuk kembali latih timnas
Hasil Cek Fakta
Penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search menemukan foto tersebut identik dengan unggahan akun Instagram Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 24 November 2024.
Dalam foto aslinya tidak ada Shin Tae-yong. Foto itu adalah momen ketika Prabowo tiba di Indonesia setelah melakukan kunjungan ke luar negeri.
Seperti yang sudah diberitakan Kompas.com, Prabowo tiba di Indonesia pada 24 November 2024 setelah menyelesaikan lawatannya ke lima negara, yakni China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris.
Saat ini timnas Indonesia masih dilatih oleh pelatih asal Belanda Patrick Kluivert.
Eks striker timnas Belanda ini tengah mempersiapkan timnas Indonesia untuk berlaga di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang akan dimulai pada bulan Oktober 2025.
Diberitakan Kompas.com, Kluivert mengatakan bahwa ia fokus membenahi ketajaman lini serang timnas Indonesia. Sebab, sejauh ini hanya Ole Romeny yang bisa mencetak gol di era kepelatihannya.
Kluivert juga masih akan bekerja sama dengan beberapa asistennya seperti Alex Pastoor, Denny Landzaat, dan Gerald Vanenburg.
Dalam foto aslinya tidak ada Shin Tae-yong. Foto itu adalah momen ketika Prabowo tiba di Indonesia setelah melakukan kunjungan ke luar negeri.
Seperti yang sudah diberitakan Kompas.com, Prabowo tiba di Indonesia pada 24 November 2024 setelah menyelesaikan lawatannya ke lima negara, yakni China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris.
Saat ini timnas Indonesia masih dilatih oleh pelatih asal Belanda Patrick Kluivert.
Eks striker timnas Belanda ini tengah mempersiapkan timnas Indonesia untuk berlaga di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang akan dimulai pada bulan Oktober 2025.
Diberitakan Kompas.com, Kluivert mengatakan bahwa ia fokus membenahi ketajaman lini serang timnas Indonesia. Sebab, sejauh ini hanya Ole Romeny yang bisa mencetak gol di era kepelatihannya.
Kluivert juga masih akan bekerja sama dengan beberapa asistennya seperti Alex Pastoor, Denny Landzaat, dan Gerald Vanenburg.
Kesimpulan
Narasi yang diklaim menampilkan Shin Tae-yong telah tiba di Indonesia untuk kembali melatih timnas Indonesia merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Foto dalam unggahan merupakan hasil rekayasa. Foto aslinya adalah momen ketika Prabowo tiba di Indonesia setelah melakukan kunjungan ke luar negeri pada November 2024.
Timnas Indonesia yang saat ini akan berlaga di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia masih dilatih oleh Patrick Kluivert.
Foto dalam unggahan merupakan hasil rekayasa. Foto aslinya adalah momen ketika Prabowo tiba di Indonesia setelah melakukan kunjungan ke luar negeri pada November 2024.
Timnas Indonesia yang saat ini akan berlaga di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia masih dilatih oleh Patrick Kluivert.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1234399757899266
- https://www.instagram.com/p/DCvI0Ufzisg/?img_index=2&igsh=YXJvYmg0ZXN0dGJk
- https://nasional.kompas.com/read/2024/11/22/22111441/prabowo-dijadwalkan-tiba-di-tanah-air-pada-24-november-2024
- https://bola.kompas.com/read/2025/06/11/20160068/timnas-indonesia-tatap-ronde-4-kluivert-belum-butuhkan-staf-pelatih-baru
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27744) [HOAKS] Netanyahu Menyatakan Perang Israel dan Iran Hanya Sandiwara
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar luas di media sosial menampilkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato terkait peperangan dengan Iran.
Di media sosial, Netanyahu disebut menyatakan bahwa perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara belaka.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Video Netanyahu menyatakan perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (23/6/2025):
KAMI (ISRAEL) HANYA MENONTONADAPUN PERANG ISRAEL DAN SYI'AH /IRAN HANYA SEKEDAR SANDIWARA,KERUGIAN SANGAT KECIL.
Sementara, berikut teks yang tertera pada video:
Adapun Perang Israel dan Syi'ah/Iran HANYA SEKEDAR SANDIWARA
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Senin (23/6/2025), menampilkan video Netanyahu menyatakan perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara.
Di media sosial, Netanyahu disebut menyatakan bahwa perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara belaka.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Video Netanyahu menyatakan perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (23/6/2025):
KAMI (ISRAEL) HANYA MENONTONADAPUN PERANG ISRAEL DAN SYI'AH /IRAN HANYA SEKEDAR SANDIWARA,KERUGIAN SANGAT KECIL.
Sementara, berikut teks yang tertera pada video:
Adapun Perang Israel dan Syi'ah/Iran HANYA SEKEDAR SANDIWARA
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Senin (23/6/2025), menampilkan video Netanyahu menyatakan perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara.
Hasil Cek Fakta
Perkataaan Netanyahu dalam video tidak sesuai dengan terjemahan yang terdapat pada sulih teks.
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan perangkat artificial intelligence (AI) Turbo Scribe untuk membantu transkrip pidato Netanyahu.
Lantas, transkrip dalam bahasa Ibrani itu diterjemahkan dengan Google Translate.
Hasilnya, tidak terdapat pernyataan Netanyahu yang menyebut perang dengan Iran sebagai sandiwara. Ia juga tidak bicara soal Syiah atau aliran agama lainnya.
Netanyahu membahas permasalahan antara Kementerian Luar Negeri Israel dengan kementerian lainnya dan parlemen.
Ia sempat menyinggung Iran dan Korea Utara, sebagai negara yang tidak memiliki hubungan diplomatis apa pun dengan Israel.
Tim Cek Fakta Kompas.com juga mengecek gambar yang beredar menggunakan metode reverse image search dengan Google Lens.
Hasil pencarian mengarahkan ke video pidato Netanyahu 12 tahun lalu di kanal YouTube ini.
Sementara, puncak perang Israel dan Iran bermula oleh serangan Israel pada Jumat (13/6/2025) yang menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.
Kemudian, Iran melakukan serangan balik terhadap Israel sejak Sabtu (14/6/2025) malam, dengan menyerang pusat ekonominya.
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan perangkat artificial intelligence (AI) Turbo Scribe untuk membantu transkrip pidato Netanyahu.
Lantas, transkrip dalam bahasa Ibrani itu diterjemahkan dengan Google Translate.
Hasilnya, tidak terdapat pernyataan Netanyahu yang menyebut perang dengan Iran sebagai sandiwara. Ia juga tidak bicara soal Syiah atau aliran agama lainnya.
Netanyahu membahas permasalahan antara Kementerian Luar Negeri Israel dengan kementerian lainnya dan parlemen.
Ia sempat menyinggung Iran dan Korea Utara, sebagai negara yang tidak memiliki hubungan diplomatis apa pun dengan Israel.
Tim Cek Fakta Kompas.com juga mengecek gambar yang beredar menggunakan metode reverse image search dengan Google Lens.
Hasil pencarian mengarahkan ke video pidato Netanyahu 12 tahun lalu di kanal YouTube ini.
Sementara, puncak perang Israel dan Iran bermula oleh serangan Israel pada Jumat (13/6/2025) yang menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.
Kemudian, Iran melakukan serangan balik terhadap Israel sejak Sabtu (14/6/2025) malam, dengan menyerang pusat ekonominya.
Kesimpulan
Video menarasikan Netanyahu menyatakan perang antara Israel dan Iran hanyalah sandiwara merupakan hoaks.
Dalam pidatonya, Netanyahu tidak menyinggung soal Syiah atau perang dengan Iran yang terjadi pada pertengahan Juni 2025.
Video yang beredar telah ada di YouTube setidaknya sejak 12 tahun lalu.
Dalam pidatonya, Netanyahu tidak menyinggung soal Syiah atau perang dengan Iran yang terjadi pada pertengahan Juni 2025.
Video yang beredar telah ada di YouTube setidaknya sejak 12 tahun lalu.
Rujukan
- https://www.facebook.com/purwanto.anto.507430/videos/1287192233035143
- https://www.facebook.com/61577226914158/videos/1020980036685521/
- https://www.facebook.com/100022715474926/videos/1040796947777757/
- https://turboscribe.ai/transcript/3242591731742369056/aqndz0e5bn7gnkx6akccbuonncvkigpvn-fg1tdajtb6khb87zkwf8mpoayyf64akd4do8lxuwhm978uutd4wkfw
- https://translate.google.co.id/?hl=id&sl=auto&tl=id&text=%0A%D7%95%D7%91%D7%9B%D7%9F%2C%20%D7%A9%D7%95%D7%9D%20%D7%93%D7%91%D7%A8%20%D7%9C%D7%90%20%D7%94%D7%A9%D7%AA%D7%A0%D7%94.%20%D7%A9%D7%95%D7%9D%20%D7%93%D7%91%D7%A8.%20%D7%91%D7%96%D7%9E%D7%9F%20%D7%A9%D7%90%D7%AA%D7%9D%20%D7%94%D7%99%D7%99%D7%AA%D7%9D%2C%20%D7%91%D7%9E%D7%9E%D7%A9%D7%9C%D7%95%D7%AA%20%D7%94%D7%9C%D7%9C%D7%95.%0A%D7%A8%D7%90%D7%A9%20%D7%97%D7%91%D7%A8%D7%99%20%D7%94%D7%9B%D7%A0%D7%A1%D7%AA%2C%20%D7%A9%D7%9E%D7%A2%D7%AA%D7%99%20%D7%90%D7%AA%20%D7%94%D7%93%D7%95%D7%91%D7%A8%D7%99%D7%9D%20%D7%A9%D7%A2%D7%99%D7%9C%D7%99%D7%A0%D7%95%20%D7%A2%D7%9C%20%D7%9E%D7%A6%D7%91%D7%95%20%D7%A9%D7%9C%20%D7%9E%D7%A9%D7%A8%D7%93%20%D7%94%D7%97%D7%95%D7%A5.%20%D7%94%D7%9D%20%D7%90%D7%95%D7%9E%D7%A8%D7%99%D7%9D%20%D7%A9%D7%94%D7%95%D7%90%20%D7%9E%D7%A4%D7%95%D7%A6%D7%9C%2C%20%D7%A9%D7%94%D7%95%D7%90%20%D7%9E%D7%A8%D7%95%D7%A1%D7%A7%2C%20%D7%A9%D7%94%D7%95%D7%90%20%D7%9E%D7%97%D7%95%D7%9C%D7%A7%20%D7%9C%D7%9B%D7%9E%D7%94%20%D7%9E%D7%A9%D7%A8%D7%93%D7%99%D7%9D.%20%D7%9E%D7%99%20%D7%90%D7%95%D7%9E%D7%A8%20%D7%90%D7%AA%20%D7%96%D7%94%3F%20%D7%97%D7%91%D7%A8%D7%99%D7%9D%20%D7%91%D7%99%D7%A9%D7%A8%D7%90%D7%9C%20%D7%91%D7%99%D7%AA%D7%A0%D7%95%2C%20%D7%91%D7%99%D7%A9%20%D7%A2%D7%AA%D7%99%D7%93%20%D7%95%D7%91%D7%9E%D7%97%D7%A0%D7%94%20%D7%94%D7%A6%D7%99%D7%95%D7%A0%D7%99.%0A%D7%95%D7%91%D7%9B%D7%9F%2C%20%D7%90%D7%95%D7%AA%D7%99%20%D7%96%D7%94%20%D7%9E%D7%A4%D7%9C%D7%90%20%D7%9C%D7%A9%D7%9E%D7%95%D7%A2%20%D7%90%D7%AA%20%D7%94%D7%98%D7%A2%D7%A0%D7%95%D7%AA%20%D7%94%D7%9C%D7%9C%D7%95.%20%D7%9E%D7%9B%D7%9D.%20%D7%9E%D7%A9%D7%95%D7%9D%20%D7%A9%D7%90%D7%AA%D7%9D%20%D7%94%D7%99%D7%99%D7%AA%D7%9D%20%D7%A9%D7%95%D7%AA%D7%A4%D7%99%
(GFD-2025-27743) [HOAKS] Tembok Raksasa Sepanjang 110 Kilometer di Dasar Laut Papua
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi tentang keberadaan tembok raksasa setinggi puluhan meter yang membentang sepanjang ratusan kilometer di dasar laut Papua.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua dibagikan oleh akun Instagram ini dan ini, serta akun Facebook ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
"Tembok Laut Aruna"
Di kedalaman laut biru Papua, tersembunyi sebuah keajaiban yang telah lama dilupakan oleh waktu—Tembok Aruna, sebuah dinding raksasa setinggi puluhan meter dan memanjang hingga 110 kilometer, seakan membelah dasar lautan seperti batas dunia yang terlarang.
Menurut legenda suku Biak kuno, tembok ini bukan buatan tangan manusia biasa. Ia dibangun oleh Mokwanar, makhluk langit yang turun dari bintang-bintang, sebagai pelindung dunia atas dari “gerbang api” yang menganga di dasar bumi.
Dinding itu terbuat dari batu hitam yang tidak bisa dipecahkan, disusun dengan presisi sempurna—seolah dipahat oleh teknologi yang melampaui zaman.
Para penyelam modern yang menemukannya pertama kali pada 2007 mengira mereka menemukan reruntuhan kota kuno. Namun yang mereka lihat lebih dari sekadar arsitektur purba—di batu-batu itu terdapat pola ukiran mirip peta bintang, aksara yang belum pernah teridentifikasi, dan sebuah celah besar menyerupai pintu gerbang yang tertutup rapat oleh karang dan waktu.
Seorang arkeolog muda bernama Dita Loma, dalam ekspedisi tahun 2024, menyadari sesuatu yang mengejutkan: tembok itu seakan “hidup”.
Ia mendeteksi denyut elektromagnetik yang berdenyut tiap 33 jam dari dalam batu. Dan setiap kali denyutan itu datang, kawanan ikan-ikan akan menghilang, dan suara dentingan logam menggema pelan dari balik celah.
Desas-desus mulai menyebar: Apakah ini sisa kota yang tenggelam? Atau benteng yang menyegel sesuatu jauh lebih tua dan lebih berbahaya dari peradaban manapun?
Beberapa percaya bahwa Tembok Aruna adalah sisa peradaban pertama dunia, yang melampaui Atlantis, dan dibangun bukan untuk dihuni—tapi untuk mengurung sesuatu.
Kini, dunia mulai melirik lautan Papua. Tapi para tetua suku lokal memperingatkan:
> “Jangan buka gerbang itu. Tembok bukan untuk melindungi manusia dari laut. Tapi untuk melindungi dunia dari apa yang dikurung di balik laut.”
Screenshot Hoaks, tembok raksasa di dasar laut Papua
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua dibagikan oleh akun Instagram ini dan ini, serta akun Facebook ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
"Tembok Laut Aruna"
Di kedalaman laut biru Papua, tersembunyi sebuah keajaiban yang telah lama dilupakan oleh waktu—Tembok Aruna, sebuah dinding raksasa setinggi puluhan meter dan memanjang hingga 110 kilometer, seakan membelah dasar lautan seperti batas dunia yang terlarang.
Menurut legenda suku Biak kuno, tembok ini bukan buatan tangan manusia biasa. Ia dibangun oleh Mokwanar, makhluk langit yang turun dari bintang-bintang, sebagai pelindung dunia atas dari “gerbang api” yang menganga di dasar bumi.
Dinding itu terbuat dari batu hitam yang tidak bisa dipecahkan, disusun dengan presisi sempurna—seolah dipahat oleh teknologi yang melampaui zaman.
Para penyelam modern yang menemukannya pertama kali pada 2007 mengira mereka menemukan reruntuhan kota kuno. Namun yang mereka lihat lebih dari sekadar arsitektur purba—di batu-batu itu terdapat pola ukiran mirip peta bintang, aksara yang belum pernah teridentifikasi, dan sebuah celah besar menyerupai pintu gerbang yang tertutup rapat oleh karang dan waktu.
Seorang arkeolog muda bernama Dita Loma, dalam ekspedisi tahun 2024, menyadari sesuatu yang mengejutkan: tembok itu seakan “hidup”.
Ia mendeteksi denyut elektromagnetik yang berdenyut tiap 33 jam dari dalam batu. Dan setiap kali denyutan itu datang, kawanan ikan-ikan akan menghilang, dan suara dentingan logam menggema pelan dari balik celah.
Desas-desus mulai menyebar: Apakah ini sisa kota yang tenggelam? Atau benteng yang menyegel sesuatu jauh lebih tua dan lebih berbahaya dari peradaban manapun?
Beberapa percaya bahwa Tembok Aruna adalah sisa peradaban pertama dunia, yang melampaui Atlantis, dan dibangun bukan untuk dihuni—tapi untuk mengurung sesuatu.
Kini, dunia mulai melirik lautan Papua. Tapi para tetua suku lokal memperingatkan:
> “Jangan buka gerbang itu. Tembok bukan untuk melindungi manusia dari laut. Tapi untuk melindungi dunia dari apa yang dikurung di balik laut.”
Screenshot Hoaks, tembok raksasa di dasar laut Papua
Hasil Cek Fakta
Meski tidak sama persis dengan yang dibagikan di Facebook baru-baru ini, narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua telah beredar di internet sejak 2011.
Narasi itu disebarkan oleh blog IndoCropCircles, pada 10 September 2011.
Mereka mengeklaim terdapat struktur menyerupai tembok raksasa di dasar laut Papua yang panjangnya mencapai 110 kilometer dengan tinggi 1.860 meter dan lebar 2.700 meter.
Kemudian, narasi sejenis beredar pada 2023 dalam format video.
Narasi itu mengeklaim tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan benteng milik Yajuj dan Majuj, makhluk pembawa kerusakan yang dikaitkan sebagai tanda datangnya kiamat dalam ajaran Islam.
Dilansir Cek Fakta Tempo, 8 Juni 2023, Koordinator Pemetaan Kelautan, Badan Informasi Geospasial (BIG), Fajar Triady Mugiarto, mengatakan bahwa tembok raksasa kuno di laut Jayapura, Papua, tidak pernah ditemukan berdasarkan hasil data batimetri nasional.
Data batimetri nasional tersebut didapatkan melalui hasil integrasi dari beberapa sumber data primer atau hasil survei yang dilakukan oleh beberapa kementerian lembaga dan dari data sekunder yang didapat dari data satelit altimetri atau lainnya.
Hasil survei maupun data sekunder BIG tidak mengidentifikasi adanya tembok raksasa.
Sebaliknya, BIG mendapatkan data berupa fitur gunung bawah laut dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter.
Kaki gunung berada di kedalaman sekitar 3.700 meter sampai 4.300 meter dan puncak gunung berada di sekitar kedalaman 500 meter.
Sementara itu, Kepala Departemen Teknik Geomatika ITS Surabaya, Danar Guruh Pratomo, dalam pemberitaan KompasTV, 15 Juni 2023, juga mengaku tidak menemukan obyek berupa tembok di sekitar Papua.
Menurut Danar, visual yang diklaim sebagai tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan bathymetry artifacts atau kekeliruan yang muncul dalam data batimetri.
Narasi itu disebarkan oleh blog IndoCropCircles, pada 10 September 2011.
Mereka mengeklaim terdapat struktur menyerupai tembok raksasa di dasar laut Papua yang panjangnya mencapai 110 kilometer dengan tinggi 1.860 meter dan lebar 2.700 meter.
Kemudian, narasi sejenis beredar pada 2023 dalam format video.
Narasi itu mengeklaim tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan benteng milik Yajuj dan Majuj, makhluk pembawa kerusakan yang dikaitkan sebagai tanda datangnya kiamat dalam ajaran Islam.
Dilansir Cek Fakta Tempo, 8 Juni 2023, Koordinator Pemetaan Kelautan, Badan Informasi Geospasial (BIG), Fajar Triady Mugiarto, mengatakan bahwa tembok raksasa kuno di laut Jayapura, Papua, tidak pernah ditemukan berdasarkan hasil data batimetri nasional.
Data batimetri nasional tersebut didapatkan melalui hasil integrasi dari beberapa sumber data primer atau hasil survei yang dilakukan oleh beberapa kementerian lembaga dan dari data sekunder yang didapat dari data satelit altimetri atau lainnya.
Hasil survei maupun data sekunder BIG tidak mengidentifikasi adanya tembok raksasa.
Sebaliknya, BIG mendapatkan data berupa fitur gunung bawah laut dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter.
Kaki gunung berada di kedalaman sekitar 3.700 meter sampai 4.300 meter dan puncak gunung berada di sekitar kedalaman 500 meter.
Sementara itu, Kepala Departemen Teknik Geomatika ITS Surabaya, Danar Guruh Pratomo, dalam pemberitaan KompasTV, 15 Juni 2023, juga mengaku tidak menemukan obyek berupa tembok di sekitar Papua.
Menurut Danar, visual yang diklaim sebagai tembok raksasa di dasar laut Papua merupakan bathymetry artifacts atau kekeliruan yang muncul dalam data batimetri.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tentang keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua adalah hoaks.
Narasi semacam itu telah beredar di internet sejak 2011. Pada 2023, narasi itu kembali ramai dibicarakan dan dikaitkan dengan tanda-tanda akan datangnya kiamat.
Namun, sejumlah pakar telah membantah keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua. Data batimetri nasional tidak menemukan adanya struktur semacam itu.
Narasi semacam itu telah beredar di internet sejak 2011. Pada 2023, narasi itu kembali ramai dibicarakan dan dikaitkan dengan tanda-tanda akan datangnya kiamat.
Namun, sejumlah pakar telah membantah keberadaan tembok raksasa di dasar laut Papua. Data batimetri nasional tidak menemukan adanya struktur semacam itu.
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/DLhmpuTTBJA/
- https://www.instagram.com/p/DLnFov2vs4v/
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=2940112126181507&set=a.121437961382285
- https://indocropcircles.wordpress.com/2011/09/10/ditemukan-struktur-benteng-dilepas-pantai-utara-papua-tinggi-1-8km-panjang-110-km/
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/2312/keliru-klaim-tembok-raksasa-di-papua-terkait-yajuj-dan-majuj
- https://www.kompas.tv/video/416539/ada-tembok-besar-di-dasar-laut-papua-news-or-hoax
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 2/6297