KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diklaim mengecam Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Klaim ini beredar di sejumlah unggahan media sosial pada April 2025.
Kecaman itu dikaitkan dengan pernyataan Prabowo yang berencana menampung 1.000 warga Gaza yang menjadi korban kekejaman Israel.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Video Netanyahu mengecam Prabowo disebarkan oleh akun Instagram ini pada Sabtu (26/4/2025).
Berikut narasi yang ditulis:
PM Israel Benyamin Netanyahu peringatkan negara siapapun, termasuk Indonesia: "Kepada Mr. Presiden Prabowo JANGAN TERLALU IKUT CAMPUR, PENTINGKAN KESELAMATAN ANDA, NEGARA ANDA, DARI PADA SIBUK BANTU TERORIS"
Syaratnya ialah... TERORIS HAMAS BEBASKAN SANDERA.
Tangkapan layar dan narasi di Instagram tersebut lantas disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
(GFD-2025-26833) [HOAKS] Video Netanyahu Mengecam Presiden Prabowo
Sumber:Tanggal publish: 05/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Video yang beredar membahas mengenai kunjungan Prabowo ke sejumlah negara, serta pernyataannya soal rencana evakuasi 1.000 korban di Gaza.
Bagian awal video menampilkan Netanyahu, sisanya menampilkan kumpulan klip disertai suara narator.
Video Netanyahu serupa dengan video yang diunggah di kanal YouTube Israeli PM pada 11 April 2025.
Ia bicara soal sandera Israel yang masih ada di tangan Hamas.
Kendati demikian, tidak ada pernyataan mengenai Indonesia atau Presiden Prabowo secara khusus.
Dari video-video yang terdapat di kanal YouTube tersebut, tidak ada pernyataan Netanyahu yang mengecam Prabowo.
Sebagai konteks, Prabowo pernah membuat pernyataan mengenai rencana evakuasi 1.000 warga Gaza ke Tanah Air.
Ia meluruskan pernyataannya bahwa evakuasi yang dimaksud bukanlah merelokasi korban asal Gaza ke Indonesia.
"Oh tidak, tidak, (ini) untuk membantu," kata Prabowo di Turkiye, Jumat (11/4/2025) dilansir dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya.
Bentuk bantuan Indonesia terhadap warga Palestina masih dalam tahap konsultasi.
"Ya ini saya sedang konsultasi, nanti saya akan ketemu dengan pimpinan-pimpinan dari Palestina juga gimana cara nanti pelaksanaannya," ucap Prabowo.
Bagian awal video menampilkan Netanyahu, sisanya menampilkan kumpulan klip disertai suara narator.
Video Netanyahu serupa dengan video yang diunggah di kanal YouTube Israeli PM pada 11 April 2025.
Ia bicara soal sandera Israel yang masih ada di tangan Hamas.
Kendati demikian, tidak ada pernyataan mengenai Indonesia atau Presiden Prabowo secara khusus.
Dari video-video yang terdapat di kanal YouTube tersebut, tidak ada pernyataan Netanyahu yang mengecam Prabowo.
Sebagai konteks, Prabowo pernah membuat pernyataan mengenai rencana evakuasi 1.000 warga Gaza ke Tanah Air.
Ia meluruskan pernyataannya bahwa evakuasi yang dimaksud bukanlah merelokasi korban asal Gaza ke Indonesia.
"Oh tidak, tidak, (ini) untuk membantu," kata Prabowo di Turkiye, Jumat (11/4/2025) dilansir dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya.
Bentuk bantuan Indonesia terhadap warga Palestina masih dalam tahap konsultasi.
"Ya ini saya sedang konsultasi, nanti saya akan ketemu dengan pimpinan-pimpinan dari Palestina juga gimana cara nanti pelaksanaannya," ucap Prabowo.
Kesimpulan
Narasi mengenai Netanyahu mengecam Presiden Prabowo merupakan hoaks.
Video yang beredar bersumber dari kanal YouTube Israeli PM, tetapi tidak ada pernyataan Netanyahu yang secara khusus ditujukan ke Indonesia.
Video yang beredar bersumber dari kanal YouTube Israeli PM, tetapi tidak ada pernyataan Netanyahu yang secara khusus ditujukan ke Indonesia.
Rujukan
- https://www.instagram.com/daniel_gerdy_ma/reel/DI5S5p5vsFI/
- https://www.facebook.com/groups/311162067239166/posts/1228820205473343
- https://www.facebook.com/groups/1010933189941887/posts/1214876156214255/
- https://www.facebook.com/groups/1132473153516507/posts/9390965561000517/
- https://www.youtube.com/watch?v=ZJZL7RF13aw
- https://www.youtube.com/@IsraeliPM/videos
- https://nasional.kompas.com/read/2025/04/12/12310651/prabowo-beri-penjelasan-soal-rencana-evakuasi-1000-korban-luka-di-gaza
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26832) [KLARIFIKASI] Video Ini Kebakaran Israel pada 2021, Bukan 2025
Sumber:Tanggal publish: 05/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Israel dilanda kebakaran hutan hebat mulai Rabu (30/4/2025), yang mengakibatkan penutupan jalan raya utama yang menghubungkan Tel Aviv ke Yerusalem.
Pengguna media sosial menyebarkan video kebakaran di balik pepohonan dekat jalan raya untuk menginformasikan mengenai peristiwa tersebut.
Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video kebakaran di Israel disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Selain itu, video serupa juga beredar di Threads melalui akun ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (1/5/2025):
Apa Penyebab Kebakaran Hebat di Israel?
Pihak Israel dan para pendukung Zionis mengklaim bahwa warga Palestina berada di balik kebakaran yang terjadi di Yerusalem dan berbagai wilayah lain di Israel. Namun, fakta di lapangan menunjukkan hal yang jauh lebih sederhana, sebagaimana tergambar dalam peta kebakaran terbaru di kawasan tersebut hari ini:
Penyebab Utama Kebakaran:Kondisi cuaca ekstrem
Pohon pinus Eropa yang sangat mudah terbakar — yaitu spesies asing yang ditanam secara luas oleh Israel
Pengguna media sosial menyebarkan video kebakaran di balik pepohonan dekat jalan raya untuk menginformasikan mengenai peristiwa tersebut.
Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video kebakaran di Israel disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Selain itu, video serupa juga beredar di Threads melalui akun ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (1/5/2025):
Apa Penyebab Kebakaran Hebat di Israel?
Pihak Israel dan para pendukung Zionis mengklaim bahwa warga Palestina berada di balik kebakaran yang terjadi di Yerusalem dan berbagai wilayah lain di Israel. Namun, fakta di lapangan menunjukkan hal yang jauh lebih sederhana, sebagaimana tergambar dalam peta kebakaran terbaru di kawasan tersebut hari ini:
Penyebab Utama Kebakaran:Kondisi cuaca ekstrem
Pohon pinus Eropa yang sangat mudah terbakar — yaitu spesies asing yang ditanam secara luas oleh Israel
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar video, lalu menggunakan pencarian reverse image untuk mengecek jejak digitalnya.
Google mengarahkan hasil pencarian gambar ke video yang diunggah oleh akun Facebook Alarabiya Palestina dan X @palestineultra. Keduanya diunggah pada 9 Juni 2021.
Video lain disebarkan akun Facebook bercentang biru WAFA News Agency.
Keterangan video menyebutkan, kebakaran terjadi di Abu Ghosh, sebuah desa di Israel yang berjarak sekitar 10 km di barat Yerusalem.
Video yang beredar bukanlah peristiwa kebakaran yang belakangan terjadi.
Dilansir Al Jazeera, kebakaran hutan merebak di sepanjang jalan raya utama Yerusalem-Tel Aviv, pada Rabu (30/4/2025).
Aparat setempat lantas menutup jalan dan mengevakuasi ribuan penduduk dari wilayah tersebut.
Google mengarahkan hasil pencarian gambar ke video yang diunggah oleh akun Facebook Alarabiya Palestina dan X @palestineultra. Keduanya diunggah pada 9 Juni 2021.
Video lain disebarkan akun Facebook bercentang biru WAFA News Agency.
Keterangan video menyebutkan, kebakaran terjadi di Abu Ghosh, sebuah desa di Israel yang berjarak sekitar 10 km di barat Yerusalem.
Video yang beredar bukanlah peristiwa kebakaran yang belakangan terjadi.
Dilansir Al Jazeera, kebakaran hutan merebak di sepanjang jalan raya utama Yerusalem-Tel Aviv, pada Rabu (30/4/2025).
Aparat setempat lantas menutup jalan dan mengevakuasi ribuan penduduk dari wilayah tersebut.
Kesimpulan
Unggahan video yang memperlihatkan kebakaran di Abu Ghosh, Israel pada Juni 2021 disebarkan dengan konteks keliru.
Video tersebut keliru diklaim sebagai peristiwa kebakaran hutan di Israel yang terjadi pada Rabu (30/4/2025).
Video tersebut keliru diklaim sebagai peristiwa kebakaran hutan di Israel yang terjadi pada Rabu (30/4/2025).
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1781034192814684&set=a.261690651415720
- https://www.facebook.com/naga.112/videos/1213302359655254/
- https://www.facebook.com/reel/702644182332681
- https://www.threads.com/@ardihafid/post/DJHfuoUNb_D
- https://www.threads.com/@sha.lihua/post/DJGIIzmSxAK
- https://www.threads.com/@meraih.ridha/post/DJGNRKzv8Rd
- https://www.google.com/search?sca_esv=1f8572e99e5f2c49&lns_surface=44&biw=1000&bih=672&hl=en-US&cs=1&sxsrf=AHTn8zpMhYR9_jYxDCfNWQfAe1kL16TIJA:1746251283651&udm=48&si=APYL9btjK_SNHmRaLFZVMyGWr-LxT8rQIr8yewLrph5b0QvV687i4otOMPkih6w3Y8GPY-kt_IQAUH6Gw7g7CI6fMJRFYYq7L8REYF2aWxZDBhHn5HdRhwcsCNFnYJrHVv19cIP9OrpGWz2-rgE0EIE1X1sLZ7Xi62bN8i_CddP8Ocy5KPzyc9ViIlC027yeX9M39s70G8Ku&vsint=CAQqDAoCCAcSAggiGAAgATojChYNBByyPhXLuQQ_HR09vj4laYx2PzABEOgHGKAFJQAAgD8&source=lns.web.cntpubb&vsdim=1000,672&gsessionid=wlVynQfO5vmhbC_rBPOw0O4krNv-7YCZ16s7moWD1tDa9co1tjJipw&lsessionid=Gjb79VlxYlA0nJ1pxP00LrAP5Mrz9aBMLlt3nBF_eUPQfl3twZZ-TQ&lns_mode=un&sa=X&ved=2ahUKEwj5nM37zIaNAxWEcGwGHYtfC3MQpOwNegQIXxAA&vsrid=CKqRjYfstKzotAEQBhgBIiRCQUI0MDFEMy0xRDMxLTRGRUEtODg4Ri1ENjI0MTJGQTVFNDI
- https://www.facebook.com/Alarabiya.Palestine/videos/298252355196244
- https://x.com/palestineultra/status/1402593716573966338
- https://www.facebook.com/wafagency/videos/408045870263180
- https://maps.app.goo.gl/HayQXEV6vLdaqAgJ8
- https://www.aljazeera.com/news/2025/5/1/israel-wildfires-flare-near-jerusalem-for-a-second-day
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26831) Keliru: Pemanasan Global Disebabkan karena Rotasi Bumi Mendekati Matahari
Sumber:Tanggal publish: 06/05/2025
Berita
SEBUAH akun media sosial Facebook [arsip] mengunggah konten pernyataan senator Partai Republik dari Pennsylvania, Scott Wagner, tentang pemanasan global pada 24 April 2025.
Konten itu berupa foto Scott Wagner dan teks berisi pernyataannya bahwa perubahan iklim disebabkan karena bumi semakin mendekati matahari dan tubuh manusia yang mengeluarkan panas. “The earth moves closer to the sun every year. You know the rotation of the earth. Also, we have more people and humans have warm bodies, so heat coming off them”.
Benarkah bumi semakin panas karena rotasi bumi mendekati matahari dan pengaruh panas tubuh manusia?
Konten itu berupa foto Scott Wagner dan teks berisi pernyataannya bahwa perubahan iklim disebabkan karena bumi semakin mendekati matahari dan tubuh manusia yang mengeluarkan panas. “The earth moves closer to the sun every year. You know the rotation of the earth. Also, we have more people and humans have warm bodies, so heat coming off them”.
Benarkah bumi semakin panas karena rotasi bumi mendekati matahari dan pengaruh panas tubuh manusia?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dengan bantuan Google Lens, Mesin pencarian Google dan wawancara ahli perubahan iklim. Hasilnya, pernyataan Scott Wagner tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian mengenai penyebab perubahan iklim yang telah disepakati ilmuwan secara global.
Scott Wagner memang pernah menyampaikan pernyataan tersebut, dalam pidatonya kepada para pendukung gas alam di Harrisburg pada Maret 2017, sebagaimana yang dipublikasikan oleh NPR dan The Week.
Wagner menyatakan, perubahan iklim mungkin terjadi, tetapi pemerintah seharusnya tetap mengurangi peraturan yang membatasi industri pengeboran gas alam. Ia berpendapat bahwa bumi semakin mendekati matahari dan manusia memiliki tubuh hangat dinilai berkontribusi terhadap naiknya temperatur bumi.
The Week menulis, Wagner melalui juru bicaranya kemudian mengklarifikasi dalam sebuah pernyataan, ia percaya akan adanya perubahan iklim dan bahwa sebagian dari perubahan tersebut adalah akibat ulah manusia. Namun, dia tidak menyebutkan penyebab utama pemanasan global menurut para ilmuwan: gas rumah kaca.
Peneliti meteorologi dan klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional, Profesor Edvin Aldrian, mengatakan, pernyatan Wagner tersebut keliru. Sebab posisi tata surya tidak berubah dan panas tubuh manusia juga tidak berkontribusi pada pemanasan global. “Informasi itu hoaks,” kata Edvin kepada Tempo, Senin, 5 Mei 2025.
Pernyataan Wagner tidak sesuai dengan konsensus ilmuwan mengenai penyebab pemanasan global, suhu ekstrim yang menyebabkan perubahan iklim. Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa dan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC), pemanasan global terjadi karena aktivitas manusia, mulai dari penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan lahan. Aktivitas manusia tersebut melepas karbon dioksida yang bertanggung jawab atas sebagian besar pemanasan global, meskipun metana dan gas rumah kaca lainnya juga menghangatkan iklim.
Bahan bakar fosil itu meliputi batu bara, minyak, dan gas. Ketiganya menjadi penyumbang terbesar perubahan iklim global dengan lebih dari 75 persen emisi gas rumah kaca global dan hampir 90 persen dari seluruh emisi karbon dioksida.
Saat emisi gas rumah kaca menyelimuti bumi, panas matahari terperangkap di dalamnya. Bumi memanas lebih cepat daripada sebelumnya dalam sejarah. Suhu yang lebih hangat dari waktu ke waktu mengubah pola cuaca dan mengganggu keseimbangan alam.
Setelah pernyataan Wagner tersebut, situs pemeriksa fakta di Amerika Serikat, Politifact menerbitkan artikel cek fakta pada 31 Maret 2017. Politifact mewawancarai Dave Goldberg dari Departemen Fisika, Universitas Drexel.
Menurut Dave, panas tubuh manusia tidak dapat mengubah suhu bumi. Ia membandingkan dengan energi reguler yang dikumpulkan dari matahari sekitar satu juta kali lebih besar, daripada energi yang dipancarkan manusia melalui panas tubuh. “Jadi Wagner secara harfiah keliru satu juta kali lipat,” kata Dave dikutip dari Politifact.
Demikian juga dengan klaim bumi bergerak lebih dekat ke matahari setiap tahun, juga tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Kepala Departemen Astronomi dan Astrofisika, Profesor Penn State, menyatakan, bumi tidak mengubah jaraknya meski terus-menerus berputar mengelilingi matahari.
Secara teknis, kata dia, bumi memang bergerak mendekati matahari setiap tahun karena bumi bergerak dengan orbit elips, bukan melingkar. Dengan demikian, selama enam bulan, bumi bergerak mendekati matahari. Setengah bulan berikutnya, bergerak menjauh. “Gerak bumi ini tidak akan berdampak pada perubahan iklim,” kata dia.
Scott Wagner memang pernah menyampaikan pernyataan tersebut, dalam pidatonya kepada para pendukung gas alam di Harrisburg pada Maret 2017, sebagaimana yang dipublikasikan oleh NPR dan The Week.
Wagner menyatakan, perubahan iklim mungkin terjadi, tetapi pemerintah seharusnya tetap mengurangi peraturan yang membatasi industri pengeboran gas alam. Ia berpendapat bahwa bumi semakin mendekati matahari dan manusia memiliki tubuh hangat dinilai berkontribusi terhadap naiknya temperatur bumi.
The Week menulis, Wagner melalui juru bicaranya kemudian mengklarifikasi dalam sebuah pernyataan, ia percaya akan adanya perubahan iklim dan bahwa sebagian dari perubahan tersebut adalah akibat ulah manusia. Namun, dia tidak menyebutkan penyebab utama pemanasan global menurut para ilmuwan: gas rumah kaca.
Peneliti meteorologi dan klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional, Profesor Edvin Aldrian, mengatakan, pernyatan Wagner tersebut keliru. Sebab posisi tata surya tidak berubah dan panas tubuh manusia juga tidak berkontribusi pada pemanasan global. “Informasi itu hoaks,” kata Edvin kepada Tempo, Senin, 5 Mei 2025.
Pernyataan Wagner tidak sesuai dengan konsensus ilmuwan mengenai penyebab pemanasan global, suhu ekstrim yang menyebabkan perubahan iklim. Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa dan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC), pemanasan global terjadi karena aktivitas manusia, mulai dari penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan lahan. Aktivitas manusia tersebut melepas karbon dioksida yang bertanggung jawab atas sebagian besar pemanasan global, meskipun metana dan gas rumah kaca lainnya juga menghangatkan iklim.
Bahan bakar fosil itu meliputi batu bara, minyak, dan gas. Ketiganya menjadi penyumbang terbesar perubahan iklim global dengan lebih dari 75 persen emisi gas rumah kaca global dan hampir 90 persen dari seluruh emisi karbon dioksida.
Saat emisi gas rumah kaca menyelimuti bumi, panas matahari terperangkap di dalamnya. Bumi memanas lebih cepat daripada sebelumnya dalam sejarah. Suhu yang lebih hangat dari waktu ke waktu mengubah pola cuaca dan mengganggu keseimbangan alam.
Setelah pernyataan Wagner tersebut, situs pemeriksa fakta di Amerika Serikat, Politifact menerbitkan artikel cek fakta pada 31 Maret 2017. Politifact mewawancarai Dave Goldberg dari Departemen Fisika, Universitas Drexel.
Menurut Dave, panas tubuh manusia tidak dapat mengubah suhu bumi. Ia membandingkan dengan energi reguler yang dikumpulkan dari matahari sekitar satu juta kali lebih besar, daripada energi yang dipancarkan manusia melalui panas tubuh. “Jadi Wagner secara harfiah keliru satu juta kali lipat,” kata Dave dikutip dari Politifact.
Demikian juga dengan klaim bumi bergerak lebih dekat ke matahari setiap tahun, juga tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Kepala Departemen Astronomi dan Astrofisika, Profesor Penn State, menyatakan, bumi tidak mengubah jaraknya meski terus-menerus berputar mengelilingi matahari.
Secara teknis, kata dia, bumi memang bergerak mendekati matahari setiap tahun karena bumi bergerak dengan orbit elips, bukan melingkar. Dengan demikian, selama enam bulan, bumi bergerak mendekati matahari. Setengah bulan berikutnya, bergerak menjauh. “Gerak bumi ini tidak akan berdampak pada perubahan iklim,” kata dia.
Kesimpulan
Hasil verifikasi Tempo, klaim bumi semakin panas karena rotasi bumi dan pemanasan global dipengaruhi oleh panas tubuh manusia adalah keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/233319002904356/posts/647383504831235/
- https://web.archive.org/web/20250502050920/
- https://www.facebook.com/groups/233319002904356/posts/647383504831235/
- https://stateimpact.npr.org/pennsylvania/2017/03/28/wagner-keynotes-for-natural-gas-advocates-in-harrisburg/
- https://theweek.com/speedreads/689206/pennsylvania-gubernatorial-candidate-claims-global-warming-happening-because-earth-moves-closer-sun-every-year
- https://theweek.com/speedreads/689206/pennsylvania-gubernatorial-candidate-claims-global-warming-happening-because-earth-moves-closer-sun-every-year
- https://www-un-org.translate.goog/en/climatechange/science/causes-effects-climate-change?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc
- https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg1/resources/climate-change-in-data/
- https://www.politifact.com/factchecks/2017/mar/31/scott-wagner/pa-gopers-climate-change-theory-debunked-nope-not-/ /cdn-cgi/l/email-protection#bcdfd9d7daddd7c8ddfcc8d9d1ccd392dfd392d5d8
(GFD-2025-26830) Keliru: Tempo Memberitakan Pernyataan Dedi Mulyadi Soal Ijazah Jokowi
Sumber:Tanggal publish: 06/05/2025
Berita
SEBUAH akun di media sosial X [arsip], mengunggah tangkapan layar berita berlogo Tempo pada 4 Mei 2025.
Berita dalam tangkapan layar tersebut berjudul “Dedi Mulyadi: Hanya Kaum Radikal yang Meragukan Ijazah Pak Jokowi, Tangkap dan Penjarakan Orang-Orang yang Menebar Fitnah kepada Presiden Ke-7 Indonesia”. Berita tersebut tertulis diterbitkan 29 April 2025 Pukul 15.16 WIB, dengan foto Dedi Mulyadi berkemeja putih.
Lalu benarkah Tempo memberitakan pernyataan Dedi Mulyadi tersebut?
Berita dalam tangkapan layar tersebut berjudul “Dedi Mulyadi: Hanya Kaum Radikal yang Meragukan Ijazah Pak Jokowi, Tangkap dan Penjarakan Orang-Orang yang Menebar Fitnah kepada Presiden Ke-7 Indonesia”. Berita tersebut tertulis diterbitkan 29 April 2025 Pukul 15.16 WIB, dengan foto Dedi Mulyadi berkemeja putih.
Lalu benarkah Tempo memberitakan pernyataan Dedi Mulyadi tersebut?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan mencocokkan berita tentang Dedi yang diterbitkan via website Tempo.co dan mewawancarai pemimpin redaksi Tempo. Faktanya, tangkapan layar berita tersebut merupakan telah diubah dari judul berita sebenarnya.
Konten yang beredar tersebut, mengubah dari berita Tempo edisi 29 April 2025 berjudul Dedi Mulyadi akan Jadikan Vasektomi sebagai Syarat Terima Bansos. Berita dan foto aslinya merupakan karya jurnalis Ricky Juliansyah.
Pada berita aslinya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan syarat vasektomi atau KB pria sebagai penerima bantuan sosial masyarakat prasejahtera. Bahkan, ia mewacanakan akan memberikan insentif tambahan Rp 500 ribu pada warga yang bersedia vasektomi.
Wacana itu ia cetuskan karena ia sering dimintai bantuan biaya melahirkan yang mencapai Rp 25 juta. Padahal keluarga tersebut telah memiliki sejumlah anak. "Lahiran itu enggak tanggung-tanggung loh Rp 25 juta, Rp 15 juta, karena rata-rata caesar dan itu rata-rata anak keempat, anak kelima," kata dia usai rapat koordinasi di ruang Edelweis lantai 5 Gedung Balai Kota Depok, Selasa, 29 April 2025.
Dalam foto tersebut, Dedi Mulyadi didampingi Wali Kota Depok Supian Suri usai rapat koordinasi tersebut.
Menanggapi pencatutan logo Tempo, Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra menilai hal tersebut sebagai tindakan lancung untuk kepentingan tertentu. Tindakan tersebut mengganggu kerja Tempo yang terus mengupayakan jurnalisme berkualitas.
“Tempo tidak pernah menerbitkan berita soal itu. Pembuat hoaks telah melanggar hak cipta, mendiskreditkan Tempo dan mengganggu kerja Tempo untuk terus mengupayakan jurnalisme berkualitas di semua produknya,” kata Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra, Senin, 5 Mei 2025.
Konten yang beredar tersebut, mengubah dari berita Tempo edisi 29 April 2025 berjudul Dedi Mulyadi akan Jadikan Vasektomi sebagai Syarat Terima Bansos. Berita dan foto aslinya merupakan karya jurnalis Ricky Juliansyah.
Pada berita aslinya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan syarat vasektomi atau KB pria sebagai penerima bantuan sosial masyarakat prasejahtera. Bahkan, ia mewacanakan akan memberikan insentif tambahan Rp 500 ribu pada warga yang bersedia vasektomi.
Wacana itu ia cetuskan karena ia sering dimintai bantuan biaya melahirkan yang mencapai Rp 25 juta. Padahal keluarga tersebut telah memiliki sejumlah anak. "Lahiran itu enggak tanggung-tanggung loh Rp 25 juta, Rp 15 juta, karena rata-rata caesar dan itu rata-rata anak keempat, anak kelima," kata dia usai rapat koordinasi di ruang Edelweis lantai 5 Gedung Balai Kota Depok, Selasa, 29 April 2025.
Dalam foto tersebut, Dedi Mulyadi didampingi Wali Kota Depok Supian Suri usai rapat koordinasi tersebut.
Menanggapi pencatutan logo Tempo, Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra menilai hal tersebut sebagai tindakan lancung untuk kepentingan tertentu. Tindakan tersebut mengganggu kerja Tempo yang terus mengupayakan jurnalisme berkualitas.
“Tempo tidak pernah menerbitkan berita soal itu. Pembuat hoaks telah melanggar hak cipta, mendiskreditkan Tempo dan mengganggu kerja Tempo untuk terus mengupayakan jurnalisme berkualitas di semua produknya,” kata Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra, Senin, 5 Mei 2025.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim Tempo menulis berita pernyataan Dedi Mulyadi tentang ijazah Jokowi adalah keliru.
Rujukan
Halaman: 4/6071