(GFD-2025-29482) Cek Fakta: Klarifikasi Pertalite Campur Air Jadi Etanol
Sumber:Tanggal publish: 08/10/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Pertalite campur air jadi etanol, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 Oktober 2025.
Klaim Pertalite campur air jadi etanol berupa video yang menampilkan seorang menunjukan cairan bening di dalam botol transparan lalu diberi tanda berupa garis yang dijadikan batas permukaan air, lalu cairan bening tersebut tersebut dicampur dengan cairan berwarna hijau.
Kemudian cairan yang sudah tercampur tersebut dikocok dalam beberapa waktu terlihat cairan berwarna hijau berpisah dengan cairan berwarna bening.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Yang lagi viral..!!!
Pertalite campur air...!!!
Jadi etanol 🙀🙀Yang lagi viral..!!!
Pertalite campur air...!!!
Jadi etanol 🙀🙀"
Benarkah klaim Pertalite campur air jadi etanol? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Pertalite campur air jadi etanol, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Pertamina Patra Niaga Tegaskan Pertalite Produk Non Etanol, Masyarakat Diimbau Waspadai Hoaks Menyesatkan" yang dimuat situ Liputan6.com, pada 8 Oktober 2025.Â
Dalam artikel Liputan6.com, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV menjelaskan bahwa Pertalite merupakan produk bensin RON 90 yang berasal dari hasil pencampuran komponen hidrokarbon eks kilang (gasoline base), bukan dari bioetanol dan hal ini dapat dibuktikan melalui uji laboratorium resmi.
“Pertamina Patra Niaga memastikan seluruh produk BBM, termasuk Pertalite, diproduksi dan didistribusikan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," kata Roberth MV, Rabu (8/10/2025).
Roberth pun memastikan informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa Pertalite telah dicampur dengan etanol tersebut tidak benar dan menyesatkan.
"Tidak ada penambahan etanol dalam proses produksi maupun distribusi Pertalite,” ujar Roberth.
Pertamina Patra Niaga juga menyoroti adanya kesalahpahaman akibat percobaan mencampur Pertalite dengan air. Hasil percobaan yang menampilkan dua lapisan cairan tidak dapat dijadikan bukti adanya etanol. Secara ilmiah, bensin memang bersifat non-polar sehingga tidak dapat bercampur dengan air yang bersifat polar.
“Munculnya lapisan di bawah setelah dikocok adalah air dan sedikit komponen gasoline yang memiliki sifat kepolaran yang memang bisa larut sebagian. Fenomena ini alami dan dapat terjadi pada seluruh jenis bensin di dunia,” jelas Roberth.
Â
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim Pertalite campur air jadi etanol telah diklarifikasi.
Pertamina Patra Niaga menyoroti adanya kesalahpahaman akibat percobaan mencampur Pertalite dengan air. Hasil percobaan yang menampilkan dua lapisan cairan tidak dapat dijadikan bukti adanya etanol. Secara ilmiah, bensin memang bersifat non-polar sehingga tidak dapat bercampur dengan air yang bersifat polar.
(GFD-2025-29481) Cek Fakta: Tidak Benar Link Ini Pendaftaran Magang Berbayar 2025
Sumber:Tanggal publish: 08/10/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan klaim link pendaftaran magang berbayar 2025. Postingan itu beredar di Facebook pada 3 Oktober 2025.
Berikut isi unggahannya:
"NEW INFO TERBARU!
Akhirnya! Magang Digaji sesuai UMR sudah dibuka mulai 1 Oktober 2025.
Syarat yang harus dipenuhi calon peserta antara lain:
1.Lulusan S1 atau D3 dari Perguruan tinggi Indonesia.
2.Termasuk kategori fresh graduate, dengan batas maksimal satu tahun sejak kelulusan
3.Siap mengikuti program magang selama 6 bulan penuh sesuai penempatan.
4.Bersedua ditempatkan di perusahaan swasta maupun BUMN yang bekerja sama dengan pemerintah.
📱Klik & Daftar, Jangan Sampai Ketinggalan 👇"
Unggahan turut menyertakan poster dengan tulisan:
"PROGRAM MAGANG BERBAYAR 2025
KESEMPATAN UNTUK MAGANG DI BUMN DAN PERUSAHAAN MITRA STRATEGIS, SERTA MENERIMA UANG SAKU
SENILAI RP 3.300.000
TERMASUK:
PLN
KAI"
Jika menu Daftar di klik, mengarah pada halaman situs yang menampilkan formulir digital yang meminta sejumlah data pribadi, seperti nama dan nomor Telegram.
Benarkah klaim link pendaftaran magang berbayar 2025? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran magang berbayar 2025. Penelusuran mengarah pada artikel yang tayang di Liputan6.com berjudul "Buka Link maganghub.kemnaker.go.id, Berikut Cara Cek Kuota dan Daftar Magang Nasional 2025".
Dalam artikel ini, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) kembali membuka Program Magang Nasional 2025 yang dapat diikuti oleh fresh graduate di seluruh Indonesia.
Program ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam membantu lulusan diploma dan sarjana memperoleh pengalaman nyata sebelum memasuki dunia kerja.Â
Pendaftaran dapat dilakukan secara daring melalui situs maganghub.kemnaker.go.id. Melalui program ini, para lulusan dapat mengikuti magang di berbagai sektor mulai dari perusahaan kosmetik, manufaktur, perbankan, hingga BUMN.
Â
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran magang berbayar 2025, tidak benar.
Rujukan
(GFD-2025-29480) Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Adanya Penanganan Korban Begal RS Abepura
Sumber:Tanggal publish: 08/10/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan pesan berantai video yang mengklaim adanya penanganan korban begal di RS Abepura. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 5 Oktober 2025.
Dalam postingannya terdapat video seseorang sedang ditangani petugas RS dengan narasi sebagai berikut:
"Korban pembacokan hari ini Sabtu 04/10/25 di Holl pukul 03:00 (WIT) korban di temui sudah tidak bernyawa dengan wajah yang sudah di bacok dengan kapak, menurut beberapa saksi mata warga sekitar korban berinisial (SM) ini hendak balik kerumah dari Holl menuju ke Waena namun di palang oleh beberapa orang dan kemudian di bacok, dan sekarang keberadaan korban berada di Rs Abepura dan korban sudah tidak bernyawa, mohon utk bapak ibu yg lain untuk berhati hati tetap Berdoa dan minta Tuhan lindungi"
Lalu benarkah postingan pesan berantai video yang mengklaim adanya korban begal di RS Abepura?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bantahan dari Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Pol Fredrickus WA melalui Kasat Reskrim Kompol I Dewa Gede Ditya K.
"Jadi, sudah kami koordinasikan ke pihak Polsek Muara Tami maupun Polsek Abepura, dimana telah diutus anggota ke rumah sakit yang ada di wilayahnya untuk memastikan, dan benar petugas di rumah sakit yang didatangi menyampaikan bahwa tidak ada korban begal yang ditangani mulai kemarin hingga kini di hari minggu 5 Oktober 2025," ujar Kompol Dewa dilansir dari laman Tribratanews.papua.polri.go.id.
"Petugas rumah sakit yang ada di dalam video pun pihak rumah sakit tidak mengenalinya dan membantah tidak ada petugas tersebut di rumah sakit mereka," katanya menambahkan.
Selain itu Kompol Deqa menambahkan belum ada laporan dari masyarakat terkait pencurian dengan kekerasan atau begal hingga korbannya meninggal dunia.
"‎Agar masyarakat dapat mencerna setiap informasi yang beredar, jangan mudah terprovokasi atas isu-isu yang belum tentu kebenarannya atau belum jelas sumbernya, kemudian dalam mengirim atau share sebuah informasi di media sosial agar lebih bijak lagi, jangan sampai menimbulkan kepanikan dan ketakutan apalagi sampai meresahkan bagi masyarakat luas," ujar Kompol Dewa.
Ia juga menegaskan kepolisian akan menindak tegas pelaku penyebaran pesan berantai hoaks itu.
"Kami pihak Kepolisian kini sedang lakukan penyelidikan terkait siapa pemicu atau pelaku yang menyebarkan informasi tidak benar alias Hoaks yang telah membuat masyarakat menjadi resah," ujarnya.
Kesimpulan
Postingan pesan berantai video yang mengklaim adanya korban begal di RS Abepura adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2025-29479) Keliru: Kebakaran di Jalan Tol Cirebon karena Meteor Jatuh
Sumber:Tanggal publish: 08/10/2025
Berita
SEBUAH konten dengan klaim jatuhnya meteor yang menyebabkan jalan tol Cirebon terbakar, beredar di X [arsip] dan Facebook [arsip].
Video itu memperlihatkan seorang pengendara mobil merekam kobaran api besar yang menyala di dekat jalan tol Ciperna. Video itu beredar di tengah kabar adanya meteor yang melintasi langit Cirebon, Jawa Barat.
Namun, benarkah kobaran api tersebut disebabkan meteor yang jatuh di Cirebon?
Video itu memperlihatkan seorang pengendara mobil merekam kobaran api besar yang menyala di dekat jalan tol Ciperna. Video itu beredar di tengah kabar adanya meteor yang melintasi langit Cirebon, Jawa Barat.
Namun, benarkah kobaran api tersebut disebabkan meteor yang jatuh di Cirebon?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu menggunakan pencarian gambar terbalik dan membandingkan narasinya dengan informasi dari sumber kredibel. Hasilnya, kebakaran dalam video itu tidak disebabkan oleh meteor yang jatuh.
Tempo menemukan video itu mulai beredar pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Dilansir dari Antara, Kepala Kepolisian Resor Kota Cirebon Komisaris Besar Sumarni, mengatakan telah memeriksa jalur arteri dan jalan tol di kawasan Ciperna hingga Cirebon timur. Menurut dia, dari pemeriksaan tersebut tak ada bekas meteor jatuh yang menyebabkan lahan yang terbakar.
Menurut Sumarni, kebakaran memang terjadi pada areal perkebunan tebu di daerah Desa Sigong, Lemahabang. Dari tol Kanci-Pejagan, area tersebut berada di areal KM 219-800. Kobaran api areal tebu itu karena sengaja dibakar oleh petani sebelum penanaman kembali. Â
"Ini kebetulan saja. Memang ada kebakaran di areal tebu di Lemahabang," kata Kapolres Sumarni dikutip dari situs Cirebon Raya, 7 Oktober 2025.
Sebelumnya, warga Cirebon merekam benda langit serupa meteor yang melintas di langit pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Warga juga mendengar dentuman keras di wilayah Kuningan dan Cirebon sekitar pukul 18.35. BMKG Cirebon juga mencatat getaran pada pukul 18:39:12 WIB pada azimut 221.
Peneliti astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin melalui Instagramnya menjelaskan, benda langit tersebut adalah meteor yang cukup besar melintasi langit di daerah Kuningan sampai Cirebon.Â
Meteor itu bergerak dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39. Suara dentuman yang terdengar merupakan gelombang kejut saat meteor memasuki atmoster yang lebih rendah. “Meteor jatuh di laut Jawa,” tulis dia pada 6 Oktober 2025.
Sedangkan, BMKG Stasiun Kertajati mengatakan tidak memiliki instrumen untuk mendeteksi pergerakan meteor atau benda langit lainnya. Suara dentuman bisa disebabkan berbagai hal termasuk sambaran petir, aktivitas gempa bumi atau peristiwa longsor. Termasuk, muncul dari awan konvektif akibat sambaran petir.
"Namun berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian," kata Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati Muhammad Syifaul Fuad, dikutip dari CNN Indonesia.
Tempo menemukan video itu mulai beredar pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Dilansir dari Antara, Kepala Kepolisian Resor Kota Cirebon Komisaris Besar Sumarni, mengatakan telah memeriksa jalur arteri dan jalan tol di kawasan Ciperna hingga Cirebon timur. Menurut dia, dari pemeriksaan tersebut tak ada bekas meteor jatuh yang menyebabkan lahan yang terbakar.
Menurut Sumarni, kebakaran memang terjadi pada areal perkebunan tebu di daerah Desa Sigong, Lemahabang. Dari tol Kanci-Pejagan, area tersebut berada di areal KM 219-800. Kobaran api areal tebu itu karena sengaja dibakar oleh petani sebelum penanaman kembali. Â
"Ini kebetulan saja. Memang ada kebakaran di areal tebu di Lemahabang," kata Kapolres Sumarni dikutip dari situs Cirebon Raya, 7 Oktober 2025.
Sebelumnya, warga Cirebon merekam benda langit serupa meteor yang melintas di langit pada Minggu malam, 5 Oktober 2025. Warga juga mendengar dentuman keras di wilayah Kuningan dan Cirebon sekitar pukul 18.35. BMKG Cirebon juga mencatat getaran pada pukul 18:39:12 WIB pada azimut 221.
Peneliti astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin melalui Instagramnya menjelaskan, benda langit tersebut adalah meteor yang cukup besar melintasi langit di daerah Kuningan sampai Cirebon.Â
Meteor itu bergerak dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39. Suara dentuman yang terdengar merupakan gelombang kejut saat meteor memasuki atmoster yang lebih rendah. “Meteor jatuh di laut Jawa,” tulis dia pada 6 Oktober 2025.
Sedangkan, BMKG Stasiun Kertajati mengatakan tidak memiliki instrumen untuk mendeteksi pergerakan meteor atau benda langit lainnya. Suara dentuman bisa disebabkan berbagai hal termasuk sambaran petir, aktivitas gempa bumi atau peristiwa longsor. Termasuk, muncul dari awan konvektif akibat sambaran petir.
"Namun berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian," kata Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati Muhammad Syifaul Fuad, dikutip dari CNN Indonesia.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan kebakaran karena jatuhnya meteor di dekat jalan tol Ciperna, Cirebon, adalah klaim keliru.
Rujukan
- https://x.com/mediacigadung/status/1974872660552339924?t=hmERE9TlBIViHGQfy_03Mg&s=08
- https://perma.cc/UND8-92UZ
- https://www.facebook.com/reel/1554542469052567
- https://megalodon.jp/2025-1007-1711-45/
- https://www.facebook.com:443/reel/1554542469052567
- https://www.tempo.co/video/arsip/penjelasan-profesor-astronomi-brin-soal-meteor-jatuh-di-cirebon-2076734
- https://www.antaranews.com/berita/5155873/polisi-selidiki-lokasi-fenomena-dugaan-meteor-jatuh-di-cirebon
- https://www.cirebonraya.com/ciayumajakuning/43716043551/meteor-raksasa-jatuh-di-lemahabang-cirebon-kebun-tebu-langsung-terbakar-hebat-begini-penjelasan-kapolresta-cirebon
- https://www.instagram.com/p/DPb3NPQk9mB/?utm_source=ig_embed&ig_rid=77697655-291e-4229-8303-6f4617e25a17
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20251006080548-199-1281323/brin-soal-bola-api-dan-dentuman-keras-di-cirebon-meteor-cukup-besar
Halaman: 7/6732