• (GFD-2025-26822) Hoaks! OJK putihkan utang pinjol mulai 1 Mei

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/05/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menarasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memutihkan utang pinjaman online (pinjol) terutama bagi masyarakat yang gagal bayar.

    Dalam unggahan tersebut dijelaskan OJK akan memulai program pemutihan pinjol tersebut mulai 1 Mei 2025. Dalam unggahan itu juga disertakan tautan yang langsung menghubungkan ke pengisian data diri.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “KABAR GEMBIRA UNTUK KITA SEMUA..

    OJK Resmikan Pemutihan Data Bagi Nasaba Pinjol Terutama Bagi Nasaba Gagal bayar Mulai 1 Mei 2025.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Dengan Ini OJK Resmikan Cara Pemutihannya .

    Konsultasi Pinjol Dan Daftarkan Diri Kalian Sekarang Juga....!!”

    Namun, benarkah OJK putihkan utang pinjol mulai 1 Mei?



    Hasil Cek Fakta

    OJK melalui akun Instagram resminya mengonfirmasi bahwa informasi terkait pemutihan data pinjaman online (pinjol) adalah hoaks. OJK menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan pernyataan atau kebijakan terkait penghapusan data pinjaman online, sebagaimana yang beredar di media sosial.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Sehubungan dengan maraknya informasi palsu tersebut, OJK mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan lembaga OJK. Masyarakat juga diingatkan agar hanya mengakses informasi resmi melalui kanal media sosial OJK yang terverifikasi atau menghubungi langsung layanan konsumen OJK melalui kontak 157.

    Lebih lanjut, OJK juga menyoroti bahwa pinjaman online ilegal masih menjadi bentuk aktivitas keuangan ilegal yang paling dominan ditemukan oleh Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI). Sepanjang tahun 2024, Satgas PASTI telah berhasil menghentikan 2.930 entitas pinjol ilegal dari total 3.240 entitas aktivitas keuangan ilegal yang teridentifikasi.

    Temuan ini menunjukkan bahwa penyebaran pinjol ilegal masih menjadi ancaman serius bagi keamanan keuangan masyarakat dan perlu direspons dengan peningkatan literasi keuangan serta kewaspadaan publik.

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

  • (GFD-2025-26821) Cek fakta, video kebakaran dahsyat hanguskan kota di Israel

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/05/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di media sosial X menanarasikan bahwa sebuah kota di Israel tengah dilanda kebakaran dahsyat disertai video yang menampilkan kepulan asap tebal dan kobaran api besar.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “This is not Gaza. This is Israel. #Israel #IsraelTerroristState #Israel77 #israelfire #IsraelFires #Jerusalemfire #GARANTI #LingOrm #LoveLanguage #LISAxPRICELESS #SFxPerthSanta”

    Namun, benarkah video kebakaran tersebut terjadi di Israel?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran ANTARA menggunakan perangkat Google Lens, ditemukan berita-berita dengan foto dan video serupa salah satunya artikel berita media asing Times Now dengan judul “Massive Fire Destroys Royal Yak Casino In Culiacán, Mexico.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Artikel tersebut membahas tentang kebakaran besar yang terjadi pada sebuah kasino bernama Royal Yak Casino di Sinaloa, Meksiko yang terjadi pada Kamis (16/1/2025).

    Sebelumnya, pada Rabu (30/4/2025) Israel mengalami bencana kebakaran hutan yang terjadi dii kawasan Eshtaol Forest yang terletak antara Yerusalem dengan Tel Aviv. Dilaporkan sebanyak sekitar 24 orang terluka akibat menghirup asap.

    Media melaporkan bahwa Israel membatalkan semua perayaan "Hari Kemerdekaan" yang dijadwalkan karena kebakaran hutan besar-besaran. Sementara itu pada Minggu (4/5/2025) kelompok Houthi Yaman, Ansar Allah, meluncurkan roket ke bandara utama Israel, yaitu Bandara Internasional Ben Gurion di dekat Tel Aviv. Serangan tersebut menyebabkan lumpuhnya penerbangan. Baca selengkapnya di sini.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

  • (GFD-2025-26820) [HOAKS] Dedi Mulyadi Sebut Orang yang Ragukan Ijazah Jokowi sebagai Kaum Radikal

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di jagat maya beredar tangkap layar sebuah artikel dengan judul yang mengeklaim Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sebagai kaum radikal.

    Artikel itu diklaim diterbitkan media Tempo pada 29 April 2025. Namun, setelah ditelusuri konten tersebut merupakan hasil manipulasi.

    Sebagai konteks, isu soal keaslian ijazah Jokowi saat ini masih menjadi polemik. Teranyar, sejumlah orang yang tergabung dalam Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) meragukan keaslian ijazah Jokowi sebagai lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM). 

    Artikel Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Jokowi sebagai kaum radikal muncul di media sosial, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini. ini, dan ini. 

    Akun tersebut membagikan tangkapan layar artikel berjudul: "Dedi Mulyadi: Hanya Kaum Radikal Yang Meragukan Ijazah Pak Jokowi, Tangkap Dan Penjarakan Orang-Orang Yang Menebar Fitnah Kepada Presiden ke-7 Indonesia".

    Hasil Cek Fakta

    Ketika dicermati, konten tersebut tampak janggal. Hal itu bisa dilihat dari judul artikel yang sangat panjang dan penggunaan kata yang tidak efektif.

    Setelah ditelusuri, di laman Tempo.co tidak ditemukan artikel soal Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Jokowi sebagai kaum radikal.

    Konten yang beredar memanipulasi artikel di laman Tempo.co ini berjudul "Dedi Mulyadi Akan Jadikan Vasektomi sebagai Syarat Terima Bansos". 

    Artikel aslinya memuat pernyataan Dedi soal rencana kebijakan agar vasektomi atau KB pria menjadi syarat masyarakat prasejahtera di Jawa Barat mendapat bantuan sosial (bansos). 

    Dedi juga mengusulkan, warga yang bersedia vasektomi akan diberi insentif Rp 500 ribu.

    Menurut Dedi, kebijakan itu bertujuan agar angka kelahiran bisa diatur sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan. 

    Kesimpulan

    Judul artikel Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah sebagai kaum radikal merupakan hasil manipulasi. Konten itu hoaks dan informasinya perlu diluruskan.

    Artikel aslinya di laman Tempo.co berjudul "Dedi Mulyadi Akan Jadikan Vasektomi sebagai Syarat Terima Bansos".

    Artikel tersebut membahas usulan Dedi Mulyadi agar vasektomi atau KB pria menjadi syarat masyarakat prasejahtera menerima bansos. Tidak ada pembahasan mengenai ijazah Jokowi.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26819) [KLARIFIKASI] Mumi di Museum Bolivia Bukan Dua Anak Korban Reruntuhan

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Tersiar narasi mengenai dua anak yang menjadi korban reruntuhan rumah, tetapi baru ditemukan dua bulan kemudian.

    Pengguna media sosial mengunggah foto menampilkan dua mayat anak-anak, satu laki-laki dan lainnya perempuan.

    Salah satu akun mengaitkannya sebagai korban perang yang terjadi di Gaza.

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.

    Foto dua anak korban reruntuhan yang ditemukan setelah dua bulan disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada 12 April 2025:

    Dua anak ditemukan dua bulan kemudian di bawah reruntuhan rumah mereka.

    Dua anak telah di temukan di bawah reruntuhan rumah.. Selama dua bulan mengetahui jasad kedua anak gaza

    Terjadi tragedi perang terus terjadi..

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search untuk melacak jejak digital foto.

    Hasil pencarian Google mengarahkan ke situs berbagi gambar Flickr Tanya Knight yang diunggah pada 25 Desember 2006.

    Keterangan unggahan menyebutkan, foto tersebut merupakan mumi dari anak asal Spanyol dari tahun 1800-an, yang tersimpan di Museum Nasional Mint di Potosi, Bolivia.

    Pengguna Flickr lain mengunggah foto mumi, seperti akun ini dan ini.

    Tampak sepasang mumi itu dipasang pada instalasi kaca dengan tulisan yang menerangkan bahwa mumi itu berasal dari Gereja San Bernardo.

    Mumi tersebut merupakan praktik pemakaman Spanyol kuno.

    Tidak ada keterangan yang membuktikan bahwa mumi tersebut merupakan korban reruntuhan, atau terkait dengan korban di Gaza.

    Pengunjung museum memberi ulasan di Google Maps dan mengunggah foto mumi anak yang ada di Museum Nasional Mint, Bolivia.

    Misalnya seperti yang diunggah di sini dan di sini.

    Kesimpulan

    Mumi anak asal Spanyol yang disimpan di Museum Nasional Mint, Bolivia disebarkan dengan konteks keliru.

    Dua jasad anak yang diawetkan itu bukanlah korban reruntuhan yang ditemukan setelah dua bulan atau korban perang di Gaza.

    Rujukan