KOMPAS.com - Sebuah unggahan video di media sosial diklaim menampilkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mempromosikan salah satu layanan pinjaman online (pinjol).
Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil rekayasa artificial intelligence (AI)
Video yang dikalim menampilkan Dedi Mulyadi mempromosikan salah satu layanan pinjol salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video Dedi mengaku telah meresmikan perusahaan pinjol bernama Al-Mubarok.
Dedi kemudian mengajak masyarakat untuk mengajukan pinjaman karena perusahaan tersebut amanah.
Video tersebut diberi keterangan:
Gubernur kang dedi mulyadi telahMeresmikan pinjaman berbasis online tanpa bunga dan riba.
Yang namanya rusak di bank juga bisa pengajuan karena pinjaman ini tidak cek BI ceking.ajukan sekarang
Untuk menelusuri kebenaran informasi itu, Tim Cek Fakta Kompas.com mencermati detail dalam video.
Jika diperhatikan lebih detail dan teliti, gerakan bibir Dedi Mulyadi dalam video tidak sinkron dengan perkataannya. Hal itu mengindikasikan konten yang beredar merupakan hasil rekayasa.
Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengeceknya menggunakan Hive Moderation untuk memastikan konten tersebut merupakan rekayasa AI atau bukan.
Setelah dicek, video Dedi Mulyadi mempromosikan pinjol memiliki probabilitas 99,9 persen dihasilkan oleh AI generatif.
Penelusuran menggunakan Google Lens menemukan video tersebut memanipulasi foto resmi Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat yang ada di laman Wikipedia ini.
Sebelumnya, di media sosial juga muncul hoaks yang mengeklaim Dedi Mulyadi meresmikan layanan pinjol. Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini.
(GFD-2025-27749) [HOAKS] Video Dedi Mulyadi Mempromosikan Layanan Pinjol
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan Dedi Mulyadi mempromosikan salah satu layanan pinjol merupakan hasil manipulasi.
Konten tersebut memanipulasi foto resmi Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat di laman Wikipedia. Setelah dicek menggunakan Hive Moderation video itu memiliki probabilitas 99,9 persen dihasilkan AI.
Konten tersebut memanipulasi foto resmi Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat di laman Wikipedia. Setelah dicek menggunakan Hive Moderation video itu memiliki probabilitas 99,9 persen dihasilkan AI.
Rujukan
- https://www.facebook.com/61577347961238/videos/1058823252453633/?rdid=2GJxgFsOSZ2FfBMM
- https://gor.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dedi_Mulyadi,_Gubernur_Jawa_barat_2025-2030.jpg
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/05/17/175900482/-hoaks-video-dedi-mulyadi-resmikan-layanan-pinjol-
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27748) [HOAKS] Siswa SD di Jawa Timur Tewas Dimangsa Ular Piton Raksasa
Sumber:Tanggal publish: 04/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim seorang siswa kelas 2 SD di Jawa Timur dimangsa oleh ular piton raksasa.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi yang mengeklaim seorang siswa kelas 2 SD di Jatim dimangsa ular piton raksasa dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Kamis (3/7/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
INNALILLAHI!!!
Bikin M3rinding, siswi Kelas 2 SD di Jawa Timur Bermain dengan Ul4r Piton Raksasa Hingga Akhirnya Tertelan Oleh Ul4r
Screenshot Hoaks, siswa SD di Jatim tewas dimangsa ular piton raksasa
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi yang mengeklaim seorang siswa kelas 2 SD di Jatim dimangsa ular piton raksasa dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Kamis (3/7/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
INNALILLAHI!!!
Bikin M3rinding, siswi Kelas 2 SD di Jawa Timur Bermain dengan Ul4r Piton Raksasa Hingga Akhirnya Tertelan Oleh Ul4r
Screenshot Hoaks, siswa SD di Jatim tewas dimangsa ular piton raksasa
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pemberitaan kredibel tentang kasus ular piton memangsa siswa kelas 2 SD di Jatim.
Sebaliknya, penelusuran menggunakan Google Lens menunjukkan bahwa foto yang dicantumkan dalam narasi tersebut dibagikan dengan konteks keliru.
Foto tersebut ditemukan di artikel Kompas.com pada 3 Mei 2019. Artikel berjudul "Seorang Anak Nyaris Tewas Digigit dan Dililit Ular Piton Sepanjang 7 Meter".
Artikel itu memberitakan seorang anak berusia 7 tahun di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, yang nyaris tewas setelah digigit dan dililit ular piton sepanjang 7 meter.
Bocah tersebut diselamatkan ayahnya, Halimi, dari lilitan ular. Sang ayah melihat kaki kanan anaknya telah digigit ular dan tubuhnya dililit.
Halimi langsung memotong ular tersebut dengan parang, sehingga ular tersebut kemudian melepaskan lilitannya.
Sebaliknya, penelusuran menggunakan Google Lens menunjukkan bahwa foto yang dicantumkan dalam narasi tersebut dibagikan dengan konteks keliru.
Foto tersebut ditemukan di artikel Kompas.com pada 3 Mei 2019. Artikel berjudul "Seorang Anak Nyaris Tewas Digigit dan Dililit Ular Piton Sepanjang 7 Meter".
Artikel itu memberitakan seorang anak berusia 7 tahun di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, yang nyaris tewas setelah digigit dan dililit ular piton sepanjang 7 meter.
Bocah tersebut diselamatkan ayahnya, Halimi, dari lilitan ular. Sang ayah melihat kaki kanan anaknya telah digigit ular dan tubuhnya dililit.
Halimi langsung memotong ular tersebut dengan parang, sehingga ular tersebut kemudian melepaskan lilitannya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim seorang siswa kelas 2 SD di Jatim dimangsa ular piton raksasa adalah hoaks.
Tidak ditemukan pemberitaan kredibel tentang kejadian itu. Sementara, foto yang dicantumkan menunjukkan seorang anak di Sulteng yang nyaris tewas dimangsa ular piton.
Tidak ditemukan pemberitaan kredibel tentang kejadian itu. Sementara, foto yang dicantumkan menunjukkan seorang anak di Sulteng yang nyaris tewas dimangsa ular piton.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02XJfsMKMWQWhxRvYtgSTGkFHESf2zAcJHMLxhguJrFHBNRuK5JT64SnHG3KxsjFbal&id=61550481295025
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid037uBscw6jLjk4ekmzJcLgTV6EfAU3fzH9zutDf21H5kMPZidr9MSqpRPt2JfDf8zpl&id=61556320259682
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02CswXE1X1P2aPKssGgGuKhMKyeeCQg52VpMog4f4LWYrAETnBLKZFLjToxpJNgS4dl&id=61561323427772
- https://regional.kompas.com/read/2019/05/03/12174211/seorang-anak-nyaris-tewas-digigit-dan-dililit-ular-piton-sepanjang-7-meter
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27747) [SALAH] Wali Kota Boston Keturunan Indonesia
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 05/07/2025
Berita
Pada Sabtu (24/5/2025) akun Facebook “Budiman Hadisantoso” membagikan video [arsip] disertai takarir:
“*WALIKOTA BOSTON USA, Seorang perempuan TIONGHOA ASAL GAMBIRAN , BANYUWANGI -Jawa Timur(cucu Nyah Djoe)*
*_INI BARU HEIBAAAAT!_*
*Umur 37 th, TIONGHOA Asli orang INDONESIA * *Tidak menghujat & membenci,selalu* *tebar kebaikan dan kasih sayang di manapun kita berada*…🇮🇩❤️👍🏼”
Hingga Sabtu (5/7/2025) unggahan mendapatkan 41 tanda suka, 11 komentar dan telah dilbagikan 37 kali.
“*WALIKOTA BOSTON USA, Seorang perempuan TIONGHOA ASAL GAMBIRAN , BANYUWANGI -Jawa Timur(cucu Nyah Djoe)*
*_INI BARU HEIBAAAAT!_*
*Umur 37 th, TIONGHOA Asli orang INDONESIA * *Tidak menghujat & membenci,selalu* *tebar kebaikan dan kasih sayang di manapun kita berada*…🇮🇩❤️👍🏼”
Hingga Sabtu (5/7/2025) unggahan mendapatkan 41 tanda suka, 11 komentar dan telah dilbagikan 37 kali.
Hasil Cek Fakta
Disadur dari artikel cek fakta antaranews.com
Hasil penelusuran ANTARA menemukan video serupa berjudul “Michelle Wu, Perempuan Keturunan Taiwan Wali Kota Boston” yang dirilis kanal YouTube VOA Indonesia. Dalam tayangan video tersebut tidak ada pernyataan resmi yang mengatakan Michelle Wu merupakan keturunan Indonesia.
Michelle Wu merupakan warga negara Amerika Serikat keturunan Taiwan, lahir di Chicago, Amerika Serikat, pada 14 Januari 1985. Orang tuanya merupakan imigran asal Taiwan, dan keluarganya merupakan etnis Tionghoa yang berpindah dari Tiongkok ke Taiwan sebelum kemudian menetap di Amerika Serikat. Ia menjadi perempuan asia pertama yang terpilih menjadi Wali Kota Boston, selama 200 tahun terakhir.
Hasil penelusuran ANTARA menemukan video serupa berjudul “Michelle Wu, Perempuan Keturunan Taiwan Wali Kota Boston” yang dirilis kanal YouTube VOA Indonesia. Dalam tayangan video tersebut tidak ada pernyataan resmi yang mengatakan Michelle Wu merupakan keturunan Indonesia.
Michelle Wu merupakan warga negara Amerika Serikat keturunan Taiwan, lahir di Chicago, Amerika Serikat, pada 14 Januari 1985. Orang tuanya merupakan imigran asal Taiwan, dan keluarganya merupakan etnis Tionghoa yang berpindah dari Tiongkok ke Taiwan sebelum kemudian menetap di Amerika Serikat. Ia menjadi perempuan asia pertama yang terpilih menjadi Wali Kota Boston, selama 200 tahun terakhir.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “Wali Kota Boston keturunan Indonesia” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
- http[antaranews.com] Hoaks! Wali Kota Boston keturunan Indonesia
- https://www.antaranews.com/berita/4933473/hoaks-wali-kota-boston-keturunan-indonesia
- https://www.facebook.com/budiman.hadisantoso.2025/videos/1430220017973590 (unggahan akun Facebook “Budiman Hadisantoso)
- https://archive.ph/wip/CTZmF (arsip unggahan akun Facebook “Budiman Hadisantoso”)
(GFD-2025-27746) [SALAH] Kabut di Jabodetabek Adalah Rekayasa agar Kasus TBC Meningkat
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 05/07/2025
Berita
Pada Senin (30/6/2025) akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” membagikan foto [arsip] disertai narasi :
“Banyak laporan orang orang mengapa lingkungan cuaca dingin serasa di puncak dan berkabut… Ada apa di balik itu semua?
Biar program screening, obat obatan TBC TBC an laku dan laris manis, apalagi vaksinnya biar diloloskan dan disetujui….
1 bulan saja dibuat rekayasa cuaca dan iklim dingin seperti di puncak maka tunggu saja headline berita tiba tiba kasus TBC melonjak naik….
Si Fauci pernah bilang : agar dunia siap menghadapi pandemi maka caranya dengan membuat pandemi itu ada dan terjadi (plandemi) ,
Penjelasan nya nanti saya sampaikan dalam live streaming online…”
Hingga Sabtu (5/7/2025) unggahan mendapatkan 83 tanda suka, 10 komentar dan telah dibagikan ulang 25 kali.
“Banyak laporan orang orang mengapa lingkungan cuaca dingin serasa di puncak dan berkabut… Ada apa di balik itu semua?
Biar program screening, obat obatan TBC TBC an laku dan laris manis, apalagi vaksinnya biar diloloskan dan disetujui….
1 bulan saja dibuat rekayasa cuaca dan iklim dingin seperti di puncak maka tunggu saja headline berita tiba tiba kasus TBC melonjak naik….
Si Fauci pernah bilang : agar dunia siap menghadapi pandemi maka caranya dengan membuat pandemi itu ada dan terjadi (plandemi) ,
Penjelasan nya nanti saya sampaikan dalam live streaming online…”
Hingga Sabtu (5/7/2025) unggahan mendapatkan 83 tanda suka, 10 komentar dan telah dibagikan ulang 25 kali.
Hasil Cek Fakta
Disadur dari artikel Cek Fakta kompas.com
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, penyebab fenomena kabut di wilayah Jabodetabek merupakan hal yang alamiah.
“Fenomena kabut yang teramati di sebagian wilayah Jabodetabek merupakan fenomena alami yang disebabkan oleh suhu udara yang rendah dan kelembaban udara yang tinggi, bukan karena kondisi (polusi) udara,” kata Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani pada Senin (30/6/2025) dikutip dari kompas.com.
Meski demikian, ia tidak menafikan fakta bahwa kabut di kawasan perkotaan atau wilayah industri dapat bercampur dengan partikel polutan.
“Kabut yang muncul di wilayah padat aktivitas manusia bukan berarti udara tidak sehat secara keseluruhan,” tandasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman memastikan narasi mengenai peningkatan kasus TBC yang disengaja tidak benar.
“Itu hoaks ya. Pemerintah tidak pernah melakukan hal tersebut,” ujar Aji saat dihubungi kompas.com, Selasa (17/2025).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, penyebab fenomena kabut di wilayah Jabodetabek merupakan hal yang alamiah.
“Fenomena kabut yang teramati di sebagian wilayah Jabodetabek merupakan fenomena alami yang disebabkan oleh suhu udara yang rendah dan kelembaban udara yang tinggi, bukan karena kondisi (polusi) udara,” kata Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani pada Senin (30/6/2025) dikutip dari kompas.com.
Meski demikian, ia tidak menafikan fakta bahwa kabut di kawasan perkotaan atau wilayah industri dapat bercampur dengan partikel polutan.
“Kabut yang muncul di wilayah padat aktivitas manusia bukan berarti udara tidak sehat secara keseluruhan,” tandasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman memastikan narasi mengenai peningkatan kasus TBC yang disengaja tidak benar.
“Itu hoaks ya. Pemerintah tidak pernah melakukan hal tersebut,” ujar Aji saat dihubungi kompas.com, Selasa (17/2025).
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “kabut di Jabodetabek adalah rekayasa iklim untuk meningkatkan kasus TBC” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
- http[kompas.com] [HOAKS] Kabut di Jabodetabek adalah Rekayasa Agar Kasus TBC Meningkat
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/07/02/084800482/-hoaks-kabut-di-jabodetabek-adalah-rekayasa-agar-kasus-tbc-meningkat?page=all#page2
- https://www.facebook.com/jefri.papahnya.aqiela/posts/584675321385221 (unggahan akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”)
- https://archive.ph/wip/68ZzR (arsip unggahan akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”)
Halaman: 10/6306