tirto.id - Beredar di media sosial sebuah narasi yang menyebut bahwa seorang anggota kepolisian bernama Komisaris Polisi (Kompol) Winam Agus mengundurkan diri dari jabatannya.
ADVERTISEMENT
Dalam narasi tersebut, disebut alasan mantan Komandan Tim Jaguar Polresta Depok itu mengundurkan diri karena merasa sedih melihat kondisi institusi kepolisian saat ini, yang dinilai banyak melakukan pelanggaran terhadap kode etik.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Narasi itu diunggah oleh sejumlah akun di Facebook, di antaranya “Johan Sugiyono”(arsip), “Mila Nurarafah” (arsip) dan “Cikal Gading” (arsip) dalam periode Minggu (31/8/2025) hingga Rabu (3/9/2025). Beberapa unggahan tersebut menyertakan video dan foto yang memperlihatkan momen saat Kompol Winam Agus berpamitan dan menyampaikan permintaan maaf kepada publik.
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
“#Komisaris Polisi Winam Agus Mengundurkan Diri Dari Kepolisian Mengaku Sangat Sedih Melihat Kondisi Sekarang, Dan Merasa Polisi Tlh Bnyk Bertindak Melanggar Kode Edik Kepolisian#,” tulis keterangan takarir dalam unggahan tersebut
#inline4 {margin:1.5em 0}
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:auto;display:block;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Keterangan takarir akun lainnya mengaitkan video tersebut dengan peristiwa kericuhan antara aparat kepolisian dan massa dalam gelombang demonstrasi yang terjadi pada akhir Agustus 2025 lalu.
“Terharu Bapak polisi ini mengundurkan diri dan meminta maaf di tengah" kericuhan yang terjadi saat ini” tulis keterangan akun lainnya.
ADVERTISEMENT
PERIKSA FAKTA Tidak Benar Kompol Winam Agus Mengundurkan Diri dari Kepolisian.
Sepanjang Jumat (31/8/2025) hingga Jumat (12/9/2025) atau selama 13 hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 56 tanda suka, empat komentar dan telah empat kali dibagikan.
Lantas, bagaimana kebenaran klaim tersebut?
(GFD-2025-29005) Hoaks Kompol Winam Agus Mengundurkan Diri dari Kepolisian Depok
Sumber:Tanggal publish: 12/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tirto menelusuri kebenaran video yang disertakan dalam sejumlah unggahan di media sosial. Kami menonton keseluruhan video singkat, berdurasi 26 detik tersebut.
Dalam video tersebut, memang terlihat sosok Winam Agus berpamitan dan menyampaikan permintaan maaf kepada sejumlah orang. Namun, tidak ditemukan satu pun pernyataan yang menyebut bahwa ia mengundurkan diri karena merasa sedih dengan institusi kepolisian saat ini.
Untuk mengetahui konteks utuh video tersebut, Tirto melakukan penelusuran lebih lanjut dengan menggunakan teknik pencarian gambar terbalik (reverse image search) dan pencarian manual menggunakan kata kunci di mesin pencarian Google dan Youtube. Hasilnya, ditemukan sejumlah video identik, salah satunya diunggah oleh akun TikTok resmi media @official.ntv pada Sabtu (30/8/2025).
Dalam unggahan dari akun resmi Nusantara TV, dijelaskan bahwa video tersebut merekam momen Kompol Winam Agus berpamitan dengan jajaran Polres Metro Depok. Dia telah memasuki masa purnatugas atau pensiun pada 1 September 2025.
Tidak ada satupun pernyataan dalam video itu yang membenarkan klaim terkait narasi bahwa Winam Agus mengundurkan diri dari jabatannya karena tidak ingin menyakiti hati rakyat.
“Kompol Winam Agus, yang dikenal sebagai sosok pelindung malam Kota Depok, resmi purna tugas dari Polres Metro Depok. Ia menutup perjalanan panjangnya sebagai aparat,” tulis keterangan dalam unggahan media tersebut.
Sebagai informasi, Komandan Tim Jaguar Polres Metro Depok yang juga memimpin Tim Perintis Presisi, Komisaris Polisi (Kompol) Winam Agus, resmi memasuki masa purnatugas setelah pensiun pada Sabtu (30/8/2025). Seperti dilansir dari Beritasatu, upacara pelepasan digelar secara sederhana di halaman Mapolres Metro Depok dan dihadiri oleh rekan-rekan sesama anggota kepolisian, awak media, serta masyarakat.
Dalam momen perpisahan tersebut, Kompol Winam Agus menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya selama bertugas. Ia juga berpamitan kepada jajaran Polres Metro Depok serta masyarakat yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan tugasnya sebagai anggota kepolisian.
“Saya mohon maaf, selama 22 tahun di Polres Metro Depok tentu ada kekurangan. Saya bersyukur tidak pernah ada kendala berarti, dan setiap komplain masyarakat selalu kami tangani dengan baik,” ujarnya.
Selebihnya, hingga Jumat (12/9/2025) atau saat artikel ini ditulis, tidak ada satupun pernyataan resmi dari Winam Agus yang mengungkap bahwa dirinya merasa sedih melihat kondisi institusi kepolisian saat ini, yang dinilai banyak melakukan pelanggaran terhadap kode etik.
Dalam video tersebut, memang terlihat sosok Winam Agus berpamitan dan menyampaikan permintaan maaf kepada sejumlah orang. Namun, tidak ditemukan satu pun pernyataan yang menyebut bahwa ia mengundurkan diri karena merasa sedih dengan institusi kepolisian saat ini.
Untuk mengetahui konteks utuh video tersebut, Tirto melakukan penelusuran lebih lanjut dengan menggunakan teknik pencarian gambar terbalik (reverse image search) dan pencarian manual menggunakan kata kunci di mesin pencarian Google dan Youtube. Hasilnya, ditemukan sejumlah video identik, salah satunya diunggah oleh akun TikTok resmi media @official.ntv pada Sabtu (30/8/2025).
Dalam unggahan dari akun resmi Nusantara TV, dijelaskan bahwa video tersebut merekam momen Kompol Winam Agus berpamitan dengan jajaran Polres Metro Depok. Dia telah memasuki masa purnatugas atau pensiun pada 1 September 2025.
Tidak ada satupun pernyataan dalam video itu yang membenarkan klaim terkait narasi bahwa Winam Agus mengundurkan diri dari jabatannya karena tidak ingin menyakiti hati rakyat.
“Kompol Winam Agus, yang dikenal sebagai sosok pelindung malam Kota Depok, resmi purna tugas dari Polres Metro Depok. Ia menutup perjalanan panjangnya sebagai aparat,” tulis keterangan dalam unggahan media tersebut.
Sebagai informasi, Komandan Tim Jaguar Polres Metro Depok yang juga memimpin Tim Perintis Presisi, Komisaris Polisi (Kompol) Winam Agus, resmi memasuki masa purnatugas setelah pensiun pada Sabtu (30/8/2025). Seperti dilansir dari Beritasatu, upacara pelepasan digelar secara sederhana di halaman Mapolres Metro Depok dan dihadiri oleh rekan-rekan sesama anggota kepolisian, awak media, serta masyarakat.
Dalam momen perpisahan tersebut, Kompol Winam Agus menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya selama bertugas. Ia juga berpamitan kepada jajaran Polres Metro Depok serta masyarakat yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan tugasnya sebagai anggota kepolisian.
“Saya mohon maaf, selama 22 tahun di Polres Metro Depok tentu ada kekurangan. Saya bersyukur tidak pernah ada kendala berarti, dan setiap komplain masyarakat selalu kami tangani dengan baik,” ujarnya.
Selebihnya, hingga Jumat (12/9/2025) atau saat artikel ini ditulis, tidak ada satupun pernyataan resmi dari Winam Agus yang mengungkap bahwa dirinya merasa sedih melihat kondisi institusi kepolisian saat ini, yang dinilai banyak melakukan pelanggaran terhadap kode etik.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan, klaim yang menyebut bahwa seorang anggota kepolisian bernama Winam Agus mengundurkan diri dari jabatannya karena sedih melihat kondisi institusi kepolisian saat ini, bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Winam Agus tidak mengundurkan diri dari kepolisian, melainkan resmi memasuki masa purnatugas setelah pensiun pada Sabtu (30/8/2025).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Winam Agus tidak mengundurkan diri dari kepolisian, melainkan resmi memasuki masa purnatugas setelah pensiun pada Sabtu (30/8/2025).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Rujukan
- https://web.facebook.com/watch/?v=1442254740361422
- https://archive.ph/0gKAc
- https://web.facebook.com/mila.nurarafah.651086/posts/pfbid0ns7cQ47n2xPEqo1SpgWugTQwsDHAYKFPNE1hJ4qJZW8ZcMX4ycyGZhQWLi4vqcwyl
- https://archive.ph/9MPWd
- https://web.facebook.com/reel/805801125139313
- https://archive.ph/wip/0FVEH
- https://www.tiktok.com/@official.ntv/video/7544975906876574994?_r=1&_t=ZS-8zbJI9J4rQ4
- https://www.beritasatu.com/jabar/2918323/22-tahun-mengabdi-komandan-jaguar-depok-pamit-digendong-ojol#goog_rewarded
- https://mailto:factcheck@tirto.id
(GFD-2025-29004) Keliru, Novel Baswedan Ditunjuk Jadi Komisaris Besar Polisi
Sumber:Tanggal publish: 12/09/2025
Berita
tirto.id - Novel Baswedan, yang merupakan mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), memang dikenal publik sebagai pegiat antikorupsi. Karenanya, isu terkait Novel tidak pernah sepi dari perbincangan publik.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana di media sosial Facebook, tersiar narasi yang menyatakan Presiden Prabowo Subianto menunjuk Novel Baswedan sebagai Komisaris Besar (Kombes) Polisi. Unggahan itu menampilkan foto Novel Baswedan dan Prabowo dengan narasi yang mengklaim bahwa ini sebagai bukti presiden bekerja secara pelan tapi pasti.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Misal unggahan dari akun bernama "Zilvia Dewi" (arsip), dengan takarir berbunyi, “Selamat bertugas Bapak Komisaris Besar Polisi (PURN). NOVEL BASWEDAN👏”.
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Dalam postingan video pendek itu, berisi pula keterangan teks di dalam klip yang dibagikan bersama potongan narasi, "KORVPTOR 10 TAHUN TERAKHIR TIDAK AKAN BISA TIDUR NYENYAK DAN HIDVP TENANG DARI SEKARANG!"
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Header periksa fakta hoaks Novel Baswedan diangkat menjadi Kombes Polisi. tirto.id/Fuad
Unggahan yang beredar di Facebook sejak 23 Juni 2025 lalu, hingga Jumat (12/9/2025) ini sudah dibagikan ulang sebanyak 865 kali. Postingan itu juga mendapatkan 22 ribu tanda suka (likes) dan 688 komentar.
ADVERTISEMENT
Banyak komentar warganet di postingan tersebut mengamini narasi yang dibagikan. Banyak yang memuji Prabowo sekaligus menantikan sepak terjang Novel kembali dalam mengurus korupsi.
Penelusuran Tirto, sejumlah akun juga mengunggah narasi serupa, seperti akun ini, ini, dan ini.
Namun, benarkah Prabowo menunjuk Novel Baswedan menjadi Kombes Polisi?
ADVERTISEMENT
Sebagaimana di media sosial Facebook, tersiar narasi yang menyatakan Presiden Prabowo Subianto menunjuk Novel Baswedan sebagai Komisaris Besar (Kombes) Polisi. Unggahan itu menampilkan foto Novel Baswedan dan Prabowo dengan narasi yang mengklaim bahwa ini sebagai bukti presiden bekerja secara pelan tapi pasti.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Misal unggahan dari akun bernama "Zilvia Dewi" (arsip), dengan takarir berbunyi, “Selamat bertugas Bapak Komisaris Besar Polisi (PURN). NOVEL BASWEDAN👏”.
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Dalam postingan video pendek itu, berisi pula keterangan teks di dalam klip yang dibagikan bersama potongan narasi, "KORVPTOR 10 TAHUN TERAKHIR TIDAK AKAN BISA TIDUR NYENYAK DAN HIDVP TENANG DARI SEKARANG!"
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Header periksa fakta hoaks Novel Baswedan diangkat menjadi Kombes Polisi. tirto.id/Fuad
Unggahan yang beredar di Facebook sejak 23 Juni 2025 lalu, hingga Jumat (12/9/2025) ini sudah dibagikan ulang sebanyak 865 kali. Postingan itu juga mendapatkan 22 ribu tanda suka (likes) dan 688 komentar.
ADVERTISEMENT
Banyak komentar warganet di postingan tersebut mengamini narasi yang dibagikan. Banyak yang memuji Prabowo sekaligus menantikan sepak terjang Novel kembali dalam mengurus korupsi.
Penelusuran Tirto, sejumlah akun juga mengunggah narasi serupa, seperti akun ini, ini, dan ini.
Namun, benarkah Prabowo menunjuk Novel Baswedan menjadi Kombes Polisi?
Hasil Cek Fakta
Pertama-tama, Tirto menelusuri kebenaran narasi yang dibagikan dengan mencari informasi lewat mesin pencarian Google, memasukan kata kunci ‘Novel Baswedan ditunjuk Prabowo menjadi Kombes Polisi’, hasilnya, tidak ditemukan satupun pemberitaan kredibel dari media massa maupun pernyataan dari Polri maupun laman resmi Presiden RI yang mendukung klaim tersebut.
Dalam pemberitaan yang beredar sebelumnya, Novel Baswedan justru diangkat oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo sebagai Wakil Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara. Novel yang menjadi wakil, menemani eks pegawai KPK lainnya Herry Muryanto, yang dilantik sebagai Ketua Satgassus.
Seperti diberitakan Tempo, Novel mengatakan Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara berangkat dari Satgassus Pencegahan Korupsi yang sudah dibentuk sejak 2022. Dalam kerjanya, Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara akan intens berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea Cukai, dan Inspektorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan.
Khusus untuk Itjen Kementerian Keuangan, fokusnya ada pada pengawasan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Kapolri mengarahkan untuk fokus pada optimalisasi penerimaan negara,” kata mantan penyidik senior KPK itu pada Selasa, 17 Juni 2025.
Sebagai informasi, Novel bergabung dengan KPK pada 2007 silam, namun tersingkir dari KPK karena dianggap tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) pada 2021. Sebelum dia berkiprah di KPK, Novel Baswedan merupakan anggota Polri dengan pangkat Komisaris Polisi (Kompol).
Baca juga:Alasan Novel Baswedan Dkk Batal Daftar Jadi Calon Pimpinan KPK
Namun, pada 2014, Novel memutuskan untuk pensiun dini dari Polri agar fokus bertugas di KPK. Karenanya, pangkat terakhir Novel sebagai seorang polisi aktif adalah Kompol, bukan Kombes Pol.
Setelah tersingkir dari KPK pada 2021, Novel memang kembali bekerja di Polri tapi sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN) yang ditugaskan di Satuan Tugas Pencegahan Tindak Pidana Korupsi (Satgas Tipidkor) Polri bersama puluhan mantan pegawai KPK lain.
Saat ini Novel ditunjuk Kapolri Listyo menjabat sebagai Wakil Kepala Satuan Tugas Khusus (Wakasatgassus) Optimalisasi Penerimaan Negara. Karena pensiun dini pada 2014, maka Novel Baswedan kini tidak lagi memiliki pangkat aktif di kepolisian.
Pun, tidak ada pernyataan dari Polri dan laman resmi Presiden RI terkait pengangkatannya jadi komisaris besar polisi.
Dengan begitu, narasi yang menyatakan bahwa Presiden Prabowo menunjuk eks pegawai KPK Novel Baswedan sebagai Kombes Polisi merupakan klaim yang keliru.
Dalam pemberitaan yang beredar sebelumnya, Novel Baswedan justru diangkat oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo sebagai Wakil Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara. Novel yang menjadi wakil, menemani eks pegawai KPK lainnya Herry Muryanto, yang dilantik sebagai Ketua Satgassus.
Seperti diberitakan Tempo, Novel mengatakan Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara berangkat dari Satgassus Pencegahan Korupsi yang sudah dibentuk sejak 2022. Dalam kerjanya, Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara akan intens berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea Cukai, dan Inspektorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan.
Khusus untuk Itjen Kementerian Keuangan, fokusnya ada pada pengawasan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Kapolri mengarahkan untuk fokus pada optimalisasi penerimaan negara,” kata mantan penyidik senior KPK itu pada Selasa, 17 Juni 2025.
Sebagai informasi, Novel bergabung dengan KPK pada 2007 silam, namun tersingkir dari KPK karena dianggap tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) pada 2021. Sebelum dia berkiprah di KPK, Novel Baswedan merupakan anggota Polri dengan pangkat Komisaris Polisi (Kompol).
Baca juga:Alasan Novel Baswedan Dkk Batal Daftar Jadi Calon Pimpinan KPK
Namun, pada 2014, Novel memutuskan untuk pensiun dini dari Polri agar fokus bertugas di KPK. Karenanya, pangkat terakhir Novel sebagai seorang polisi aktif adalah Kompol, bukan Kombes Pol.
Setelah tersingkir dari KPK pada 2021, Novel memang kembali bekerja di Polri tapi sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN) yang ditugaskan di Satuan Tugas Pencegahan Tindak Pidana Korupsi (Satgas Tipidkor) Polri bersama puluhan mantan pegawai KPK lain.
Saat ini Novel ditunjuk Kapolri Listyo menjabat sebagai Wakil Kepala Satuan Tugas Khusus (Wakasatgassus) Optimalisasi Penerimaan Negara. Karena pensiun dini pada 2014, maka Novel Baswedan kini tidak lagi memiliki pangkat aktif di kepolisian.
Pun, tidak ada pernyataan dari Polri dan laman resmi Presiden RI terkait pengangkatannya jadi komisaris besar polisi.
Dengan begitu, narasi yang menyatakan bahwa Presiden Prabowo menunjuk eks pegawai KPK Novel Baswedan sebagai Kombes Polisi merupakan klaim yang keliru.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa klaim yang menyebut Prabowo menunjuk Novel Baswedan menjadi Komisaris Besar Polisi bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Tidak ada satupun laporan terkait penunjukkan Novel oleh Prabowo menjadi Kombes Polisi. Selain itu, Novel saat ini memang bertugas sebagai Wakil Kepala Satuan Tugas Khusus (Wakasatgassus) Optimalisasi Penerimaan Negara. Namun Novel sudah bukan merupakan anggota polisi aktif karena memutuskan pensiun dini pada 2014.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Tidak ada satupun laporan terkait penunjukkan Novel oleh Prabowo menjadi Kombes Polisi. Selain itu, Novel saat ini memang bertugas sebagai Wakil Kepala Satuan Tugas Khusus (Wakasatgassus) Optimalisasi Penerimaan Negara. Namun Novel sudah bukan merupakan anggota polisi aktif karena memutuskan pensiun dini pada 2014.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Rujukan
- https://web.facebook.com/reel/4419161641652710
- https://archive.ph/zwSF6
- https://web.facebook.com/watch/?v=626124357162439
- https://web.facebook.com/vizen.cules/posts/4083098935312616/?_rdc=1&_rdr#
- https://web.facebook.com/share/v/1BLjr7j7GW/
- https://tirto.id/respons-sri-mulyani-soal-pembentukan-satgasus-penerimaan-negara-hc9A
- https://tirto.id/alasan-novel-baswedan-dkk-batal-daftar-jadi-calon-pimpinan-kpk-gZ7r
(GFD-2025-29003) [HOAKS] Pemerintah Keluarkan Uang Kertas Pecahan Rp 300.000
Sumber:Tanggal publish: 12/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan dengan narasi yang mengeklaim pemerintah mengeluarkan uang kertas pecahan Rp 300.000 pada September 2025.
Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut tidak benar atau hoaks.
Unggahan yang mengeklaim pemerintah mengeluarkan uang kertas pecahan Rp 300.000 dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan foto uang kertas berwarna merah dengan gambar seorang pria memakai peci.
Salah satu akun menulis keterangan sebagai berikut:
Keluaran uang baru 300 ribu sudah ada sekarang
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook uang kertas pecahan Rp 300.000 yang diklaim dikeluarkan pemerintah pada September 2025
Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut tidak benar atau hoaks.
Unggahan yang mengeklaim pemerintah mengeluarkan uang kertas pecahan Rp 300.000 dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan foto uang kertas berwarna merah dengan gambar seorang pria memakai peci.
Salah satu akun menulis keterangan sebagai berikut:
Keluaran uang baru 300 ribu sudah ada sekarang
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook uang kertas pecahan Rp 300.000 yang diklaim dikeluarkan pemerintah pada September 2025
Hasil Cek Fakta
POH Kepala Biro Strategic Corporate Branding & TJSL Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), Yahdi Lil Ihsan memastikan unggahan itu adalah hoaks.
Yahdi menyebut, Peruri tidak pernah menerima pesanan untuk mencetak uang kertas Rp 300.000
"Informasi tersebut hoaks, karena Peruri hingga saat ini tidak pernah menerima pesanan mencetak uang rupiah 300.000 seperti gambar yang dimaksud," kata Yahdi kepada Kompas.com, Kamis (11/9/2025).
Ia pun mengimbau masyarakat untuk mengecek informasi terkait uang rupiah melalui saluran resmi Bank Indonesia.
Masyarakat juga dapat mengecek informasi tentang uang pecahan rupiah yang masih berlaku melalui tautan, https://www.bi.go.id/id/rupiah/gambar-uang/Default.aspx
"Diimbau kepada masyarakat agar selalu mengecek kebenaran dari sebuah informasi yang beredar. Untuk segala informasi mengenai uang rupiah, dapat mengecek ke Bank Indonesia melalui website atau saluran resmi lainnya," kata Yahdi.
Yahdi menyebut, Peruri tidak pernah menerima pesanan untuk mencetak uang kertas Rp 300.000
"Informasi tersebut hoaks, karena Peruri hingga saat ini tidak pernah menerima pesanan mencetak uang rupiah 300.000 seperti gambar yang dimaksud," kata Yahdi kepada Kompas.com, Kamis (11/9/2025).
Ia pun mengimbau masyarakat untuk mengecek informasi terkait uang rupiah melalui saluran resmi Bank Indonesia.
Masyarakat juga dapat mengecek informasi tentang uang pecahan rupiah yang masih berlaku melalui tautan, https://www.bi.go.id/id/rupiah/gambar-uang/Default.aspx
"Diimbau kepada masyarakat agar selalu mengecek kebenaran dari sebuah informasi yang beredar. Untuk segala informasi mengenai uang rupiah, dapat mengecek ke Bank Indonesia melalui website atau saluran resmi lainnya," kata Yahdi.
Kesimpulan
Unggahan yang mengeklaim pemerintah mengeluarkan uang kertas pecahan Rp 300.000 merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Perum Peruri memastikan bahwa pihaknya tidak pernah menerima pesanan untuk mencetak uang kertas Rp 300.000. Nominal tertinggi dari uang pecahan rupiah yang masih berlaku saat ini yakni Rp 100.000.
Perum Peruri memastikan bahwa pihaknya tidak pernah menerima pesanan untuk mencetak uang kertas Rp 300.000. Nominal tertinggi dari uang pecahan rupiah yang masih berlaku saat ini yakni Rp 100.000.
Rujukan
(GFD-2025-29002) [HOAKS] Kisah Keluarga Yamamoto Terjebak di Everest pada 1998
Sumber:Tanggal publish: 12/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Kisah mengenai keluarga Yamamoto yang hilang di Gunung Evereset, beredar di media sosial pada Agustus hingga September 2025.
Ayah, ibu, dan anak laki-laki dari keluarga Yamamoto dikabarkan terkena badai, lalu hilang pada 1988. Jenazah ketiganya baru ditemukan di Gunung Everest pada 2016.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, konten itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Kisah mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Pengunggah menyertakan tiga foto menampilkan sepatu dan boto di lapisan es, tiga anggota keluarga, dan tiga orang terjebak di es.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (6/9/2025):
Sebuah temuan dingin di lereng es Everest telah memecahkan misteri berusia 28 tahun: keluarga Yamamoto, yang hilang dalam badai 1988, ditemukan membeku tepat waktu.
Hiroshi, Ko, dan putra mereka Takashi berjuang untuk bertahan hidup, saat-saat terakhir mereka ditangkap dalam foto-foto menghantui.
Ditemukan pada tahun 2016, jenazah mereka mengungkapkan kisah keberanian melawan rintangan yang tidak mungkin. Resolusi yang memilukan ini mendefinisikan kembali warisan bahaya dan jiwa manusia Everest.
Jelajahi detail mencengkeram cobaan mereka dan efeknya—pergi ke komentar untuk akun lengkap dan temukan mengapa cerita ini beresonansi lintas generasi.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (6/9/2025), mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988.
Ayah, ibu, dan anak laki-laki dari keluarga Yamamoto dikabarkan terkena badai, lalu hilang pada 1988. Jenazah ketiganya baru ditemukan di Gunung Everest pada 2016.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, konten itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Kisah mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Pengunggah menyertakan tiga foto menampilkan sepatu dan boto di lapisan es, tiga anggota keluarga, dan tiga orang terjebak di es.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (6/9/2025):
Sebuah temuan dingin di lereng es Everest telah memecahkan misteri berusia 28 tahun: keluarga Yamamoto, yang hilang dalam badai 1988, ditemukan membeku tepat waktu.
Hiroshi, Ko, dan putra mereka Takashi berjuang untuk bertahan hidup, saat-saat terakhir mereka ditangkap dalam foto-foto menghantui.
Ditemukan pada tahun 2016, jenazah mereka mengungkapkan kisah keberanian melawan rintangan yang tidak mungkin. Resolusi yang memilukan ini mendefinisikan kembali warisan bahaya dan jiwa manusia Everest.
Jelajahi detail mencengkeram cobaan mereka dan efeknya—pergi ke komentar untuk akun lengkap dan temukan mengapa cerita ini beresonansi lintas generasi.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (6/9/2025), mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek satu per satu foto yang disebarkan pengguna Facebook menggunakan teknik reverse image search.
Foto pertama menampilkan sepasang sepatu perempuan dan botol kaca serupa dengan foto yang terdapat di pemberitaan BBC.
Foto tersebut merupakan barang-barang yang sudah usang milik Marcelin dan Francine Dumoulin yang ditemukan di gletser Tsanfleuron bersama dengan jenazah mereka.
Sepasang suami istri Dumoulin dikabarkan menghilang pada ketinggian 2.600 meter di Pegunungan Alpen, Swiss saat pada Agustus 1942.
Mereka pergi menggembalakan sapi di gunung, tetapi tidak pernah kembali.
Sampai 75 tahun kemudian, ditemukan dua mayat beku yang diyakini adalah Marcelin dan Francine Dumoulin setelah gletser menyusut di Swiss.
Sementara, tidak ditemukan jejak digital yang memuat informasi valid mengenai foto kedua.
Foto keluarga dengan ras Asia itu tampaknya rekayasa. Dapat dilihat dari bentuk tangan perempuan di sebelah kiri dan anak laki-laki di tengah.
Tangan keduanya tampak janggal, mirip kesalahan umum pada konten yang dihasilkan artificial intelligence (AI).
Foto ketiga, menampilkan tiga orang terjebak di gunung salju memiliki probabilitas dihasilkan oleh akal imitasi.
Platform pendeteksi AI, Hive Moderation menunjukkan, gambar tiga orang terjebak di gunung salju memiliki probabilitas 72,8 persen dihasilkan kecerdasan buatan.
Adapun, sejauh ini tidak ada laporan atau berita valid mengenai hilangnya keluarga Yamamoto di Everest.
Situs web Heaven Himalaya mencatat daftar nama korban tewas yang ditemukan di Gunung Everest sejak 1992 hingga 2025.
Tidak ada nama Yamamoto dalam daftar tersebut.
Memang ada seorang warga Jepang yang tubuhnya jenazahnya ditemukan tewas di Gunung Everest pada 21 April 1988. Namun ia bernama Hidetaka Mizukoshi.
Foto pertama menampilkan sepasang sepatu perempuan dan botol kaca serupa dengan foto yang terdapat di pemberitaan BBC.
Foto tersebut merupakan barang-barang yang sudah usang milik Marcelin dan Francine Dumoulin yang ditemukan di gletser Tsanfleuron bersama dengan jenazah mereka.
Sepasang suami istri Dumoulin dikabarkan menghilang pada ketinggian 2.600 meter di Pegunungan Alpen, Swiss saat pada Agustus 1942.
Mereka pergi menggembalakan sapi di gunung, tetapi tidak pernah kembali.
Sampai 75 tahun kemudian, ditemukan dua mayat beku yang diyakini adalah Marcelin dan Francine Dumoulin setelah gletser menyusut di Swiss.
Sementara, tidak ditemukan jejak digital yang memuat informasi valid mengenai foto kedua.
Foto keluarga dengan ras Asia itu tampaknya rekayasa. Dapat dilihat dari bentuk tangan perempuan di sebelah kiri dan anak laki-laki di tengah.
Tangan keduanya tampak janggal, mirip kesalahan umum pada konten yang dihasilkan artificial intelligence (AI).
Foto ketiga, menampilkan tiga orang terjebak di gunung salju memiliki probabilitas dihasilkan oleh akal imitasi.
Platform pendeteksi AI, Hive Moderation menunjukkan, gambar tiga orang terjebak di gunung salju memiliki probabilitas 72,8 persen dihasilkan kecerdasan buatan.
Adapun, sejauh ini tidak ada laporan atau berita valid mengenai hilangnya keluarga Yamamoto di Everest.
Situs web Heaven Himalaya mencatat daftar nama korban tewas yang ditemukan di Gunung Everest sejak 1992 hingga 2025.
Tidak ada nama Yamamoto dalam daftar tersebut.
Memang ada seorang warga Jepang yang tubuhnya jenazahnya ditemukan tewas di Gunung Everest pada 21 April 1988. Namun ia bernama Hidetaka Mizukoshi.
Kesimpulan
Kisah mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988 merupakan hoaks.
Foto-foto yang disebarkan di media sosial merupakan foto dengan konteks keliru dan rekayasa AI.
Tidak ada nama Yamamoto dalam daftar nama korban tewas di Gunung Everest.
Foto-foto yang disebarkan di media sosial merupakan foto dengan konteks keliru dan rekayasa AI.
Tidak ada nama Yamamoto dalam daftar nama korban tewas di Gunung Everest.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=24359563563713848&set=a.116647771765432
- https://web.facebook.com/photo?fbid=31807600085497698&set=a.591968270820954
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1129135432647153&set=gm.1095383899021034&idorvanity=525166652709431
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10231309492022134&set=a.1625876088360
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122177661734494009&set=a.122145425786494009
- https://www.bbc.com/news/world-europe-40645745
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://heavenhimalaya.com/dead-bodies-litter-mount-everest/
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
Halaman: 9/6616