KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) disebut akan menerapkan pajak penghasilan atau PPh kepada pekerja seks komersial (PSK).
Narasi itu disebarkan oleh warganet di media sosial.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu keliru dan perlu diluruskan.
Informasi mengenai pemerintah mengenai pajak penghasilkan pada PSK disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (14/8/2025):
Mentri keuangan Sri Mulyani mengumumkan Pekerja Seks Komersial atau PSK juga akan di kenai pajak.!
ada-ada aja ya gebrakannya
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Kamis (14/8/2025), mengenai pemerintah mengenai pajak penghasilkan pada PSK.
(GFD-2025-28554) [KLARIFIKASI] Kemenkeu Luruskan Isu soal PSK Dikenai Pajak Penghasilan
Sumber:Tanggal publish: 20/08/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Wacana mengenai pengenaan pajak penghasilan bagi PSK pertama kali muncul dari pernyataan mantan Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Mekar Satria Utama.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Satria menjelaskan mengenai unsur subjektif dan objektif sebagai Wajib Pajak sesuai ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh).
Namun pernyataan lama itu disebarkan ulang di media sosial baru-baru ini dan dipahami secara keliru.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP yang kini menjabat, Rosmauli memastikan informasi itu tidak benar.
"Tidak ada kebijakan khusus untuk memungut pajak dari pekerja seks komersial," ujar dia pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
"Pernyataan tersebut bukan pengumuman kebijakan, dan konteksnya tidak relevan," imbuhnya.
Undang Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak.
PPh tidak hanya berasal dari gaji bulanan, tetapi juga laba usaha, honorarium, hadiah, maupun sumber penghasilan lainnya.
Di Indonesia, PPh dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sumber pendapatannya.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Satria menjelaskan mengenai unsur subjektif dan objektif sebagai Wajib Pajak sesuai ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh).
Namun pernyataan lama itu disebarkan ulang di media sosial baru-baru ini dan dipahami secara keliru.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP yang kini menjabat, Rosmauli memastikan informasi itu tidak benar.
"Tidak ada kebijakan khusus untuk memungut pajak dari pekerja seks komersial," ujar dia pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
"Pernyataan tersebut bukan pengumuman kebijakan, dan konteksnya tidak relevan," imbuhnya.
Undang Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak.
PPh tidak hanya berasal dari gaji bulanan, tetapi juga laba usaha, honorarium, hadiah, maupun sumber penghasilan lainnya.
Di Indonesia, PPh dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sumber pendapatannya.
Kesimpulan
Narasi mengenai pemerintah mengenai pajak penghasilan pada PSK tidak benar.
Isu itu muncul dari pernyataan lama mantan Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, Mekar Satria Utama.
Satria memberikan contoh mengenai unsur subjektif dan objektif sebagai Wajib Pajak. Pernyataannya bukanlah pengumuman kebijakan pengenaan pajak.
Isu itu muncul dari pernyataan lama mantan Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, Mekar Satria Utama.
Satria memberikan contoh mengenai unsur subjektif dan objektif sebagai Wajib Pajak. Pernyataannya bukanlah pengumuman kebijakan pengenaan pajak.
Rujukan
- https://www.facebook.com/donny.fivers.3990/posts/pfbid02xj2sKSf1mWYLGixuzCnGcKEEpJ3ehr629cte4c46yNp1gAGzsacxSMEfnrUBkDdnl
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=766712146294181&set=a.503388302626568
- https://www.facebook.com/reel/4005799363020681
- https://money.kompas.com/read/2025/08/09/152100126/ditjen-pajak-soal-pekerja-seks-komersial-dikenakan-pajak-tidak-ada-kebijakan#google_vignette
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/39704/uu-no-36-tahun-2008
- https://kitabisa.com/campaign/kompascompendidikan
(GFD-2025-28553) [HOAKS] Tujuh Orang Paskibra Meninggal karena Kelelahan pada 2025
Sumber:Tanggal publish: 20/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Beredar unggahan media sosial dengan narasi yang mengeklaim tujuh orang anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) meninggal dunia karena kelelahan pada upacara kemerdekaan 2025.
Namun, setelah ditelusuri narasi itu tidak benar atau hoaks.
Narasi yang mengeklaim tujuh orang anggota Paskibra meninggal dunia karena kelelahan salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini dan ini.
Akun tersebut membagikan beberapa foto yang menampilkan sejumlah anggota Paskibra menangis. Ada pula foto yang menampilkan beberapa orang mengangkat keranda jenazah.
Narasi dalam video sebagai berikut:
Innalillahi..7 Anggota Paskibra Ini Mendadak Dijemput Ajal, Ada yang Kelelahan Hingga Men!ngg4l Dunia
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, unggahan yang mengeklaim tujuh orang Paskibraka meninggal karena kelelahan pada 2025
Namun, setelah ditelusuri narasi itu tidak benar atau hoaks.
Narasi yang mengeklaim tujuh orang anggota Paskibra meninggal dunia karena kelelahan salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini dan ini.
Akun tersebut membagikan beberapa foto yang menampilkan sejumlah anggota Paskibra menangis. Ada pula foto yang menampilkan beberapa orang mengangkat keranda jenazah.
Narasi dalam video sebagai berikut:
Innalillahi..7 Anggota Paskibra Ini Mendadak Dijemput Ajal, Ada yang Kelelahan Hingga Men!ngg4l Dunia
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, unggahan yang mengeklaim tujuh orang Paskibraka meninggal karena kelelahan pada 2025
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, foto dalam unggahan yang beredar tidak terkait dengan narasi tujuh orang anggota Paskibra meninggal dunia pada 2025 karena kelelahan.
Foto pertama yang menampilkan sejumlah anggota Paskibra menangis identik dengan unggahan di laman Pos Kupang ini.
Foto itu adalah momen ketika anggota Paskibra di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara menangis usai gagal mengibarkan bendera Merah Putih saat upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia pada 2016.
Bendera Merah Putih sempat gagal berkibar karena ada masalah pada pengait.
Sementara, foto kedua yang menampilkan beberapa orang mengangkat keranda jenazah identik dengan unggahan di laman Tribun Jogja ini.
Foto itu adalah prosesi pemakaman Aritya Syamsudin, anggota Paskibra di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang meninggal pada 2017.
Ia meninggal di RSUD I Lagaligo, Kabupaten Luwu Timur usai dirawat di rumah sakit karena sesak napas dan batuk.
Sementara, foto ketiga yang menampilkan kolase foto perempuan berkerudung dan jenazah yang ditutupi jarit identik dengan unggahan di laman Surya Malang ini.
Foto itu adalah Aurellia Qurratuaini, calon anggota Paskibra di Tangerang yang meninggal pada 2019. Keluarga menduga Aurellia meninggal karena kekerasan yang dialami selama latihan.
Foto pertama yang menampilkan sejumlah anggota Paskibra menangis identik dengan unggahan di laman Pos Kupang ini.
Foto itu adalah momen ketika anggota Paskibra di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara menangis usai gagal mengibarkan bendera Merah Putih saat upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia pada 2016.
Bendera Merah Putih sempat gagal berkibar karena ada masalah pada pengait.
Sementara, foto kedua yang menampilkan beberapa orang mengangkat keranda jenazah identik dengan unggahan di laman Tribun Jogja ini.
Foto itu adalah prosesi pemakaman Aritya Syamsudin, anggota Paskibra di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang meninggal pada 2017.
Ia meninggal di RSUD I Lagaligo, Kabupaten Luwu Timur usai dirawat di rumah sakit karena sesak napas dan batuk.
Sementara, foto ketiga yang menampilkan kolase foto perempuan berkerudung dan jenazah yang ditutupi jarit identik dengan unggahan di laman Surya Malang ini.
Foto itu adalah Aurellia Qurratuaini, calon anggota Paskibra di Tangerang yang meninggal pada 2019. Keluarga menduga Aurellia meninggal karena kekerasan yang dialami selama latihan.
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim tujuh orang anggota Paskibra meninggal dunia pada 2025 karena kelelalahan merupakan kabar bohong atau hoaks.
Foto yang beredar tidak terkait dengan narasi tersebut. Pada 2025, tidak ditemukan informasi soal tujuh orang anggota Paskibra meninggal karena kelelahan.
Foto yang beredar tidak terkait dengan narasi tersebut. Pada 2025, tidak ditemukan informasi soal tujuh orang anggota Paskibra meninggal karena kelelahan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/share/p/17D6EnxC3j/
- https://www.facebook.com/share/p/1CT4VyXr6F/
- https://www.facebook.com/share/p/178XYDP9AE/
- https://kupang.tribunnews.com/2016/08/17/heboh-anggota-paskibra-menangis-sejadi-jadinya-usai-gagal-kibarkan-bendera
- https://jogja.tribunnews.com/2017/08/16/anggota-paskibra-meninggal-sebelum-meninggal-ternyata-ini-permintaan-terakhir-aritya
- https://suryamalang.tribunnews.com/2019/08/02/fakta-fakta-kematian-calon-paskibra-tangerang-aurellia-qurratuaini-paman-korban-ungkap-kejanggalan
- https://kitabisa.com/campaign/kompascompendidikan
(GFD-2025-28552) [KLARIFIKASI] Gempa di Turkiye pada Juni, Bukan Agustus 2025
Sumber:Tanggal publish: 20/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Turkiye dilanda gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,1 yang berpusat di Balikesir pada Minggu, 10 Agustus 2025 malam.
Di media sosial, beredar sebuah video menampilkan seorang anak perempuan yang sedang belajar, bersembunyi di kolong meja ketika rumahnya dilanda gempa.
Video itu dikaitkan dengan gempa di Turkiye yang belakangan terjadi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi pada video keliru dan perlu diluruskan.
Video seorang anak perempuan berlindung ketika terjadi gempa di Turkiye pada 10 Agustus 2025, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (12/8/2025):
Laporan kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,2 di wilayah barat Turki yang juga dirasakan di Istanbul
Di media sosial, beredar sebuah video menampilkan seorang anak perempuan yang sedang belajar, bersembunyi di kolong meja ketika rumahnya dilanda gempa.
Video itu dikaitkan dengan gempa di Turkiye yang belakangan terjadi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi pada video keliru dan perlu diluruskan.
Video seorang anak perempuan berlindung ketika terjadi gempa di Turkiye pada 10 Agustus 2025, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (12/8/2025):
Laporan kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,2 di wilayah barat Turki yang juga dirasakan di Istanbul
Hasil Cek Fakta
Jejak digital video yang beredar dapat ditelusuri dengan teknik reverse image search.
Caranya dengan mengambil tangkapan layar video, kemudian melakukan pencarian gambar di Google.
Hasil pencarian mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube BM&C NEWS yang diunggah pada 4 Juni 2025.
Video yang sama diunggah oleh akun X @Metropoles.
Keterangan unggahan menyebutkan, peristiwa dalam video merupakan gempa di Turkiye berkekuatan magnitudo 5,8.
Sebagaimana diwartakan Associated Press, gempa dengan magnitudo 5,8 melanda Turkiye pada Selasa, 3 Juni 2025 pukul 02.17 waktu setempat. Gempa itu berpusat di Laut Mediterania.
Peristiwa dalam video berbeda dengan gempa yang belakangan terjadi di Turkiye.
Dikutip dari pemberitaan Al Jazeera, gempa berkekuatan magnitudo 6,1 melanda Provinsi Balikesir di barat laut Turkiye pada Minggu, 10 Agustus 2025 malam.
Caranya dengan mengambil tangkapan layar video, kemudian melakukan pencarian gambar di Google.
Hasil pencarian mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube BM&C NEWS yang diunggah pada 4 Juni 2025.
Video yang sama diunggah oleh akun X @Metropoles.
Keterangan unggahan menyebutkan, peristiwa dalam video merupakan gempa di Turkiye berkekuatan magnitudo 5,8.
Sebagaimana diwartakan Associated Press, gempa dengan magnitudo 5,8 melanda Turkiye pada Selasa, 3 Juni 2025 pukul 02.17 waktu setempat. Gempa itu berpusat di Laut Mediterania.
Peristiwa dalam video berbeda dengan gempa yang belakangan terjadi di Turkiye.
Dikutip dari pemberitaan Al Jazeera, gempa berkekuatan magnitudo 6,1 melanda Provinsi Balikesir di barat laut Turkiye pada Minggu, 10 Agustus 2025 malam.
Kesimpulan
Video seorang anak perempuan berlindung ketika terjadi gempa di Turkiye disebarkan dengan konteks keliru.
Peristiwa gempa terjadi pada 3 Juni, bukan 10 Agustus 2025.
Gempa dalam video berpusat di Laut Mediterania, sementara gempa di Turkiye yang belakangan terjadi melanda Provinsi Balikesir.
Peristiwa gempa terjadi pada 3 Juni, bukan 10 Agustus 2025.
Gempa dalam video berpusat di Laut Mediterania, sementara gempa di Turkiye yang belakangan terjadi melanda Provinsi Balikesir.
Rujukan
- https://www.facebook.com/jesus.blessing.833368/videos/619898260822944/
- https://www.facebook.com/rendy.cuco.9/videos/2152959325212497
- https://www.facebook.com/KabarTomohon/videos/724859060528921
- https://www.facebook.com/reel/1152514800265123
- https://www.youtube.com/watch?v=rzaSPQKROBI
- https://x.com/Metropoles/status/1929882159042425007
- https://apnews.com/article/turkey-earthquake-marmaris-mediterranean-885c7757e1a1ac705b81562ac7331374
- https://www.aljazeera.com/news/2025/8/11/6-1-magnitude-earthquake-rocks-western-turkiye-killing-one
- https://kitabisa.com/campaign/kompascompendidikan
(GFD-2025-28551) Cek Fakta: Tidak Benar Ini Link Pendaftaran Rekrutmen Pertamina Patra Niaga
Sumber:Tanggal publish: 21/08/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran rekrutmen Pertamina Patra Niaga, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 11 Agustus 2025.
Klaim link pendaftaran rekrutmen Pertamina Patra Niaga berupa tulisan sebagai berikut.
"Open Rekrutmen PT PERTAMINA PATRA NIAGA 2025(Fresh Graduate / berpengalaman | minimal lulusan SMA/SMK , D3, S1, S2 | seluruh Indonesia).
Lowongan ini tidak memungut biaya apapun silahkan daftar sekarang juga agar data langsung kami imput secepatnya
Link pendaftaran di bawa ini 👇"
Unggahan tersebut mengarahkan penerimanya untuk mengakses link pendaftaran berikut ini.
"https://vip7daftarsekarang.ytiili.com/?fbclid=IwY2xjawMTsaVleHRuA2FlbQIxMQBicmlkETF0Zzl4eG1GWkhIQUxod1R1AR5j822tacqMSpoTjncE0U0HzHgoVQGnMsUJx_I094Xe52JhJQfRHSLa2NPitg_aem_YqjtCISWcuiow2q1vk_eiA"
Jika link tersebut diklik, mengarah pada halaman situs menampilkan formulir digital yang meminta sejumlah identitas, seperti nama pengguna dan nomor telepon.
Benarkah klaim link pendaftaran rekrutmen Pertamina Patra Niaga? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran rekrutmen Pertamina Patra Niaga, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Waspada Lowongan Kerja Palsu Catut Pertamina Patra Niaga, Kenali Jalur Resminya" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 19 Agustus 2025.
PT Pertamina Patra Niaga meminta masyarakat untuk mewaspadai hoaks lowongan kerja. Undangan proses rekrutmen hanya melalui email resmi Recruitment Pertamina recruitment@pertamina.com.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Roberth Marcelino Verieza Dumatubun mengatakan, Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melalukan pengecekan terhadap informasi lowongan kerja yang saat ini beredar luas di berbagai platform media sosial, mengatasnamakan Pertamina Patra Niaga, maupun Pertamina Group secara keseluruhan.
"Pertamina Patra Niaga Imbau Masyarakat Menerima Informasi Lowongan Pekerjaan Melalui recruitment.pertamina.com," kata Robert, saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (19/8/2025).
Menurut Robert, masyarakat bisa melakukan pengecekan terhadap informasi yang tersebar di media sosial dengan berbagai cara, yaitu menghubungi Pertamina Call Center 135, melalui akun sosial media @pertaminacarrer, @pertamina135, dan melalui situs resmi recruitment@pertamina.com.
Robert mengungkapkan, Pertamina Patra Niaga maupun Pertamina Group tidak pernah memungut biaya apapun atau bekerja sama dengan travel agent manapun dalam proses perekrutan pekerja.
Robert melanjutkan, untuk pengumuman kelulusan dan ketidaklulusan dan undangan proses rekrutmen hanya melalui email resmi Recruitment Pertamina recruitment@pertamina.com.
"Lowongan kerja Pertamina Patra Niaga maupun Pertamina Group, dilakukan sesuai prosedur Perusahaan, transparan dan professional," imbuhnya.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran rekrutmen Pertamina Patra Niaga tidak benar.
Pengumuman kelulusan dan ketidaklulusan dan undangan proses rekrutmen hanya melalui email resmi Recruitment Pertamina recruitment@pertamina.com.
Halaman: 9/6505