SEBUAH video berisi klaim Roy Suryo dan Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa ditahan polisi karena menyebut ijazah Jokowi palsu beredar di Tiktok dan dibagikan ulang ke media sosial X [arsip] pada 22 April 2025. Berdurasi 41 detik, video itu memperlihatkan seorang polisi tengah konferensi pers soal penetapan Roy Suryo Notodiprojo sebagai tersangka kasus ujaran kebencian dan akan segera ditahan.
Roy Suryo adalah seorang pakar telematika dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga. Sedangkan dr. Tifa adalah pakar epidemiologi molekuler yang aktif bermedia sosial. Konten itu beredar setelah Roy Suryo dan dr. Tifa mendatangi Universitas Gajah Mada pada 15 April 2025, mempersoalkan dugaan ijazah palsu mantan presiden Joko Widodo.
Namun benarkah Roy Suryo dan dr. Tifa ditahan gara-gara ijazah Jokowi?
(GFD-2025-26689) Menyesatkan: Video dr. Tifa Dan Roy Suryo Ditahan Soal Dugaan Fitnah Ijazah Jokowi Palsu
Sumber:Tanggal publish: 24/04/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Hasil penelusuran Tempo menunjukkan bahwa potongan video di atas tidak berhubungan dengan kasus ijazah Jokowi.
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan Google Lens dan mesin pencarian Google. Video yang memperlihatkan Roy Suryo ditahan, sebelumnya pernah diunggah sejumlah media, salah satunya di kanal YouTube Kompas TV pada 6 Agustus 2022, berjudul Akhirnya Roy Suryo Ditahan Polisi Setelah jadi Tersangka Kasus Meme Stupa!
Saat itu, Roy Suryo ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya dalam kasus dugaan penistaan agama terkait meme stupa Candi Borobudur. Dia ditahan karena penyidik khawatir Roy Suryo akan menghilangkan barang bukti.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan mengumumkan penetapan tersangka dan penahanan tersebut kepada wartawan. Tayangan dalam video yang beredar, dipotong pada detik ke-47 hingga menit ke 1:21, kemudian diberi teks tambahan: “Viral, sebut ijazah Jokowi palsu, Roy Suryo dan dr Tifa ditahan polisi”.
Sementara dr. Tifa masih aktif membagikan unggahan di media sosial. Pada Kamis 24 April 2025, ia menulis akan muncul Tifa atau Roy Suryo lain, jika dikriminalisasi. “Anak-anak muda hebat, jenius, penguasa teknologi yang akan menguak tabir kebohongan ini,” tulis dia di pelantar X.
Kontroversi Ijazah Jokowi
Dugaan ijazah palsu Jokowi kembali mencuat belakangan ini. Bahkan tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), termasuk Roy Suryo dan dr. Tifa, mendatangi UGM pada 15 April lalu. Mereka meragukan Jokowi sebagai lulusan UGM.
Dalam pertemuan bersama TPUA, Universitas Gadjah Mada kembali menyatakan bahwa Joko Widodo adalah alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Jokowi telah melaksanakan seluruh proses studi yang dimulai sejak tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681. “Jokowi diwisuda pada tanggal 5 November 1985," demikian disebutkan dalam rilis yang dibuat Sekretaris Universitas Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menyatakan pihaknya mempunyai dokumen komplit yang membuktikan Jokowi kuliah di sana.
Dikutip dari CNN Indonesia, setelah kedatangan Roy Suryo cs itu, Relawan Pemuda Patriot Nusantara melaporkan sejumlah pihak ke Polres Metro Jakarta Pusat pada Rabu 23 April terkait tudingan ijazah palsu milik Presiden ke-7 Joko Widodo. Laporan tersebut dilayangkan Andi Kurniawan selaku Ketua Relawan Pemuda Patriot Nusantara dan teregister dengan nomor LP/B/978/IV/2025/SPKT/Polres Metro Jakpus/Polda Metro Jaya.
Rusdiansyah selaku kuasa hukum pelapor menyebutkan empat orang yang dilaporkan dalam kasus itu. Mereka adalah mantan Menpora Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Sianipar, Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Rizal Fadillah, dan dokter Tifauzia Tyassuma.
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan Google Lens dan mesin pencarian Google. Video yang memperlihatkan Roy Suryo ditahan, sebelumnya pernah diunggah sejumlah media, salah satunya di kanal YouTube Kompas TV pada 6 Agustus 2022, berjudul Akhirnya Roy Suryo Ditahan Polisi Setelah jadi Tersangka Kasus Meme Stupa!
Saat itu, Roy Suryo ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya dalam kasus dugaan penistaan agama terkait meme stupa Candi Borobudur. Dia ditahan karena penyidik khawatir Roy Suryo akan menghilangkan barang bukti.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan mengumumkan penetapan tersangka dan penahanan tersebut kepada wartawan. Tayangan dalam video yang beredar, dipotong pada detik ke-47 hingga menit ke 1:21, kemudian diberi teks tambahan: “Viral, sebut ijazah Jokowi palsu, Roy Suryo dan dr Tifa ditahan polisi”.
Sementara dr. Tifa masih aktif membagikan unggahan di media sosial. Pada Kamis 24 April 2025, ia menulis akan muncul Tifa atau Roy Suryo lain, jika dikriminalisasi. “Anak-anak muda hebat, jenius, penguasa teknologi yang akan menguak tabir kebohongan ini,” tulis dia di pelantar X.
Kontroversi Ijazah Jokowi
Dugaan ijazah palsu Jokowi kembali mencuat belakangan ini. Bahkan tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), termasuk Roy Suryo dan dr. Tifa, mendatangi UGM pada 15 April lalu. Mereka meragukan Jokowi sebagai lulusan UGM.
Dalam pertemuan bersama TPUA, Universitas Gadjah Mada kembali menyatakan bahwa Joko Widodo adalah alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Jokowi telah melaksanakan seluruh proses studi yang dimulai sejak tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681. “Jokowi diwisuda pada tanggal 5 November 1985," demikian disebutkan dalam rilis yang dibuat Sekretaris Universitas Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menyatakan pihaknya mempunyai dokumen komplit yang membuktikan Jokowi kuliah di sana.
Dikutip dari CNN Indonesia, setelah kedatangan Roy Suryo cs itu, Relawan Pemuda Patriot Nusantara melaporkan sejumlah pihak ke Polres Metro Jakarta Pusat pada Rabu 23 April terkait tudingan ijazah palsu milik Presiden ke-7 Joko Widodo. Laporan tersebut dilayangkan Andi Kurniawan selaku Ketua Relawan Pemuda Patriot Nusantara dan teregister dengan nomor LP/B/978/IV/2025/SPKT/Polres Metro Jakpus/Polda Metro Jaya.
Rusdiansyah selaku kuasa hukum pelapor menyebutkan empat orang yang dilaporkan dalam kasus itu. Mereka adalah mantan Menpora Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Sianipar, Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Rizal Fadillah, dan dokter Tifauzia Tyassuma.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim video dr. Tifa dan Roy Suryo ditangkap polisi gara-gara ijazah Jokowi adalah menyesatkan.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@midonk.reborn/video/7495487790864502022
- https://x.com/AliZain435h/status/1914607094432719268
- https://perma.cc/5PPJ-DRTQ
- https://www.youtube.com/watch?v=MjnxcazaTQo
- https://x.com/DokterTifa/status/1915206476387553611
- https://www.tempo.co/hukum/digeruduk-dokter-tifa-cs-ugm-kembali-tegaskan-jokowi-lulusan-fakultas-kehutanan-kampus-tersebut-1231627
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250423223620-12-1221912/relawan-laporkan-roy-suryo-ke-polisi-soal-tuduhan-ijazah-palsu-jokowi /cdn-cgi/l/email-protection#96f5f3fdf0f7fde2f7d6e2f3fbe6f9b8f5f9b8fff2
(GFD-2025-26688) Keliru: Detik.com Memberitakan Nikhil Kamath dengan Foto Wajah Nadiem Makarim Babak Belur
Sumber:Tanggal publish: 24/04/2025
Berita
SEBUAH tangkapan layar berita beredar dengan logo Detiknews dan foto Nadiem Makarim dengan mata bagian kiri lebam berjudul Ucapan Nikhil Kamath Saat Tak Sadar Sedang Direkam Tuai Kontroversi di Tengah Publik.
Konten itu dibagikan oleh akun di media sosial X pada 21 April 2025 dengan narasi: “Nikhil Kamath tidak sadar kalau mikrofon masih menyala. Yang terekam mengejutkan semua orang.” Nikhil Kamath adalah seorang pengusaha dan investor India yang bersama dengan saudaranya Nithin Kamath mendirikan perusahaan pialang diskon, Zerodha.
Benarkah tangkapan layar Detiknews memberitakan hal itu dengan foto wajah Nadiem Makarim yang babak belur?
Konten itu dibagikan oleh akun di media sosial X pada 21 April 2025 dengan narasi: “Nikhil Kamath tidak sadar kalau mikrofon masih menyala. Yang terekam mengejutkan semua orang.” Nikhil Kamath adalah seorang pengusaha dan investor India yang bersama dengan saudaranya Nithin Kamath mendirikan perusahaan pialang diskon, Zerodha.
Benarkah tangkapan layar Detiknews memberitakan hal itu dengan foto wajah Nadiem Makarim yang babak belur?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan Google Lens dan mesin pencarian Google. Faktanya, tangkapan layar berita dan foto tersebut telah direkayasa.
Foto Nadiem Makarim dengan angle yang hampir sama, pernah dimuat oleh situs VOI.id pada 3 Februari 2021. Pada foto aslinya karya jurnalis VOI Irfan Meidianto, mata kiri Nadiem tidak terlihat lebam.
Judul asli artikel tersebut adalah Sempat Ramai Siswi Non-Muslim Dipaksa Pakai Jilbab, Mendikbud: Seragam dan Atribut Keputusan Murid-Guru.
Nadiem Makarim masih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu. Ia menjelaskan, penggunaan seragam sekolah dengan atribut keagamaan di sekolah negeri merupakan keputusan individu. Hal ini menyusul polemik pemaksaan pemakaian jilbab untuk siswa non Muslim di SMKN 2 Padang.
Menurut Nadiem, institusi sekolah tidak boleh lagi mewajibkan siswa maupun tenaga kependidikan menggunakan seragam dengan atribut keagamaan tertentu.
Dengan demikian, berita tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan Nikhil Kamath, salah satu miliarder termuda di India dan salah satu pendiri Zerodha, perusahaan pialang ritel terbesar di India dengan lebih dari 10 juta klien.
Foto Nadiem Makarim dengan angle yang hampir sama, pernah dimuat oleh situs VOI.id pada 3 Februari 2021. Pada foto aslinya karya jurnalis VOI Irfan Meidianto, mata kiri Nadiem tidak terlihat lebam.
Judul asli artikel tersebut adalah Sempat Ramai Siswi Non-Muslim Dipaksa Pakai Jilbab, Mendikbud: Seragam dan Atribut Keputusan Murid-Guru.
Nadiem Makarim masih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu. Ia menjelaskan, penggunaan seragam sekolah dengan atribut keagamaan di sekolah negeri merupakan keputusan individu. Hal ini menyusul polemik pemaksaan pemakaian jilbab untuk siswa non Muslim di SMKN 2 Padang.
Menurut Nadiem, institusi sekolah tidak boleh lagi mewajibkan siswa maupun tenaga kependidikan menggunakan seragam dengan atribut keagamaan tertentu.
Dengan demikian, berita tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan Nikhil Kamath, salah satu miliarder termuda di India dan salah satu pendiri Zerodha, perusahaan pialang ritel terbesar di India dengan lebih dari 10 juta klien.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim Detiknews menulis berita Nikhil Kamath dengan foto wajah Nadiem Makarim yang babak belur adalah keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]
Rujukan
- https://x.com/marcely_rebir/status/1914269245392740836?t=x1ja9aRDDCZIm4tlcK29nQ&s=08
- https://voi.id/berita/30602/sempat-ramai-siswi-non-muslim-dipaksa-pakai-jilbab-mendikbud-seragam-dan-atribut-keputusan-murid-guru
- https://www.undp.org/india/stories/curious-billionaire-nikhil-kamath /cdn-cgi/l/email-protection#4526202e23242e312405312028352a6b262a6b2c21
(GFD-2025-26687) Keliru: Penemuan Obat Nyeri Sendi oleh Spesialis Ortopedi dr. Rahmat Hidayat
Sumber:Tanggal publish: 24/04/2025
Berita
SEBUAH video beredar di Facebook [arsip], memuat penemuan obat nyeri sendi oleh seorang pria yang diklaim sebagai dr. Rahmat Hidayat, spesialis ortopedi Rumah Sakit Siloam.
Pria yang berbicara dalam bahasa Indonesia dengan aksen bahasa Inggris itu mengatakan, terdapat tiga kesalahan yang dilakukan pasien untuk mengatasi masalah tulang seperti pijatan, menggunakan obat pereda nyeri, dan menganggap nyeri sendi hal yang wajar. Pria itu mengatakan telah menemukan metode pengobatan revolusioner untuk meredakan nyeri dengan cepat, tetapi juga memperbaiki tulang rawan sendi dari dalam.
Benarkah pria dalam video tersebut adalah dr. Rahmat Hidayat, spesialis ortopedi RS Siloam penemu obat nyeri sendi lutut?
Pria yang berbicara dalam bahasa Indonesia dengan aksen bahasa Inggris itu mengatakan, terdapat tiga kesalahan yang dilakukan pasien untuk mengatasi masalah tulang seperti pijatan, menggunakan obat pereda nyeri, dan menganggap nyeri sendi hal yang wajar. Pria itu mengatakan telah menemukan metode pengobatan revolusioner untuk meredakan nyeri dengan cepat, tetapi juga memperbaiki tulang rawan sendi dari dalam.
Benarkah pria dalam video tersebut adalah dr. Rahmat Hidayat, spesialis ortopedi RS Siloam penemu obat nyeri sendi lutut?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video tersebut dengan bantuan Google Lens. Hasilnya, suara pria tersebut telah disunting dari versi aslinya yang berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Selain itu, substansi penjelasan video tersebut juga berbeda dengan aslinya.
Video tersebut pernah diunggah di akun YouTube berbahasa Inggris HCA Midwest Health pada 14 Mei 2021 dengan judul Stomach ache or appendicitis? Dokter dalam video itu sebenarnya bernama Corey Iqbal, dokter bedah anak yang juga direktur medis bedah anak dan janin di Overland Park Regional Medical Center.
Dalam video aslinya, Corey berbicara dalam bahasa Inggris. Ia tengah membahas topik radang usus buntu, penyakit yang sangat umum terjadi pada anak-anak, dan membuat orang tua sangat cemas.
“Jadi, apa itu usus buntu? Usus buntu adalah organ kecil yang bentuknya seperti cacing, hampir seperti jari kelingking saya. Usus buntu menggantung di usus besar, terletak di bagian kanan bawah perut. Di bagian dalamnya terdapat lubang kecil yang tersumbat kotoran, yang menyumbatnya dan menyebabkan infeksi di sisi lainnya,” kata Corey.
Analisis video dan audio
Tempo bekerja sama dengan Deepfakes Analysis Unit (DAU), Misinformation Combat Alliance, India, untuk menganalisis perbedaan video asli dengan video hasil rekayasa tersebut. Hasilnya memuat beberapa poin.
Pertama, ditemukan kejanggalan pada bagian mulut, terdapat bercak cokelat yang muncul dan hilang secara tidak konsisten sepanjang video. Selain itu, bagian mulut juga terlihat sangat buram. Termasuk tampilan giginya yang aneh. Biasanya mulut memang kerap menjadi area yang paling menunjukkan jejak visual hasil rekayasa. Sebab, area ini sering menjadi target utama modifikasi oleh pelaku rekayasa. Area ini biasanya dibuat berpiksel untuk menyembunyikan tanda-tanda manipulasi.
Kedua, dalam video asli, sosok dokter yang berbicara itu lebih ekspresif dan sering menggunakan gerakan tangan dan sesekali menutupi mulutnya. Namun, dalam video hasil rekayasa, banyak dari frame tersebut dihapus.
Ketiga, dengan menggunakan empat alat deteksi yakni Hive AI, Hiya, Deepfake-o-Meter dan ElevenLabs Speech Classifier, hanya Deepfake-o-meter yang mengklasifikan video hasil rekayasa dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan. Sedangkan tiga alat lainnya mendeteksi audio tersebut otentik.
Namun DAU memberikan catatan bahwa pembuat konten menambahkan musik latar dan gambar tambahan di akhir video hingga menjadi sepanjang 6 menit. Padahal, konten audio-visualnya hanya sepanjang 3 menit 17 detik. Pasalnya, penambahan musik diketahui dapat mengganggu hasil deteksi alat. Upaya penambahan ini, menurut pakar dari DAU, kemungkinan penambahan gambar statis atau sedikit animasi pada bagian akhir video yang disunting itu untuk untuk melewati filter moderasi konten.
Video tersebut pernah diunggah di akun YouTube berbahasa Inggris HCA Midwest Health pada 14 Mei 2021 dengan judul Stomach ache or appendicitis? Dokter dalam video itu sebenarnya bernama Corey Iqbal, dokter bedah anak yang juga direktur medis bedah anak dan janin di Overland Park Regional Medical Center.
Dalam video aslinya, Corey berbicara dalam bahasa Inggris. Ia tengah membahas topik radang usus buntu, penyakit yang sangat umum terjadi pada anak-anak, dan membuat orang tua sangat cemas.
“Jadi, apa itu usus buntu? Usus buntu adalah organ kecil yang bentuknya seperti cacing, hampir seperti jari kelingking saya. Usus buntu menggantung di usus besar, terletak di bagian kanan bawah perut. Di bagian dalamnya terdapat lubang kecil yang tersumbat kotoran, yang menyumbatnya dan menyebabkan infeksi di sisi lainnya,” kata Corey.
Analisis video dan audio
Tempo bekerja sama dengan Deepfakes Analysis Unit (DAU), Misinformation Combat Alliance, India, untuk menganalisis perbedaan video asli dengan video hasil rekayasa tersebut. Hasilnya memuat beberapa poin.
Pertama, ditemukan kejanggalan pada bagian mulut, terdapat bercak cokelat yang muncul dan hilang secara tidak konsisten sepanjang video. Selain itu, bagian mulut juga terlihat sangat buram. Termasuk tampilan giginya yang aneh. Biasanya mulut memang kerap menjadi area yang paling menunjukkan jejak visual hasil rekayasa. Sebab, area ini sering menjadi target utama modifikasi oleh pelaku rekayasa. Area ini biasanya dibuat berpiksel untuk menyembunyikan tanda-tanda manipulasi.
Kedua, dalam video asli, sosok dokter yang berbicara itu lebih ekspresif dan sering menggunakan gerakan tangan dan sesekali menutupi mulutnya. Namun, dalam video hasil rekayasa, banyak dari frame tersebut dihapus.
Ketiga, dengan menggunakan empat alat deteksi yakni Hive AI, Hiya, Deepfake-o-Meter dan ElevenLabs Speech Classifier, hanya Deepfake-o-meter yang mengklasifikan video hasil rekayasa dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan. Sedangkan tiga alat lainnya mendeteksi audio tersebut otentik.
Namun DAU memberikan catatan bahwa pembuat konten menambahkan musik latar dan gambar tambahan di akhir video hingga menjadi sepanjang 6 menit. Padahal, konten audio-visualnya hanya sepanjang 3 menit 17 detik. Pasalnya, penambahan musik diketahui dapat mengganggu hasil deteksi alat. Upaya penambahan ini, menurut pakar dari DAU, kemungkinan penambahan gambar statis atau sedikit animasi pada bagian akhir video yang disunting itu untuk untuk melewati filter moderasi konten.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klim video dr Rahmat Hidayat spesialis ortopedi RS Siloam dan menemukan obat nyeri sendi lutut adalah klaim keliru.
Rujukan
(GFD-2025-26686) [KLARIFIKASI] Video Bangkai Gerbong Kereta di Tebing Dibuat dengan AI
Sumber:Tanggal publish: 23/04/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video viral di media sosial Facebook menampilkan bangkai gerbong kereta bekas di atas tebing.
Video itu mendapat lebih dari 6.100 likes, 244 komentar, dan disebarkan ulang oleh 55 akun Facebook.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video bangkai gerbong kereta di tebing disebarkan oleh akun Facebook ini pada 9 April 2025.
Berikut narasi yang ditulis:
Bangkai Gerbong kereta bekas kecelakaan karena jembatan runtuh mangkrak di ujung tebing
Tangkapan layar video itu lantas disebarkan oleh akun Facebook ini.
Video itu mendapat lebih dari 6.100 likes, 244 komentar, dan disebarkan ulang oleh 55 akun Facebook.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video bangkai gerbong kereta di tebing disebarkan oleh akun Facebook ini pada 9 April 2025.
Berikut narasi yang ditulis:
Bangkai Gerbong kereta bekas kecelakaan karena jembatan runtuh mangkrak di ujung tebing
Tangkapan layar video itu lantas disebarkan oleh akun Facebook ini.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri jejak digital video yang beredar.
Hasil pencarian reverse image Google mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube ini dan ini.
Lantas, salah satu video tanpa teks di dalamnya dicek menggunakan Hive Moderation.
Tools tersebut dapat membantu mengidentifikasi campur tangan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) dalam teks, gambar, video, bahkan audio.
Hasilnya, video bangkai gerbong kereta di tebing diidentifikasi memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan AI.
Hasil pencarian reverse image Google mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube ini dan ini.
Lantas, salah satu video tanpa teks di dalamnya dicek menggunakan Hive Moderation.
Tools tersebut dapat membantu mengidentifikasi campur tangan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) dalam teks, gambar, video, bahkan audio.
Hasilnya, video bangkai gerbong kereta di tebing diidentifikasi memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan AI.
Kesimpulan
Video bangkai gerbong kereta di tebing merupakan konten manipulatif.
Hive Moderation mengidentifikasi video tersebut memiliki probabilitas 99,8 persen dibuat dengan AI. Konten ini sepertinya dibuat dengan tujuan hiburan, namun agar tidak menjadi informasi yang keliru perlu diluruskan.
Hive Moderation mengidentifikasi video tersebut memiliki probabilitas 99,8 persen dibuat dengan AI. Konten ini sepertinya dibuat dengan tujuan hiburan, namun agar tidak menjadi informasi yang keliru perlu diluruskan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/654317350535195
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=511701325351500&set=a.236552582866377
- https://www.google.com/search?source=lns.web.gsbubb&vsdim=357,501&gsessionid=1ZMcrL7pNRX-xS9kj3O-tooSk9TLaJSVwzC7PztZS2ZskYlxQJ9cCw&lsessionid=-7LKXxb9yKxeQuczTYxWMtYIUdteQHS0tPk4gnvCUueX-xETSxIW7Q&lns_surface=26&biw=1600&bih=790&hl=en-ID&vsrid=CPGNpcvp_9bzvwEQBBgBIiQ3MzBCNDU3Ny1FMzhFLTRBM0MtOUE5Mi1BNjAzRDkxM0JDM0U&udm=26&q&vsint=CAQqCgoCCAcSAggHIAE6IwoWDQAAAD8VAAAAPx0AAIA_JQAAgD8wARDlAhj1AyUAAIA_&lns_mode=un&qsubts=1745217799073&stq=1&cs=1&lei=AekFaJq5LKzn1e8P152HkAs
- https://www.youtube.com/watch?v=tNP1OqdX1Qc
- https://www.youtube.com/watch?v=NbnevDwmd34
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 6/6037