SEBUAH video beredar di YouTube [arsip] serta akun Facebook (satu dan dua) yang memuat klaim, patung Buddha Leshan di Cina merupakan sosok Nabi Zulkifli.
Video itu memperlihatkan patung Budha raksasa, serta permukiman di tengah pegunungan dan persawahan. Narasi dalam video menceritakan kisah seorang biksu senior di sebuah biara atau vihara di Kota Leshan, Provinsi Sichuan, Cina, bernama Tenzin. Patung Budha itu kemudian dikaitkan dengan tanda keberadaan Nabi Zulkifli di sebuah gunung dekat viharanya.
Namun, benarkah patung Buddha Leshan yang terkenal itu adalah sosok Nabi Zulkifli?
(GFD-2025-27175) Keliru: Patung Buddha Leshan adalah Nabi Zulkifi
Sumber:Tanggal publish: 28/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tempo memeriksa konten tersebut dengan membandingkan gambar patung dalam video dan patung yang asli, menggunakan alat deteksi kecerdasan buatan, dan pemberitaan dari media kredibel. Hasilnya, narasi bahwa patung Buddha Leshan adalah Nabi Zulkifli adalah tidak akurat.
Foto-foto Buddha Leshan pernah dipublikasikan di sejumlah media, salah satunya National Geographic. Patung tersebut diukir di sisi Gunung Lingyun yang berusia lebih dari 1.300 tahun. Patung Buddha Leshan dianggap sebagai salah satu patung Buddha terbesar di dunia dan sejauh ini merupakan patung pra-modern tertinggi.
Patung Leshan adalah patung yang dibuat di era Dinasti Tang Cina (713 M) atas inisiasi biksu Hai Tong, untuk menenangkan dewa sungai. Sebelumnya sungai di lokasi itu berbahaya dan sering membuat warga sekitar kecelakaan dan meninggal dunia saat naik perahu.
Bentuknya dibuat mirip Maitreya atau sang Buddha dalam keyakinan agama Buddha. Pembangunannya selesai dalam 90 tahun. Kemudian, kini menjadi patung pra-modern tertinggi di dunia, dan tujuan ziarah umat Budha.
Foto asli Buddha Leshan dapat dicek di bawah ini:
Tempo memverifikasi beberapa gambar dalam kolase video tersebut dibuat dengan kecerdasan buatan. Bagian gambar seorang biksu di depan patung Buddha Leshan, berdasarkan alat deteksi AI or NOT, menghasilkan kemungkinan 97 persen gambar itu dibuat menggunakan kecerdasan buatan. Kemungkinan gambar itu dibuat menggunakan aplikasi Midjourney sebesar 36 persen.
Gambar seorang biksu memegang patung di depan patung besar di Buddha Leshan juga dibuat menggunakan kecerdasan buatan. Menurut AI or NOT, kemungkinan 76 persen gambar itu melibatkan kecerdasan buatan. Salah satu aplikasi yang digunakan yakni 4o milik OpenAI, dengan probabilitas 43 persen.
Guru Besar Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Asep Achmad Hidayat, kepada Tempo sebelumnya mengatakan, tidak ada literatur yang merujuk Zulkifli berdakwah hingga ke Cina atau berasal dari Cina.
Dalam konteks sejarah Islam, kata Asep, masih terjadi perbedaan pendapat mengenai sosok Zulkifli. Pertama, disebut sebagai putra Ayub yang hidup di Damaskus. Kedua, Nabi Zulkifli juga disebut sebagai nabi di Irak. “Namun tidak ada yang menyebutkan bahwa Zulkifli ada di Cina,” kata Asep kepada Tempo, awal Mei 2025.
Tempat wafat dan makam Nabi Zulkifli juga belum terkonfirmasi, alias masih terdapat berbagai versi cerita. Dilansir Media Indonesia, ada yang mengatakan makamnya berada di Suriah, ada pula yang berpendapat di Haifa Palestina. Penggalian arkeologi tahun 2009 di Ophel, sebuah wilayah di Yerusalem Timur, menemukan sebuah cap segel yang bertuliskan Zulkifli, berusia 2.700 tahun, seperti yang dilaporkan Tempo. Namun, belum didapatkan bukti tambahan untuk memastikan apakah cap segel itu benar-benar berkaitan dengan Nabi Zulkifli.
Foto-foto Buddha Leshan pernah dipublikasikan di sejumlah media, salah satunya National Geographic. Patung tersebut diukir di sisi Gunung Lingyun yang berusia lebih dari 1.300 tahun. Patung Buddha Leshan dianggap sebagai salah satu patung Buddha terbesar di dunia dan sejauh ini merupakan patung pra-modern tertinggi.
Patung Leshan adalah patung yang dibuat di era Dinasti Tang Cina (713 M) atas inisiasi biksu Hai Tong, untuk menenangkan dewa sungai. Sebelumnya sungai di lokasi itu berbahaya dan sering membuat warga sekitar kecelakaan dan meninggal dunia saat naik perahu.
Bentuknya dibuat mirip Maitreya atau sang Buddha dalam keyakinan agama Buddha. Pembangunannya selesai dalam 90 tahun. Kemudian, kini menjadi patung pra-modern tertinggi di dunia, dan tujuan ziarah umat Budha.
Foto asli Buddha Leshan dapat dicek di bawah ini:
Tempo memverifikasi beberapa gambar dalam kolase video tersebut dibuat dengan kecerdasan buatan. Bagian gambar seorang biksu di depan patung Buddha Leshan, berdasarkan alat deteksi AI or NOT, menghasilkan kemungkinan 97 persen gambar itu dibuat menggunakan kecerdasan buatan. Kemungkinan gambar itu dibuat menggunakan aplikasi Midjourney sebesar 36 persen.
Gambar seorang biksu memegang patung di depan patung besar di Buddha Leshan juga dibuat menggunakan kecerdasan buatan. Menurut AI or NOT, kemungkinan 76 persen gambar itu melibatkan kecerdasan buatan. Salah satu aplikasi yang digunakan yakni 4o milik OpenAI, dengan probabilitas 43 persen.
Guru Besar Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Asep Achmad Hidayat, kepada Tempo sebelumnya mengatakan, tidak ada literatur yang merujuk Zulkifli berdakwah hingga ke Cina atau berasal dari Cina.
Dalam konteks sejarah Islam, kata Asep, masih terjadi perbedaan pendapat mengenai sosok Zulkifli. Pertama, disebut sebagai putra Ayub yang hidup di Damaskus. Kedua, Nabi Zulkifli juga disebut sebagai nabi di Irak. “Namun tidak ada yang menyebutkan bahwa Zulkifli ada di Cina,” kata Asep kepada Tempo, awal Mei 2025.
Tempat wafat dan makam Nabi Zulkifli juga belum terkonfirmasi, alias masih terdapat berbagai versi cerita. Dilansir Media Indonesia, ada yang mengatakan makamnya berada di Suriah, ada pula yang berpendapat di Haifa Palestina. Penggalian arkeologi tahun 2009 di Ophel, sebuah wilayah di Yerusalem Timur, menemukan sebuah cap segel yang bertuliskan Zulkifli, berusia 2.700 tahun, seperti yang dilaporkan Tempo. Namun, belum didapatkan bukti tambahan untuk memastikan apakah cap segel itu benar-benar berkaitan dengan Nabi Zulkifli.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan patung Buddha Leshan yang merupakan Nabi Zulkifli adalah kalim keliru.
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=0hzxGhVWlgM
- https://mvau.lt/media/06b59ab1-e98e-4c7d-80ed-0628982b99e8
- https://www.facebook.com/watch/?v=1211169097077575
- https://www.facebook.com/reel/9738926089528053
- https://nationalgeographic.grid.id/read/134169270/asal-usul-patung-buddha-leshan-dibuat-untuk-menenangkan-dewa-sungai?page=all
- https://mediaindonesia.com/humaniora/646706/kisah-nabi-zulkifli-as-lengkap-raja-yang-sabar-dan-mampu-menahan-godaan-iblis
- https://www.tempo.co/sains/arkeolog-temukan-bekas-segel-diduga-bukti-awal-nabi-zulkifli-969910
(GFD-2025-27174) [PENIPUAN] Ada Bantuan Tunai dari Kerajaan Brunei
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 28/05/2025
Berita
Akun Facebook “Bantuan Brunei” pada Selasa (20/5/2025) membagikan video [arsip] berisi narasi:
“JIKA FOTO INI MASUK KE BERANDA KALIAN, SELAMAT ANDA DAPAT TRANSFERAN 150JT DARI SULTAN
Bantuan dana Kerajaan Brunei silakan daftar serakang
WhatsApp+6285166526212
TANPA SYARAT APAPUN”
Per Rabu (28/5/2025), konten tersebut telah ditonton lebih dari 12 ribu kali dan mendapat 348 emoji reaksi serta 259 komentar.
“JIKA FOTO INI MASUK KE BERANDA KALIAN, SELAMAT ANDA DAPAT TRANSFERAN 150JT DARI SULTAN
Bantuan dana Kerajaan Brunei silakan daftar serakang
WhatsApp+6285166526212
TANPA SYARAT APAPUN”
Per Rabu (28/5/2025), konten tersebut telah ditonton lebih dari 12 ribu kali dan mendapat 348 emoji reaksi serta 259 komentar.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) memeriksa nomor WA yang tertera dalam unggahan akun Facebook “Bantuan Brunei” melalui Getcontact. Hasilnya, tidak ada keterangan yang berhubungan dengan Kerajaan Brunei Darussalam. Selain itu, kode telepon nasional Brunei adalah +673, bukan +62 yang merupakan kode telepon Indonesia.
TurnBackHoax lalu memasukkan kata kunci “donation (donasi)” ke mesin pencarian di laman resmi Pemerintah Brunei www.gov.bn. Hasilnya, tidak ditemukan informasi mengenai Kerajaan Brunei yang berbagi uang tunai melalui Facebook.
Dalam laman resmi tersebut juga tertera beberapa sosial media milik Kerajaan Brunei, antara lain:
Facebook “GOVBN”
Twitter/X “GOV_BN”
Instagram “govbn”
YouTube “govbn Channel”
TurnBackHoax lalu memasukkan kata kunci “donation (donasi)” ke mesin pencarian di laman resmi Pemerintah Brunei www.gov.bn. Hasilnya, tidak ditemukan informasi mengenai Kerajaan Brunei yang berbagi uang tunai melalui Facebook.
Dalam laman resmi tersebut juga tertera beberapa sosial media milik Kerajaan Brunei, antara lain:
Facebook “GOVBN”
Twitter/X “GOV_BN”
Instagram “govbn”
YouTube “govbn Channel”
Kesimpulan
Unggahan berisi narasi “ada bantuan tunai dari Kerajaan Brunei” merupakan konten tiruan (impostor content).
(Ditulis oleh ‘Ainayya)
(Ditulis oleh ‘Ainayya)
Rujukan
- http[gov.bn] Laman resmi Kerajaan Brunei Darussalam
- https://www.gov.bn/SitePages/Home.aspx
- https://www.facebook.com/61576217711438/videos/1650040582310390/ (unggahan akun Facebook “Bantuan Brunei”)
- https://archive.ph/jYMnl (arsip unggahan akun Facebook “Bantuan Brunei”)
- https://turnbackhoax.id/2025/05/28/penipuan-ada-bantuan-tunai-dari-kerajaan-brunei/
(GFD-2025-27173) [KLARIFIKASI] Perjanjian Pandemi WHO Dipahami Secara Keliru
Sumber:Tanggal publish: 27/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Perjanjian pandemi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang telah disepakati negara anggota dipahami secara keliru.
Narasi di media sosial mengeklaim proses perumusan perjanjian tersebut tidak boleh diliput oleh media.
Ada pula narasi yang menyebutkan bahwa perjanjian pandemi WHO sebagai upaya kontrol dan bersifat paksaan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru dan perlu diluruskan.
Informasi mengenai perjanjian pandemi WHO tidak boleh diliput media dan berisifat paksaan disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
Narasi yang beredar mencakup beberapa poin keliru seputar perjanjian pandemi WHO.
Berikut rangkumannya:
Narasi di media sosial mengeklaim proses perumusan perjanjian tersebut tidak boleh diliput oleh media.
Ada pula narasi yang menyebutkan bahwa perjanjian pandemi WHO sebagai upaya kontrol dan bersifat paksaan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru dan perlu diluruskan.
Informasi mengenai perjanjian pandemi WHO tidak boleh diliput media dan berisifat paksaan disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
Narasi yang beredar mencakup beberapa poin keliru seputar perjanjian pandemi WHO.
Berikut rangkumannya:
Hasil Cek Fakta
Perjanjian pandemi WHO yang dimaksudkan dalam narasi yang beredar bersumber dari rilis WHO pada 19 Mei 2025.
Perjanjian pandemi yang dirancang tersebut melalui proses selama lebih dari tiga tahun, yang mulai dibahas selama pandemi Covid-19.
Tujuan utama perjanjian pandemi itu yakni menegosiasikan kesepakatan untuk mengatasi kesenjangan dan ketidakadilan dalam mencegah, menghadapi, dan menanggapi pandemi.
Perjanjian ini disepakati oleh 124 negara anggota, sementara 11 negara abstain.
Perjanjian tersebut menegaskan bahwa tidak ada pemberian wewenang kepada WHO terkait kekuasaan apa pun yang mengikat kebijakan nasional suatu negara.
"Tidak ada ketentuan dalam Perjanjian Pandemi WHO yang ditafsirkan sebagai pemberian kewenangan kepada Sekretariat WHO, termasuk Direktur Jenderal WHO, untuk mengarahkan, memerintahkan, mengubah atau menetapkan kebijakan nasional dan internasional," tulis WHO.
Dalam perjanjian yang telah disepakati disebutkan, setiap negara wajib menerapkan pendekatan yang melibatkan seluruh pemerintah dan seluruh masyarakat di tingkat nasional, sesuai dengan keadaan nasional.
Sehingga, narasi yang mengeklaim tidak adanya keterlibatan pemerintahan daerah tidak benar.
Adapun terkait informasi kesehatan suatu negara, tetap berpegang pada hukum internasional dan nasional yang berlaku.
Termasuk regulasi dan standar nasional atas penilaian risiko, biosafety, biosecurity, dan pengendalian ekspor patogen, serta perlindungan data.
Sebelumnya, perjanjian pandemi WHO dikaitkan dengan teori konspirasi yang disebut pandemic treaty.
Dilansir DW, perjanjian mengenai kesiapsiagaan pandemi dinegosiasikan antara 194 negara anggota WHO, tetapi WHO sendiri tidak dapat menentukan isi perjanjian tersebut.
WHO menyatakan, tidak terlibat dalam sertifikasi kesehatan digital nasional, maupun pengumpulan data pribadi.
Data kesehatan dan penyerahannya merupakan hak masing-masing negara untuk mengaturnya.
Perjanjian pandemi yang dirancang tersebut melalui proses selama lebih dari tiga tahun, yang mulai dibahas selama pandemi Covid-19.
Tujuan utama perjanjian pandemi itu yakni menegosiasikan kesepakatan untuk mengatasi kesenjangan dan ketidakadilan dalam mencegah, menghadapi, dan menanggapi pandemi.
Perjanjian ini disepakati oleh 124 negara anggota, sementara 11 negara abstain.
Perjanjian tersebut menegaskan bahwa tidak ada pemberian wewenang kepada WHO terkait kekuasaan apa pun yang mengikat kebijakan nasional suatu negara.
"Tidak ada ketentuan dalam Perjanjian Pandemi WHO yang ditafsirkan sebagai pemberian kewenangan kepada Sekretariat WHO, termasuk Direktur Jenderal WHO, untuk mengarahkan, memerintahkan, mengubah atau menetapkan kebijakan nasional dan internasional," tulis WHO.
Dalam perjanjian yang telah disepakati disebutkan, setiap negara wajib menerapkan pendekatan yang melibatkan seluruh pemerintah dan seluruh masyarakat di tingkat nasional, sesuai dengan keadaan nasional.
Sehingga, narasi yang mengeklaim tidak adanya keterlibatan pemerintahan daerah tidak benar.
Adapun terkait informasi kesehatan suatu negara, tetap berpegang pada hukum internasional dan nasional yang berlaku.
Termasuk regulasi dan standar nasional atas penilaian risiko, biosafety, biosecurity, dan pengendalian ekspor patogen, serta perlindungan data.
Sebelumnya, perjanjian pandemi WHO dikaitkan dengan teori konspirasi yang disebut pandemic treaty.
Dilansir DW, perjanjian mengenai kesiapsiagaan pandemi dinegosiasikan antara 194 negara anggota WHO, tetapi WHO sendiri tidak dapat menentukan isi perjanjian tersebut.
WHO menyatakan, tidak terlibat dalam sertifikasi kesehatan digital nasional, maupun pengumpulan data pribadi.
Data kesehatan dan penyerahannya merupakan hak masing-masing negara untuk mengaturnya.
Kesimpulan
Narasi mengenai perjanjian pandemi WHO tidak boleh diliput media dan berisifat paksaan merupakan informasi keliru.
WHO tidak terlibat dalam isi perjanjian, tetapi ditentukan sendiri oleh 194 negara anggota.
Tidak ada pemberian kewenangan kepada WHO dalam perjanjian tersebut, termasuk yang melebihi kepentingan nasional masing-masing negara.
WHO tidak terlibat dalam isi perjanjian, tetapi ditentukan sendiri oleh 194 negara anggota.
Tidak ada pemberian kewenangan kepada WHO dalam perjanjian tersebut, termasuk yang melebihi kepentingan nasional masing-masing negara.
Rujukan
- https://www.facebook.com/lucky.harmony.reborn/videos/3924853871070069/
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10212978565096553&set=a.3078625142314
- https://www.who.int/news/item/19-05-2025-member-states-approve-who-pandemic-agreement-in-world-health-assembly-committee--paving-way-for-its-formal-adoption
- https://www.who.int/news/item/20-05-2025-world-health-assembly-adopts-historic-pandemic-agreement-to-make-the-world-more-equitable-and-safer-from-future-pandemics
- https://apps.who.int/gb/ebwha/pdf_files/WHA78/A78_10-en.pdf
- https://www.dw.com/en/fact-check-conspiracy-theories-about-the-pandemic-treaty/a-65982226
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27172) [KLARIFIKASI] Video Penemuan Candi Wisnu di Dasar Laut Bali adalah Rekayasa AI
Sumber:Tanggal publish: 27/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan penemuan Candi Wisnu, salah satu dewa utama dalam agama Hindu, di dasar laut Bali, Indonesia.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan hasil rekayasa artificial intelligence (AI). Informasi dalam unggahan keliru dan perlu diluruskan.
Video yang diklaim menunjukkan penemuan Candi Wisnu di dasar laut Bali dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada April dan Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
*"Candi Wisnu:"* ditemukan di bawah laut dekat Bali, Indonesia. Konon usianya sudah 5.000+ Tahun. Penduduk setempat menyebut tempat menyelam baru di "Pantai Pemuteran" ini sebagai *"Taman Candi Bawah Air, Bali."* Banyak patung ditemukan di bawah air laut di sana.
Video itu menampilkan sekelompok penyelam menjelajahi dasar laut dan menemukan kompleks bangunan kuno serta patung-patung di dalamnya.
Penelusuran Kompas.com
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pemberitaan kredibel mengenai penemuan Candi Wisnu di dasar laut Bali. Video itu juga tidak dimuat oleh media kredibel mana pun.
Sementara itu, Candi Wisnu menurut data Kemdikbud adalah salah satu candi di kompleks percandian Rara Jonggrang, yang berada di Dusun Karangasem, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Namun, bentuk Candi Wisnu yang berada di Sleman,DIY, berbeda dengan bangunan kuno yang ditampilkan dalam video Facebook.
Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek keaslian video tersebut dengan Hive Moderation, yang dapat mendeteksi apakah sebuah konten dihasilkan dengan AI.
Hasil pemeriksaan Hive Moderation menunjukkan bahwa video yang diklaim menunjukkan Candi Wisnu di dasar laut Bali memiliki probabilitas 99,9 persen dihasilkan dengan AI.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan hasil rekayasa artificial intelligence (AI). Informasi dalam unggahan keliru dan perlu diluruskan.
Video yang diklaim menunjukkan penemuan Candi Wisnu di dasar laut Bali dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada April dan Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
*"Candi Wisnu:"* ditemukan di bawah laut dekat Bali, Indonesia. Konon usianya sudah 5.000+ Tahun. Penduduk setempat menyebut tempat menyelam baru di "Pantai Pemuteran" ini sebagai *"Taman Candi Bawah Air, Bali."* Banyak patung ditemukan di bawah air laut di sana.
Video itu menampilkan sekelompok penyelam menjelajahi dasar laut dan menemukan kompleks bangunan kuno serta patung-patung di dalamnya.
Penelusuran Kompas.com
Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pemberitaan kredibel mengenai penemuan Candi Wisnu di dasar laut Bali. Video itu juga tidak dimuat oleh media kredibel mana pun.
Sementara itu, Candi Wisnu menurut data Kemdikbud adalah salah satu candi di kompleks percandian Rara Jonggrang, yang berada di Dusun Karangasem, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Namun, bentuk Candi Wisnu yang berada di Sleman,DIY, berbeda dengan bangunan kuno yang ditampilkan dalam video Facebook.
Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek keaslian video tersebut dengan Hive Moderation, yang dapat mendeteksi apakah sebuah konten dihasilkan dengan AI.
Hasil pemeriksaan Hive Moderation menunjukkan bahwa video yang diklaim menunjukkan Candi Wisnu di dasar laut Bali memiliki probabilitas 99,9 persen dihasilkan dengan AI.
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim menunjukkan penemuan Candi Wisnu di dasar laut Bali adalah informasi keliru.
Video tersebut memiliki probabilitas mencapai 99,9 persen dihasilkan dengan AI. Candi Wisnu juga tidak berlokasi di dasar laut Bali, melainkan di Sleman, DIY.
Video tersebut memiliki probabilitas mencapai 99,9 persen dihasilkan dengan AI. Candi Wisnu juga tidak berlokasi di dasar laut Bali, melainkan di Sleman, DIY.
Rujukan
Halaman: 3/6156