(GFD-2023-14360) Cek Fakta: Hoaks Kemenkes Telepon Masyarakat untuk Tanyakan Status Vaksinasi
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 09/12/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial pesan berantai yang mengklaim Kemenkes melakukan telepon pada masyarakat untuk menanyakan status vaksinasi. Postingan itu beredar sejak akhir pekan ini.
Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 8 Desember 2023.
"Mohon perhatian:
Barusan rekan saya mendapat telepon yang mengaku dari Kemenkes dan menanyakan apakah dia telah divaksinasi. Jika sudah tekan 1, jika belum tekan 2. Akibatnya, dia menekan 1 dan telepon diblokir dan diretas, dan semua data2 perbankan/online banking dibobol isi rekening dikuras habis...
#agar semuanya hati-hati cepat dan teruskan informasi ini ke lebih banyak orang supaya banyak yang tahu ada trik baru untuk scammers/penjahat perbankan via online."
Akun itu juga menambahkan narasi:
"BismillaahirrahmaanirrahiimSemoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT
Hati-hati, sampaikan ke seluruh GROUP WA yang ada di HP masing- masing."
Lalu benarkah pesan berantai yang mengklaim Kemenkes melakukan telepon pada masyarakat untuk menanyakan status vaksinasi?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bahwa pesan berantai serupa pernah muncul beberapa bulan lalu. Kemenkes membantah bahwa pernah menelepon masyarakat untuk menanyakan status vaksinasi.
"Tidak ada lembaga pemerintah termasuk Kementerian Kesehatan yang melakukan panggilan telepon terkait status vaksinasi masyarakat. Bila ada pesan berantai seperti di atas, dipastikan tidak benar alias hoaks," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dokter Mohammad Syahril.
"Masyarakat dapat mengakses status vaksinasi melalui platform Satu Sehat. Ini merupakan yang merupakan situs resmi pemerintah untuk vaksinasi covid-19, Selain lewat Satu Sehat, masyarakat juga dapat berkomunikasi langsung dengan menghubungi WhatsApp Kemenkes RI 0811 1050 0567, email pedulilindungi@kemkes.go.id, atau Call Center di nomor 119 ext. 9," katanya menambahkan.
Pada tahun 2021, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi juga pernah menyampaikan bantahannya.
"Itu hoaks ya. Pemerintah melalui Kemenkes tidak pernah menelepon masyarakat untuk menanyakan status vaksinasi," ujarnya saat dihubungi Cek Fakta Liputan6.com, Sabtu (4/9/2021).
"Sesudah vaksin masyarakat akan mendapat sertifikat vaksin yang bisa diakses melalui aplikasi PeduliLindungi atau di websitenya," katanya menambahkan.
Kesimpulan
Pesan berantai yang mengklaim Kemenkes melakukan telepon pada masyarakat untuk menanyakan status vaksinasi adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2023-14359) [SALAH] Tangkapan Layar Artikel “BREAKING NEWS: Jokowi Kunjungi NTT, Begini Jadwal Kunker RI I dan RI 3 Berkunjung di Tiga Daerah”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 07/12/2023
Berita
NARASI: “BREAKING NEWS: Jokowi Kunjungi NTT, Begini Jadwal Kunker RI I dan RI 3 Berkunjung di Tiga Daerah”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan foto hasil SUNTINGAN, FAKTA: judul asli artikel yang dimuat di POS-KUPANG.COM yang disunting adalah “BREAKING NEWS: Jokowi Kunjungi NTT, Begini Jadwal Kunker Presiden di Tiga Daerah”.
Artikel sumber tangkapan layar dengan judul ASLI, POS-KUPANG.COM pada 4 Des 2023: “Presiden RI jokowi kunjungi NTT. Kali ini kunjungan orang nomor satu di Indonesia dilakukan di tiga daerah.
Artikel-artikel dengan topik “Jokowi Kunjungi NTT” di situs POS-KUPANG.COM
Artikel sumber tangkapan layar dengan judul ASLI, POS-KUPANG.COM pada 4 Des 2023: “Presiden RI jokowi kunjungi NTT. Kali ini kunjungan orang nomor satu di Indonesia dilakukan di tiga daerah.
Artikel-artikel dengan topik “Jokowi Kunjungi NTT” di situs POS-KUPANG.COM
Kesimpulan
Hasil SUNTINGAN, FAKTA: judul asli artikel yang dimuat di POS-KUPANG.COM yang disunting adalah “BREAKING NEWS: Jokowi Kunjungi NTT, Begini Jadwal Kunker Presiden di Tiga Daerah”.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Memahami gangguan informasi” (Google Translate),
- https://bit.ly/3wHx0lO /
- https://archive.ph/iCp3w (arsip cadangan). [2] tribunnews.com: “BREAKING NEWS: Jokowi Kunjungi NTT, Begini Jadwal Kunker Presiden di Tiga Daerah”,
- https://bit.ly/46KH5hV /
- https://archive.md/1k65J (arsip cadangan). [3] tribunnews.com,
- https://bit.ly/47VUC7G /
- https://archive.ph/RTC3i (arsip cadangan).
(GFD-2023-14358) [SALAH] Video “SRI MULYANI KANTONGI BOROK PRABOWO SUBIANTO KETAKUTAN”
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 06/12/2023
Berita
NARASI: “DEAL 💯 SRI MULYANI KANTONGI BOROK !! PRABOWO SUBIANTO KETAKUTAN❓❗”
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan video yang memelintir konteks memanfaatkan isu yang sedang berlangsung yang menyebabkan kesimpulan yang MENYESATKAN. FAKTA: selain berisi pembacaan artikel dari situs opini, video sebenarnya berisi potongan-potongan video dari peristiwa yang konteksnya TIDAK berkaitan.
Salah satu sumber video dengan segmen yang identik dengan konteks yang BENAR, Kompas.tv pada 27 Okt 2020: “JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Keuangan Sri Mulyani menceritakan bagaimana usaha kerasnya memperjuangkan kembali aset-aset negara yang lenyap di Era Presiden Soeharto, salah satunya Hotel Hilton Jakarta yang sudah berubah nama menjadi Hotel Sultan.
Hasil pencarian video di YouTube, kata kunci: “sri mulyani negara maju negara berkembang”.
Salah satu sumber video dengan segmen yang identik dengan konteks yang BENAR, Kompas.tv pada 27 Okt 2020: “JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Keuangan Sri Mulyani menceritakan bagaimana usaha kerasnya memperjuangkan kembali aset-aset negara yang lenyap di Era Presiden Soeharto, salah satunya Hotel Hilton Jakarta yang sudah berubah nama menjadi Hotel Sultan.
Hasil pencarian video di YouTube, kata kunci: “sri mulyani negara maju negara berkembang”.
Kesimpulan
MENYESATKAN, memelintir konteks memanfaatkan isu yang sedang berlangsung. FAKTA: selain berisi pembacaan artikel dari situs opini, video sebenarnya berisi potongan-potongan video dari peristiwa yang konteksnya TIDAK berkaitan.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Memahami gangguan informasi” (Google Translate),
- https://bit.ly/3wHx0lO /
- https://archive.ph/iCp3w (arsip cadangan). [2] kompas.tv: “Cerita Sri Mulyani Pusing Telusuri Aset Negara di Era Soeharto”,
- https://bit.ly/3T6JEbb /
- https://archive.ph/VTY1G (arsip cadangan). [3] youtube.com,
- https://bit.ly/3uMwBS8 /
- https://ghostarchive.org/archive/sWsbP (arsip cadangan).
(GFD-2023-14357) [SALAH] AHOK RESMI GANTIKAN GIBRAN, TAK INGIN KONTROVERSI DENGAN PDIP KINI JOKOWI BATALKAN GIBRAN
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 08/12/2023
Berita
AHOK RESMI GANTIKAN GIBRAN, TAK INGIN KONTROVERSI DENGAN PDIP KINI JOKOWI BATALKAN GIBRAN
Hasil Cek Fakta
Akun Old Women pada 19 November 2023 mengunggah video yang berjudul “AHOK RESMI GANTIKAN GIBRAN, TAK INGIN KONTROVERSI DENGAN PDIP KINI JOKOWI BATALKAN GIBRAN”. Unggahan yang berdurasi 6 menit 12 detik itu tidak menyampaikan tentang peresmian Ahok sebagai pengganti Gibran menjadi cawapres Prabowo dalam pilpres 2024. Judul dalam unggahan tersebut tidak sesuai dengan narasi yang disampaikan dalam unggahan. Narasi yang disampaikan memang tentang Gibran namun berbeda topik dengan judul yang ada pada unggahan.
Narasi pada unggahan tersebut adalah sebuah artikel berita dari seword.com yang berjudul “Cawe-Cawe Presiden Jokowi Dalam Mengkhianati Bangsa Indonesia” pada 16 November 2023. Artikel tersebut berisi tentang putusan MK tentang undang-undang baru yang membuat Gibran bisa maju menjadi cawapres. Artikel tersebut juga merupakan opini dari penulis tentang Jokowi yang diduga bertujuan untuk membuat politik dinasti atau politik keluarga.
Narasi pada unggahan tersebut adalah sebuah artikel berita dari seword.com yang berjudul “Cawe-Cawe Presiden Jokowi Dalam Mengkhianati Bangsa Indonesia” pada 16 November 2023. Artikel tersebut berisi tentang putusan MK tentang undang-undang baru yang membuat Gibran bisa maju menjadi cawapres. Artikel tersebut juga merupakan opini dari penulis tentang Jokowi yang diduga bertujuan untuk membuat politik dinasti atau politik keluarga.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Ummul Hidayah. Unggahan video dengan klaim Ahok resmi gantikan Gibran. Unggahan tersebut telah dimanipulasi dari cover hingga judul yang tidak sesuai dengan narasi yang disampaikan dalam unggahan tersebut. Unggahan tersebut menarasikan sebuah artikel yang membahas Gibran tetapi tidak membahas peresmian Ahok menggantikan Gibran.
Rujukan
Halaman: 1/2985