(GFD-2024-23776) Cek Fakta: Hoaks Kemendesa Buka Lowongan Pendamping Lokal Desa dengan Gaji Rp 15 Juta
Sumber:Tanggal publish: 03/11/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan lowongan pekerjaan sebagai pendamping lokal desa dari Kementerian Pedesaan (Kemendesa). Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 30 Oktober 2024.
Dalam postingannya terdapat poster dengan logo Kemendesa dengan narasi sebagai berikut:
"Resmi dibuka, lowongan kerja pendamping lokal desa tahun 2024-2025 dengan gaji hingga Rp 15 juta."
Akun itu menambahkan narasi:
"PLD Kemendesa 2024 Buka Lowongan Kerja Dengan Gaji Hingga Rp 15juta, Berikut Syarat dan link klik daftar"
Lalu benarkah postingan lowongan pekerjaan sebagai pendamping lokal desa dari Kementerian Pedesaan (Kemendesa)?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bantahan dari Kemendes PDTT. Bantahan itu diunggah dalam akun Instagram resmi, @kemendespdtt yang sudah bercentang biru atau terverifikasi pada 25 Oktober 2024.
Berikut bantahannya:
"H O A X !!!#SobatDesa, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal tidak membuka lowongan Pendamping Lokal Desa. Tetap berhati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal serta Kementerian Transmigrasi.
Jika menerima informasi yang mengatasnamakan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal serta Kementerian Transmigrasi silahkan dicek kembali kepada kami melalui kanal-kanal komunikasi kami."
Selain itu dalam postingan yang beredar mengarahkan pengguna kepada website yang tidak resmi. Website resmi Kemendesa PDTT adalah di Kemendesa.go.id.
Tentu sangat rawan mengakses dan mengisi data pribadi ke dalam website yang tidak jelas. Ini merupakan indikasi pencurian data atau penipuan.
Kesimpulan
Postingan lowongan pekerjaan sebagai pendamping lokal desa dari Kementerian Pedesaan (Kemendesa) adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2024-23775) [PENIPUAN] Anggota DPR Uya Kuya Berbagi Hadiah di TikTok
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 03/11/2024
Berita
Akun TikTok “uya.kuya35” pada Selasa (8/10/2024) membagikan video [arsip] yang menayangkan Uya Kuya berjanji membagikan Rp25 juta sebagai wujud syukur dirinya dilantik menjadi anggota DPR. Berikut narasi lengkapnya:
“Assalamualaikum halo saya uya kuya, alhamdulillah saya sudah dilantik menjadi anggota DPR, siapa saja yang menemukan postingan ini selamat karena saya akan membantu 25.000.000 untuk siapa saja dan di mana saja yang ketahuan follow share akun tiktok baru saya ini, ingat ini bukan kebetulan karena tidak semua orang menemukan akun ini, mungkin ini sudah rezeki kamu hari ini”
Per Sabtu (30/10/2024) unggahan video itu ditonton lebih dari 9.000 kali dan dibagikan ulang 1.011 kali.
“Assalamualaikum halo saya uya kuya, alhamdulillah saya sudah dilantik menjadi anggota DPR, siapa saja yang menemukan postingan ini selamat karena saya akan membantu 25.000.000 untuk siapa saja dan di mana saja yang ketahuan follow share akun tiktok baru saya ini, ingat ini bukan kebetulan karena tidak semua orang menemukan akun ini, mungkin ini sudah rezeki kamu hari ini”
Per Sabtu (30/10/2024) unggahan video itu ditonton lebih dari 9.000 kali dan dibagikan ulang 1.011 kali.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran informasi lewat akun media sosial pribadi Uya Kuya, Instagram “king_uyakuya” dan TikTok “king.uyakuya”). Tak ada video serupa di dua akun tersebut.
TurnBackHoax kemudian memeriksa audio unggahan dengan detect.resemble.ai. Hasilnya, audio dibuat menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI)
Dari penelusuran dengan Google Lens, diketahui video unggahan berasal dari potongan dokumentasi “Pelantikan DPR RI” pada Selasa (1/10/2024).
TurnBackHoax kemudian memeriksa audio unggahan dengan detect.resemble.ai. Hasilnya, audio dibuat menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI)
Dari penelusuran dengan Google Lens, diketahui video unggahan berasal dari potongan dokumentasi “Pelantikan DPR RI” pada Selasa (1/10/2024).
Kesimpulan
Video berisi narasi “Uya Kuya berbagi hadiah di TikTok” merupakan konten tiruan (impostor content).
Rujukan
- http[Instagram] Akun Instagram asli Uya Kuya “king_uyakuya” [TikTok] Akun TikTok asli Uya Kuya “king.uyakuya” [resemble.ai] Hasil Deteksi Audio
- https://www.instagram.com/king_uyakuya/
- https://www.tiktok.com/@king.uyakuya?lang=id-ID
- https://detect.resemble.ai/results/c25c056e8711f02069fd7a2f8ba3747c
- https://www.tribunnews.com/seleb/2024/10/01/resmi-dilantik-jadi-anggota-dpr-uya-kuya-saya-mau-mengabdi-hidup-enggak-harus-cari-uang-terus
- https://vt.tiktok.com/ZSjF4wS5B/ (tautan asli unggahan akun TikTok “uya.kuya35”)
- https://arsip.cekfakta.com/archive/1730204419.054117/index.html (arsip unggahan akun TikTok “uya.kuya35”)
(GFD-2024-23774) [SALAH] Prabowo Reshuffle Menteri
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 03/11/2024
Berita
Pada Senin (28/10/2024) kanal YouTube “Destinasi Politik” membagikan video [arsip] berisi klaim “Prabowo reshuffle menteri pertama”. Berikut narasi lengkapnya:
“PRABOWO SEGERA RESHUFFLE MENTRINYA?? @DETIK_09”
Unggahan disertai sampul foto (thumbnail) yang menggambarkan Prabowo dan Gibran beserta jajaran menteri. Per Sabtu (2/11/2024) unggahan sudah ditonton lebih dari 30 kali.
“PRABOWO SEGERA RESHUFFLE MENTRINYA?? @DETIK_09”
Unggahan disertai sampul foto (thumbnail) yang menggambarkan Prabowo dan Gibran beserta jajaran menteri. Per Sabtu (2/11/2024) unggahan sudah ditonton lebih dari 30 kali.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) pertama-tama menelusuri kebenaran klaim dengan memasukkan kata kunci “Prabowo reshuffle menteri” lewat mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan informasi tentang hal itu.
Video berdurasi 7 menit 56 detik tersebut sama sekali tidak membahas reshuffle menteri yang dilakukan Prabowo. Unggahan hanya berisi potongan video yang tidak berkaitan.
Dilansir dari berita rmol.id yang tayang Senin (28/10/2024), prediksi Prabowo akan reshuffle menteri disampaikan oleh pengamat politik Rocky Gerung, disiarkan kanal YouTube Forum News Network (FNN).
Hingga Sabtu (2/11/2024), Prabowo tidak melakukan reshuffle terhadap menteri Kabinet Merah Putih.
Video berdurasi 7 menit 56 detik tersebut sama sekali tidak membahas reshuffle menteri yang dilakukan Prabowo. Unggahan hanya berisi potongan video yang tidak berkaitan.
Dilansir dari berita rmol.id yang tayang Senin (28/10/2024), prediksi Prabowo akan reshuffle menteri disampaikan oleh pengamat politik Rocky Gerung, disiarkan kanal YouTube Forum News Network (FNN).
Hingga Sabtu (2/11/2024), Prabowo tidak melakukan reshuffle terhadap menteri Kabinet Merah Putih.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “Prabowo reshuffle menteri” merupakan konten palsu (fabricated content).
Rujukan
- http[rmol.id] Rocky Gerung Prediksi 2-3 Minggu Prabowo Lakukan Reshuffle Kabinet
- https://rmol.id/politik/read/2024/10/28/642604/rocky-gerung-prediksi-2-3-minggu-prabowo-lakukan-reshuffle-kabinet
- https://youtu.be/OjA_bJJiD8E?si=a44HFQ0e-wpGApEt (tautan asli unggahan kanal YouTube “Destinasi Politik”)
- https://arsip.cekfakta.com/archive/1730208557.139557/index.html (arsip unggahan kanal Youtube “Destinasi Politik”)
(GFD-2024-23773) [HOAKS] WHO Akui Mpox adalah Efek Samping Covid-19
Sumber:Tanggal publish: 02/11/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi mengenai Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang mengakui bahwa penyakit cacar monyet atau Mpox adalah efek samping Covid-19.
Pengakuan itu diklaim dapat diakses di situs web VigiAccess milik WHO.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi mengenai WHO mengakui mpox adalah efek samping Covid-19 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Pengguna Facebook menyertakan tangkapan layar sebuah artikel dengan judul berikut:
WHO Admits Monkeypox Is 'Side Effect' of Covid 'Vaccine'
Sementara, berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 22 Oktober 2024:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Perserikatan Bangsa-Bangsa* (PBB) telah mengakui bahwa "cacar monyet* sebenarnya adalah "efek samping" dari "vaksin mRNA" Covid. Pengakuan tersebut dikubur di situs web VigiAccess milik WHO.
Situs web tersebut berisi basis data yang mencantumkan semua efek samping yang diketahui dari semua obat dan vaksin yang telah disetujui untuk penggunaan publik.
Di bawah "efek samping potensial" untuk vaksin COVID-19 Prizer BioNTech, WHO mencantumkan cacar monyet," *cacar air,* dan "cacar sapi" di antara ratusan gangguan lainnya.
Kalo sama kominfo langsung di buat berita hoax
Pengakuan itu diklaim dapat diakses di situs web VigiAccess milik WHO.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi mengenai WHO mengakui mpox adalah efek samping Covid-19 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Pengguna Facebook menyertakan tangkapan layar sebuah artikel dengan judul berikut:
WHO Admits Monkeypox Is 'Side Effect' of Covid 'Vaccine'
Sementara, berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 22 Oktober 2024:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Perserikatan Bangsa-Bangsa* (PBB) telah mengakui bahwa "cacar monyet* sebenarnya adalah "efek samping" dari "vaksin mRNA" Covid. Pengakuan tersebut dikubur di situs web VigiAccess milik WHO.
Situs web tersebut berisi basis data yang mencantumkan semua efek samping yang diketahui dari semua obat dan vaksin yang telah disetujui untuk penggunaan publik.
Di bawah "efek samping potensial" untuk vaksin COVID-19 Prizer BioNTech, WHO mencantumkan cacar monyet," *cacar air,* dan "cacar sapi" di antara ratusan gangguan lainnya.
Kalo sama kominfo langsung di buat berita hoax
Hasil Cek Fakta
Tangkapan layar situs yang beredar bersumber dari Slay News. Situs web tersebut memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi.
Media Bias Fact Check mengidentifikasi situs Slay News memiliki bias ekstrem sayap kanan dan kredibilitas rendah.
Secara keseluruhan, Slay News menyebarkan teori konspirasi, pseudosains, propaganda, sumber tidak jelas, kurangnya transparansi, dan plagiarisme.
Situs web VIgiAccess merupakan database WHO, yang memungkinkan individu membuat laporan gejala atau penyakit apa pun yang terjadi setelah mengkonsumsi atau mendapat sebuah produk obat.
Data tersebut lantas diserahkan ke otoritas kesehatan nasional negara terkait.
Kendati demikian, VigiAccess tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan hubungan antara dugaan efek samping dan obat tertentu.
Basis data yang dikelola oleh Uppsala Monitoring Center mencantumkan enam laporan cacar monyet, lima cacar sapi, dan 15 cacar setelah menerima Pfizer-BioNTech Vaksin Covid-19.
Namun sejauh ini, tidak ada kasus cacar yang disebabkan langsung oleh vaksin Covid-19, yang tercatat di dunia selama beberapa dekade.
Sejauh ini, tidak ada pengumuman dari WHO bahwa kasus mpox yang disebabkan oleh vaksin Covid-19.
Laporan mengenai kemungkinan efek samping bersifat sukarela dan tidak terverifikasi.
Laporan yang dimasukkan pada VigiAccess perlu dikonfirmasi hubungan sebab akibatnya melalui proses kompleks, penilaian menyeluruh, dan evaluasi terperinci terhadap semua data.
Otoritas kesehatan hanya melakukan intervensi jika terdapat kecenderungan antara produk obat dan kejadian yang dilaporkan.
"Informasi di VigiAccess mengenai potensi efek samping tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa produk obat atau zat aktifnya menyebabkan efek yang diamati atau tidak aman untuk digunakan," kata juru bicara WHO dilansir Reuters.
“Informasi di situs web ini tidak mencerminkan hubungan yang dikonfirmasi antara produk obat dan efek samping,” imbuhnya.
Media Bias Fact Check mengidentifikasi situs Slay News memiliki bias ekstrem sayap kanan dan kredibilitas rendah.
Secara keseluruhan, Slay News menyebarkan teori konspirasi, pseudosains, propaganda, sumber tidak jelas, kurangnya transparansi, dan plagiarisme.
Situs web VIgiAccess merupakan database WHO, yang memungkinkan individu membuat laporan gejala atau penyakit apa pun yang terjadi setelah mengkonsumsi atau mendapat sebuah produk obat.
Data tersebut lantas diserahkan ke otoritas kesehatan nasional negara terkait.
Kendati demikian, VigiAccess tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan hubungan antara dugaan efek samping dan obat tertentu.
Basis data yang dikelola oleh Uppsala Monitoring Center mencantumkan enam laporan cacar monyet, lima cacar sapi, dan 15 cacar setelah menerima Pfizer-BioNTech Vaksin Covid-19.
Namun sejauh ini, tidak ada kasus cacar yang disebabkan langsung oleh vaksin Covid-19, yang tercatat di dunia selama beberapa dekade.
Sejauh ini, tidak ada pengumuman dari WHO bahwa kasus mpox yang disebabkan oleh vaksin Covid-19.
Laporan mengenai kemungkinan efek samping bersifat sukarela dan tidak terverifikasi.
Laporan yang dimasukkan pada VigiAccess perlu dikonfirmasi hubungan sebab akibatnya melalui proses kompleks, penilaian menyeluruh, dan evaluasi terperinci terhadap semua data.
Otoritas kesehatan hanya melakukan intervensi jika terdapat kecenderungan antara produk obat dan kejadian yang dilaporkan.
"Informasi di VigiAccess mengenai potensi efek samping tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa produk obat atau zat aktifnya menyebabkan efek yang diamati atau tidak aman untuk digunakan," kata juru bicara WHO dilansir Reuters.
“Informasi di situs web ini tidak mencerminkan hubungan yang dikonfirmasi antara produk obat dan efek samping,” imbuhnya.
Kesimpulan
Narasi mengenai WHO mengakui mpox adalah efek samping Covid-19 merupakan hoaks.
Narasi tersebut bersumber dari Slay News, situs web yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi, memiliki bias ekstrem sayap kanan dan kredibilitas rendah.
Situs web VigiAccess milik WHO berisi laporan efek samping suatu produk obat yang bersifat sukarela dan belum terverifikasi.
Narasi tersebut bersumber dari Slay News, situs web yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi, memiliki bias ekstrem sayap kanan dan kredibilitas rendah.
Situs web VigiAccess milik WHO berisi laporan efek samping suatu produk obat yang bersifat sukarela dan belum terverifikasi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=27885141334410652&set=a.413643285320494
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1190739658693195&set=a.107111450389360
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=997897192353706&set=a.471129961697101
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122135550434347408&set=a.122103743948347408
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1073108381009958&set=a.122840662703406
- https://mediabiasfactcheck.com/slay-news-bias-and-credibility/
- https://www.vigiaccess.org/
- https://who-umc.org/
- https://www.reuters.com/fact-check/who-didnt-admit-monkeypox-is-side-effect-pfizers-covid-vaccine-2024-10-30/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 1/5308