KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan dengan narasi yang mengeklaim pemerintah mengeluarkan uang kertas pecahan Rp 300.000 pada September 2025.
Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut tidak benar atau hoaks.
Unggahan yang mengeklaim pemerintah mengeluarkan uang kertas pecahan Rp 300.000 dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan foto uang kertas berwarna merah dengan gambar seorang pria memakai peci.
Salah satu akun menulis keterangan sebagai berikut:
Keluaran uang baru 300 ribu sudah ada sekarang
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook uang kertas pecahan Rp 300.000 yang diklaim dikeluarkan pemerintah pada September 2025
(GFD-2025-29003) [HOAKS] Pemerintah Keluarkan Uang Kertas Pecahan Rp 300.000
Sumber:Tanggal publish: 12/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
POH Kepala Biro Strategic Corporate Branding & TJSL Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), Yahdi Lil Ihsan memastikan unggahan itu adalah hoaks.
Yahdi menyebut, Peruri tidak pernah menerima pesanan untuk mencetak uang kertas Rp 300.000
"Informasi tersebut hoaks, karena Peruri hingga saat ini tidak pernah menerima pesanan mencetak uang rupiah 300.000 seperti gambar yang dimaksud," kata Yahdi kepada Kompas.com, Kamis (11/9/2025).
Ia pun mengimbau masyarakat untuk mengecek informasi terkait uang rupiah melalui saluran resmi Bank Indonesia.
Masyarakat juga dapat mengecek informasi tentang uang pecahan rupiah yang masih berlaku melalui tautan, https://www.bi.go.id/id/rupiah/gambar-uang/Default.aspx
"Diimbau kepada masyarakat agar selalu mengecek kebenaran dari sebuah informasi yang beredar. Untuk segala informasi mengenai uang rupiah, dapat mengecek ke Bank Indonesia melalui website atau saluran resmi lainnya," kata Yahdi.
Yahdi menyebut, Peruri tidak pernah menerima pesanan untuk mencetak uang kertas Rp 300.000
"Informasi tersebut hoaks, karena Peruri hingga saat ini tidak pernah menerima pesanan mencetak uang rupiah 300.000 seperti gambar yang dimaksud," kata Yahdi kepada Kompas.com, Kamis (11/9/2025).
Ia pun mengimbau masyarakat untuk mengecek informasi terkait uang rupiah melalui saluran resmi Bank Indonesia.
Masyarakat juga dapat mengecek informasi tentang uang pecahan rupiah yang masih berlaku melalui tautan, https://www.bi.go.id/id/rupiah/gambar-uang/Default.aspx
"Diimbau kepada masyarakat agar selalu mengecek kebenaran dari sebuah informasi yang beredar. Untuk segala informasi mengenai uang rupiah, dapat mengecek ke Bank Indonesia melalui website atau saluran resmi lainnya," kata Yahdi.
Kesimpulan
Unggahan yang mengeklaim pemerintah mengeluarkan uang kertas pecahan Rp 300.000 merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Perum Peruri memastikan bahwa pihaknya tidak pernah menerima pesanan untuk mencetak uang kertas Rp 300.000. Nominal tertinggi dari uang pecahan rupiah yang masih berlaku saat ini yakni Rp 100.000.
Perum Peruri memastikan bahwa pihaknya tidak pernah menerima pesanan untuk mencetak uang kertas Rp 300.000. Nominal tertinggi dari uang pecahan rupiah yang masih berlaku saat ini yakni Rp 100.000.
Rujukan
(GFD-2025-29002) [HOAKS] Kisah Keluarga Yamamoto Terjebak di Everest pada 1998
Sumber:Tanggal publish: 12/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Kisah mengenai keluarga Yamamoto yang hilang di Gunung Evereset, beredar di media sosial pada Agustus hingga September 2025.
Ayah, ibu, dan anak laki-laki dari keluarga Yamamoto dikabarkan terkena badai, lalu hilang pada 1988. Jenazah ketiganya baru ditemukan di Gunung Everest pada 2016.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, konten itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Kisah mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Pengunggah menyertakan tiga foto menampilkan sepatu dan boto di lapisan es, tiga anggota keluarga, dan tiga orang terjebak di es.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (6/9/2025):
Sebuah temuan dingin di lereng es Everest telah memecahkan misteri berusia 28 tahun: keluarga Yamamoto, yang hilang dalam badai 1988, ditemukan membeku tepat waktu.
Hiroshi, Ko, dan putra mereka Takashi berjuang untuk bertahan hidup, saat-saat terakhir mereka ditangkap dalam foto-foto menghantui.
Ditemukan pada tahun 2016, jenazah mereka mengungkapkan kisah keberanian melawan rintangan yang tidak mungkin. Resolusi yang memilukan ini mendefinisikan kembali warisan bahaya dan jiwa manusia Everest.
Jelajahi detail mencengkeram cobaan mereka dan efeknya—pergi ke komentar untuk akun lengkap dan temukan mengapa cerita ini beresonansi lintas generasi.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (6/9/2025), mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988.
Ayah, ibu, dan anak laki-laki dari keluarga Yamamoto dikabarkan terkena badai, lalu hilang pada 1988. Jenazah ketiganya baru ditemukan di Gunung Everest pada 2016.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, konten itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Kisah mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Pengunggah menyertakan tiga foto menampilkan sepatu dan boto di lapisan es, tiga anggota keluarga, dan tiga orang terjebak di es.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (6/9/2025):
Sebuah temuan dingin di lereng es Everest telah memecahkan misteri berusia 28 tahun: keluarga Yamamoto, yang hilang dalam badai 1988, ditemukan membeku tepat waktu.
Hiroshi, Ko, dan putra mereka Takashi berjuang untuk bertahan hidup, saat-saat terakhir mereka ditangkap dalam foto-foto menghantui.
Ditemukan pada tahun 2016, jenazah mereka mengungkapkan kisah keberanian melawan rintangan yang tidak mungkin. Resolusi yang memilukan ini mendefinisikan kembali warisan bahaya dan jiwa manusia Everest.
Jelajahi detail mencengkeram cobaan mereka dan efeknya—pergi ke komentar untuk akun lengkap dan temukan mengapa cerita ini beresonansi lintas generasi.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (6/9/2025), mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek satu per satu foto yang disebarkan pengguna Facebook menggunakan teknik reverse image search.
Foto pertama menampilkan sepasang sepatu perempuan dan botol kaca serupa dengan foto yang terdapat di pemberitaan BBC.
Foto tersebut merupakan barang-barang yang sudah usang milik Marcelin dan Francine Dumoulin yang ditemukan di gletser Tsanfleuron bersama dengan jenazah mereka.
Sepasang suami istri Dumoulin dikabarkan menghilang pada ketinggian 2.600 meter di Pegunungan Alpen, Swiss saat pada Agustus 1942.
Mereka pergi menggembalakan sapi di gunung, tetapi tidak pernah kembali.
Sampai 75 tahun kemudian, ditemukan dua mayat beku yang diyakini adalah Marcelin dan Francine Dumoulin setelah gletser menyusut di Swiss.
Sementara, tidak ditemukan jejak digital yang memuat informasi valid mengenai foto kedua.
Foto keluarga dengan ras Asia itu tampaknya rekayasa. Dapat dilihat dari bentuk tangan perempuan di sebelah kiri dan anak laki-laki di tengah.
Tangan keduanya tampak janggal, mirip kesalahan umum pada konten yang dihasilkan artificial intelligence (AI).
Foto ketiga, menampilkan tiga orang terjebak di gunung salju memiliki probabilitas dihasilkan oleh akal imitasi.
Platform pendeteksi AI, Hive Moderation menunjukkan, gambar tiga orang terjebak di gunung salju memiliki probabilitas 72,8 persen dihasilkan kecerdasan buatan.
Adapun, sejauh ini tidak ada laporan atau berita valid mengenai hilangnya keluarga Yamamoto di Everest.
Situs web Heaven Himalaya mencatat daftar nama korban tewas yang ditemukan di Gunung Everest sejak 1992 hingga 2025.
Tidak ada nama Yamamoto dalam daftar tersebut.
Memang ada seorang warga Jepang yang tubuhnya jenazahnya ditemukan tewas di Gunung Everest pada 21 April 1988. Namun ia bernama Hidetaka Mizukoshi.
Foto pertama menampilkan sepasang sepatu perempuan dan botol kaca serupa dengan foto yang terdapat di pemberitaan BBC.
Foto tersebut merupakan barang-barang yang sudah usang milik Marcelin dan Francine Dumoulin yang ditemukan di gletser Tsanfleuron bersama dengan jenazah mereka.
Sepasang suami istri Dumoulin dikabarkan menghilang pada ketinggian 2.600 meter di Pegunungan Alpen, Swiss saat pada Agustus 1942.
Mereka pergi menggembalakan sapi di gunung, tetapi tidak pernah kembali.
Sampai 75 tahun kemudian, ditemukan dua mayat beku yang diyakini adalah Marcelin dan Francine Dumoulin setelah gletser menyusut di Swiss.
Sementara, tidak ditemukan jejak digital yang memuat informasi valid mengenai foto kedua.
Foto keluarga dengan ras Asia itu tampaknya rekayasa. Dapat dilihat dari bentuk tangan perempuan di sebelah kiri dan anak laki-laki di tengah.
Tangan keduanya tampak janggal, mirip kesalahan umum pada konten yang dihasilkan artificial intelligence (AI).
Foto ketiga, menampilkan tiga orang terjebak di gunung salju memiliki probabilitas dihasilkan oleh akal imitasi.
Platform pendeteksi AI, Hive Moderation menunjukkan, gambar tiga orang terjebak di gunung salju memiliki probabilitas 72,8 persen dihasilkan kecerdasan buatan.
Adapun, sejauh ini tidak ada laporan atau berita valid mengenai hilangnya keluarga Yamamoto di Everest.
Situs web Heaven Himalaya mencatat daftar nama korban tewas yang ditemukan di Gunung Everest sejak 1992 hingga 2025.
Tidak ada nama Yamamoto dalam daftar tersebut.
Memang ada seorang warga Jepang yang tubuhnya jenazahnya ditemukan tewas di Gunung Everest pada 21 April 1988. Namun ia bernama Hidetaka Mizukoshi.
Kesimpulan
Kisah mengenai keluarga Yamamoto yang terjebak di Gunung Everest pada 1988 merupakan hoaks.
Foto-foto yang disebarkan di media sosial merupakan foto dengan konteks keliru dan rekayasa AI.
Tidak ada nama Yamamoto dalam daftar nama korban tewas di Gunung Everest.
Foto-foto yang disebarkan di media sosial merupakan foto dengan konteks keliru dan rekayasa AI.
Tidak ada nama Yamamoto dalam daftar nama korban tewas di Gunung Everest.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=24359563563713848&set=a.116647771765432
- https://web.facebook.com/photo?fbid=31807600085497698&set=a.591968270820954
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1129135432647153&set=gm.1095383899021034&idorvanity=525166652709431
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10231309492022134&set=a.1625876088360
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122177661734494009&set=a.122145425786494009
- https://www.bbc.com/news/world-europe-40645745
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://heavenhimalaya.com/dead-bodies-litter-mount-everest/
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-29001) [HOAKS] Video Ilham Aidit Memprovokasi Sejumlah Orang
Sumber:Tanggal publish: 11/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang diunggah di media sosial diklaim menampilkan anak dari pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) Dipa Nusantara Aidit yang bernama Ilham Aidit sedang memprovokasi sejumlah orang.
Dalam video, ia menyebut beberapa orang yang dituduh sebagai dalang kerusuhan.
Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video tersebut tidak benar. Pria yang ada di dalam video bukan Ilham Aidit dan tidak terkait dengan PKI.
Video yang diklaim menampilkan Ilham Aidit memprovokasi sejumlah orang salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video yang menampilkan seorang pria sedang menyampaikan soal dalang di balik peristiwa kerusuhan. Salah satu yang disebut yakni kubu Presiden Prabowo Subianto.
Video diberi keterangan sebagai berikut:
SEJAK 98 ILHAM AIDIT SELALU PROVOKASI DI FASILITASI OLEH REJIM BERKUASA..ERA 2014 DIA DUET DGN JOKOWI CS MERUBAH TAP MPRS NOMER XXV/MPRS/1966 TENTANG PEMBUBARAN PKI
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang mengeklaim Ilham Aidit sedang melakukan provokasi
Dalam video, ia menyebut beberapa orang yang dituduh sebagai dalang kerusuhan.
Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video tersebut tidak benar. Pria yang ada di dalam video bukan Ilham Aidit dan tidak terkait dengan PKI.
Video yang diklaim menampilkan Ilham Aidit memprovokasi sejumlah orang salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video yang menampilkan seorang pria sedang menyampaikan soal dalang di balik peristiwa kerusuhan. Salah satu yang disebut yakni kubu Presiden Prabowo Subianto.
Video diberi keterangan sebagai berikut:
SEJAK 98 ILHAM AIDIT SELALU PROVOKASI DI FASILITASI OLEH REJIM BERKUASA..ERA 2014 DIA DUET DGN JOKOWI CS MERUBAH TAP MPRS NOMER XXV/MPRS/1966 TENTANG PEMBUBARAN PKI
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang mengeklaim Ilham Aidit sedang melakukan provokasi
Hasil Cek Fakta
Ketika dicermati, wajah pria yang ada di dalam video tersebut tidak mirip dengan Ilham Aidit.
Tim Cek Fakta Kompas.com mencari sumber video tersebut menggunakan Google Lens. Hasilnya, video identik dengan unggahan kanal YouTube ini pada 29 Mei 2019.
Keterangan dalam video menyebut bahwa pria yang ada di dalam video yakni Benny Rhamdani yang sebelumnya pernah menjabat Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Dalam video aslinya, Benny yang saat itu menjadi relawan Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 berkomentar terkait beberapa pihak yang dianggap sebagai dalang kerusuhan pada 21 dan 22 Mei 2019.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, pada 21 dan 22 Mei 2019 terjadi kerusuhan di sekitar Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hingga ke Markas Brimob Petamburan dan kawasan Slipi, Jakarta.
Unjuk rasa penolakan hasil Pemilu 2019 yang awalnya berlangsung damai itu menjadi ricuh setelah sebagian besar pengunjuk rasa pulang dan datang kelompok warga lain. Kericuhan mengakibatkan 9 orang tewas.
Sebagai informasi, ini bukan kali pertama Benny Rhamdani dinarasikan sebagai anak DN Aidit. Ada sejumlah narasi hoaks yang menyebut Benny sebagai anak Aidit, misalnya ini dan ini.
Tim Cek Fakta Kompas.com mencari sumber video tersebut menggunakan Google Lens. Hasilnya, video identik dengan unggahan kanal YouTube ini pada 29 Mei 2019.
Keterangan dalam video menyebut bahwa pria yang ada di dalam video yakni Benny Rhamdani yang sebelumnya pernah menjabat Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Dalam video aslinya, Benny yang saat itu menjadi relawan Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 berkomentar terkait beberapa pihak yang dianggap sebagai dalang kerusuhan pada 21 dan 22 Mei 2019.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, pada 21 dan 22 Mei 2019 terjadi kerusuhan di sekitar Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hingga ke Markas Brimob Petamburan dan kawasan Slipi, Jakarta.
Unjuk rasa penolakan hasil Pemilu 2019 yang awalnya berlangsung damai itu menjadi ricuh setelah sebagian besar pengunjuk rasa pulang dan datang kelompok warga lain. Kericuhan mengakibatkan 9 orang tewas.
Sebagai informasi, ini bukan kali pertama Benny Rhamdani dinarasikan sebagai anak DN Aidit. Ada sejumlah narasi hoaks yang menyebut Benny sebagai anak Aidit, misalnya ini dan ini.
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan Ilham Aidit sedang memprovokasi sejumlah orang merupakan konten hoaks. Informasi dalam unggahan itu tidak benar.
Pria yang ada di dalam video bukan Ilham Aidit, melainkan mantan Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Video aslinya diambil pada 2019. Saat itu, Benny berkomentar terkait beberapa pihak yang dianggap sebagai dalang kerusuhan pada 21 dan 22 Mei 2019.
Pria yang ada di dalam video bukan Ilham Aidit, melainkan mantan Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Video aslinya diambil pada 2019. Saat itu, Benny berkomentar terkait beberapa pihak yang dianggap sebagai dalang kerusuhan pada 21 dan 22 Mei 2019.
Rujukan
- https://www.facebook.com/share/v/16AzwfUYKw/
- https://www.youtube.com/watch?v=LLGMX3svLFQ&ab_channel=sayedjunaidirizaldi
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/22/085000065/hari-ini-dalam-sejarah--kerusuhan-jakarta-pasca-pengumuman-hasil-pemilu?page=all
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/06/18/111100482/-hoaks-anak-dn-aidit-provokasi-jokowi-untuk-habisi-umat-islam
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/06/18/111100482/-hoaks-anak-dn-aidit-provokasi-jokowi-untuk-habisi-umat-islam
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-29000) [KLARIFIKASI] Konten Satire, Indonesia Satu Grup dengan Belanda-Jepang pada Piala Dunia 2026
Sumber:Tanggal publish: 11/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi pembagian grup pada Piala Dunia FIFA 2026, di mana Indonesia, Jepang, Portugal, dan Belanda, berada dalam satu grup.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi Indonesia berada satu grup dengan Jepang, Portugal, dan Belanda, pada Piala Dunia 2026 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada September 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Apa2an ini? kok jadi kayak acara Reunian Akbar
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi Indonesia berada satu grup dengan Jepang, Portugal, dan Belanda, pada Piala Dunia 2026 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada September 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Apa2an ini? kok jadi kayak acara Reunian Akbar
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan kejanggalan yang mengindikasikan narasi Indonesia berada satu grup dengan Jepang, Portugal, dan Belanda, pada Piala Dunia 2026, palsu.
Pada gambar daftar peserta Grup C Piala Dunia 2025 yang dibagikan, logo yang dicantumkan adalah logo Piala Dunia 2022 alih-alih logo Piala Dunia 2026.
Selain itu, FIFA belum mengumumkan pembagian grup Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sebab, proses kualifikasi masih berjalan.
Tim nasional Indonesia juga belum lolos ke Piala Dunia 2026. Timnas masih harus berjuang melalui putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Hasil undian putaran keempat menempatkan Indonesia di Grup B bersama Arab Saudi dan Irak. Laga putaran keempat akan dimulai pada 8 Oktober 2025 menghadapi Arab Saudi.
Dilansir Goal, pengundian grup Piala Dunia 2026 baru akan dimulai pada 5 Desember 2025.
Konten tersebut merupakan satire atau candaan terkait latar belakang sejarah dari tim-tim yang disebut termasuk dalam Grup C Piala Dunia 2026.
Sebagaimana diketahui, Indonesia pernah menjadi wilayah jajahan Belanda dan kemudian Jepang, sebelum akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945.
Portugal juga sempat masuk dan berupaya menguasai sejumlah wilayah Nusantara seperti Malaka dan Maluku. Kemudian, Portugal juga sempat menguasai wilayah Timor yang kini dikenal sebagai Timor Leste.
Pada gambar daftar peserta Grup C Piala Dunia 2025 yang dibagikan, logo yang dicantumkan adalah logo Piala Dunia 2022 alih-alih logo Piala Dunia 2026.
Selain itu, FIFA belum mengumumkan pembagian grup Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sebab, proses kualifikasi masih berjalan.
Tim nasional Indonesia juga belum lolos ke Piala Dunia 2026. Timnas masih harus berjuang melalui putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Hasil undian putaran keempat menempatkan Indonesia di Grup B bersama Arab Saudi dan Irak. Laga putaran keempat akan dimulai pada 8 Oktober 2025 menghadapi Arab Saudi.
Dilansir Goal, pengundian grup Piala Dunia 2026 baru akan dimulai pada 5 Desember 2025.
Konten tersebut merupakan satire atau candaan terkait latar belakang sejarah dari tim-tim yang disebut termasuk dalam Grup C Piala Dunia 2026.
Sebagaimana diketahui, Indonesia pernah menjadi wilayah jajahan Belanda dan kemudian Jepang, sebelum akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945.
Portugal juga sempat masuk dan berupaya menguasai sejumlah wilayah Nusantara seperti Malaka dan Maluku. Kemudian, Portugal juga sempat menguasai wilayah Timor yang kini dikenal sebagai Timor Leste.
Kesimpulan
Narasi Indonesia berada satu grup dengan Jepang, Portugal, dan Belanda, pada Piala Dunia 2026 perlu diluruskan agar tidak menimbulkan misinformasi.
FIFA belum mengumumkan pembagian grup Piala Dunia 2026. Pengundian grup baru akan dimulai pada 5 Desember 2025.
FIFA belum mengumumkan pembagian grup Piala Dunia 2026. Pengundian grup baru akan dimulai pada 5 Desember 2025.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10239562826549956&set=a.2727447946585
- https://www.facebook.com/kicky.q.bong/videos/778930234721934
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122151579746707992&set=a.122111683298707992
- https://www.goal.com/en/news/world-cup-2026-draw-date-teams-pots-how-to-watch/blte161e5943342720b
- https://twitter.com/hashtag/WeAre26?src=hash&ref_src=twsrc%5Etfw
- https://twitter.com/hashtag/FIFAWorldCup?src=hash&ref_src=twsrc%5Etfw
- https://t.co/AVBgG8vlSr
- https://twitter.com/FIFAWorldCup/status/1958966341123314107?ref_src=twsrc%5Etfw
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
Halaman: 5/6611