• (GFD-2025-30208) Keliru: Indonesia Mengerahkan Militer ke Ambalat untuk Perangi Malaysia

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/11/2025

    Berita

    KONTEN dengan klaim pemerintah Indonesia mengerahkan armada militer ke Ambalat untuk memerangi Malaysia, beredar di Facebook [arsip] pada 17 November 2025.  

    Konten itu menampilkan kolase poster berisi foto Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, lengkap dengan gambar barisan pasukan dan perlengkapan militer. Narasinya mengklaim Indonesia mengerahkan KRI Brawijaya dan KRI Prabu Siliwangi terkait sengketa Blok Ambalat dengan Malaysia.



    Namun, benarkah visual dalam konten itu terkait pengerahan armada militer ke Ambalat untuk memerangi Malaysia?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video itu dengan pencarian gambar terbalik, alat deteksi konten AI, dan informasi dari situs kredibel. Pemeriksaan menunjukkan visual dalam konten tidak menggambarkan pengerahan militer ke Ambalat.

    Gambar Prabowo mengenakan baret merah dan setelan biru. Foto itu sebenarnya diambil saat ia masih menjabat Menteri Pertahanan. Pada 30 April 2024, ia menghadiri upacara HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus di Cijantung, Jakarta Timur, sebagaimana diberitakan Tempo.



    Foto Prabowo yang mengenakan jas abu-abu juga tidak terkait isu pengerahan militer. Gambar itu diambil saat ia berpidato dalam Sidang Tahunan MPR RI pada 15 Agustus 2025, identik dengan tayangan YouTube DPD RI. Dalam pidato yang transkrip lengkapnya dimuat Kompas.com, Prabowo memang menyinggung potensi perselisihan dengan Malaysia, namun ia menegaskan hubungan kedua negara tetap bersahabat.



    Sementara itu, Foto Anwar Ibrahim yang ditempel dalam konten itu juga tidak berkaitan dengan sengketa Blok Ambalat. Gambar tersebut diambil saat ia menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Taman Rizal, Manila, pada 2 Maret 2023, sebagaimana dipublikasikan Getty Images. Kegiatan itu bagian dari hubungan bilateral Malaysia dan Filipina, bukan terkait Indonesia.



    Ketika visual gambar dipindai menggunakan Was It AI dan AI or NOT, hasilnya menunjukkan kemungkinan besar dibuat dengan akal imitasi (AI). Poster pertama menunjukan hasil  kemungkinan pelibatan AI mencapai 60 persen.



    Sedangkan poster kedua menunjukkan kemungkinan 70 persen konten melibatkan AI.



    Sengketa Ambalat antara Indonesia-Malaysia

    TNI Angkatan Laut memang pernah mengerahkan sejumlah kapal perang ke Blok, salah satunya melibatkan KRI Mandau-621, KRI Keris-624, dan KRI Hiu-634 pada Oktober 2025. Namun pengerahan itu bukan untuk memerangi Malaysia, melainkan untuk latihan.

    Dalam artikel Tempo, Indonesia mengklaim Ambalat sebagai bagian dari wilayahnya dengan merujuk pada statusnya sebagai negara kepulauan berdasarkan hukum internasional, khususnya prinsip-prinsip dalam Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) 1982. Klaim ini diperkuat oleh peta historis, perjanjian, serta doktrin hukum yang mengakui karakter kepulauan Indonesia.

    Di sisi lain, Malaysia menyatakan klaim atas sebagian Ambalat dengan merujuk pada peta unilateral tahun 1979 yang memasukkan wilayah tersebut dalam batas maritim versinya. Malaysia juga mengajukan dasar kedekatan geografis dengan pulau-pulau seperti Sipadan dan Ligitan, serta merujuk pada pernyataan diplomatik sebelumnya untuk mendukung klaimnya.

    Ketegangan antara kedua negara mulai meningkat pada 1980-an hingga 1990-an, ditandai dengan intensifikasi patroli, aktivitas eksplorasi sumber daya, dan saling menyampaikan protes diplomatik. Indonesia menolak klaim Malaysia, menekankan dasar hukum dan geografis klaimnya, sementara pernyataan Malaysia mendapat perhatian dari kawasan. 

    Pada 2003, Indonesia secara resmi menyampaikan nota protes terhadap klaim maritim Malaysia yang memasukkan blok Ambalat, yang dinilai tidak sejalan dengan UNCLOS dan prinsip kedaulatan negara kepulauan.

    Ketegangan memuncak pada 2009 saat Malaysia mengumumkan rencana eksplorasi minyak dan gas di kawasan sengketa, yang kemudian direspons oleh Indonesia dengan memperketat patroli dan mempertegas klaimnya.

    Walaupun berbagai upaya diplomatik telah dilakukan, meliputi dialog bilateral hingga usulan kerja sama eksplorasi, belum ada penyelesaian final yang dicapai. Selama dekade 2010-an, sengketa ini tetap menjadi isu sensitif di kawasan, dengan kedua negara mempertahankan klaim kedaulatannya dan tetap membuka ruang dialog untuk solusi damai.

    Baik Indonesia maupun Malaysia menekankan pentingnya penyelesaian melalui dialog dan mekanisme hukum berdasarkan UNCLOS.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa Indonesia mengerakhan pasukan ke Ambalat untuk memerangi Malaysia adalah klaim keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-30207) [SALAH] Menkeu Purbaya Usulkan Gaji TNI Lebih Tinggi dari Gaji DPR

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 21/11/2025

    Berita

    Akun Facebook “Nuralfariz” pada Minggu (16/11/2025) mengunggah video [arsip] berisi narasi:


    “Purbaya Usulkan ke Prabowo: "Gaji TNI Harus Lebih Tinggi dari DPR!

    Demi menjaga martabat para penjaga negeri, Purbaya, mengusulkan ke Prabowo bahwa gaji TNI layaknya berada di atas DPR. Menurutnya, TNI adalah benteng NKRI yang mempertaruhkan nyawa dan harus mendapat penghargaan yang pantas.”


    Hingga Jumat (21/11/2025), unggahan telah disukai sekitar 8,6 ribu akun, dibagikan ulang lebih dari 191 kali, serta menuai 1.700-an komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri klaim dalam video dengan mengetikkan kata kunci “Menkeu Purbaya usulkan gaji TNI lebih tinggi dari gaji DPR” di mesin pencarian Google. Namun tidak ditemukan informasi kredibel yang membenarkan klaim. 


    Penelusuran terartas merujuk pada berita radarsemarang.jawapos.comJelang Akhir 2025, Respons Menkeu Purbaya Soal Kenaikan Gaji PNS, TNI dan Polri”. 


    Artikel yang tayang pada Selasa (11/11/2025) itu membahas mengenai potensi kenaikan gaji PNS termasuk TNI dan Polri di tahun 2026. Namun, tidak terdapat informasi mengenai besaran gaji yang akan didapatkan. 

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “Menkeu Purbaya usulkan gaji TNI lebih tinggi dari gaji DPR” merupakan konten palsu (fabricated content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-30206) Hoaks Puan Maharani Gandeng Anies Baswedan di Pemilu 2029

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/11/2025

    Berita

    tirto.id - Belum selesai tahun 2025, sejumlah narasi terkait dinamika politik Pemilihan Umum (Pemilu) 2029 telah beredar di media sosial. Salah satu yang ramai dan menarik perhatian publik adalah unggahan yang memuat klaim mengenai tokoh politik nasional Puan Maharani dan Anies Baswedan yang berkoalisi.

    ADVERTISEMENT

    Unggahan yang beredar di Facebook melalui akun “Putra Ningrum” (arsip) mengangkat narasi yang menyebut Puan Maharani akan menggandeng Anies Baswedan untuk Pemilu 2029 dan meyakini pasangan ini akan bisa meraih 68% suara.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    “Langkah ini diambil untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pemerintah yang selama ini telah cedera.” tulis narasi dalam unggahan yang berlatar video perjalanan ditambah potret Puan Maharani, yang diunggah pada Sabtu (4/10/2025).

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Periksa Fakta Puan Gandeng Anies untuk Pemilu 2029.

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Per Rabu (19/11/2025), unggahan tersebut sudah ditanggapi 1,5 ribu tanda suka dan mencapai 5.600 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 48 kali.

    Selain dari akun tersebut, unggahan dengan narasi serupa juga beredar melalui akun “Test Awal” (arsip) dan “Warung Samudra” (arsip).

    Lantas, benarkah klaim ini?

    ADVERTISEMENT

    Hasil Cek Fakta

    Tirto melakukan penelusuran dengan memasukkan kata kunci ‘puan maharani anies baswedan pemilu 2029’ ke mesin pencarian. Hasilnya tidak ada pemberitaan resmi, pernyataan tokoh, ataupun rilis partai politik yang mendukung narasi bahwa Puan Maharani akan menggandeng Anies Baswedan sebagai pasangan untuk Pemilu 2029, ataupun narasi kalau kolaborasi keduanya telah menargetkan 68 persen suara.

    Sebaliknya, yang justru banyak ditemukan adalah laporan-laporan pemeriksa fakta dari berbagai media dan lembaga verifikasi yang menegaskan bahwa klaim mengenai Puan dan Anies tersebut merupakan informasi palsu. Narasi serupa pernah beberapa kali beredar sebelumnya dan telah dibantah karena tidak memiliki dasar yang jelas untuk mendukung klaim tersebut. Situs Jabar Saber Hoaks dan Radio Republik Indonesia, sempat melabeli konten serupa sebagai hoaks.

    Tirto juga melakukan penelusuran dengan reverse image search terhadap foto yang digunakan dalam video tersebut. Foto yang digunakan merupakan foto Puan Maharani saat menghadiri sidang tahunan MPR RI dan sidang bersama DPR-DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Video lengkap sidang dapat dilihat di sini.

    Dalam rapat tersebut, Puan terlihat mengenakan kebaya hijau dengan selendang merah, serupa dengan potongan di media sosial. Dalam pidato sekitar 50 menit itu, Puan menyampaikan beragam hal, terutama soal pencapaian, tapi tidak ada keterangan yang berhubungan dengan gagasan untuk menggandeng Anies Baswedan di pemilu 2029 sama sekali.

    Di lain sisi, Anies Baswedan melalui akun media sosialnya belum mengunggah langkah politik yang akan diambilnya untuk pemilu 2029. Anies justru asyik mengikuti beberapa kegiatan bersama keluarga seperti trekking, menonton bioskop, hingga menghadiri seminar sebagai pembicara.

    Hingga saat ini, PDI-P, tempat Puan bernaung juga belum memberikan keterangan resmi apapun soal pasangan calon mana yang akan diusung di Pemilu 2029 nanti.

    Dengan begitu, tidak ada informasi resmi yang memverifikasi informasi ini benar adanya. Bisa dipastikan foto yang digunakan oleh akun-akun tersebut merupakan penunjang untuk klaim tidak bertanggung jawab yang mereka sebarkan.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa klaim yang menyebut Puan Maharani akan menggandeng Anies Baswedan untuk Pemilu 2029 dan menargetkan 68 persen suara bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Tidak ada pernyataan resmi, pemberitaan kredibel, atau informasi politik yang mendukung narasi tersebut. Verifikasi dari berbagai sumber justru menyatakan bahwa klaim tersebut merupakan hoaks.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    closeAdvertisementsgeneral_URL_gpt_producer-20251015-11:53CANCELNEXT VIDEOPausePlay% buffered00:0000:0000:00UnmuteMutePlayPowered by GliaStudios

    Rujukan

  • (GFD-2025-30205) Cek Fakta: Tidak Benar Link Ini Pendaftaran Bantuan Insentif untuk Guru Non ASN

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/11/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan klaim link pendaftaran bantuan insentif untuk guru non ASN. Postingan itu beredar di salah satu akun Facebook pada 17 November 2025.
    Berikut isi unggahannya:
    "BANTUAN INSENTIF HADIR UNTUK GURU NON ASN, GURU HONORER & PEGAWAI NEGERI BANTUAN SEBESAR RP.2.100.000
    DI CAIRKAN SERENTAK DI SELURUH INDONESIA
    Untuk dapatkan bantuan langsung daftar dengan cata klik link daftar
    https://daftaronlinevtikhkg.netlify.app
    https://daftaronlinevtikhkg.netlify.app
    https://daftaronlinevtikhkg.netlify.app"
    Unggahan menyertakan poster yang berisi narasi sebagai berikut:
    "BANTUAN INSENTIF
    HADIR UNTUK GURU NON ASN, GURU HONORER & PEGAWAI NEGERI
    BANTUAN SEBESAR RP 1.500.000
    Untuk dapatkan bantuan langsung daftar dengan cara klik daftar
    DI CAIRKAN SERENTAK DI SELURUH INDONESIA"
    Unggahan tersebut disertai menu pendaftaran, yang jika diklik akan muncul link berikut: https://daftaronlinevtikhkg.netlify.app/
    Link tersebut mengarah pada halaman situs yang menampilkan formulir digital serta meminta data pribadi, seperti nama dan nomor Telegram.
    Lalu benarkah klaim link pendaftaran bantuan insentif untuk guru non ASN tersebut? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pendaftaran bantuan insentif untuk guru non ASN. Penelusuran mengarah pada artikel yang tayang di Liputan6.com berjudul: "Pendaftaran Insentif Palsu Incar Guru Non ASN, Begini Cara Deteksinya".
    Dalam artikel ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengeluarkan peringatan terkait berbagai link atau laman palsu yang mengatasnamakan bantuan insentif guru non-ASN sebesar Rp 2,1 juta.
    Kemendikdasmen menyatakan, link pendaftaran insentif khusus untuk guru non ASN ini merupakan modus penipuan menggunakan metode phising untuk mencuri data pribadi.
    "Phising adalah upaya penipuan untuk mencuri data pribadi seperti password, OTP (one-time password), atau informasi keuangan. Jangan mudah percaya dengan pesan, email, atau link mencurigakan yang mengatasnamakan pihak tertentu," ujar Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen, dikutip dariketerangan yang dimuat situs resmi Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru, gtk.dikdasmen.go.id.
    Masyarakat pun diminta untuk waspada pada penipuan yang berupa tautan berkedok bantuan dan lain sebagainya yang mengatasnamakan Kemendikdasmen.
    Untuk mendeteksi penipuan bantuan insentif guru non ASN sebesar Rp 2,1 juta bisa dengan memastikan domain link pendaftaran yang beredar, biasanya pelaku penipuan menyebar link dengan domain tidak resmi atau diluar domain pemerintah. Sebab itu sebaiknya kita tidak mudah percaya percaya pada laman yang tidak menggunakan domain resmi.
    "Domain resmi kementerian diakhiri dengan .go.id," sebut keterangan tersebut.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran bantuan insentif untuk guru non ASN, tidak benar.