• (GFD-2025-26681) Keliru: Penampakan Tujuh Matahari di Perbatasan Suriah-Lebanon

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/04/2025

    Berita

    SEBUAH video yang memperlihatkan penampakan munculnya tujuh matahari di atas Gunung Hermon di perbatasan antara Suriah dan Lebanon beredar di Twitter atau X.

    Dalam video itu, tujuh bulatan mirip matahari itu sebagian terlihat tertutup awan. Sementara di bawahnya tampak gedung-gedung bertingkat. Pengunggah konten menyebut video itu direkam di Gunung Hermon dan berkaitan dengan konflik antara Israel dan Palestina di Gaza, serta dengan Suriah dan Lebanon.



    Namun, benarkah video itu direkam di Gunung Hermon dan berkaitan dengan konflik di Gaza?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, fenomena alam  tersebut bukan di Gunung Hermon dan tidak berkaitan dengan konflik di Gaza.

    Menggunakan mesin pencari Google dan kata kunci, Tempo menemukan tempat perekaman video tersebut yakni di Kota Chengdu. ibu kota Provinsi Sichuan, Cina.  

    Video tersebut telah dipublikasikan sebelumnya oleh kanal Youtube HKeye pada 20 Agustus 2024. Fenomena alam itu disebutkan terlihat di Kota Chengdu. Media Hong Kong lainnya, Dimsumdaily.hk, menyatakan, video itu direkam pada 18 Agustus 2024 oleh seorang warga Chengdu. Fenomena alam tersebut adalah ilusi optik pada kaca.



    Dikutip dari situs Voc.com.cn, Wakil Presiden Asosiasi Sains Populer Astronomi Sichuan, Zeng Yang, mengatakan, fenomena ilusi optik tersebut diduga buatan manusia. "Video ini diambil melalui kaca laminasi, bisa dikatakan ini adalah fenomena optik buatan manusia," kata Zeng Yang.

    Dia meyakini bahwa kaca yang menghalangi perekam dan pemandangan di luar adalah kaca yang berlapis-lapis hingga bersifat lebih tebal. Hal ini  bisa memunculkan bayangan maya dari objek matahari. Semakin ke pinggir, bentuk dan warnanya semakin pudar. Menurut Zeng Yang, hal itu membuktikan, matahari-matahari tambahan itu adalah bayangan maya belaka, bukan matahari yang berjumlah lebih dari satu. "Anda dapat melihat bahwa kecerahan matahari-matahari ini berangsur-angsur berkurang," kata dia.

    Orang yang merekam video itu bernama Wang, sebagaimana yang dilaporkan Shanghai Observer. Ia mengaku melihat matahari seakan-akan ada banyak itu dari balik kaca gedung rumah sakit, lalu merekamnya.

    "Matahari terbenam di Chengdu pada pukul 7.30 malam. Saya berada di lantai 11 bagian rawat inap rumah sakit (dan mengambil gambar tersebut). Matahari menghilang setelah satu atau dua menit," kata Wang.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan penampakan tujuh matahari di Gunung Hermon antara Suriah dan Lebanon adalah klaim yang keliru.

    Video itu direkam oleh seorang perempuan bernama Wang dari dalam sebuah rumah sakit, melalui jendela kaca, di Kota Chengdu, Cina. Namun, sesungguhnya hanya satu matahari yang asli dan enam lainnya merupakan hasil bias atau bayangan maya yang dipantulkan kaca.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26680) [SALAH] Ajakan Gerakan 1821 dari Anies Baswedan

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 24/04/2025

    Berita

    Pada Kamis (10/4/2025) akun Facebook “Rita Lina” membagikan narasi [arsip] terkait Gerakan 1821 yang diklaim sebagai ajakan Anies Baswedan. Disebutkan, gerakan itu mengimbau orangtua untuk puasa gadget pukul 18.00—21.00 agar bisa menemani anak dengan aktivitas yang bermanfaat, seperti 3B (bermain, belajar, dan berdoa).

    Hingga Kamis (24/4/25), unggahan telah mendapatkan 21 tanda suka, 22 komentar dan telah dibagikan ulang 4 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta tempo.co

    Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan mesin pencarian Google. Hasilnya, Anies Baswedan tidak pernah menyampaikan pesan berantai tersebut. Informasi serupa beredar pertama kali pada Agustus 2022.

    Anies Baswedan—yang saat itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta—memberi klarifikasi melalui Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Provinsi DKI Jakarta. Bantahan tersebut dipublikasikan di situs milik pemerintah DKI Jakarta pada 8 Agustus 2022 di sini.

    Awalnya, Gerakan 1821 disampaikan lebih dahulu oleh Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, Mahfudhoh Suyoto, pada Maret 2016, sesuai yang tercantum pada laman Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “imbauan Gerakan 1821 dari Anies Baswedan” merupakan konten palsu (fabricated content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-26679) [SALAH] Pemerintah Tutup Kasus Ladang Ganja di Bromo karena Tumbuh dari Kotoran Burung

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 24/04/2025

    Berita

    Akun Facebook “Gitu Oke Ya” pada Jum’at (11/04/2025) mengunggah foto [arsip] yang menampilkan ilustrasi Gunung Bromo dan ladang daun ganja.

    Foto tersebut disertai narasi :

    “Pemerintah sudah menutup kasus ini. Ternyata pohon itu tumbuh karena d bawa oleh kotoran burung yg membawa biji tanaman itu. Dan tersebar di 59 titik lokasi d Bromo. Cuma burung ternyata sodara-sodara.”

    Per Selasa (22/04/2025) unggahan tersebut telah menuai 6 komentar, disukai 12 pengguna Facebook, dan dibagikan ulang 6 kali. Klaim itu diunggah pada akun Facebook yang memiliki 28 ribu pengikut.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri klaim “pemerintah tutup kasus ladang ganja di Bromo karena tumbuh dari kotoran burung” melalui pencarian Google, namun tidak menemukan informasi dari sumber berita kredibel atau akun resmi pemerintah yang membenarkan klaim tersebut.

    Penelusuran lanjutan menggunakan Google Lens menemukan beberapa unggahan ilustrasi Gunung Bromo dan daun ganja, salah satunya oleh akun Instagram “servis_drone_lombo” pada Rabu, (26/03/2025).

    Sementara itu, Tempo.co melaporkan bahwa sidang kasus ladang ganja di kawasan konservasi digelar di Pengadilan Negeri Lumajang pada Selasa (15/04/2025), dengan menghadirkan dua petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) sebagai saksi.

    Kesimpulan

    Unggahan dengan narasi “pemerintah tutup kasus ladang ganja di Bromo karena tumbuh dari kotoran burung” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-26677) [SALAH] Pelembab Wajah dengan Deterjen Cair

    Sumber: Tiktok.com
    Tanggal publish: 24/04/2025

    Berita

    Akun TikTok “sabrinasindiawatii” pada Sabtu (15/02/2025) mengunggah video [arsip] yang menampilkan wanita muda menggunakan deterjen cair untuk melembabkan wajah.

    Video tersebut disertai narasi :

    “Sebelum kenal si ungu, setelah kenal si ungu. baru launching kmren guys#siungu #skincaretips #moisturizer #morningroutine”

    Hingga Senin (21/4/2025) unggahan telah dilihat 9,5 juta kali, disukai 130 ribu, dan mendapat 7.700 komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menggunakan fitur pencarian di Google dengan kata kunci “bahaya deterjen untuk wajah” untuk mengetahui bahaya menggunakan deterjen pada wajah.

    Hasilnya, ditemukan artikel dari Kompas.com “Kreator Konten Gunakan Deterjen untuk Rawat Wajah, Dokter Jelaskan Deretan Risikonya” yang tayang Januari 2025.

    Dari artikel itu diketahui, dokter spesialis kulit dan kelamin di RST Wijayakusuma Purwokerto, Ismiralda Oke Putranti mengatakan bahwa penggunaan deterjen untuk perawatan wajah sangatlah berbahaya. Deterjen mengandung bahan kimia pembersih dan pelarut.

    Bahan kimia tersebut seperti sodium lauryl sulfate (SLS), NPE, fosfat, dan 1,4-dioxane yang dapat menyebabkan iritasi, alergi, serta membuat kulit terasa tebal, panas, dan kering. Lebih lanjut, bahan kimia tersebut bisa terserap ke dalam tubuh melalui kulit dan berisiko mengganggu fungsi organ.

    Kesimpulan

    Unggahan dengan narasi “pelembab wajah dengan deterjen cair” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan