tirto.id - Baru-baru ini, muncul di media sosial, narasi yang menyebut bahwa Anies Baswedan siap menggantikan Prabowo Subianto menjadi Presiden RI jika dalam keadaan darurat. Klaim itu tersebar melalui unggahan yang menampilkan tangkapan layar artikel berita yang mencatut nama media detikcom.
ADVERTISEMENT
Tangkapan layar yang beredar memuat artikel berita dengan judul “Anies Siap Menggantikan Prabowo Menjadi Presiden RI Jika dalam Keadaan Darurat”. Nampak juga foto Anies Baswedan yang menjadi thumbnail dalam artikel berita tersebut. Ada pula nama penulis yang dicantumkan, yaitu Inkana Putri dan tanggal publikasi berita tersebut yaitu pada Kamis (4/9/2025) pukul 08:30 WIB.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
Narasi itu diunggah oleh sejumlah akun di platform media sosial. Di X (dulu twitter) narasi ini diunggah oleh akun @cagubnyinyir2 pada Minggu (7/9/2025) yang mengunggah tangkapan layar judul artikel berita tersebut. Di Facebook, narasi ini juga diunggah oleh “Shohih Nue”(arsip) pada Senin (8/9/2025).
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Periksa Fakta Anies Gantikan Prabowo. foto/Hotline periksa fakta tirto
#inline4 {margin:1.5em 0}
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:auto;display:block;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Sepanjang Senin (8/9/2025) hingga Rabu (10/9/2025) atau selama dua hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 35 reaksi, 134 komentar, dan tiga kali dibagikan. Lantas, bagaimana kebenaran klaim itu? Benarkah ada artikel berita milik detikcom yang memberitakan Anies siap menggantikan Prabowo menjadi Presiden RI?
(GFD-2025-28972) Hoaks Artikel Berita Sebut Anies Siap Gantikan Prabowo
Sumber:Tanggal publish: 11/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
ADVERTISEMENT
Tirto melakukan penelusuran langsung di situs detikcom yang namanya dicatut dalam klaim ini. Kami memasukan kata kunci terkait judul tersebut di kolom pencarian di situs detikcom, hasilnya, tidak ditemukan adanya satupun pemberitaan dari media tersebut dengan judul serupa seperti disebarkan oleh pengunggah klaim.
Kami juga juga melakukan penelusuran manual melalui mesin pencarian Google dengan menggunakan kata kunci yang sama. Hasilnya, tetap tidak ditemukan pemberitaan dari detikcom maupun dari media kredibel lainnya yang memuat isu tersebut.
Artikel yang disebut-sebut ditulis oleh Inkana Putri dan diklaim terbit pada Kamis (4/9/2025) pukul 08.30 WIB, ternyata berjudul “Raih Kepercayaan Publik, Ini Peran Puspenkum Jaga Citra Kejaksaan”, yang tidak memiliki kaitan dengan isi klaim yang beredar. Jadi, kemungkinan besar tangkapan layar artikel yang beredar merupakan hasil manipulasi.
Kami juga menelusuri apakah Anies Baswedan pernah memberikan pertanyaan yang menyebut ia siap menggantikan Prabowo menjadi Presiden RI dalam kondisi darurat.
Penelusuran dilakukan dengan mencari kata kunci terkait melalui mesin pencarian Google dan pemberitaan kredibel. Begitu pula melalui pemantauan di akun media sosial resmi milik mantan Gubernur Jakarta tersebut. Hasilnya, tidak ada satupun pernyataan dari Anies Baswedan yang menyebut dirinya siap menggantikan Prabowo menjadi Presiden RI jika dalam kondisi darurat.
Tirto melakukan penelusuran langsung di situs detikcom yang namanya dicatut dalam klaim ini. Kami memasukan kata kunci terkait judul tersebut di kolom pencarian di situs detikcom, hasilnya, tidak ditemukan adanya satupun pemberitaan dari media tersebut dengan judul serupa seperti disebarkan oleh pengunggah klaim.
Kami juga juga melakukan penelusuran manual melalui mesin pencarian Google dengan menggunakan kata kunci yang sama. Hasilnya, tetap tidak ditemukan pemberitaan dari detikcom maupun dari media kredibel lainnya yang memuat isu tersebut.
Artikel yang disebut-sebut ditulis oleh Inkana Putri dan diklaim terbit pada Kamis (4/9/2025) pukul 08.30 WIB, ternyata berjudul “Raih Kepercayaan Publik, Ini Peran Puspenkum Jaga Citra Kejaksaan”, yang tidak memiliki kaitan dengan isi klaim yang beredar. Jadi, kemungkinan besar tangkapan layar artikel yang beredar merupakan hasil manipulasi.
Kami juga menelusuri apakah Anies Baswedan pernah memberikan pertanyaan yang menyebut ia siap menggantikan Prabowo menjadi Presiden RI dalam kondisi darurat.
Penelusuran dilakukan dengan mencari kata kunci terkait melalui mesin pencarian Google dan pemberitaan kredibel. Begitu pula melalui pemantauan di akun media sosial resmi milik mantan Gubernur Jakarta tersebut. Hasilnya, tidak ada satupun pernyataan dari Anies Baswedan yang menyebut dirinya siap menggantikan Prabowo menjadi Presiden RI jika dalam kondisi darurat.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan narasi yang menyebut bahwa Anies Baswedan siap menggantikan Prabowo Subianto menjadi Presiden RI jika dalam keadaan darurat bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Tangkapan layar artikel berita yang beredar merupakan hasil manipulasi. Tidak ada satupun pernyataan dari Anies Baswedan yang menyebut dirinya siap menggantikan Prabowo menjadi Presiden RI jika dalam kondisi darurat.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Tangkapan layar artikel berita yang beredar merupakan hasil manipulasi. Tidak ada satupun pernyataan dari Anies Baswedan yang menyebut dirinya siap menggantikan Prabowo menjadi Presiden RI jika dalam kondisi darurat.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Rujukan
- https://x.com/cagubnyinyir2/status/1964605257100791972
- https://www.facebook.com/kreatorsukses.24/posts/pfbid0AYfj84ENHV74Cy1aZktY9J4HG5iomfRtfwE3K3sDNJ1k1YQcT4PYnu2APUDYjye3l?_rdc=1&_rdr#
- https://archive.ph/1WxBn
- https://news.detik.com/berita/d-8094677/raih-kepercayaan-publik-ini-peran-puspenkum-jaga-citra-kejaksaan
- https://www.instagram.com/aniesbaswedan/?hl=en
(GFD-2025-28971) [KLARIFIKASI] Video Sri Mulyani Menangis Saat Raker 2024, Bukan Purnatugas 2025
Sumber:Tanggal publish: 10/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial, beredar sebuah video menampilkan mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menangis saat berpamitan karena purnatugas.
Video tersebut disebarkan pengguna media sosial usai Presiden Prabowo melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu pada Senin (8/9/2025) menggantikan Sri Mulyani.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video Sri Mulyani menangis saat purnatugas disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun:
Sebelum pamit Sri Mulyani menangis
Sementara, berikut teks yang tertera pada video:
SEBELUM PAMIT, SRI MULYANI MENETESKAN AIR MATA
Semoga dengan ibu mundur dari Mentri keuangan tidak ada lagi kenaikan pajak
Video tersebut disebarkan pengguna media sosial usai Presiden Prabowo melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu pada Senin (8/9/2025) menggantikan Sri Mulyani.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video Sri Mulyani menangis saat purnatugas disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun:
Sebelum pamit Sri Mulyani menangis
Sementara, berikut teks yang tertera pada video:
SEBELUM PAMIT, SRI MULYANI MENETESKAN AIR MATA
Semoga dengan ibu mundur dari Mentri keuangan tidak ada lagi kenaikan pajak
Hasil Cek Fakta
Momen Sri Mulyani menangis bukan dalam konteks purnatugas pada 2025.
Sri Mulyani menangis saat menyampaikan salam dan pidato perpisahan kepada Banggar DPR RI dalam rapat kerja (raker) pada Selasa, 17 September 2024.
Ia berterima kasih kepada rekannya di jajaran Kementerian Keuangan dan DPR RI yang telah bekerja sama sejak 2016.
Video Sri Mulyani menyampaikan salam perpisahan dapat disaksikan di kanal YouTube Kompas.com.
Sri Mulyani menjabat sebagai Menkeu di masa pemerintahan Joko Widodo ketika video itu diambil.
Saat itu, belum ada keputusan bahwa dirinya akan kembali diminta menjadi Menkeu di pemerintahan yang baru di bawah pimpinan Prabowo.
Adapun setelah pengumuman perombakan kabinet dan serah terima jabatan, kantor Kementerian Keuangan mengadakan perpisahan dengan Sri Mulyani pada Selasa (9/9/2025).
Tampak Sri Mulyani juga menerima bunga dan lukisan dari pejabat Kemenkeu.
Sri Mulyani mengucapkan lantas terima kasih kepada media hingga pejabat yang mendampinginya selama menjabat.
Dalam momen itu, Sri Mulyani tampak terharu dan meneteskan air mata. Momen tersebut dapat dilihat melalui tayangan Kompas TV.
Sri Mulyani menangis saat menyampaikan salam dan pidato perpisahan kepada Banggar DPR RI dalam rapat kerja (raker) pada Selasa, 17 September 2024.
Ia berterima kasih kepada rekannya di jajaran Kementerian Keuangan dan DPR RI yang telah bekerja sama sejak 2016.
Video Sri Mulyani menyampaikan salam perpisahan dapat disaksikan di kanal YouTube Kompas.com.
Sri Mulyani menjabat sebagai Menkeu di masa pemerintahan Joko Widodo ketika video itu diambil.
Saat itu, belum ada keputusan bahwa dirinya akan kembali diminta menjadi Menkeu di pemerintahan yang baru di bawah pimpinan Prabowo.
Adapun setelah pengumuman perombakan kabinet dan serah terima jabatan, kantor Kementerian Keuangan mengadakan perpisahan dengan Sri Mulyani pada Selasa (9/9/2025).
Tampak Sri Mulyani juga menerima bunga dan lukisan dari pejabat Kemenkeu.
Sri Mulyani mengucapkan lantas terima kasih kepada media hingga pejabat yang mendampinginya selama menjabat.
Dalam momen itu, Sri Mulyani tampak terharu dan meneteskan air mata. Momen tersebut dapat dilihat melalui tayangan Kompas TV.
Kesimpulan
Video menyampaikan salam dan pidato perpisahan kepada Banggar DPR RI pada Selasa, 17 September 2024 disebarkan dengan konteks keliru.
Perpisahan itu disampaikan berbarengan dengan berakhirnya kabinet Indonesia Maju dan lengsernya Joko Widodo.
Sementara, perpisahan purnatugas Sri Mulyani diadakan di Kantor Kementerian Keuangan pada Selasa (9/9/2025).
Perpisahan itu disampaikan berbarengan dengan berakhirnya kabinet Indonesia Maju dan lengsernya Joko Widodo.
Sementara, perpisahan purnatugas Sri Mulyani diadakan di Kantor Kementerian Keuangan pada Selasa (9/9/2025).
Rujukan
- https://web.facebook.com/reel/797361236075763
- https://www.facebook.com/reel/1444987383440317
- https://www.facebook.com/reel/1418219512602516
- https://www.youtube.com/watch?v=6NZ3FC_LTA4
- https://www.youtube.com/watch?v=3FDCt2RKRGM
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-28970) Cek Fakta: Tidak Benar Ini Link Pendaftaran BSU Kuartal 3 dan 4
Sumber:Tanggal publish: 10/09/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 5 September 2025.
Unggahan klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4 berupa tulisan sebagai berikut.
"INFO TERBARU BSU 2025
Pemerintah memastikan BSU tetap cair di Kuartal III & IV.
✅ Resmi dari pemerintah
✅ Cair langsung ke rekening
✅ Gratis tanpa pungutan
👉 Jangan tunggu lama,
Klik Daftar Sekarang & pastikan nama Anda terdaftar!"
Unggahan tersebut disertai dengan menu daftar, jika menu tersebut dipilih akan muncul link
"https://layanan3.i-bsu.com/home"
Link tersebut megarah pada halaman situs dengan menampilkan formulir digital yang meminta sejumlah identitas seperti nama lengkap dan nomor Telegram.
Benarkah klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4, dalam artikel berjudul "BSU 2025 akan Cair, Simak Syarat Penerima dan Cara Cek Status" yang dimuat Liputan6.com, 4 Juni 2025.
Artikel Liputan6.com menyebutkan, syarat Utama Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025 Untuk menjadi penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025, ada beberapa syarat utama yang harus dipenuhi:
Terdaftar aktif sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan hingga Mei 2025.
Memiliki gaji maksimal Rp 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) per bulan, atau sesuai UMP/UMK daerah masing-masing.
Bukan Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, atau anggota Polri.Tidak sedang menerima bantuan sosial lain seperti Kartu Prakerja, Program Keluarga Harapan (PKH), atau Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Pastikan Anda memenuhi semua persyaratan di atas agar dapat menerima BSU Bantuan Subsidi Upah tahun 2025.Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Cek Status BSU Kemnaker 2025: Panduan Login bsu.kemnaker.go.id" yang dimuat Liputan6.com, pada 4 Juni 2025.
Artikel situs Liputan6.com menyebutkan cara Login dan Cek Status BSU di bsu kemnaker go id
Untuk mengecek status penerimaan BSU Kemnaker 2025 melalui situs web bsu.kemnaker.go.id, ikuti langkah-langkah berikut:
Akses Situs Web: Buka situs resmi Kemnaker di bsu.kemnaker.go.id menggunakan peramban (browser) di komputer atau ponsel Anda.
Login atau Daftar Akun: Jika Anda sudah memiliki akun, login menggunakan email dan kata sandi Anda. Jika belum memiliki akun, Anda perlu mendaftar terlebih dahulu dengan melengkapi data diri sesuai dengan KTP dan nomor BPJS Ketenagakerjaan Anda. Gunakan alamat email aktif untuk verifikasi.
Lengkapi Profil (Jika Diperlukan): Setelah login, pastikan profil Anda lengkap. Ini termasuk informasi seperti status pekerjaan, lokasi tempat kerja, dan nomor rekening bank aktif. Data yang lengkap akan mempercepat proses verifikasi.
Cek Status BSU: Setelah semua data terisi dan diverifikasi, cari menu "Cek Status BSU" atau yang serupa di dasbor akun Anda. Klik menu tersebut. Sistem akan menampilkan notifikasi apakah Anda termasuk penerima BSU atau tidak.
Jika status belum muncul, berarti data Anda masih dalam proses verifikasi oleh BPJS Ketenagakerjaan dan Kementerian Ketenagakerjaan. Lakukan pengecekan secara berkala.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran BSU kuartal 3 dan 4 tidak benar.
Situs resmi untuk login cek status BSU adalah bsu.kemnaker.go.id
(GFD-2025-28969) Tidak Benar Obat Cacing dan Imunisasi Sebarkan Virus Baru
Sumber:Tanggal publish: 10/09/2025
Berita
tirto.id - Beredar di media sosial, video yang memuat narasi penolakan terhadap program Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), terkait bagi-bagi obat cacing, imunisasi, dan vaksin. Program dari Kemenkes dianggap oleh masyarakat sebagai bagian dari misi global untuk penyebaran virus baru.
ADVERTISEMENT
Tayangan video menunjukan seorang pria yang berbicara di depan kamera, disertai takarir terkait narasi obat cacing menyebarkan virus.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
“Gawat darurat, waspada terhadap menteri kesehatan saat ini. Tolak program membagi-bagi obat cacing/imunisasi plus vaksin dari Kementerian Kesehatan sebab ini bagian dari misi global dalam rangka penyebaran virus baru. Target utama mereka sekolah-sekolah dan keluarga yang awam terhadap kesehatan,” bunyi keterangan teks.
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Periksa Fakta Obat Cacing dan Vaksin. foto/hotline periksa fakta tirto
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram "Sinshe Ukie" (arsip), Selasa (13/5/2025). Hingga Rabu (10/9/2025) video tersebut telah mendapatkan 87,4 ribu likes.
Kami juga menemukan unggahan serupa di Facebook dari unggahan akun “Nurlaela Ella” (arsip) dan akun "Merni Pronjo".
Video serupa juga diunggah pada platform TikTok oleh akun "Ruthberry" pada Kamis (14/8/2025). Unggahan-unggahan tersebut cukup ramai mendapat perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Namun, benarkah pemberian obat cacing, imunisasi dan vaksin menyebarkan virus baru?
ADVERTISEMENT
Tayangan video menunjukan seorang pria yang berbicara di depan kamera, disertai takarir terkait narasi obat cacing menyebarkan virus.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
“Gawat darurat, waspada terhadap menteri kesehatan saat ini. Tolak program membagi-bagi obat cacing/imunisasi plus vaksin dari Kementerian Kesehatan sebab ini bagian dari misi global dalam rangka penyebaran virus baru. Target utama mereka sekolah-sekolah dan keluarga yang awam terhadap kesehatan,” bunyi keterangan teks.
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Periksa Fakta Obat Cacing dan Vaksin. foto/hotline periksa fakta tirto
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Video tersebut diunggah oleh akun Instagram "Sinshe Ukie" (arsip), Selasa (13/5/2025). Hingga Rabu (10/9/2025) video tersebut telah mendapatkan 87,4 ribu likes.
Kami juga menemukan unggahan serupa di Facebook dari unggahan akun “Nurlaela Ella” (arsip) dan akun "Merni Pronjo".
Video serupa juga diunggah pada platform TikTok oleh akun "Ruthberry" pada Kamis (14/8/2025). Unggahan-unggahan tersebut cukup ramai mendapat perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Namun, benarkah pemberian obat cacing, imunisasi dan vaksin menyebarkan virus baru?
Hasil Cek Fakta
Melansir situs resmi Kemenkes RI, cacingan merupakan penyakit akibat cacing yang menginfeksi tubuh manusia dan ditularkan melalui tanah. Orang yang menderita cacingan dalam pemeriksaan tinjanya mengandung telur cacing dan/atau cacing.
Menukil dari Kemenkes pula, cacingan secara kumulatif pada manusia dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Kecacingan juga dapat menghambat perkembangan fisik. Kecacingan juga dapat menyebabkan menurunnya ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.
Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing. Dimana dapat terjadi infestasi ringan maupun infestasi berat. Infeksi kecacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kelas nematode usus, khususnya yang penularan melalui tanah, diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuri strichiura, dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan Strongyloides stercoralis.
Data dari Kemenkes tahun 2015 menunjukkan bahwa prevalensi cacingan pada beberapa provinsi di Indonesia untuk usia 1-12 tahun berada pada tingkat yang tinggi, yakni 30 persen-90 persen, dengan prevalensi di Kota Surabaya sebesar 36 persen.
Pencegahan dan penanggulangan cacingan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang penanggulangan cacingan, salah satu caranya dengan strategi deworming yang dikenal dengan Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM).
Lalu, melansir situs Ciputra Hospital, obat cacing memiliki efek samping mual, muntah, nafsu makan berkurang, sakit perut, diare, perut kembung, muncul ruam, sakit kepala, pusing dan mudah mengantuk. Namun, tidak ada keterangan bahwa mengonsumsi obat cacing menyebarkan virus, seperti klaim yang beredar.
Lebih lanjut, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro, dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes, juga membantah klaim ini.
"Perlu digarisbawahi bahwa klaim yang menyatakan obat cacing, vaksin, atau imunisasi dapat menyebarkan virus baru adalah tidak benar (hoaks)," katanya pada Tirto, Rabu (10/9/2025).
dr. Wilson menambahkan, hingga kini, tidak ada bukti ilmiah maupun penelitian medis yang mendukung klaim tersebut. Justru sebaliknya, obat cacing maupun vaksin telah melalui uji keamanan yang ketat sebelum diberikan secara luas pada masyarakat.
Cacingan adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang ditularkan melalui tanah (soil-transmitted helminth/STH). Infeksi ini sering menyerang anak-anak karena kebiasaan bermain di tanah, belum sempurna dalam menjaga kebersihan, serta daya tahan tubuh yang masih berkembang. Cacing yang umum menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale/Necator americanus (cacing tambang).
Bila tidak ditangani, cacingan dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, anemia, nyeri perut, hingga menghambat tumbuh kembang anak.
"Karena itu, program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) berupa obat cacing menjadi salah satu strategi kesehatan masyarakat yang sangat penting," ujarnya.
Ia juga menyebut, data Kemenkes menunjukkan bahwa program ini berhasil menurunkan prevalensi cacingan di banyak daerah di Indonesia.
Secara medis, obat cacing bekerja dengan cara membunuh atau melumpuhkan cacing di saluran cerna sehingga dapat dikeluarkan bersama tinja. Beberapa penelitian internasional, termasuk yang dilaporkan oleh National Library of Medicine, menunjukkan bahwa pemberian obat cacing secara rutin (misalnya dua kali setahun) terbukti menurunkan prevalensi dan intensitas infeksi cacing tanah pada anak-anak.
Tirto juga melakukan penelusuran dengan menggunakan fitur reverse image search dari video tersebut. Hasil penelusuran tersebut mengarahkan kami pada laporan Cek Fakta Kompas yang menyatakan bahwa pemberian obat cacing ke anak sekolah menyebarkan virus baru klaim tidak berdasar.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muharmawan, menegaskan bahwa narasi tersebut adalah hoaks lama.
“Pemberian obat atau vaksin untuk semua sasaran masyarakat itu sudah dipastikan keamanan, kualitas dan khasiatnya,” begitu kata Aji, seperti dilansir Kompas.
Kemudian, dalam buku terkait keamanan vaksin rutin di Amerika Serikat, dalam Comparative Effectiveness Reviewtahun 2021 yang diterbitkan AHRQ (Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan AS), tidak ditemukan bukti bahwa vaksin pada orang dewasa, anak-anak dan wanita hamil menimbulkan risiko efek samping serius.
Dengan demikian klaim yang mengatakan bahwa obat cacing, imunisasi dan vaksin menyebarkan virus baru adalah klaim tidak berdasar.
Menukil dari Kemenkes pula, cacingan secara kumulatif pada manusia dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Kecacingan juga dapat menghambat perkembangan fisik. Kecacingan juga dapat menyebabkan menurunnya ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.
Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing. Dimana dapat terjadi infestasi ringan maupun infestasi berat. Infeksi kecacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kelas nematode usus, khususnya yang penularan melalui tanah, diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuri strichiura, dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan Strongyloides stercoralis.
Data dari Kemenkes tahun 2015 menunjukkan bahwa prevalensi cacingan pada beberapa provinsi di Indonesia untuk usia 1-12 tahun berada pada tingkat yang tinggi, yakni 30 persen-90 persen, dengan prevalensi di Kota Surabaya sebesar 36 persen.
Pencegahan dan penanggulangan cacingan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang penanggulangan cacingan, salah satu caranya dengan strategi deworming yang dikenal dengan Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM).
Lalu, melansir situs Ciputra Hospital, obat cacing memiliki efek samping mual, muntah, nafsu makan berkurang, sakit perut, diare, perut kembung, muncul ruam, sakit kepala, pusing dan mudah mengantuk. Namun, tidak ada keterangan bahwa mengonsumsi obat cacing menyebarkan virus, seperti klaim yang beredar.
Lebih lanjut, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro, dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes, juga membantah klaim ini.
"Perlu digarisbawahi bahwa klaim yang menyatakan obat cacing, vaksin, atau imunisasi dapat menyebarkan virus baru adalah tidak benar (hoaks)," katanya pada Tirto, Rabu (10/9/2025).
dr. Wilson menambahkan, hingga kini, tidak ada bukti ilmiah maupun penelitian medis yang mendukung klaim tersebut. Justru sebaliknya, obat cacing maupun vaksin telah melalui uji keamanan yang ketat sebelum diberikan secara luas pada masyarakat.
Cacingan adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang ditularkan melalui tanah (soil-transmitted helminth/STH). Infeksi ini sering menyerang anak-anak karena kebiasaan bermain di tanah, belum sempurna dalam menjaga kebersihan, serta daya tahan tubuh yang masih berkembang. Cacing yang umum menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale/Necator americanus (cacing tambang).
Bila tidak ditangani, cacingan dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, anemia, nyeri perut, hingga menghambat tumbuh kembang anak.
"Karena itu, program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) berupa obat cacing menjadi salah satu strategi kesehatan masyarakat yang sangat penting," ujarnya.
Ia juga menyebut, data Kemenkes menunjukkan bahwa program ini berhasil menurunkan prevalensi cacingan di banyak daerah di Indonesia.
Secara medis, obat cacing bekerja dengan cara membunuh atau melumpuhkan cacing di saluran cerna sehingga dapat dikeluarkan bersama tinja. Beberapa penelitian internasional, termasuk yang dilaporkan oleh National Library of Medicine, menunjukkan bahwa pemberian obat cacing secara rutin (misalnya dua kali setahun) terbukti menurunkan prevalensi dan intensitas infeksi cacing tanah pada anak-anak.
Tirto juga melakukan penelusuran dengan menggunakan fitur reverse image search dari video tersebut. Hasil penelusuran tersebut mengarahkan kami pada laporan Cek Fakta Kompas yang menyatakan bahwa pemberian obat cacing ke anak sekolah menyebarkan virus baru klaim tidak berdasar.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muharmawan, menegaskan bahwa narasi tersebut adalah hoaks lama.
“Pemberian obat atau vaksin untuk semua sasaran masyarakat itu sudah dipastikan keamanan, kualitas dan khasiatnya,” begitu kata Aji, seperti dilansir Kompas.
Kemudian, dalam buku terkait keamanan vaksin rutin di Amerika Serikat, dalam Comparative Effectiveness Reviewtahun 2021 yang diterbitkan AHRQ (Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan AS), tidak ditemukan bukti bahwa vaksin pada orang dewasa, anak-anak dan wanita hamil menimbulkan risiko efek samping serius.
Dengan demikian klaim yang mengatakan bahwa obat cacing, imunisasi dan vaksin menyebarkan virus baru adalah klaim tidak berdasar.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta, klaim yang menyebut program Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), terkait bagi-bagi obat cacing, imunisasi, dan vaksin perlu ditolak karena bagian dari misi global untuk penyebaran virus baru, bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
dr. Andreas Wilson Setiawan menegaskan bahwa klaim obat cacing, vaksin, atau imunisasi bisa menyebarkan virus baru adalah hoaks. Hingga kini tidak ada bukti ilmiah maupun penelitian medis yang mendukung tuduhan tersebut. Sebaliknya, baik obat cacing maupun vaksin telah melewati uji keamanan ketat sebelum digunakan secara luas di masyarakat.
Hal ini sejalan dengan temuan internasional, termasuk Comparative Effectiveness Review tahun 2021 dari AHRQ di Amerika Serikat, yang menyimpulkan tidak ada bukti bahwa vaksin rutin menimbulkan risiko efek samping serius pada anak-anak, orang dewasa, maupun ibu hamil.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkann
dr. Andreas Wilson Setiawan menegaskan bahwa klaim obat cacing, vaksin, atau imunisasi bisa menyebarkan virus baru adalah hoaks. Hingga kini tidak ada bukti ilmiah maupun penelitian medis yang mendukung tuduhan tersebut. Sebaliknya, baik obat cacing maupun vaksin telah melewati uji keamanan ketat sebelum digunakan secara luas di masyarakat.
Hal ini sejalan dengan temuan internasional, termasuk Comparative Effectiveness Review tahun 2021 dari AHRQ di Amerika Serikat, yang menyimpulkan tidak ada bukti bahwa vaksin rutin menimbulkan risiko efek samping serius pada anak-anak, orang dewasa, maupun ibu hamil.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkann
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/DJkyo6mBVEF/?igsh=MTVtNnEwNXRhOWJmOQ==
- https://archive.ph/obEcV
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1350463440046005&set=a.106685717757123&type=3
- https://archive.ph/Dz1Hj
- https://www.facebook.com/share/r/1AH1vk6GRA/
- https://www.tiktok.com/@berry7907/photo/7538462097496182021?_r=1&u_code=dj5fd76hk75e2i®ion=ID&mid=7036445111214934018&preview_pb=0&sharer_language=id&_d=da6g4icch91b3e&share_item_id=7538462097496182021&source=h5_t×tamp=1757323111&user_id=6974260002078049281&sec_user_id=MS4wLjABAAAA8fpzg7hv5avSJhuU2PFSzVFRY03F46PycwUe4QfwhCkyhzaKmaLo6xEcZx-aHR0a&aweme_type=150&pic_cnt=1&item_author_type=2&social_share_type=14&ug_photo_idx=0&utm_source=copy&utm_campaign=client_share&utm_medium=android&share_iid=7537932443681343239&share_link_id=a30c05b6-ad31-41a5-aec6-809f8809b3d7&share_app_id=1180&ugbiz_name=UNKNOWN&ug_btm=b2001&link_reflow_popup_iteration_sharer=%7B%22click_empty_to_play%22%3A1%2C%22dynamic_cover%22%3A1%2C%22follow_to_play_duration%22%3A-1.0%2C%22profile_clickable%22%3A1%7D&enable_checksum=1
- https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/1554/pengaruh-cacingan-pada-kesehatan-anak
- https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/1288/cacingan-pada-anak
- https://ciputrahospital.com/cara-minum-obat-cacing/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK572045/
Halaman: 13/6612