• (GFD-2025-28495) [KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Buaya yang Memangsa Warga di Sungai Bulete, Sulsel

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/08/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah foto yang beredar di media sosial diklaim menampilkan seekor buaya berukuran besar di Sungai Bulete, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

    Unggahan itu muncul usai terjadi insiden seekor memangsa warga di Sungai Bulete hingga tewas pada Kamis (14/8/2025).

    Namun, setelah ditelurusi narasi dalam foto itu keliru dan perlu diluruskan.

    Foto yang diklaim menampilkan buaya berukuran besar di Sungai Bulete, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan dibagikan di Facebook, misalnya oleh akun ini dan ini.

    Narasi dalam video yakni sebagai berikut:

    Ngeri nya buaya yg ada di sungai bulete

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook foto yang diklaim menampilkan buaya di Sungai Bulete Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri foto buaya yang beredar menggunakan teknik reverse image search.

    Hasilnya, diketahui bahwa foto itu merupakan tangkapan layar video di laman Liputan 6.com.

    Keterangan dalam unggahan menyebut, video itu adalah momen ketika warga menyelamatkan buaya muara berkalung ban di Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah pada 2022.

    Sehingga, dapat dipastikan, foto yang beredar bukan buaya di Sungai Bulete Kabupaten Wajo yang memangsa warga pada Kamis (14/8/2025).

    Diberitakan Kompas.com, buaya yang memangsa warga  Sungai Bulete, Kabupaten Wajo belum ditangkap hingga Jumat (15/8/2025).

    Warga pun diimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar aliran Sungai Bulete sembari menunggu pihak berwenang melakukan evakuasi terhadap buaya tersebut. 

    Kesimpulan

    Foto yang diklaim menampilkan buaya berukuran besar di Sungai Bulete, Kabupaten Wajo merupakan informasi keliru.

    Adapun foto dalam unggahan adalah buaya berkalung ban yang diselamatkan oleh warga di Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah pada 2022.

    Buaya yang memangsa warga di Sungai Bulete belum ditangkap hingga Jumat (15/8/2025).

    Rujukan

  • (GFD-2025-28494) [HOAKS] PPATK Blokir Rekening yang Tidak Gunakan ATM dalam 3 Bulan

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/08/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengatasi penyalahgunaan rekening dengan kebijakan memblokir sementara rekening bank yang tidak aktif atau dormant.

    Keputusan ini sempat menjadi sorotan sampai akhirnya PPATK kembali membuka puluhan juta rekening dormant.

    Namun di media sosial, tersiar narasi yang mengimbau masyarakat untuk melakukan transaksi di ATM minimal 3 bulan sekali sesuai bank masing-masing. Jika tidak, rekening akan diblokir PPATK.

    Narasi tersebut bahkan menjadi pesan berantai di media sosoal.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

    Informasi mengenai PPATK akan memblokir rekening yang tidak melakukan transaksi di ATM minimal 3 bulan, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 30 Juli 2025:

    PEMBERITAHUAN …

    Untuk semua teman facebook yang mempunyai rekening bank BNI,BRI,MANDIRI, dan sebagainya. diwajibkan ya ATM nya digunakan di mesin ATM sesuai jenis bank nya.. di usahakan dalam 3 bulan sekali di gunakan di mesin ATM ya,

    Supaya rekening nya tidak di bl0kir , apabila dibl0kir oleh PPATK urusan nya ribet.. harus datang ke bank untuk mengajukan surat permohonan dan jangka waktu 20 hari kerja BANK.. sistem ini sudah berlaku hingga sekarang..

    Nah jadi untuk itu mari sama sama beri info ini ke keluarga, teman , saudara, atau tetangga . Agar tidak ketinggalan info yang banyak meresahkan masyarakat sekarNg ini..

    akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, 30 Juli 2025, mengenai PPATK akan memblokir rekening yang tidak melakukan transaksi di ATM minimal 3 bulan.

    Hasil Cek Fakta

    Kepala Biro Humas PPATK, Natsir Kongah membantah narasi yang beredar.

    "Tidak benar pernyataan itu," ujar Natsir saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (16/8/2025).

    Meski tidak melakukan transaksi melalui ATM, tetapi rekening tetap dianggap aktif denga melakukan transaksi lainnya. Misalnya menggunakan m-banking atau datang ke kantor cabang.

    Nasabah yang tidak melakukan transaksi di ATM selama 3 bulan lebih, tidak serta merta diblokir akses rekeningnya.

    Natsir menjelaskan pemblokiran yang saat itu sempat diterapkan, hanya berlaku sementara untuk rekening yang tidak aktif atau dormant dalam waktu lama.

    "Itupun sudah dilakukan verifikasi dan diserahkan seluruhnya kepada bank masing-masing," imbuhnya.

    Dihubungi terpisah, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana meminta masyarakat agar tidak khawatir, tetapi tetap waspada.

    "Tada alasan khawatir dengan pemblokiran, hak dan kepentingan nasabah sangat dilindungi oleh pemerintah," kata Ivan kepada Kompas.com, Sabtu (16/8/2025).

    Langkah yang diambil PPATK untuk memblokir sementara rekening dormant adalah untuk mencegah penyalahgunaan.

    Ia mengimbau masyarakat agar menjaga rekeningnya.

    "Jangan sampai terlibat jual beli rekening, meminjamkan rekening atau pun jika ada transaksi yang tidak pernah dilakukan oleh nasabah, segera lapor ke bank masing-masing," kata Ivan.

    Ivan juga menyarankan agar masyarakat segera menutup rekening yang tidak aktif, apabila tidak dibutuhkan lagi.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai PPATK akan memblokir rekening yang tidak melakukan transaksi di ATM minimal 3 bulan merupakan hoaks.

    Pemblokiran yang sempat diterapkan PPATK, hanya berlaku sementara untuk rekening yang tidak aktif atau dormant dalam waktu lama.

    Aktif tidaknya rekening tidak hanya dilihat dari aktivitas melalui ATM, tetapi transaksi di m-banking atau kantor cabang.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28493) Cek Fakta: Viral Upacara HUT RI di Pati Diganggu Demo

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/08/2025

    Berita



    Murianews, Pati – Viral sebuah video yang menarasikan upacara HUT RI di Kabupaten Pati, Jawa Tengah diganggu demo. Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Murianews.com, video tersebut hoaks.



    Video itu salah satunya diunggah pengguna Threads bernama @arya_embun.id. Dalam video tersebut, tampak upacara bendera HUT RI di tengah lapangan, diwarnai dengan parade warga.



    Tampak sejumlah warga mengendarai motor sembari membawa bendera merah putih. Ada juga yang membawa replika keranda hingga poster-poster lainnya.



    ”UPACARA DI PATI KINI DIRUSAK OLEH WARGA UPACARA YANG SAKRAL DAN SAAAT LAGI BACA DOA MALAH ADA YANG DEMO DENGAN KENDARAAN DAN MENGGEBER GEBER DI DEPAN PEMIMPIN YA GAES WAH KACAU,” tulis narasi dalam video tersebut.



    Ada pun kapsion pada video tersebut yakni:



    ”mantap cuma pati yg menyala di indonesia yg lain mana berani...



    Faktanya yang merdeka hanya mereka para pejabat, pemalak pajak rakyat dan tikus" berdasi plus para wakil rakyat beban negara...,” tulis pengunggah video.



    Sejak diunggah Senin (18/8/2025) pagi, hingga pukul 18.26 WIB, video tersebut sudah mendapatkan sekitar 2400 komentar dan dibagikan sebanyak 779 kali.



    Setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Murianews.com, video tersebut hoaks dan tidak terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Hasil penelusuran selengkapnya cek di halaman berikut:



    Penelusuran...

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Murianews.com menelusuri video tersebut dengan menggunakan tools untuk mendeteksi kesamaan video. Hasilnya, video tersebut identik dengan unggahan akun TikTok bernama @ganyemm.



    Video tersebut merupakan penampilan parade yang digelar saat upacara HUT RI di salah satu sekolah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.



    Untuk cek video aslinya cek tautan ini.



    Tim Cek Fakta Murianews.com juga mengkonfirmasi Kasi Humas Polresta Pati Ipda Hafid Amin. Ia juga membantah video tersebut direkam di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.



    ”Itu tidak di Kabupaten Pati. Tapi di kabupaten lain,” ujar Ipda Hafid Amin.



    Pihaknya pun meminta masyarakat untuk berhati-hati dan tak cepat percaya dengan video yang beredar tanpa konfirmasi pihak terkait.



    Berita selengkapnya cek di sini.



    Kesimpulan...

    Kesimpulan



    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Murianews.com, video viral yang menarasikan upacara HUT RI di Pati diganggu demo adalah disinformasi dengan jenis False Context atau konteks yang salah.



    Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Murianews.com, video tersebut tidak terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah melainkan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.



    Video tersebut juga bukan aksi demonstrasi, melainkan parade hiburan yang dilakukan salah satu sekolah di Tasikmalaya, saat upacara HUT ke-80 RI.



    Editor: Zulkifli Fahmi
  • (GFD-2025-28492) Tidak Benar Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/08/2025

    Berita

    tirto.id - Beredar beragam informasi soal vaksin Human Papillomavirus (HPV) di media sosial. Banyak yang mendukung, tapi tidak sedikit juga yang menentang dan memberi narasi yang keliru.

    ADVERTISEMENT

    Tirto menemukan sebuah unggahan yang mencurigakan dengan klaim vaksin HPV terkait upaya depopulasi dan membuat kandungan kering serta berujung mandul.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    Sebuah video yang diunggah di TikTok menampilkan purnawirawan Polri, Dharma Pongrekun sedang menyampaikan orasi terkait penolakan vaksin HPV pada anak.
    #inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Dalam video dia mengatakan vaksin HPV adalah program depopulasi dengan kedok untuk kesehatan anak. Ia mengklaim bulan imunisasi anak nasional dan pemberian vaksin HPV pada anak bertujuan untuk menurunkan populasi masyarakat karena menyebabkan kemandulan dan membuka celah pada perilaku seks bebas. Video tersebut diunggah oleh akun Tiktok "romla311" (arsip).
    #inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    “Dilaksanakan namanya bulan imunisasi anak nasional, apa yang dilakukan? Ada namanya vaksin HPV Human Papillomavirus, yang tujuannya untuk apa, untuk alasannya apa? Mencegah kanker serviks, tetapi dilakukan kepada anak-anak. Tujuannya apa? Untuk membuat kandungannya kering, apa yang terjadi kalau mandul? Apa yang terjadi? Mereka frustasi dan akhirnya mereka akan melakukan seks bebas dimana-mana,” ujar pria dalam video berudurasi 44 detik tersebut.

    Periksa Fakta Vaksin HPV Sebabkan Mandul. foto/hotline periksa fakta tirto

    ADVERTISEMENT

    Hingga artikel ini ditulis, video yang diunggah pada 15 Mei 2025 mendapat 629 penayangan, 14 tanda suka (likes) dan 1 komentar.

    Video yang sama juga ditemukan pada platform Snack Video, diunggah oleh akun "Afan Shahraza" dengan mendapatkan 13,4 ribu tanda suka (likes) dan 2.081 komentar dan video serupa ditemukan di Facebook diunggah oleh akun "Adhit Tiandito"

    Namun, benarkah klaim vaksin HPV menyebabkan kemandulan?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasar informasi Kementrian Kesehatan RI, vaksin HPV adalah vaksin yang diberikan untuk melindungi perempuan dari risiko terinfeksi Human Papillomavirus, penyebab utama kanker leher rahim atau serviks.

    Infeksi virus ini yang dapat menular melalui hubungan seksual, berganti-ganti pasangan seksual, merokok, dan memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks.

    Kanker serviks menjadi kanker paling umum nomor dua bagi perempuan Indonesia, setelah kanker payudara. Tingkat kematian kanker serviks mencapai 50 persen, dengan angka kematian yang terus meningkat.

    Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menunjukkan bahwa kanker serviks menyumbang sekitar 36.633 kasus di Indonesia per tahun, dengan banyak di antaranya baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Oleh karena itu, WHO mendorong setiap negara, termasuk Indonesia, untuk memasukkan vaksin HPV dalam program imunisasi nasional guna menurunkan angka kematian akibat kanker serviks.

    Kembali ke klaim video di media sosial terkait klaim vaksin HPV menyebabkan kemandulan, Tirto melakukan penelusuran lebih jauh. Merujuk laporan dari Kemenkes RI dikatakan kalau pemberian vaksin menjadi salah satu upaya menekan anagka kematian akibat kanker serviks.

    Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono bahwa ada strategi tiga pilar; vaksinasi untuk anak perempuan dan laki-laki usia 15 tahun, skrining HPV DNA untuk perempuan usia 39 tahun, dan penanganan medis bagi perempuan dengan kanker serviks invasif.

    Sementara dalam studi berjudul Human papillomavirus vaccine effectiveness by age at vaccination: A systematic review yang dipublikasikan oleh Human Vaccines & Immunotherapeutics (2023) disebutkan bahwa vaksin HPV bekerja dengan mencegah infeksi sebelum terpapar secara alami sehingga vaksin HPV kemungkinan lebih efektif pada usia yang lebih muda, dan penting untuk memahami bahwa efektivitasnya dapat berkurang jika diberikan pada usia yang lebih tua.

    Dokter Caisar Dewi Maulina pada laman Halodoc menyebutkan bahwa American Cancer Society (ACS) dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk memulai rangkaian vaksinasi HPV sedini mungkin, yaitu usia 9 tahun. Sehingga orang dapat menyelesaikan vaksinasi sebelum memulai aktivitas seksual.

    Sementara terkait klaim vaksin HPV menyebabkan keringnya kantung rahim dan kemandulan. Tirto merujuk laporan dari National Library of Medicine yang menyatakan tidak adanya hubungan antara vaksinasi HPV dan infertilitas pada wanita. Jurnal ini berdasar kasus di Amerika Serikat, terhadap permpuan usia 18–33 Tahun.

    Data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional pada tahun 2013-2016 menganalisis untuk menilai kemungkinan infertilitas yang dilaporkan sendiri di antara perempuan berusia 20 hingga 33 tahun, hasilnya tidak ada bukti peningkatan infertilitas di kalangan wanita yang menerima vaksin HPV.

    Justru pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi HPV pada kelompok usia anak-anak, remaja dan dewasa. Efektivitas vaksin HPV diklaim hampir 100 persen dan tidak hanya mencegah kanker serviks, tetapi juga kanker anus, penis, mulut, tenggorokan, vagina, dan vulva.

    Pada laman Halodoc dr. Rizal Fadli menyebutkan bahwa vaksin HPV cukup aman dan tidak berdampak buruk pada kesuburan atau menyebabkan kemandulan, pemberian vaksin HPV justru bisa mencegah penyakit yang memengaruhi kesehatan reproduksi.

    Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas, Dian Nuswantoro dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes juga membantah narasi yang beredar di media sosial. Dia mengatakan tidak ada bukti ilmiah maupun mekanisme biologis yang mendukung klaim bahwa vaksin atau imunisasi menyebabkan kemandulan pada pria maupun wanita.

    Secara umum vaksin bekerja dengan cara menstimulasi sistem imun membentuk antibodi dan sel memori terhadap patogen atau zat penyebab penyakit tertentu.

    "Vaksin HPV itu sendiri tidak memengaruhi ovarium, testis, spermatogenesis, ovulasi, atau hormon reproduksi. Vaksin HPV ditujukan untuk mencegah kanker serviks dan tidak memengaruhi kesuburan. Studi ilmiah justru menunjukkan wanita yang divaksin HPV tetap memiliki tingkat kesuburan normal," terangnya.

    Dia menambahkan efek samping vaksin HPV biasanya berupa nyeri, kemerahan, bengkak atau demam, lemas, sakit kepala. Meski begitu tidak ada bukti medis yang menghubungkan vaksin HPV dengan kejadian infertilitas jangka panjang.

    WHO dalam artikel yang terbit pada Mei 2017, mengatakan bahwa vaksin HPV harus diperkenalkan sebagai bagian dari strategi terkoordinasi dan komprehensif untuk mencegah kanker serviks dan penyakit lain yang disebabkan oleh HPV.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, tidak ditemukan data atau keterangan resmi yang menyebutkan pemberian vaksin HPV kepada anak-anak dapat menyebabkan keringnya kantung rahim atau kemandulan.

    Vaksin HPV akan bekerja dengan membantu tubuh memproduksi antibodi untuk melawan virus HPV. Selain itu vaksin HPV akan lebih efektif pada usia yang lebih muda dan efektivitasnya dapat berkurang jika diberikan pada usia yang lebih tua.

    Sehingga narasi vaksin HPV sebagai sarana depopulasi, penyebab kemandulan, dan pemicu perilaku seks bebas tidak memiliki dasar ilmiah. Kemenkes RI bersama WHO dan berbagai pakar kesehatan menegaskan bahwa vaksin diberikan sebagai langkah preventif yang sangat penting untuk kesehatan perempuan, khususnya untuk mencegah kanker serviks.

    Dengan demikian klaim bahwa vaksin HPV bertujuan untuk depopulasi, memicu kemandulan dan melegalkan seks bebas bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap kl

    Rujukan