KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim arti nama vaksin Covid-19 AstraZeneca adalah "jalan menuju kematian".
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi yang mengeklaim arti nama vaksin AstraZeneca adalah "jalan menuju kematian" dibagikan oleh akun Facebook ini pada Sabtu (17/5/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
Apa arti kata Astrazeneca?Saya atau kamu yang idiot?
Apa? Sudah di-debunk oleh fact checks? Masih percaya sama fact checkers yang secara fasistik memaksa masker dan lockdown yang keduanya sudah terbukti TIDAK ADA GUNANYA?
Narasi itu menampilkan tangkapan layar hasil terjemahan Google Translate.
Pengunggah menuliskan "a stra ze neca" di Google Translate dan memilih opsi terjemahan dari bahasa Latin ke bahasa Indonesia. Hasil terjemahan tertulis "jalan menuju kematian".
(GFD-2025-27050) [HOAKS] Nama AstraZeneca Memiliki Arti Jalan Menuju Kematian
Sumber:Tanggal publish: 19/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, hasil terjemahan tersebut tidak sesuai dengan penjelasan dari AstraZeneca mengenai arti nama perusahaan tersebut.
Dilansir Reuters, AstraZeneca menjelaskan asal usul nama perusahaan mereka lewat unggahan di Twitter (sekarang X) pada 2019.
Perusahaan AstraZeneca dibentuk pada 1999 dengan penggabungan perusahaan Swedia Astra AB (didirikan pada 1913) dan perusahaan Inggris Zeneca Group (didirikan pada 1993).
Mereka mengatakan, "Astra" berakar dari kata astron dalam bahasa Yunani, yang berarti "bintang" dan "Zeneca" adalah nama merek yang tidak memiliki arti dalam bahasa apa pun.
Nama "Zeneca" diciptakan berdasarkan kombinasi huruf alfabet yang mudah diingat secara fonetik, tidak lebih dari tiga suku kata, dan tidak memiliki makna yang menyinggung.
Dilansir Reuters, AstraZeneca menjelaskan asal usul nama perusahaan mereka lewat unggahan di Twitter (sekarang X) pada 2019.
Perusahaan AstraZeneca dibentuk pada 1999 dengan penggabungan perusahaan Swedia Astra AB (didirikan pada 1913) dan perusahaan Inggris Zeneca Group (didirikan pada 1993).
Mereka mengatakan, "Astra" berakar dari kata astron dalam bahasa Yunani, yang berarti "bintang" dan "Zeneca" adalah nama merek yang tidak memiliki arti dalam bahasa apa pun.
Nama "Zeneca" diciptakan berdasarkan kombinasi huruf alfabet yang mudah diingat secara fonetik, tidak lebih dari tiga suku kata, dan tidak memiliki makna yang menyinggung.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim arti nama vaksin AstraZeneca adalah "jalan menuju kematian" merupakan hoaks.
Perusahaan AstraZeneca menjelaskan, nama mereka merupakan gabungan dari kata "Astra" yang berakar dari kata astron dalam bahasa Yunani dan berarti "bintang", serta "Zeneca" yang adalah nama merek dan tidak memiliki arti dalam bahasa apa pun.
Perusahaan AstraZeneca menjelaskan, nama mereka merupakan gabungan dari kata "Astra" yang berakar dari kata astron dalam bahasa Yunani dan berarti "bintang", serta "Zeneca" yang adalah nama merek dan tidak memiliki arti dalam bahasa apa pun.
Rujukan
(GFD-2025-27049) [KLARIFIKASI] Foto Warga Palestina Menangis di Depan Kamera adalah Manipulasi AI
Sumber:Tanggal publish: 19/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah foto yang diklaim menunjukkan warga Palestina berakting menangis di depan kamera beredar di media sosial.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto itu merupakan manipulasi berbasis artificial intelligence (AI).
Unggahan foto itu dibagikan oleh akun X (Twitter) ini pada Jumat (16/5/2025). Pengunggah foto menyebutkan bahwa orang Palestina sangat ahli berlagak seperti korban.
"Mereka Ahli Berlagak Seperti Korban," tulis akun X tersebut.
Dalam foto yang dibagikan, tampak perempuan dan anak-anak menangis sementara seorang pria sedang mengatur kamera. Sebuah mikrofon juga terlihat di gambar itu.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto itu merupakan manipulasi berbasis artificial intelligence (AI).
Unggahan foto itu dibagikan oleh akun X (Twitter) ini pada Jumat (16/5/2025). Pengunggah foto menyebutkan bahwa orang Palestina sangat ahli berlagak seperti korban.
"Mereka Ahli Berlagak Seperti Korban," tulis akun X tersebut.
Dalam foto yang dibagikan, tampak perempuan dan anak-anak menangis sementara seorang pria sedang mengatur kamera. Sebuah mikrofon juga terlihat di gambar itu.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com berupaya menelusuri foto itu menggunakan reverse image search. Akan tetapi, tidak ditemukan jejak digital terkait foto itu.
Jika diamati, foto itu memang terdapat kejanggalan. Misalnya, peci yang dikenakan di kepala fotografer yang tidak memiliki tone senada dengan wajahnya.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengecek keaslian foto tersebut menggunakan Hive Moderation, yang dapat mendeteksi konten buatan artificial intelligence (AI).
Hasil pemeriksaan Hive Moderation menunjukkan, foto itu memiliki probabilitas mencapi 99,9 persen dihasilkan oleh AI. Model AI yang digunakan terdeteksi sebagai DALL-E.
Foto dan narasi tersebut merupakan upaya mendiskreditkan penderitaan warga Palestina, yang sampai saat ini masih menderita di bawah gempuran militer Israel.
Serangan Israel ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya telah berlangsung sejak Oktober 2023, sebagai balasan atas infiltrasi dan penyanderaan warga Israel oleh Hamas.
Di media sosial, kerap beredar narasi dengan istilah "Gazawood", gabungan kata "Gaza" dan "Hollywood". Ada pula "Pallywood" yang merupakan akronim dari Palestina dan Hollywood.
Istilah itu dipakai di internet untuk menyindir narasi yang dibesar-besarkan di media sosial soal penderitaan di Gaza atau Palestina.
Sindiran itu biasanya disertai tudingan bahwa warga Palestina memalsukan kematian atau cedera akibat serangan Israel.
Faktanya, warga Palestina sampai saat ini masih hidup dalam penderitaan akibat serangan yang dilancarkan oleh Israel sejak Oktober 2023.
Pemberitaan Al Jazeera menyebutkan bahwa sedikitnya 100 orang tewas akibat serangan Israel pada Jumat (16/5/2025) dan banyak lagi yang hilang tertimpa reruntuhan.
Jumlah tersebut menambah jumlah korban tewas yang dilaporkan pada hari sebelumnya sebanyak 143 orang, dan menambah jumlah korban tewas secara keseluruhan di wilayah Palestina menjadi lebih dari 53.000 sejak Israel melancarkan serangan pada Oktober 2023.
Jika diamati, foto itu memang terdapat kejanggalan. Misalnya, peci yang dikenakan di kepala fotografer yang tidak memiliki tone senada dengan wajahnya.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengecek keaslian foto tersebut menggunakan Hive Moderation, yang dapat mendeteksi konten buatan artificial intelligence (AI).
Hasil pemeriksaan Hive Moderation menunjukkan, foto itu memiliki probabilitas mencapi 99,9 persen dihasilkan oleh AI. Model AI yang digunakan terdeteksi sebagai DALL-E.
Foto dan narasi tersebut merupakan upaya mendiskreditkan penderitaan warga Palestina, yang sampai saat ini masih menderita di bawah gempuran militer Israel.
Serangan Israel ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya telah berlangsung sejak Oktober 2023, sebagai balasan atas infiltrasi dan penyanderaan warga Israel oleh Hamas.
Di media sosial, kerap beredar narasi dengan istilah "Gazawood", gabungan kata "Gaza" dan "Hollywood". Ada pula "Pallywood" yang merupakan akronim dari Palestina dan Hollywood.
Istilah itu dipakai di internet untuk menyindir narasi yang dibesar-besarkan di media sosial soal penderitaan di Gaza atau Palestina.
Sindiran itu biasanya disertai tudingan bahwa warga Palestina memalsukan kematian atau cedera akibat serangan Israel.
Faktanya, warga Palestina sampai saat ini masih hidup dalam penderitaan akibat serangan yang dilancarkan oleh Israel sejak Oktober 2023.
Pemberitaan Al Jazeera menyebutkan bahwa sedikitnya 100 orang tewas akibat serangan Israel pada Jumat (16/5/2025) dan banyak lagi yang hilang tertimpa reruntuhan.
Jumlah tersebut menambah jumlah korban tewas yang dilaporkan pada hari sebelumnya sebanyak 143 orang, dan menambah jumlah korban tewas secara keseluruhan di wilayah Palestina menjadi lebih dari 53.000 sejak Israel melancarkan serangan pada Oktober 2023.
Kesimpulan
Unggahan dengan narasi warga Palestina sedang berakting sedih di depan kamera adalah informasi keliru. Foto itu merupakan hasil manipulasi berbasis AI.
Narasi dalam unggahan merupakan upaya untuk mendiskreditkan warga Palestina yang saat ini sedang berada dalam penindasan Israel. Warga di Gaza bahkan saat ini berada dalam genosida oleh pasukan Israel.
Upaya mendiskreditkan warga Palestina dengan unggahan hoaks tidak hanya menjadi gangguan informasi, tetapi juga bertentangan dengan kemanusiaan.
Narasi dalam unggahan merupakan upaya untuk mendiskreditkan warga Palestina yang saat ini sedang berada dalam penindasan Israel. Warga di Gaza bahkan saat ini berada dalam genosida oleh pasukan Israel.
Upaya mendiskreditkan warga Palestina dengan unggahan hoaks tidak hanya menjadi gangguan informasi, tetapi juga bertentangan dengan kemanusiaan.
Rujukan
(GFD-2025-27048) Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Ustaz Abdul Somad Promosi Situs Judol
Sumber:Tanggal publish: 20/05/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video Ustaz Abdul Somad mempromosikan situs judi online tertentu. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 16 Mei 2025.
Dalam postingannya terdapat video Ustaz Abdul Somad dengan narasi untuk mempromosikan situs judi tertentu. Ia juga menyebut situs tersebut telah ia verifikasi dan aman.
Akun itu menambahkan narasi:
"Terbaru dan rame banget yang ini, sudah ngasih kesemuanya. Silahkan bantu share untuk membantu yang lain."
Lalu benarkah postingan video Ustaz Abdul Somad mempromosikan situs judi online tertentu?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan video yang identik dengan postingan. Kesamaan terdapat pada pakaian yang dikenakan dan juga latar belakang Ustaz Abdul Somad.
Video itu diunggah di akun Youtube resmi Ustadz Abdul Somad pada 11 Mei 2025. Namun dalam video asli sama sekali tidak mempromosikan situs judi online tertentu.
Video asli berjudul "Ramadhan Telah Berlalu, Warisan Rasulullah Tetap di Hati" berdurasi 58 menit. Dalam keterangan video bertuliskan "Subuh Syawal bersama Ustadz Abdul Somad di Masjid Agung Raja Hamidah Kota Batam, Kepulauan Riau".
Penelusuran dilanjutkan dengan menggunakan situs pendeteksi modifikasi AI, Hive Moderation. Hasil penelusuran menemukan bahwa video Ustaz Abdul Somad mempromosikan situs judol diduga merupakan modifikasi AI.
Kesimpulan
Postingan video Ustaz Abdul Somad mempromosikan situs judi online tertentu adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2025-27047) Cek fakta, China akan buat pangkalan militer di Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 19/05/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video yang beredar di Facebook menarasikan China akan membuat pangkalan militer di Indonesia.
Pangkalan militer merupakan fasilitas yang menampung angkatan bersenjata suatu negara dan menyediakan sumber daya, infrastruktur, dan dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan operasi mereka.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“CHINA BANGUN PANGKALAN MILITER DI RI?
CHINA SUDAH SIAPKAN PASUKAN UNTUK KUASAI INDONESIA”
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Namun, benarkah China akan membuat pangkalan militer di Indonesia?
Pangkalan militer merupakan fasilitas yang menampung angkatan bersenjata suatu negara dan menyediakan sumber daya, infrastruktur, dan dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan operasi mereka.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“CHINA BANGUN PANGKALAN MILITER DI RI?
CHINA SUDAH SIAPKAN PASUKAN UNTUK KUASAI INDONESIA”
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Namun, benarkah China akan membuat pangkalan militer di Indonesia?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, video tersebut serupa dengan unggahan YouTube TVOne berjudul “Cina Bangun Pangkalan Militer di Republik Indonesia? | tvOne” yang diunggah pada 4 September 2020.
Dalam video tersebut dinarasikan Departemen Pertahanan (Dephan) Amerika Serikat mengungkapkan, bahwa Cina tengah berencana membangun pangkalan militer di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Rencana Cina tersebut disinyalir guna mendukung proyek membangun jaringan logistik raksasa di kawasan Asia-Pasifik
Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah memberikan izin untuk pembangunan pangkalan militer asing dengan tujuan apapun di wilayah Indonesia.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
“Indonesia tidak pernah memberikan izin kepada negara manapun untuk membangun atau memiliki pangkalan militer di Indonesia,” menurut Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat, dilansir dari ANTARA.
Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno juga menyatakan bahwa kerja sama militer antara Indonesia dan negara asing tidak akan mencakup pembentukan pangkalan militer asing di dalam negeri.
Sementara itu, Kepala Biro Informasi Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas membantah adanya permintaan penggunaan pangkalan militer Indonesia oleh pihak asing. Menurutnya, hal tersebut justru akan bertentangan dengan kepentingan nasional.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dalam video tersebut dinarasikan Departemen Pertahanan (Dephan) Amerika Serikat mengungkapkan, bahwa Cina tengah berencana membangun pangkalan militer di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Rencana Cina tersebut disinyalir guna mendukung proyek membangun jaringan logistik raksasa di kawasan Asia-Pasifik
Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah memberikan izin untuk pembangunan pangkalan militer asing dengan tujuan apapun di wilayah Indonesia.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
“Indonesia tidak pernah memberikan izin kepada negara manapun untuk membangun atau memiliki pangkalan militer di Indonesia,” menurut Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat, dilansir dari ANTARA.
Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno juga menyatakan bahwa kerja sama militer antara Indonesia dan negara asing tidak akan mencakup pembentukan pangkalan militer asing di dalam negeri.
Sementara itu, Kepala Biro Informasi Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas membantah adanya permintaan penggunaan pangkalan militer Indonesia oleh pihak asing. Menurutnya, hal tersebut justru akan bertentangan dengan kepentingan nasional.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
Halaman: 500/6621