KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang beredar di media sosial diklaim menampilkan momen ketika mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dinyatakan bebas.
Dalam video, Tom Lembong tampak melepas rompi tahanan Kejaksaan Agung (Kejagung). Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video tersebut tidak benar atau hoaks.
Sebagai konteks, Tom Lembong ditetapkan sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2015.
Dikutip dari Kompas.id, dalam dakwaannya jaksa mempermasalahkan tindakan Tom Lembong menerbitkan 21 surat persetujuan impor gula kristal mentah yang diolah menjadi gula kristal putih kepada perusahaan yang tidak berhak, yakni perusahaan swasta penghasil gula rafinasi.
Video yang diklaim menampilkan momen Tom Lembong dinyatakan bebas salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video Tom Lembong bersama istrinya memasuki sebuah ruangan.
Kemudian, Tom Lembong melepas rompi tahanan Kejagung yang ia pakai. Narasi dalam video yakni sebagai berikut:
TOM LEMBONGBebas Alhamdulillah
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim menampilkan momen ketika Tom Lembong bebasPenelusuran Kompas.com
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com hingga Selasa (15/7/2025) sore, tidak ditemukan informasi valid Tom Lembong divonis bebas.
Hingga saat ini memang belum ada putusan vonis terhadap Tom Lembong.
Dikutip dari Kompas.id, Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta, Dennie Arsan Fatrika, menyatakan sidang putusan terhadap Tom Lembong baru akan dilakukan pada Jumat pekan ini (18/7/2025).
Saat membacakan duplik di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Senin (14/7/2025), Tom Lembong menyebut perlu adanya masa tenang sebelum putusan. Menurut Tom, hal itu untuk menjaga obyektivitas dan kejernihan pikiran.
Tom Lembong berharap majelis hakim bisa fokus kepada fakta, realita, dan logika sehingga putusannya bisa menegakkan keadilan.
Setelah ditelusuri menggunakan teknik reverse image search, video yang beredar mirip dengan unggahan video akun TikTok ini dan foto di laman Antara ini.
Video itu adalah momen ketika Tom Lembong didampingi istri Maria Franciska Wihardja memasuki ruangan untuk mengikuti sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Dalam sidang tersebut Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Tom Lembong dengan hukuman tujuh tahun penjara dan denda Rp 750 juta subsider enam bulan kurungan.
(GFD-2025-27902) [HOAKS] Video Tom Lembong Dinyatakan Bebas Versi Unggahan 8 Juli 2025
Sumber:Tanggal publish: 15/07/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan momen Tom Lembong saat dinyatakan bebas merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Adapun video aslinya adalah momen ketika Tom Lembong yang didampingi istrinya memasuki ruangan untuk mengikuti sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Hingga artikel ini diturunkan, Selasa (15/7/2025), belum ada vonis untuk Tom Lembong. Sidang putusan terhadap Tom Lembong baru akan dilakukan pada Jumat (18/7/2025).
Adapun video aslinya adalah momen ketika Tom Lembong yang didampingi istrinya memasuki ruangan untuk mengikuti sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Hingga artikel ini diturunkan, Selasa (15/7/2025), belum ada vonis untuk Tom Lembong. Sidang putusan terhadap Tom Lembong baru akan dilakukan pada Jumat (18/7/2025).
Rujukan
- https://www.kompas.id/artikel/mengapa-tom-lembong-jadi-terdakwa-dalam-kasus-korupsi-impor-gula
- https://www.facebook.com/share/v/18q6gAJ1eK/
- https://www.kompas.id/artikel/vonis-dijadwalkan-18-juli-2025-tom-lembong-berharap-hakim-fokus-pada-fakta-realita-dan-logika
- https://www.tiktok.com/@wiathea/video/7523394682559270200?_r=1&_t=ZS-8y2PyPSM9Z6
- https://www.antaranews.com/berita/4953989/hari-ini-tom-lembong-bacakan-nota-pembelaan-pada-sidang-korupsi-gula
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27901) [HOAKS] Dedi Mulyadi Tawarkan Bantuan Rp 50 Juta di Facebook
Sumber:Tanggal publish: 15/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar luas di media sosial mengeklaim Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menawarkan program bantuan Rp 50 juta melalui Facebook.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan hasil manipulasi berbasis artificial intelligence.
Vidoe yang diklaim menampilkan Dedi Mulyadi menawarkan program bantuan Rp 50 juta melalui Facebook, salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video, Dedi mengatakan, bagi masyarakat yang ingin mendapat bantuan diminta menghubunginya lewat Facebook Messenger.
Narasi dalam unggahan yakni sebagai berikut:
Semoga bisa bermanfaat. Saya akan berbagi 50 juta Kepada semua yang membutuhkan melalui program ini
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim menampilkan Dedi Mulyadi menjanjikan bantuan Rp 50 juta
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan hasil manipulasi berbasis artificial intelligence.
Vidoe yang diklaim menampilkan Dedi Mulyadi menawarkan program bantuan Rp 50 juta melalui Facebook, salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video, Dedi mengatakan, bagi masyarakat yang ingin mendapat bantuan diminta menghubunginya lewat Facebook Messenger.
Narasi dalam unggahan yakni sebagai berikut:
Semoga bisa bermanfaat. Saya akan berbagi 50 juta Kepada semua yang membutuhkan melalui program ini
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim menampilkan Dedi Mulyadi menjanjikan bantuan Rp 50 juta
Hasil Cek Fakta
Ketika dicek, di media sosial Dedi Mulyadi tidak ditemukan konten soal program bantuan Rp 50 juta.
Penelusuran menggunakan Google Lens menemukan video yang beradar identik dengan unggahan akun TikTok Dedi Mulyadi pada 12 Mei 2025 ini.
Dalam video aslinya, Dedi tidak menawarkan bantuan Rp 50 juta.
Namun, ia menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya empat TNI dan sembilan warga sipil saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Kabupaten Garut pada 12 Mei 2025.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil sampel suara Dedi Mulyadi dalam video yang beredar dan mengeceknya menggunakan Hive Moderation.
Hasilnya, suara Dedi Mulyadi menawarkan bantuan Rp 50 juta memiliki probabilitas 99,7 persen dihasilkan artificial intelligence (AI).
Penelusuran menggunakan Google Lens menemukan video yang beradar identik dengan unggahan akun TikTok Dedi Mulyadi pada 12 Mei 2025 ini.
Dalam video aslinya, Dedi tidak menawarkan bantuan Rp 50 juta.
Namun, ia menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya empat TNI dan sembilan warga sipil saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Kabupaten Garut pada 12 Mei 2025.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil sampel suara Dedi Mulyadi dalam video yang beredar dan mengeceknya menggunakan Hive Moderation.
Hasilnya, suara Dedi Mulyadi menawarkan bantuan Rp 50 juta memiliki probabilitas 99,7 persen dihasilkan artificial intelligence (AI).
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan Dedi Mulyadi menawarkan program bantuan Rp 50 juta melalui Facebook merupakan hasil manipulasi.
Dalam video aslinya, Dedii menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya empat TNI dan sembilan warga sipil saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Kabupaten Garut pada 12 Mei 2025.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation suara Dedi dalam video terdeteksi dihasilkan AI.
Dalam video aslinya, Dedii menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya empat TNI dan sembilan warga sipil saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Kabupaten Garut pada 12 Mei 2025.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation suara Dedi dalam video terdeteksi dihasilkan AI.
Rujukan
(GFD-2025-27900) Cek Fakta: Hoaks Artikel Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sebut Orang yang Ragukan Ijazah Jokowi Sebagai Kaum Radikal
Sumber:Tanggal publish: 16/07/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel yang berjudul Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Jokowi sebagai kaum radikal. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 2 Mei 2025.
Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel dari Tempo berjudul
"Dedi Mulyadi: Hanya Kaum Radikal yang Meragukan Ijazah Pak Jokowi, Tangkap dan Penjarakan Orang Orang Yang Menyebar Fitnah Kepada Presiden Ke-7 Indonesia"
Akun itu menambahkan narasi:
"Dengan pernyataan ini, Dedi mulyadi memastikan bahwa dia sama dengan jokowi , pernyataan radikal yang di maksud adalah untuk umat islam"
Lalu benarkah postingan artikel yang berjudul Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Jokowi sebagai kaum radikal?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan di laman Tempo.co. Artikel itu menggunakan foto dan waktu unggahan yang sama yakni 29 April 2025.
Namun dalam artikel asli berjudul "Dedi Mulyadi Akan Jadikan Vasektomi sebagai Syarat Terima Bansos"
Artikel itu juga sama sekali tidak membahas komentar Dedi Mulyadi pada kasus ijazah palsu. Artikel itu membahas rencana kebijakan Dedi yang akan menerapkan vasektomi sebagai syarat penerima bantuan sosial.
Kesimpulan
Postingan artikel yang berjudul Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut orang yang meragukan ijazah Jokowi sebagai kaum radikal adalah tidak benar. Faktanya judul dalam artikel itu telah disunting.
Rujukan
(GFD-2025-27899) [KLARIFIKASI] IRT Korban Begal Jatuh ke Aspal, Bukan Tewas Ditembak
Sumber:Tanggal publish: 15/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Seorang ibu rumah tangga (IRT) menjadi korban pembegalan di Jalan RA Basyid, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung pada Minggu (13/7/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.
Di media sosial, beredar video menampilkan IRT tersebut telentang di pinggir jalan, dengan kepalanya bersimbah darah. Ia disebut ditembak di bagian kepala.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video keliru.
Video IRT ditembak begal di Bandar Lampung disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
Tampak seorang perempuan memakai daster hijau khaki tergeletak di trotoar. Di tangan kirinya terdapat kresek merah dan bagian belakang kepalanya terlihat berdarah.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (13/7/2025):
Ibuk ibuk di tembak begal dibagian dikepala
Di depan SPBU jl.untung Suropati (SMP 20 Balam) pukul 08.00,,..Semoga almarhumah cepat ketemu sama keluarga nya
Di media sosial, beredar video menampilkan IRT tersebut telentang di pinggir jalan, dengan kepalanya bersimbah darah. Ia disebut ditembak di bagian kepala.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video keliru.
Video IRT ditembak begal di Bandar Lampung disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
Tampak seorang perempuan memakai daster hijau khaki tergeletak di trotoar. Di tangan kirinya terdapat kresek merah dan bagian belakang kepalanya terlihat berdarah.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (13/7/2025):
Ibuk ibuk di tembak begal dibagian dikepala
Di depan SPBU jl.untung Suropati (SMP 20 Balam) pukul 08.00,,..Semoga almarhumah cepat ketemu sama keluarga nya
Hasil Cek Fakta
IRT yang menjadi korban begal diketahui merupakan seorang pedagang kopi bernama Mutia.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Mutia berdagang kopi gilingan di tepi jalan dengan sepeda motornya.
Ia memarkir motor di depan lapaknya, sampai dua orang tidak dikenal mendekati dan mengambil paksa motor tersebut.
Mutia memepertahankan sepeda motor dari tangan pelaku, namun didorong hingga terjatuh. Ia lantas mengalami luka serius.
"Saat itu, korban melihat sepeda motornya hendak dicuri. Dia langsung berlari dan berusaha mempertahankannya," ujar Faisol, salah seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut.
Adapun Mutia telah dilarikan ke rumah sakit.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Yuni Iswandari memastikan, narasi bahwa Mutia ditembak tidak benar atau hoaks.
"Perlu kami luruskan bahwa kabar yang beredar mengenai korban ditembak itu tidak benar," kata Yuni pada Minggu (13/7/2025) dikutip dari Antara.
"Korban selamat dan sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit," imbuhnya.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Mutia berdagang kopi gilingan di tepi jalan dengan sepeda motornya.
Ia memarkir motor di depan lapaknya, sampai dua orang tidak dikenal mendekati dan mengambil paksa motor tersebut.
Mutia memepertahankan sepeda motor dari tangan pelaku, namun didorong hingga terjatuh. Ia lantas mengalami luka serius.
"Saat itu, korban melihat sepeda motornya hendak dicuri. Dia langsung berlari dan berusaha mempertahankannya," ujar Faisol, salah seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut.
Adapun Mutia telah dilarikan ke rumah sakit.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Yuni Iswandari memastikan, narasi bahwa Mutia ditembak tidak benar atau hoaks.
"Perlu kami luruskan bahwa kabar yang beredar mengenai korban ditembak itu tidak benar," kata Yuni pada Minggu (13/7/2025) dikutip dari Antara.
"Korban selamat dan sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit," imbuhnya.
Kesimpulan
Informasi mengenai IRT ditembak begal di Bandar Lampung merupakan narasi keliru.
Korban bukan ditembak, melainkan didorong pelaku begal hingga terjatuh dan mengalami luka serius. Dia telah dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan.
Korban bukan ditembak, melainkan didorong pelaku begal hingga terjatuh dan mengalami luka serius. Dia telah dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/chika.aurelia.kps/videos/1281314723510758
- https://www.facebook.com/echa.rifiana/videos/774225321739403
- https://www.facebook.com/aida.thania/videos/1258938062599132
- https://www.facebook.com/helwa.semaka/videos/1073074791631440
- https://www.facebook.com/salman.salmani.485876/videos/1488920685610268
- https://www.facebook.com/sischa.cuthe/videos/1439843967149481
- https://regional.kompas.com/read/2025/07/13/132640078/pertahankan-motornya-dibegal-irt-pedagang-kopi-didorong-jatuh-ke-aspal
- https://bengkulu.antaranews.com/berita/424385/polda-lampung-video-wanita-tertembak-di-kepala-adalah-hoaks
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 442/6776
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5284392/original/060679700_1752631899-cek_fakta_kdm.jpg)