• (GFD-2025-27268) Keliru: Video Presenter Kompas TV Promosikan Obat Hipertensi

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/06/2025

    Berita

    Sebuah akun di Facebook [arsip] mengunggah video berlogo Kompas TV pada 27 Mei 2025. Konten itu memuat klaim, Kompas TV menyiarkan wawancara eksklusif dengan mantan Menteri Kesehatan, Terawan Putranto tentang metode pengobatan hipertensi. 

    Presenter tersebut menyampaikan, sejumlah orang berunjuk rasa di depan rumah Terawan setelah ia menyampaikan kritik secara terbuka terhadap perusahaan farmasi. Fragmen berikutnya, sosok mirip Terawan muncul dan menyampaikan testimoni terkait metode pengobatan hipertensi dan jantung.  “Pemerintah dan mafia farmasi ingin membunuh saya karena saya berani mengungkapkan metode pengobatan hipertensi dan jantung yang efektif. 



    Benarkah sebenarnya presenter Kompas TV mempromosikan obat kesehatan?

    Hasil Cek Fakta

    Verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video presenter Kompas TV yang mempromosikan obat hipertensi, merupakan hasil suntingan. Audionya diubah dari versi aslinya menggunakan kecerdasan buatan.

    Tempo menelusuri video dengan bantuan pencarian gambar terbalik milik Yandex, pencarian konten di YouTube dan menggunakan alat deteksi kecerdasan buatan.



    Potongan video yang diambil dari kanal YouTube Kompas TV pada 26 Mei 2025 itu, berjudul Rismon Sianipar Diperiksa sebagai Saksi Kasus Ijazah Jokowi, Begini Situasi di Polda Metro Jaya. Program berita tersebut tidak membahas mengenai metode pengobatan hipertensi yang diklaim ditemukan oleh Terawan Agus Putranto.

    Video aslinya membahas tentang laporan Joko Widodo ke Polda Metro Jaya terhadap Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) atas dugaan pencemaran nama baik karena menuduh ijazah Jokowi palsu. Tindak lanjut dari laporan itu, Polda menjadwalkan pemeriksaan anggota TPUA, Rismon Sianipar, sebagai saksi. Sejauh ini, polisi sudah memeriksa 29 saksi dalam kasus ijazah Jokowi.



    Potongan video berikutnya yang menampilkan fragmen Terawan Agus Putranto, identik dengan video berjudul Menkes Terawan Bentuk Tim Atasi Permasalahan BPJS. Video aslinya itu pernah diunggah oleh akun YouTube CNN Indonesia, 30 Oktober 2019. 

    Terawan dalam video aslinya tidak membahas soal perusahaan farmasi atau metode pengobatan hipertensi. Saat itu dia membahas beberapa masalah yang melilit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS kesehatan. Posisinya saat itu sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju di masa periode kedua Joko Widodo. 

    Tempo juga memverifikasi video dengan alat pemindai AI, Hive Moderation. Hasil analisisnya menunjukkan, 92 persen kemungkinan audio dalam video Kompas TV itu telah diubah dengan generator kecerdasan buatan.



    Terawan Bukan Ahli Hipertensi

    Tempo pernah menulis mengenai profil Terawan yang saat ini menjabat sebagai penasehat khusus Presiden Prabowo Subianto. Ia bukanlah ahli hipertensi, melainkan seorang dokter militer spesialis radiologi.

    Terawan adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Setelah lulus, Terawan meniti karier di kedokteran militer di bawah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

    Dikutip dari laman Fakultas Kedokteran UPNVJ, Terawan melanjutkan pendidikan dengan mengambil spesialis Radiologi di Universitas Airlangga Surabaya. Sub spesialisasi yang ditempuhnya adalah Pendidikan Subspesialis berbasis Kolegium Radiologi Intervensional dan lulus pada 2009. Dia lalu melanjutkan studi S3 di Universitas Hasanuddin dan lulus pada 2016.

    Dia pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) pada 2019-2020. Dia diangkat menjadi Menkes oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 23 Oktober 2019.

    Sebelum menjadi Menteri Kesehatan, Terawan juga pernah menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto pada 2015-2019. Dia juga dipercaya sebagai Ketua Tim Dokter Kepresidenan pada 2009-2019.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video presenter Kompas TV mempromosikan obat kesehatan adalah keliru. Video hasil rekayasa merupakan AI-generated audio.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27267) Cek Fakta: Link Pendaftaran PPPK 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/06/2025

    Berita



    Murianews, Kudus – Beredar sebuah unggahan dengan tautan yang diklaim sebagai link pendaftaran PPPK 2025. Jangan keburu daftar, yuk cek faktanya lebih dulu.



    Informasi itu salah satunya diunggah sebuah akun Facebook pada 28 Mei 2025 lalu. Unggahan tersebut terdapat tulisan sebagai berikut:



    Rekrutmen pendaftaran PPPK tahun 2025 resmi di buka (terbuka untuk umum dan swasta honorer)



    PPPK 2025, mari kita tingkatkan kualitas diri dan persiapkan diri untuk menjadi guru yang lebih baik."



    "Saya bangga menjadi bagian dari keluarga PPPK. Semoga bisa memberikan kontribusi yang terbaik bagi dunia pendidikan."



    "Yuk, kita saling mendukung dan memberikan semangat kepada teman-teman yang sedang mengikuti seleksi PPPK."



    Syarat Umum Pendaftaran  PPPK tahun 2025



    * Warga Negara Indonesia (WNI)



    * Penempatan Sesuai Domisili/Daerah Masing-masing



    * Nomor telegram yang aktif



    Syarat Administrasi



    * Kartu keluarga (KK)



    * Kartu tanda penduduk (KTP)



    * Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan instansi atau kementerian tujuan



    Pendaftaran Disini Gratis Yah Tidak Dipungut Biaya



    https://pendaftaranpppk2025(dot)wijiyii(dot)com



    Setelah Tim Cek Fakta Murianews.com menelusurinya, informasi tersebut merupakan hoaks. Penelusuran selengkapnya simak di halaman berikut.

    Hasil Cek Fakta



    Setelah diklik, link yang tertera di dalam unggahan tersebut tidak mengarah ke laman resmi pemerintah yang digunakan untuk pendaftaran PPPK.



    Pengunjung diminta untuk mengisi nama lengkap sesuai KTP dan nomor telepon yang terhubung dalam akun Telegram.



    Link tersebut patut dicurigai sebagai upaya kejahatan online, seperti pencurian data pribadi hingga peretasan.



    Diketahui, Pendaftaran PPPK Tahap 2 telah ditutup pada 15 Januari 2025 lalu. Pendaftarannya sendiri dilakukan melalui situs SSCASN di https://sscasn.bkn.go.id/.

    Kesimpulan



    Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Murianews.com, klaim link pendaftaran PPPK 2025 merupakan disinformasi dengan kategori fabricated content alias konten palsu.



    Untuk mendaftar PPPK, masyarakat dapat situs https://sscasn.bkn.go.id/ bukan https://pendaftaranpppk2025.wijiyii.com.
  • (GFD-2025-27266) [SALAH] Oey Hong Liong Adalah Nama Kecil Jokowi

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 04/06/2025

    Berita

    Sebuah akun X “bagindo_kopi” membagikan informasi [arsip] dalam bentuk gambar yang mencatut media Tempo pada Jum’at (23/5/2025). Gambar tersebut menampilkan wajah Jokowi dengan keterangan di sampingnya yang menyebutkan bahwa nama kecil Jokowi adalah Oe Hong Liong, selain itu juga dituliskan bahwa ayah Jokowi merupakan bagian dari PKI.

    Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut telah diunggah ulang sebanyak lebih dari 500 kali, dengan jumlah interaksi komentar sebanyak 360.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) coba melakukan penelusuran sumber tersebut melalui laman Tempo.co. Hasilnya, ditemukan artikel yang juga membahas informasi yang hampir sama.

    Artikel tersebut ditulis pada Rabu (13/03/2024) berjudul “Keliru, Klaim tentang Jokowi Keturunan China dan Orang Tionghoa Akan Punya Dwi Kewarganegaraan”. Informasi tersebut berisi klaim bahwa Joko Widodo atau Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden merupakan keturunan China dengan nama lengkap Herbertus Joko Widodo alias Oey Hong Liong.

    Dari hasil verifikasi sumber yang dilakukan oleh tim Pemeriksa Fakta Tempo, foto pria dan anak yang ada pada informasi sumber tersebut sama dengan yang diunggah di website calon presiden di Pilpres 2024, Anies Baswedan.

    Foto itu sesungguhnya menampilkan Anies saat masih kecil bersama kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan, seorang pahlawan nasional. Laman itu tidak menyebutkan Presiden Jokowi keturunan Tionghoa.

    Selain itu, pada Sabtu (24/5/2014), Jokowi yang saat itu merupakan calon presiden dalam Pilpres 2024, menyatakan namanya biasa ditulis sebagai Haji Joko Widodo dan bukan Herbertus Joko Widodo.

    Klaim tersebut telah berulang kali beredar. Cek Fakta Tempo pernah menulis bahwa menurut buku biografi Jokowi berjudul “Jokowi Menuju Cahaya” karya Alberthiene Endah yang diterbitkan pada 2018. Dalam buku itu ditulis bahwa Jokowi terlahir dengan nama Mulyono. Jokowi lahir pada Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

    Informasi terkait Jokowi yang disebut merupakan keturunan China juga pernah diulas oleh tim pemeriksa fakta Mafindo (TurnBackHoax) dalam judul “[SALAH] Video Megawati Ungkap Jokowi Itu PKI, Orang Tuanya China”. Dan pada 2017, informasi dengan motif yang sama juga pernah beredar pada tahun 2017 dan sudah diklarifikasi oleh Pemeriksa Fakta Mafindo dengan judul “[FITNAH] Jokowi Nama Lahirnya Herberthus”

    Kesimpulan

    Dalam buku biografi Jokowi berjudul “Jokowi Menuju Cahaya” karya Alberthiene Endah yang diterbitkan pada 2018, ditulis bahwa Jokowi terlahir dengan nama Mulyono. Jokowi lahir pada Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27265) Cek fakta, rekaman suara SBY marahi Kapolri

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/06/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di X menampilkan rekaman suara berdurasi 1 menit 29 detik yang dinarasikan sebagai suara Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

    Dalam unggahan tersebut, dinarasikan SBY sedang memarahi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Komjen Listyo Sigit Prabowo, karena penggusuran lahan di Kalimantan Timur yang dilakukan oleh mafia tanah.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Terdengar suara sby yg marah pada kapolri.

    Terlihat anggota dpr meminta kapolri di pecat.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Nah jika kalian punya kekuatan absolut dan hati yg penuh keadilan . Pantaskah kapolri di pecat?”

    Namun, benarkah rekaman suara SBY memarahi Kapolri tersebut?



    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, suara rekaman tersebut serupa dengan suara dalam video YouTube Hersubeno Point yang berjudul “AKHIRNYA TERUNGKAP! TEGURAN KERAS KEPADA KAPOLRI BUKAN SUARA SBY, TAPI SUARA SEORANG KOLONEL” mulai dari menit 2:13 hingga 4:06.

    Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Benny Kabur Harman, pada Februari lalu juga menegaskan bahwa rekaman suara yang beredar tersebut tidak asli dan bukan merupakan suara SBY.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Dengan demikian, rekaman suara SBY memarahi Kapolri merupakan hoaks.

    Klaim: Rekaman suara SBY memarahi Kapolri

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan