Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah video yang diunggah di X menyebutkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019-2024, Nadiem Makarim, telah dimasukkan Kejagung dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Status DPO yang disematkan kepada Nadiem itu diklaim sebagai hasil dari pengembangan kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek tahun 2019–2022.
"BERKEDOK DIGITALISASI PENDIDIKAN 9,9 TRILIUN LENYAP...
NADIEM DIENDUS DAN JADI DPO KEJAGUNG, MUARANYA BERASA DI GEROMBOLAN GENG SOLO...!!," demikian isi narasi video yang dimuat di X.
Rekaman yang sudah dilihat sebanyak tiga ribu kali ini juga menyebutkan bahwa Nadiem telah menjadi DPO sejak akhir Mei 2025.
Lalu, benarkah Kejagung masukkan Nadiem dalam data DPO korupsi?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
(GFD-2025-27276) Hoaks! Video Kejagung tetapkan Nadiem DPO kasus korupsi laptop
Sumber:Tanggal publish: 05/06/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Dugaan korupsi pengadaan Chromebook pada tahun 2019–2022 di Kemendikbudristek, menjadi salah satu kasus baru yang sedang diselidiki Kejagung.
Kejagung menduga ada pemufakatan jahat berupa pengarahan tim teknis Kemendikbudristek, agar membuat kajian terkait pengadaan bantuan peralatan yang berkaitan dengan pendidikan teknologi pada 2020. Padahal, saat itu penggunaan Chromebook tidak dibutuhkan.
Alasannya, pada 2019, telah dilakukan uji coba penggunaan 1.000 unit Chromebook oleh Pustekom Kemendikbudristek, dan hasilnya tidak efektif.
Nadiem, sebagai pemimpin tertinggi Kemendikbudristek saat kasus itu berlangsung, berpeluang diperiksa Kejagung, kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar, sebagaimana dimuat dalam berita ANTARA ini.
Walau demikian, Harli membantah penetapan Nadiem dalam data DPO Kejagung.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
“Kami tidak ada menyatakan (Nadiem Makarim) DPO,” kata Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar dalam laporan Antara ini.
Klaim: Kejagung tetapkan Nadiem DPO kasus korupsi laptop
Rating: Hoaks
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Kejagung menduga ada pemufakatan jahat berupa pengarahan tim teknis Kemendikbudristek, agar membuat kajian terkait pengadaan bantuan peralatan yang berkaitan dengan pendidikan teknologi pada 2020. Padahal, saat itu penggunaan Chromebook tidak dibutuhkan.
Alasannya, pada 2019, telah dilakukan uji coba penggunaan 1.000 unit Chromebook oleh Pustekom Kemendikbudristek, dan hasilnya tidak efektif.
Nadiem, sebagai pemimpin tertinggi Kemendikbudristek saat kasus itu berlangsung, berpeluang diperiksa Kejagung, kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar, sebagaimana dimuat dalam berita ANTARA ini.
Walau demikian, Harli membantah penetapan Nadiem dalam data DPO Kejagung.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
“Kami tidak ada menyatakan (Nadiem Makarim) DPO,” kata Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar dalam laporan Antara ini.
Klaim: Kejagung tetapkan Nadiem DPO kasus korupsi laptop
Rating: Hoaks
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
(GFD-2025-27275) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Covid-19 Naik karena Varian Omicron XBB
Sumber:Tanggal publish: 04/06/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim kenaikan kasus Covid-19 baru-baru ini disebabkan penyebaran virus corona varian Omicron XBB.
Narasi yang beredar juga mengeklaim, varian Omicron XBB lebih berbahaya daripada varian Delta dan memiliki tingkat kematian lebih tinggi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan karena informasinya keliru.
Narasi yang mengeklaim kenaikan kasus Covid-19 baru-baru ini disebabkan varian Omicron XBB dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
*Pesan pagi ini dari seorang teman yang bekerja di pusat kesehatan rumah sakit.*
*Varian baru virus corona, COVID-Omicron XBB, yang akhir-akhir ini marak, berbeda dengan yang sebelumnya karena mematikan dan sulit dideteksi, sehingga dianjurkan agar setiap orang memakai masker.*
*1. Gejala COVID-Omicron XBB yang baru adalah:*
*i). Tidak batuk.**ii). Tidak demam.*
*Sebagian besar gejalanya adalah sebagai berikut.*
*iii). Nyeri sendi.**iv). Sakit kepala.**v). Sakit tenggorokan.*
*vi). Nyeri punggung bawah.**vii). Pneumonia.**viii). Kehilangan nafsu makan.*
*2. Selain itu, COVID-OmicronXBB lima kali lebih beracun daripada varian delta dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi. *
*3. Gejala dapat menjadi sangat parah dalam waktu singkat, atau dapat terjadi tanpa gejala yang jelas. *
*4. Jadi Anda harus lebih berhati-hati. *
*Virus varian ini tidak ditemukan di nasofaring dan langsung menyerang "jendela" paru-paru dalam waktu yang lebih singkat, mulai menunjukkan tanda-tanda pneumonia. *
*5. Sejumlah kecil pasien yang terinfeksi COVID-OmicronXBB diklasifikasikan tidak mengalami demam dan nyeri, tetapi pneumonia ringan diamati pada rontgen.
Selain itu, COVID-Omicron XBB akan menunjukkan reaksi negatif saat diuji dengan kapas melalui rongga hidung, dan ada peningkatan kasus tes negatif palsu selama pemeriksaan nasofaring.
Jadi virus ini sangat licik. Artinya, virus dapat dengan mudah menyebar di masyarakat, langsung menginfeksi paru-paru orang, menyebabkan pneumonia virus, dan memicu kesulitan bernapas akut. Ini menjelaskan mengapa COVID-OmicronXBB menjadi sangat menular dan mematikan. *
*6. Hindari tempat-tempat ramai sebisa mungkin. Bahkan di tempat terbuka, jaga jarak 1,5 m, kenakan beberapa lapis masker yang sesuai, dan cuci tangan sesering mungkin saat Anda tidak bergejala tanpa batuk atau bersin. **COVID-Omicron XBB "WAVE" ini lebih mematikan daripada pandemi COVID-19 pertama. *
Screenshot Klarifikasi, narasi kasus Covid-19 naik karena varian Omicron XBB
Narasi yang beredar juga mengeklaim, varian Omicron XBB lebih berbahaya daripada varian Delta dan memiliki tingkat kematian lebih tinggi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan karena informasinya keliru.
Narasi yang mengeklaim kenaikan kasus Covid-19 baru-baru ini disebabkan varian Omicron XBB dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
*Pesan pagi ini dari seorang teman yang bekerja di pusat kesehatan rumah sakit.*
*Varian baru virus corona, COVID-Omicron XBB, yang akhir-akhir ini marak, berbeda dengan yang sebelumnya karena mematikan dan sulit dideteksi, sehingga dianjurkan agar setiap orang memakai masker.*
*1. Gejala COVID-Omicron XBB yang baru adalah:*
*i). Tidak batuk.**ii). Tidak demam.*
*Sebagian besar gejalanya adalah sebagai berikut.*
*iii). Nyeri sendi.**iv). Sakit kepala.**v). Sakit tenggorokan.*
*vi). Nyeri punggung bawah.**vii). Pneumonia.**viii). Kehilangan nafsu makan.*
*2. Selain itu, COVID-OmicronXBB lima kali lebih beracun daripada varian delta dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi. *
*3. Gejala dapat menjadi sangat parah dalam waktu singkat, atau dapat terjadi tanpa gejala yang jelas. *
*4. Jadi Anda harus lebih berhati-hati. *
*Virus varian ini tidak ditemukan di nasofaring dan langsung menyerang "jendela" paru-paru dalam waktu yang lebih singkat, mulai menunjukkan tanda-tanda pneumonia. *
*5. Sejumlah kecil pasien yang terinfeksi COVID-OmicronXBB diklasifikasikan tidak mengalami demam dan nyeri, tetapi pneumonia ringan diamati pada rontgen.
Selain itu, COVID-Omicron XBB akan menunjukkan reaksi negatif saat diuji dengan kapas melalui rongga hidung, dan ada peningkatan kasus tes negatif palsu selama pemeriksaan nasofaring.
Jadi virus ini sangat licik. Artinya, virus dapat dengan mudah menyebar di masyarakat, langsung menginfeksi paru-paru orang, menyebabkan pneumonia virus, dan memicu kesulitan bernapas akut. Ini menjelaskan mengapa COVID-OmicronXBB menjadi sangat menular dan mematikan. *
*6. Hindari tempat-tempat ramai sebisa mungkin. Bahkan di tempat terbuka, jaga jarak 1,5 m, kenakan beberapa lapis masker yang sesuai, dan cuci tangan sesering mungkin saat Anda tidak bergejala tanpa batuk atau bersin. **COVID-Omicron XBB "WAVE" ini lebih mematikan daripada pandemi COVID-19 pertama. *
Screenshot Klarifikasi, narasi kasus Covid-19 naik karena varian Omicron XBB
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University, Australia, untuk mengonfirmasi narasi tersebut.
Dicky mengatakan, narasi yang beredar di media sosial itu tidak benar. Sebab, penyebaran virus corona varian Omicron XBB sudah lewat masanya.
"Sudah lama itu. Subvarian itu mungkin sudah dua tahun lebih yang lalu (penyebarannya)" kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/6/2025).
Menurut Dicky, infeksi dari varian virus corona yang beredar saat ini sudah tidak separah seperti pada masa Pandemi Covid-19 karena imunitas yang telah terbangun berkat vakinasi.
"Kenaikan wajar, karena Covid-19 sudah menjadi endemi dan ada kelonggaran aktivitas. Ditambah subvarian yang begitu efektif dalam menginfeksi. Terjadilah kenaikan," ujarnya.
Meski terjadi kenaikan kasus infeksi virus corona, Dicky menggarisbawahi bahwa angka kematian jauh lebih kecil dibanding pada masa pandemi.
"Sangat jauh berbeda saat ini. Tentu kematian itu ada, yaitu pada kelompok paling rawan antara lain di atas 65 tahun atau lansia," kata Dicky.
Sebagaimana diberitakan Kompas.id, 31 Mei 2025, peningkatan kasus Covid-19 saat ini telah dilaporkan di sejumlah negara, seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura, dengan varian yang dominan yaitu subvarian Omicron, XEC, dan JN.1.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman mengatakan, kasus yang terkonfirmasi di Indonesia justru menurun dengan varian yang dominan yakni MB.1.1.
"Situasi Covid-19 di Indonesia memasuki saat ini menunjukkan tren penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 dengan varian dominan yang beredar adalah MB.1.1," kata Aji.
Dicky mengatakan, narasi yang beredar di media sosial itu tidak benar. Sebab, penyebaran virus corona varian Omicron XBB sudah lewat masanya.
"Sudah lama itu. Subvarian itu mungkin sudah dua tahun lebih yang lalu (penyebarannya)" kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/6/2025).
Menurut Dicky, infeksi dari varian virus corona yang beredar saat ini sudah tidak separah seperti pada masa Pandemi Covid-19 karena imunitas yang telah terbangun berkat vakinasi.
"Kenaikan wajar, karena Covid-19 sudah menjadi endemi dan ada kelonggaran aktivitas. Ditambah subvarian yang begitu efektif dalam menginfeksi. Terjadilah kenaikan," ujarnya.
Meski terjadi kenaikan kasus infeksi virus corona, Dicky menggarisbawahi bahwa angka kematian jauh lebih kecil dibanding pada masa pandemi.
"Sangat jauh berbeda saat ini. Tentu kematian itu ada, yaitu pada kelompok paling rawan antara lain di atas 65 tahun atau lansia," kata Dicky.
Sebagaimana diberitakan Kompas.id, 31 Mei 2025, peningkatan kasus Covid-19 saat ini telah dilaporkan di sejumlah negara, seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura, dengan varian yang dominan yaitu subvarian Omicron, XEC, dan JN.1.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman mengatakan, kasus yang terkonfirmasi di Indonesia justru menurun dengan varian yang dominan yakni MB.1.1.
"Situasi Covid-19 di Indonesia memasuki saat ini menunjukkan tren penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 dengan varian dominan yang beredar adalah MB.1.1," kata Aji.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim kenaikan kasus Covid-19 baru-baru ini disebabkan varian Omicron XBB perlu diluruskan.
Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan, narasi tersebut keliru. Sebab, penyebaran virus corona varian Omicron XBB sudah lewat masanya.
Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan, narasi tersebut keliru. Sebab, penyebaran virus corona varian Omicron XBB sudah lewat masanya.
Rujukan
- https://www.facebook.com/hollyharleybiggy.pinetop/posts/pfbid02KjZJcWvPzSASNZJMk3ppM8oYrafdQ393GT23No2YK4Mj7MUvyAYocLBMEy1mbQ4Bl
- https://www.facebook.com/tony.hok.524/posts/pfbid02U8JkLa8otptXEVKf6xS4WraG1UcmjTVG3rp2baqW2f3qevvo8s9NMtQpdGcZFFCRl
- https://www.facebook.com/whisnu.syamsiar/posts/pfbid02PAeW2kASa1QUMV9bfSESFCUNwU1jcqCPmE8ULi7MvvQkaxNWeYfgjxFirYZ4HKoel
- https://www.kompas.id/artikel/kemenkes-keluarkan-peringatan-kewaspadaan-peningkatan-kasus-covid-19
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27274) [KLARIFIKASI] Tidak Benar SPBU di Manado Jual Pertalite Campur Air
Sumber:Tanggal publish: 04/06/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan sebuah SPBU di Manado, Sulawesi Utara, menjual Pertalite dengan dicampur air.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu perlu diluruskan.
Video yang diklaim menunjukkan sebuah SPBU di Manado menjual Pertalite campur air dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini pada Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Salah satu SPBU di Kota Manado yang Sering Buka 24 Jam, Kedapatan Pertalite bercampur Air
Dalam video, tampak seorang laki-laki mengisi sebuah bejana ukur dengan Pertalite. Terlihat bahwa Pertalite yang seharusnya berwarna hijau pekat justru berwarna hijau transparan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu perlu diluruskan.
Video yang diklaim menunjukkan sebuah SPBU di Manado menjual Pertalite campur air dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini pada Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Salah satu SPBU di Kota Manado yang Sering Buka 24 Jam, Kedapatan Pertalite bercampur Air
Dalam video, tampak seorang laki-laki mengisi sebuah bejana ukur dengan Pertalite. Terlihat bahwa Pertalite yang seharusnya berwarna hijau pekat justru berwarna hijau transparan.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan klarifikasi dari akun Facebook Lambe Turah Kawanua OA yang diunggah pada 5 Mei 2025 terkait video tersebut.
Lambe Turah Kawanua OA menyebutkan, video itu berasal dari akun Herby Karly Paendong dan pertama kali diunggah di Facebook pada 4 Mei 2025. Video itu sekarang sudah dihapus.
Video tersebut diambil di SPBU Pertamina yang beralamat di Jalan Pingkan Matindas Nomor 117, Dendengan Dalam, Paal Dua, Manado atau SPBU Pertamina Paal Dua.
Menurut Lambe Turah Kawanua OA, video yang diunggah akun Herby Karly Paendong pada mulanya tidak diberi penjelasan atau takarir (caption) apa pun.
Namun, video itu lantas disunting dan diberi keterangan yang menyebutkan bahwa video itu adalah contoh kondisi apabila Pertalite dicampur dengan air.
"Kesimpulannya dalam hal ini, kami sekali lagi memohon maaf jika dalam unggahan (repost) kami tersebut terdapat kekeliruan informasi yang merugikan pihak-pihak tertentu," demikian klarifikasi dan permintaan maaf dari akun Facebook Lambe Turah Kawanua OA.
Sementara itu, akun Facebook Sulawesi Utara Community pada 5 Mei 2025 mengunggah video klarifikasi terkait SPBU Paal Dua di Kota Manado menjual Pertalite campur air.
Dalam video itu, perwakilan dari kepolisian setempat, Pertamina, dan warga, melakukan penyidakan langsung terhadap SPBU tersebut.
Setelah dilakukan pengecekan bersama oleh sejumlah pihak tersebut, ditemukan bahwa BBM berjenis Pertalite yang dijual di SPBU terbukti tidak dicampur air.
Selain melakukan penelusuran di media sosial, Kompas.com juga menghubungi pihak Pertamina untuk mengonfirmasi duduk perkara video tersebut.
Dalam keterangannya, Tim Communication Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Sulawesi mengatakan bahwa video itu adalah video lama dan telah diklarifikasi oleh Polresta Manado.
"Jadi ini video lama dan sudah diklarifikasi dari Polresta Manado," demikian keterangan dari Pertamina Patra Niaga Sulawesi kepada Kompas.com, Selasa (3/6/2025).
Video itu terdiri dari dua bagian dan memperlihatkan pengecekan Pertalite yang dijual di SPBU Pertamina Paal Dua, Manado.
Pada video pertama, ditampilkan Pertalite murni yang tidak tercampur air. Kemudian, pada video kedua, diperlihatkan wujud fisik Pertalite apabila tercampur air.
Akan tetapi, video kedua tersebut dibagikan ulang tanpa takarir sehingga mengesankan SPBU Pertamina Paal Dua menjual Pertalite yang dicampur air.
Lambe Turah Kawanua OA menyebutkan, video itu berasal dari akun Herby Karly Paendong dan pertama kali diunggah di Facebook pada 4 Mei 2025. Video itu sekarang sudah dihapus.
Video tersebut diambil di SPBU Pertamina yang beralamat di Jalan Pingkan Matindas Nomor 117, Dendengan Dalam, Paal Dua, Manado atau SPBU Pertamina Paal Dua.
Menurut Lambe Turah Kawanua OA, video yang diunggah akun Herby Karly Paendong pada mulanya tidak diberi penjelasan atau takarir (caption) apa pun.
Namun, video itu lantas disunting dan diberi keterangan yang menyebutkan bahwa video itu adalah contoh kondisi apabila Pertalite dicampur dengan air.
"Kesimpulannya dalam hal ini, kami sekali lagi memohon maaf jika dalam unggahan (repost) kami tersebut terdapat kekeliruan informasi yang merugikan pihak-pihak tertentu," demikian klarifikasi dan permintaan maaf dari akun Facebook Lambe Turah Kawanua OA.
Sementara itu, akun Facebook Sulawesi Utara Community pada 5 Mei 2025 mengunggah video klarifikasi terkait SPBU Paal Dua di Kota Manado menjual Pertalite campur air.
Dalam video itu, perwakilan dari kepolisian setempat, Pertamina, dan warga, melakukan penyidakan langsung terhadap SPBU tersebut.
Setelah dilakukan pengecekan bersama oleh sejumlah pihak tersebut, ditemukan bahwa BBM berjenis Pertalite yang dijual di SPBU terbukti tidak dicampur air.
Selain melakukan penelusuran di media sosial, Kompas.com juga menghubungi pihak Pertamina untuk mengonfirmasi duduk perkara video tersebut.
Dalam keterangannya, Tim Communication Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Sulawesi mengatakan bahwa video itu adalah video lama dan telah diklarifikasi oleh Polresta Manado.
"Jadi ini video lama dan sudah diklarifikasi dari Polresta Manado," demikian keterangan dari Pertamina Patra Niaga Sulawesi kepada Kompas.com, Selasa (3/6/2025).
Video itu terdiri dari dua bagian dan memperlihatkan pengecekan Pertalite yang dijual di SPBU Pertamina Paal Dua, Manado.
Pada video pertama, ditampilkan Pertalite murni yang tidak tercampur air. Kemudian, pada video kedua, diperlihatkan wujud fisik Pertalite apabila tercampur air.
Akan tetapi, video kedua tersebut dibagikan ulang tanpa takarir sehingga mengesankan SPBU Pertamina Paal Dua menjual Pertalite yang dicampur air.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim menunjukkan sebuah SPBU di Manado menjual Pertalite campur air perlu diluruskan.
Video itu dibagikan dengan konteks keliru. Video asli menunjukkan contoh kondisi fisik Pertalite apabila dicampur dengan air.
Namun, video tersebut dibagikan ulang dengan narasi keliru yang mengeklaim ada SPBU di Manado menjual Pertalite campur air.
Setelah dilakukan pengecekan bersama oleh sejumlah kepolisian, Pertamina, dan warga, ditemukan bahwa Pertalite yang dijual di SPBU terbukti tidak dicampur air.
Video itu dibagikan dengan konteks keliru. Video asli menunjukkan contoh kondisi fisik Pertalite apabila dicampur dengan air.
Namun, video tersebut dibagikan ulang dengan narasi keliru yang mengeklaim ada SPBU di Manado menjual Pertalite campur air.
Setelah dilakukan pengecekan bersama oleh sejumlah kepolisian, Pertamina, dan warga, ditemukan bahwa Pertalite yang dijual di SPBU terbukti tidak dicampur air.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/692561546798901
- https://www.facebook.com/PaMoraTV/videos/700335209689324/
- https://www.facebook.com/lambeturahkawanua.group/posts/pfbid02kpZZyihMJV1uHzjN75KLE3t3zTYt7hCZW43mRroi1kWEJ18qZzz7icSBLyZsw5fMl
- https://www.facebook.com/watch/?v=1923152545095512
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27273) [HOAKS] Tautan untuk Daftar Rekrutmen PPPK Periode 2025
Sumber:Tanggal publish: 04/06/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan yang diklaim untuk mengakses rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) periode 2025.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut palsu. Waspada, tautan itu diindikasi sebagai modus penipuan.
Tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen PPPK periode 2025 dibagikan oleh akun Facebook ini pada 28 Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Rekrutmen pendaftaran PPPK tahun 2025 resmi di buka (terbuka untuk umum dan swasta honorer)
PPPK 2025, mari kita tingkatkan kualitas diri dan persiapkan diri untuk menjadi guru yang lebih baik."
"Saya bangga menjadi bagian dari keluarga PPPK. Semoga bisa memberikan kontribusi yang terbaik bagi dunia pendidikan."
"Yuk, kita saling mendukung dan memberikan semangat kepada teman-teman yang sedang mengikuti seleksi PPPK."
Syarat Umum Pendaftaran PPPK tahun 2025* Warga Negara Indonesia (WNI)* Penempatan Sesuai Domisili/Daerah Masing-masing•* Nomor telegram yang aktif
Syarat Administrasi* Kartu keluarga (KK)* Kartu tanda penduduk (KTP)* Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan instansi atau kementerian tujuan
Pendaftaran Disini Gratis Yah Tidak Dipungut Biaya
pendaftaranpppk2025[dot]wijiyii[dot]com
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut palsu. Waspada, tautan itu diindikasi sebagai modus penipuan.
Tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen PPPK periode 2025 dibagikan oleh akun Facebook ini pada 28 Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Rekrutmen pendaftaran PPPK tahun 2025 resmi di buka (terbuka untuk umum dan swasta honorer)
PPPK 2025, mari kita tingkatkan kualitas diri dan persiapkan diri untuk menjadi guru yang lebih baik."
"Saya bangga menjadi bagian dari keluarga PPPK. Semoga bisa memberikan kontribusi yang terbaik bagi dunia pendidikan."
"Yuk, kita saling mendukung dan memberikan semangat kepada teman-teman yang sedang mengikuti seleksi PPPK."
Syarat Umum Pendaftaran PPPK tahun 2025* Warga Negara Indonesia (WNI)* Penempatan Sesuai Domisili/Daerah Masing-masing•* Nomor telegram yang aktif
Syarat Administrasi* Kartu keluarga (KK)* Kartu tanda penduduk (KTP)* Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan instansi atau kementerian tujuan
Pendaftaran Disini Gratis Yah Tidak Dipungut Biaya
pendaftaranpppk2025[dot]wijiyii[dot]com
Hasil Cek Fakta
Setelah diperiksa, tautan yang diklaim untuk akses pendaftaran PPPK 2025 tersebut tidak mengarah ke situs Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) atau SSCASN.
Tautan tersebut mengarah ke sebuah situs yang meminta pengunjung memasukkan nama lengkap dan nomor akun Telegram aktif.
Kemungkinan besar, tautan itu adalah modus phishing. Awas, jangan sampai memasukkan informasi pribadi apa pun ke situs tersebut.
Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) belum mengumumkan penerimaan CASN 2025.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama BKN, Vino Dita Tama mengatakan, penyelenggaraan seleksi CASN 2025 menunggu keputusan dari Kemenpan-RB.
"Sebagai informasi, ada mekanisme khusus yang harus dilalui sebelum proses seleksi CASN dimulai," kata Vino seperti diberitakan Kompas.com, 5 Mei 2025.
Sementara itu, Kepala Biro Data, Komunikasi, dan Informasi Publik Kemenpan-RB, Mohammad Averrouce, belum bisa memberikan informasi pasti soal penerimaan CASN 2025.
Pemerintah saat ini masih fokus menuntaskan proses seleksi CASN 2024 serta penataan tenaga non-ASN melalui mekanisme PPPK.
"Berkenan monitor kanal resmi kami, termasuk media sosial kami. Pemerintah masih fokus merampungkan proses seleksi CASN 2024 dan penyelesaian tenaga non-ASN melalui mekanisme PPPK," kata Averrouce.
Tautan tersebut mengarah ke sebuah situs yang meminta pengunjung memasukkan nama lengkap dan nomor akun Telegram aktif.
Kemungkinan besar, tautan itu adalah modus phishing. Awas, jangan sampai memasukkan informasi pribadi apa pun ke situs tersebut.
Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) belum mengumumkan penerimaan CASN 2025.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama BKN, Vino Dita Tama mengatakan, penyelenggaraan seleksi CASN 2025 menunggu keputusan dari Kemenpan-RB.
"Sebagai informasi, ada mekanisme khusus yang harus dilalui sebelum proses seleksi CASN dimulai," kata Vino seperti diberitakan Kompas.com, 5 Mei 2025.
Sementara itu, Kepala Biro Data, Komunikasi, dan Informasi Publik Kemenpan-RB, Mohammad Averrouce, belum bisa memberikan informasi pasti soal penerimaan CASN 2025.
Pemerintah saat ini masih fokus menuntaskan proses seleksi CASN 2024 serta penataan tenaga non-ASN melalui mekanisme PPPK.
"Berkenan monitor kanal resmi kami, termasuk media sosial kami. Pemerintah masih fokus merampungkan proses seleksi CASN 2024 dan penyelesaian tenaga non-ASN melalui mekanisme PPPK," kata Averrouce.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen PPPK periode 2025 adalah hoaks.
BKN dan Kemenpan-RB sampai saat ini belum mengumumkan jadwal penerimaan CASN 2025. Selain itu, tautan yang dicantumkan kemungkinan besar adalah modus phishing.
BKN dan Kemenpan-RB sampai saat ini belum mengumumkan jadwal penerimaan CASN 2025. Selain itu, tautan yang dicantumkan kemungkinan besar adalah modus phishing.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0b9zKpMTevpX6vRqiPEcW3tzqQqQcuK6tTqFdQxRPQJUYh5z9n7dfMWKQymcrx5m9l&id=61576304996011
- https://www.kompas.com/tren/read/2025/05/05/150000865/apakah-penerimaan-cpns-2025-ditiadakan-ini-jawaban-bkn-dan-kemenpan-rb?page=all
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 438/6616