• (GFD-2025-29029) [HOAKS] Video Ahmad Sahroni Ditangkap Polisi Spanyol

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial mengeklaim politisi Partai Nasdem, Ahmad Sahroni ditangkap polisi Spanyol saat berada di bandara.

    Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil rekayasa menggunakan artificial intelligence (AI).

    Video yang mengeklaim Sahroni ditangkap polisi Spanyol dibagikan muncul di Facebook, misalnya diunggah akun ini, ini, dan ini.

    Dalam video, tampak Sahroni ditangkap oleh dua orang polisi. Narator dalam video menyebut Sahroni ditangkap di bandara Spanyol saat melarikan diri.

    Keterangan dalam video yakni sebagai berikut:

    Alhamdulillah Sahroni melarikan diri ke negara spanyol tertangkap, #reel #sahroni #ditangkap #di #bandara #spanyol

    Akun Facebook Video yang mengeklaim Ahmad Sahroni ditangkap polisi Spanyol

    Hasil Cek Fakta

    Ketika dicermati, terdapat kejanggalan dalam video tersebut. Salah satunya bisa dilihat dari gerakan tubuh Sahroni dan kedua polisi yang tampak kaku. 

    Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video tersebut menggunakan Hive Moderation. Tool tersebut dapat mendeteksi sebuah konten dihasilkan oleh AI atau bukan.

    Hasil pemeriksaan Hive Moderation menunjukkan, video Sahroni ditangkap polisi Spanyol terdeteksi dihasilkan AI, dengan probabilitas mencapai 94,2 persen.

     

    Adapun sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Sahroni ditangkap polisi Spanyol.

    Sebelumnya di media sosial juga muncul video manipulasi AI yang mengeklaim Sahroni ditangkap di Bandara Sooekarno-Hatta. Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini.

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim Ahmad Sahroni ditangkap polisi Spanyol merupakan konten hasil manipulasi berbasis AI.

    Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, video itu terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI. Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Sahroni ditangkap polisi Spanyol. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-29028) Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Kerusuhan di Kalimalang Bekasi

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/09/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 31 Agustus 2025.
    Unggahan kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi, berupa video yang menampilkan korban api dan sejumlah orang berkerumun kemudian sebagian orang tersebut berlarian menjauhi kobaran api.
    Terlihat juga dalam video sejumlah orang berkumpul beridir dipermukaan yang lebih tinggi ke arah kobaran api dan sejumlah orang berlarian, sebagian terlihat sedang merekam suasan menggunakan ponsel.
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Kalimalang bekasi mulai rusuh"
    Benarkah kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi, dengan menangkap layar menggunakan Google Image.
     
     
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Hoaks Viral Massa Ricuh hingga Ada Kobaran Api di Bekasi, Begini Faktanya" yang dimuat situs news.detik.com, pada 1 September 2025. Artikel situs news.detik.com memuat foto yang identik dengan cuplikan klaim video.
     
     
    Dalam artikel situs news.detik.com,Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Kusumo Wahyu Bintoro menyebutkam, peristiwa yang terjadi dalam video tersebut terjadi di Makassar.
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Makassar Mencekam, Gedung DPRD Sulsel dan Kejati Dibakar Massa" yang dimuat situs rakyatpriangan.com, Sabtu (30/8/2025).
     
     
     
     
    Artikel situs rakyatpriangan.com memuat foto yang identik dengan kliam, foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "video Susana Makassar Masih Mencekam Saat Malam Hari".

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi tidak benar.
    Setelah ditelusuri, pristiwa dalam video tersebut terjadi di Makkasar.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29027) [SALAH] Video “Anggota TNI dan Polri Setuju DPR Dibubarkan”

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 15/09/2025

    Berita

    Akun TikTok “denis.gunturbumi” pada Jumat (29/8/2025) membagikan video [arsip], isinya memperlihatkan sejumlah anggota TNI, salah satunya berbicara dengan nada tinggi.
    Video disertai narasi:
    TNI AKAN SELALU ADA DI GARDA TERDEPAN UNTUK RAKYAT INDONESIA. KEMARAHAN ANGGOTA TNI KEPADA ANGGOTA DPR. TNI, Polri dan angkatan bersenjata lainnya setuju DPR di bubarkan mereka pelindung Negara tugasnya pertaruh nyawa, gajinya kecil .. sdgkn DPR ngapain gaji fasilitas besar isi korupsi lagi .. maju tak gentar bersama rakyat .. bubarkan DPR
    Hingga Senin (15/9/2025) unggahan tersebut menuai hampir 2.500 tanda suka dan 137 komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri potongan gambar dari video tersebut dengan Google Lens. Hasil penelusuran mengarah ke pemberitaan viva.co.id “Beredar Video Perwira TNI Gebrak Meja Ngamuk Marahi Effendi Simbolon” tayang pada Selasa (13/9/2022).

    Diketahui, anggota TNI yang terlihat marah dalam video adalah Letkol Inf Ary Widyo Prasetyo, Komandan Kodim 0623/Cilegon. Ia mengecam pernyataan Effendi Simbolon (saat itu anggota Komisi I DPR RI) yang menyebut TNI sebagai gerombolan seperti ormas.

    Pernyataan prajurit TNI dalam video tersebut tidak ada kaitannya aksi seruan pembubaran DPR yang berlangsung sejak Senin (25/8/2025).

    Kesimpulan

    Unggahan video berisi klaim “anggota TNI dan Polri lainnya setuju DPR dibubarkan” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    (Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

    Rujukan

  • (GFD-2025-29026) [SALAH] BEM UI Imbau Masyarakat Tidak Keluar Malam karena Ada Operasi Petrus

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 15/09/2025

    Berita

    Akun Facebook “Ica Ilda” [arsip] dan TikTok “gilangharuna” [arsip] pada Minggu (31/8/2025) membagikan narasi sebagai berikut:
    BEM UI.#Pemberitahuan untuk tidak keluar malm mulai malm ini hingga -tgl 10 september 2025.di jam 22.00 keatas .Mulai malam ini,Seruan dari interpol &Polisi akan diberlakukan (PETRUS)Penembak Misterius bagi yg anarkis!!.Ingatkan sanak keluarga untuk tidak keluar malam sehingga tidak salah sasaran perintah TEMBAK MATI DITEMPAT..info ini resmi dari INTEL menyampaikan ke teman -teman Mahasiswa .ini berita rahasia tidak semua orang tau .Jadi dihimbau jam 22 .00.malam matikan lampu lampu yg sekitar yg mengundang kerumunan/tongkrongan disekitar Rumah. Selalu waspada dan diam di rumah 🙏
    Pesan berantai dengan narasi serupa juga beredar melalui WhatsApp.

    Hingga Senin (15/9/2025) unggahan Facebook “Ica Ilda” telah menuai 52 tanda suka dan hampir 50 komentar. Unggahan TikTok “gilangharuna” telah disukai oleh 140 pengguna dan menuai belasan komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta tempo.co.

    Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pesan berantai yang mengatasnamakan BEM UI dengan meminta konfirmasi langsung kepada dua kepengurusan BEM UI yang saat ini terbelah akibat sengketa Pemilihan Raya 2024, yakni pihak BEM ‘Kuning’ dengan akun Instagram bemui_official dan BEM ‘Ungu’ yang mendapat SK rektorat dengan akun bemui25_official. Keduanya menegaskan bahwa pesan tersebut bukan berasal dari mereka.

    Kedua kubu BEM UI sempat menyerukan aksi bersama bertajuk “Aparat Keparat” pada Jumat (29/08/2025) sebagai bentuk protes atas tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob. Namun, tidak ada kaitannya dengan pesan berantai yang belakangan beredar.

    Menukil catatan Tempo, istilah “petrus” (penembak misterius) merujuk pada operasi yang terjadi pada dekade 1980-an. Saat itu korban biasanya ditemukan dengan tiga luka tembak dan kadang disertai tanda cekikan. Jenazah kerap dibuang di jalan atau disembunyikan dengan selembar uang Rp10 ribu untuk biaya pemakaman. Target operasi disebut preman atau kelompok anak jalanan, pemilik tato juga menjadi sasaran meski tidak semuanya preman.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “BEM UI imbau masyarakat tidak keluar malam karena ada operasi petrus” merupakan konten palsu (fabricated content).

    (Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

    Rujukan