• (GFD-2024-21920) Keliru, Video Tayangan Kompas TV dan Raffi Ahmad Promosikan Permainan Judi Online

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/08/2024

    Berita



    Sebuah video yang menampilkan presenter Kompas TV dan selebritis Raffi Ahmad mempromosikan permainan judi online, beredar di Facebook [ arsip ]. 

    Dalam video itu, Raffi Ahmad menyatakan tidak akan menaikkan bet Rp800 ke situs judi miliknya. Menurutnya, orang bermain slot untuk mencari uang tambahan. Untuk itu Raffi Ahmad menyarankan bermain di situs miliknya agar bisa bermain di bet lebih rendah.



    Hingga artikel ini ditulis, video yang diunggah pada 23 Juli tersebut disukai 16 ribu dan disaksikan 5,1 juta kali. Benarkah Kompas TV ikut mempromosikan judi online?

    Hasil Cek Fakta



    Verifikasi Tempo menunjukkan bahwa dalam video aslinya, Raffi Ahmad tidak mempromosikan bisnis judi online. Melainkan saat Raffi Ahmad dan Hotman Paris menggelar konferensi pers soal dugaan pencucian uang.



    Video Raffi Ahmad tersebut ditayangkan oleh Kompas TV pada 5 Februari 2024. Raffi Ahmad sama sekali tidak menyinggung situs judi online sebagaimana dimaksud. Dugaan ini dihembuskan oleh National Corruption Watch (NCW) dalam unggahan video siniarnya di kanal YouTube resmi.

    Dalam video itu, Raffi mengatakan semua yang dituduhkan NCW sama sekali tidak berdasar, dan jika memang memiliki bukti silakan adukan ke pihak berwajib. “Saya dituduh melakukan pencucian uang, membuka kasino, judi online, itu semua tidak benar,” kata dia.

    Video yang berisi suara Raffi mempromosikan situs judi online UUS777 adalah hasil olah digital menggunakan kecerdasan buatan generatif audio. Tempo menggunakan alat pendeteksi AI, Deepware, untuk mengecek tingkat penggunaan AI.

    Analisis Deepware menunjukkan penggunaan AI audio generatif tersebut berada di rentang 98-99 persen.



    Audio dari presenter Kompas TV, Mercy Tirayoh, juga diubah dengan generated-AI seolah-olah ia membacakan berita tentang bisnis judi online yang dijalankan Raffi Ahmad.

    Deepfake menggunakan kecanggihan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk menghasilkan video atau audio yang benar-benar baru, dengan tujuan akhir untuk menggambarkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi pada kenyataannya. 

    Tim Cek Fakta Tempo juga menghubungi Kepala Departemen Digital Kompas TV, Haris Mahardiansyah. Menurutnya, video tersebut bukan video milik Kompas TV.

    “Bisa dipastikan itu bukan video asli Kompas TV. Gerak bibir dengan audio tidak sinkron. Begitu pun logo Kompas TV di CG (judul dan nama, red), masih menggunakan logo lama,” jelas Haris kepada Tempo, Rabu, 14 Agustus 2024.

    Kesimpulan



    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video promosi permainan judi online oleh Kompas TV adalah keliru. Video hasil rekayasa menggunakan generated-AI audio. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-21919) Menyesatkan, Video yang Diklaim Penggerebekan Tempat Olahan Makanan Gorengan yang Dicampur Narkoba

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/08/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp dan Facebook akun ini, ini, ini yang diklaim memperlihatkan penggerebekan tempat produksi makanan gorengan dan ayam geprek yang mengandung narkotika di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. 

    Video itu memperlihatkan sejumlah personil kepolisian memeriksa sebuah rumah yang tampak dilengkapi sejumlah peralatan memasak. Video juga memperlihatkan tepung dan benda mirip gorengan. Narasi yang beredar menyebut narkotika dicampur pada bahan-bahan makanan gorengan dan ayam geprek lalu dijual ke warga. 



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video itu memperlihatkan produksi gorengan yang dicampur narkoba yang dilakukan di Bogor?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil penelusuran Tempo menunjukkan video tersebut tidak menunjukkan lokasi pembuatan makanan gorengan dan ayam geprek yang dicampur dengan narkotika. Lokasi yang digerebek polisi tersebut adalah laboratorium untuk memproduksi ganja sintetis.



    Konten tersebut bersumber dari video yang ditayangkan oleh Humas Polri tentang laboratorium terselubung di kawasan Sentul, Bogor. Personil kepolisian yang tampak dalam video merupakan Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, yang menggeledah rumah tersebut yang dijadikan tempat pengolahan cannabinoid alias ganja sintetis.

    Dilansir Antara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan video tersebut tidak memperlihatkan tempat produksi gorengan dicampur narkotika.

    Video sesungguhnya memperlihatkan tempat, peralatan, bahan, dan pelaku produksi ganja sintetis di laboratorium ilegal tersebut. Selain itu, tepung yang tampak dalam video sesungguhnya bukan tepung untuk gorengan, melainkan tepung bahan pembuatan narkotika sintetis.

    "Tepung yang disebut mengandung narkoba, merupakan salah satu serbuk kimia yang menjadi bahan pembuatan Pinaca, yang merupakan bahan utama pembuatan tembakau sintetis," kata Ade Ary.

    Kronologi Pengungkapan

    Dilansir Tempo, pengungkapan laboratorium terselubung itu diawali informasi yang didapat kepolisian terkait rencana kedatangan bahan narkotika sintetis asal Cina ke Indonesia, pada tanggal 27 April 2024.

    Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal Suyudi Ario Seto menjelaskan transaksi antar-negara tersebut dilakukan dengan pembayaran mata uang crypto. Tersangka pembawa bahan ilegal itu ditangkap di di Ocean Park BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

    Kemudian pembelinya ditangkap di SPBU Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Dari sana, pengungkapan dilanjutkan dengan menggerebek laboratorium terselubung yang mereka gunakan, di di klaster Mountain  View, Sentul, Kabupaten Bogor.

    Dari rumah tersebut, kepolisian menyita sejumlah barang bukti, di antaranya empat plastik gel mengandung pinaca, ponsel, dan sejumlah serbuk mengandung pinaca. Di sana, komplotan itu memproduksi narkotika jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan tempat produksi gorengan yang dicampur narkotika di Bogor, adalah klaim menyesatkan.

    Video itu memang memperlihatkan pengungkapan clandestine laboratory atau laboratorium terselubung. Namun sesungguhnya produk yang dihasilkan di sana bukan gorengan, melainkan narkotika jenis ganja sintetis.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21918) [SALAH] Foto “Pemadaman Listrik Besar-besaran terjadi di Paris 24 jam setelah waria mengejek Tuhan selama Upacara Pembukaan”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 17/08/2024

    Berita

    “berita terkini: Pemadaman Listrik Besar-besaran terjadi di Paris 24 jam setelah waria mengejek Tuhan selama Upacara Pembukaan. “Tuhan tidak dapat diolok-olok. Apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (Gal. 6:7)”

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari AFP.

    Beredar sebuah informasi di Facebook dari akun bernama Sb Stephen Lapian pada 28 Juli 2024 yang menyebut adanya pemadaman listrik sehari setelah pembukaan Olimpiade Paris 2024 di lokasi dekat Eiffel dan Sungai Seine, terlihat dalam postingan tersebut foto sebagai bukti kondisi di sekitar Eiffel yang tidak terlihat cahaya lampu akibat dari pemadaman listrik tersebut.

    Namun faktanya foto tersebut tidak ada kaitannya dengan pemadaman listrik di empat distrik di Paris sehari setelah pembukaan Olimpiade 2024. Dilansir dari AFP, foto tersebut diambil pada saat pembatasan sosial pandemi Covid-19 pada 9 Mei 2020. Tidak ada kaitannya dengan pemadaman listrik yang terjadi.

    Perusahaan listrik mengkonfirmasi kepada AFP bahwa pemadaman listrik sehari setelah pembukaan Olimpiade Paris 2024 tersebut disebabkan oleh gangguan jaringan dan masalah teknis, distrik 1, 9, 17, dan 18 yang terdampak pemadaman listrik tersebut. Sedangkan menara Eiffel yang menjadi lokasi pembukaan Olimpiade berada di distrik 7 tidak terdampak.

    Pembukaan Olimpiade 2024 menuai kontroversi karena dianggap menghina agama Kristen dan diikuti pemadaman listrik sehari setelahnya. Banyak foto lama menara Eiffel yang padam beredar di media sosial dengan konteks yang keliru. Sebelumnya, Pemeriksa Fakta Mafindo di laman turnbackhoax.id juga sudah membantah foto yang diklaim terkait pemadaman listrik di Paris pada Juli 2024.

    Dengan demikian, foto pemadaman listrik di sekitar Eiffel setelah pembukaan Olimpiade Paris 2024 adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Benar adanya pemadaman listrik di empat distrik akibat dari gangguan jaringan dan masalah teknis di Paris. Namun foto yang menampilkan Eiffel tersebut tidak berkaitan dengan pemadaman listrik yang terjadi sehari setelah pembukaan Olimpiade Paris 2024. Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21917) [PENIPUAN] Agus Salim Bucar Bagikan 10 Juta Bagi yang Like dan Share Video

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 17/08/2024

    Berita

    “ PASTIKAN ANDA FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SETELAH ITU KONFIRMASI KAN JAWABAN ANDA KE NOMOR WHATSAPP KAMI https://Wa[dot]me/6282281365351”

    Narasi dalam video:

    “Hari ini saya berjanji saya Agus Salim Bucar dan Ratu Glow membagikan hadiah siapa saja yang pencet love dan tanda panah akan saya transfer 10.000.000 ini benar bukan hoax bukan untuk konten saya akan buktikan sekarang."

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video dari Agus Salim Bucar, pengusaha kosmetik ternama asal Sulawesi Selatan, yang menyebut akan membagikan hadiah kepada siapa saja like dan share video yang beredar di Facebook pada 2 Agustus 2024 melalui akun bernama Dewi Rosalina. Dalam komentar postingan tersebut disebutkan untuk mengkonfirmasi hadiah ke nomor WhatsApp yang tertera.

    Penelusuran untuk menemukan sumber pertama video tersebut dengan Google Lens, ditemukan video asli yang diunggah di TikTok pada 23 Juni 2024. Dalam video tersebut Agus Salim Bucar tidak menyebut akan membagikan hadiah 10 juta, ia mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah hadir dalam acara bagi-bagi sembakonya.

    Audio dari video tersebut telah dimanipulasi dengan buatan AI. Hasil identifikasi suara AI melalui elevenlabs.io ditemukan bahwa audio tersebut memiliki probabilitas buatan AI sebesar 98%.

    Postingan semacam ini dapat berpotensi sebagai penipuan, ciri-cirinya ialah calon korban dimintai untuk menghubungi penipu secara langsung melalui pesan WhatsApp yang bersifat private. Masyarakat juga dihimbau untuk tidak mengikuti instruksi yang diberikan dan tidak memberikan data pribadi yang bersifat rahasia agar tidak menjadi korban.

    Dengan demikian, Agus Salim Bucar bagikan 10 juta bagi yang like dan share postingan adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Faktanya audio dalam video tersebut telah dimanipulasi dengan suara buatan AI. Dalam video asli Agus Salim Bucar menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah hadir dalam acara bagi-bagi sembakonya.

    Rujukan