SEBUAH video beredar di Facebook [arsip] dengan klaim bahwa anak DN Aidit berada di balik kerusuhan demonstrasi akhir Agustus 2025.
Video itu menampilkan seorang pria dikelilingi sejumlah orang berpakaian hitam, sedang menjawab pertanyaan jurnalis. Pria di tengah disebut sebagai Idham Aidit, putra mantan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia 1951-1966. Dalam video, ia menyebut nama Prabowo Subianto yang menolak hasil Pemilu.
Namun, benarkah anak DN Aidit yang menjadi dalang kerusuhan dalam rangkaian demonstrasi akhir Agustus 2025?
(GFD-2025-29353) Keliru: Anak DN Aidit Dalang Kerusuhan Demonstrasi Agustus 2025
Sumber:Tanggal publish: 01/10/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu dengan pencarian gambar terbalik dan membandingkan narasinya dengan informasi dari sumber kredibel. Hasilnya, pria dalam video tersebut bukan Idhan Aidit, putra DN Aidit.
Video serupa sebelumnya pernah tayang di kanal YouTube sayed junaidi rizaldi [arsip] pada 29 Mei 2019. Pria yang diklaim anak DN Aidit itu adalah Benny Rhamdani, pendukung Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.
Video itu sebenarnya terkait Pemilu 2019. Saat itu, kemenangan Jokowi ditolak kubu Prabowo dan massa pendukungnya menggelar aksi di depan Bawaslu yang berakhir ricuh. Benny bersama Rembuk Nasional Aktivis 98 menuding Prabowo berada di balik kerusuhan.
Metro TV pada 2019 juga menayangkan Benny dan rekan-rekannya dari kelompok Rembug Aktivis 98 melaporkan Prabowo, Amien Rais dan Titiek Soeharto ke Bareskrim Polri. Benny menuding mereka aktor di balik kerusuhan 21-22 Mei 2019.
Menurut Jawa Pos, DN Aidit tidak memiliki anak bernama Idham Aidit. Anak-anak Aidit adalah Ibarruri Putri Alam, Ilya, Iwan, Ilham, dan Irfan. Irfan telah wafat, sementara selain Ilham, semuanya kini berkewarganegaraan lain.
Video serupa sebelumnya pernah tayang di kanal YouTube sayed junaidi rizaldi [arsip] pada 29 Mei 2019. Pria yang diklaim anak DN Aidit itu adalah Benny Rhamdani, pendukung Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.
Video itu sebenarnya terkait Pemilu 2019. Saat itu, kemenangan Jokowi ditolak kubu Prabowo dan massa pendukungnya menggelar aksi di depan Bawaslu yang berakhir ricuh. Benny bersama Rembuk Nasional Aktivis 98 menuding Prabowo berada di balik kerusuhan.
Metro TV pada 2019 juga menayangkan Benny dan rekan-rekannya dari kelompok Rembug Aktivis 98 melaporkan Prabowo, Amien Rais dan Titiek Soeharto ke Bareskrim Polri. Benny menuding mereka aktor di balik kerusuhan 21-22 Mei 2019.
Menurut Jawa Pos, DN Aidit tidak memiliki anak bernama Idham Aidit. Anak-anak Aidit adalah Ibarruri Putri Alam, Ilya, Iwan, Ilham, dan Irfan. Irfan telah wafat, sementara selain Ilham, semuanya kini berkewarganegaraan lain.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan, klaim bahwa anak DN Aidit menjadi dalang kerusuhan demonstrasi akhir Agustus 2025 adalah keliru.
Rujukan
- https://www.facebook.com/ersuparjo/videos/780958521387183/
- https://perma.cc/V2VY-CNZ8
- https://www.youtube.com/watch?v=LLGMX3svLFQ
- https://archive.is/izbdz
- https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=1ZPZmqpHym0
- https://www.jawapos.com/humaniora/01134705/ilham-aidit-ungkap-kehidupan-3-saudaranya-di-luar-negeri
(GFD-2025-29352) Keliru: Video Polisi Cegah Warga Penunggak Pajak Kendaraan Membeli BBM Bersubsidi
Sumber:Tanggal publish: 01/10/2025
Berita
SEBUAH video beredar di X dan Instagram [arsip] dengan klaim suasana penjagaan stasiun pengisian bahan bakar umum untuk membatasi pembelian BBM bersubsidi.
Rekaman itu memperlihatkan sejumlah polisi berjaga di SPBU. Narasi yang menyebar menyebut aparat melarang warga yang menunggak pajak kendaraan bermotor membeli BBM bersubsidi. “Rakyat dipersulit lagi. Kendaraan mati pajak tidak boleh isi BBM,” begitu isi klaimnya.
Namun, benarkah polisi memeriksa pajak kendaraan sebelum pengisian BBM?
Rekaman itu memperlihatkan sejumlah polisi berjaga di SPBU. Narasi yang menyebar menyebut aparat melarang warga yang menunggak pajak kendaraan bermotor membeli BBM bersubsidi. “Rakyat dipersulit lagi. Kendaraan mati pajak tidak boleh isi BBM,” begitu isi klaimnya.
Namun, benarkah polisi memeriksa pajak kendaraan sebelum pengisian BBM?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu lewat pencarian gambar terbalik, penelusuran lokasi dengan Google Street View, dan perbandingan dengan sumber kredibel. Hasilnya, polisi berjaga bukan untuk membatasi pembelian BBM berdasarkan pajak kendaraan.
Foto serupa pernah dimuat Batarapos.com pada 29 Mei 2025. Lokasi SPBU berada di Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Anggota polisi yang ada pada gambar juga berasal dari Polsek Mangkutana. Saat itu, mereka sedang menertibkan antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM. Mereka dilibatkan karena warga tak tertib dan sebagian menggunakan tangki rakitan berkapasitas besar.
Penelusuran menggunakan Google Street View menemukan kesamaan bangunan dalam video dengan SPBU Tomoni di Kecamatan Mangkutana. Temuan ini sesuai dengan artikel Batarapos.com sebelumnya.
Melansir Antara, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Dekananto Eko Purwono membantah polisi membatasi pembelian BBM berdasarkan pajak kendaraan. Ia menegaskan pemerintah pusat belum memberlakukan aturan semacam itu. “Silakan isi BBM, tidak ada larangan seperti itu,” ujarnya pada Jumat, 26 September 2025.
Pertamina melalui akun Instagram juga menegaskan kabar bahwa kendaraan mati pajak dilarang mengisi BBM di SPBU adalah tidak benar.
Sementara Humas Polres Luwu Timur melalui pesan di Instagram turut menyatakan bahwa video tersebut tidak benar karena narasi dan suara diubah. “Video (versi) asli menampilkan personel sedang melakukan pengamanan dan pengaturan antrean di SPBU,” tulisnya kepada Tempo, 1 Oktober 2025.
Foto serupa pernah dimuat Batarapos.com pada 29 Mei 2025. Lokasi SPBU berada di Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Anggota polisi yang ada pada gambar juga berasal dari Polsek Mangkutana. Saat itu, mereka sedang menertibkan antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM. Mereka dilibatkan karena warga tak tertib dan sebagian menggunakan tangki rakitan berkapasitas besar.
Penelusuran menggunakan Google Street View menemukan kesamaan bangunan dalam video dengan SPBU Tomoni di Kecamatan Mangkutana. Temuan ini sesuai dengan artikel Batarapos.com sebelumnya.
Melansir Antara, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Dekananto Eko Purwono membantah polisi membatasi pembelian BBM berdasarkan pajak kendaraan. Ia menegaskan pemerintah pusat belum memberlakukan aturan semacam itu. “Silakan isi BBM, tidak ada larangan seperti itu,” ujarnya pada Jumat, 26 September 2025.
Pertamina melalui akun Instagram juga menegaskan kabar bahwa kendaraan mati pajak dilarang mengisi BBM di SPBU adalah tidak benar.
Sementara Humas Polres Luwu Timur melalui pesan di Instagram turut menyatakan bahwa video tersebut tidak benar karena narasi dan suara diubah. “Video (versi) asli menampilkan personel sedang melakukan pengamanan dan pengaturan antrean di SPBU,” tulisnya kepada Tempo, 1 Oktober 2025.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan klaim bahwa video polisi memeriksa pajak kendaraan sebelum membeli BBM di SPBU adalah keliru.
Rujukan
- https://x.com/sciteai/status/1970775913223827492?t=sW2D234U9rDGy-pZP-7RUw&s=08
- https://www.instagram.com/reel/DO-IGt5D7-p/?utm_source=ig_embed&ig_rid=6fc83baa-c910-415d-9b90-ba3d54783d0e
- https://perma.cc/HB53-VTTD
- https://batarapos.com/polsek-mangkutana-rutin-lakukan-penertiban-antrean-kendaraan-di-spbu-lopi-dan-tomoni/
- https://www.google.com/maps/place/SPBU+Tomoni/@-2.5067494,120.8061275,3a,75y,12.46h,95.16t/data=!3m7!1e1!3m5!1sbS8IHPnf0XDhm6WfSDRKuA!2e0!6s
- https:%2F%2Fstreetviewpixels-pa.googleapis.com%2Fv1%2Fthumbnail%3Fcb_client%3Dmaps_sv.tactile%26w%3D900%26h%3D600%26pitch%3D-5.163007207079602%26panoid%3DbS8IHPnf0XDhm6WfSDRKuA%26yaw%3D12.459103358546201!7i16384!8i8192!4m11!1m2!2m1!1sspbu+lopi+mangkutana!3m7!1s0x2d91b21f87feb7f3:0x6d74aba31b1d2a9e!8m2!3d-2.5065187!4d120.8061214!10e5!15sChRzcGJ1IGxvcGkgbWFuZ2t1dGFuYVoWIhRzcGJ1IGxvcGkgbWFuZ2t1dGFuYZIBC2dhc19zdGF0aW9umgEkQ2hkRFNVaE5NRzluUzBWSlEwRm5TVVF5T0U4Mk5uUlJSUkFCqgFNEAEqDSIJc3BidSBsb3BpKCYyIBABIhwqbE58JVGiNByqRCVVa12dh9DSyhDENGsUFoIQMhgQAiIUc3BidSBsb3BpIG1hbmdrdXRhbmHgAQD6AQQIABAS!16s%2Fg%2F11cnknd9cp?entry=ttu&g_ep=EgoyMDI1MDkyNC4wIKXMDSoASAFQAw%3D%3D
- http://batarapos.com
- https://www.antaranews.com/berita/5136433/polda-bantah-informasi-tak-bisa-isi-bbm-jika-pajak-nonaktif
- https://www.instagram.com/stories/highlights/18079613404807789/
- https://www.instagram.com/humaspolresluwutimur/?hl=en
(GFD-2025-29351) Keliru: Riset Dugem Bikin Hidup Lebih Lama
Sumber:Tanggal publish: 30/09/2025
Berita
UNGGAHAN di Instagram [arsip] menyebut penggemar clubbing atau dugem bisa hidup 5-7 tahun lebih lama. Klaim itu dikaitkan dengan riset di Eropa terhadap 7.500 orang dewasa selama 12 tahun. Pengunjung klub disebut punya kadar kortisol 23 persen lebih rendah, variabilitas detak jantung 31 persen lebih tinggi, dan skor interaksi sosial 40 persen lebih baik sehingga dianggap berpengaruh pada umur panjang.
Benarkah ada riset di Eropa yang membuktikan orang gemar dugem hidup lebih lama dibanding mereka yang tidak?
Benarkah ada riset di Eropa yang membuktikan orang gemar dugem hidup lebih lama dibanding mereka yang tidak?
Hasil Cek Fakta
Tempo menelusuri klaim manfaat kesehatan dari clubbing dengan mesin pencari Google, mewawancarai dokter, dan memeriksa jurnal-jurnal kredibel. Hasilnya tidak ditemukan jurnal ilmiah atau penelitian di Eropa yang mendukung klaim tersebut.
Klaim tentang dugem yang disebut bisa memperpanjang umur beredar luas di Instagram dan Facebook tanpa menyertakan jurnal, penulis, atau institusi yang jelas. Dari penelusuran Tempo, klaim itu pertama kali muncul di akun Instagram @WorldHouseCommunity pada 17 Juni 2025. Akun itu mengunggah foto dengan mengutip “penelitian baru dari European Society of Lifestyle Medicine".
Namun, organisasi bernama European Society of Lifestyle Medicine tidak pernah ada. Yang ada hanya European Lifestyle Medicine Organization (ELMO) dan European Lifestyle Medicine Council (ELMC), tapi keduanya tidak pernah meneliti soal clubbing.
Akun @WorldHouseCommunity sendiri punya rekam jejak menyebarkan klaim kesehatan palsu terkait musik dan dugem. Selain “dugem memperpanjang umur,” akun ini juga pernah mengunggah narasi soal “pasangan yang pergi dugem lebih awet” hingga “house music memperlambat penuaan.”
Manfaat Interaksi Sosial
Berbagai studi menunjukkan interaksi sosial yang kuat berhubungan dengan penurunan risiko kematian. Namun, tidak ada penelitian yang menjadikan dugem sebagai faktor umur panjang meski aktivitas itu melibatkan interaksi sosial.
Meta-analisis di jurnal PLOS Medicine atas 308.849 partisipan menemukan, orang dengan hubungan sosial lebih kuat memiliki peluang hidup 50 persen lebih tinggi dibanding mereka yang lemah hubungannya.
Dikutip dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, studi besar di Cina pada 2023 dengan lebih dari 28 ribu partisipan berusia rata-rata 89 tahun juga membuktikan, semakin sering orang bersosialisasi, semakin lama mereka hidup. Semua kelompok yang bersosialisasi hidup lebih lama dibanding mereka yang sama sekali tidak melakukannya.
Riset terhadap populasi berusia panjang di Pulau Sardinia, Italia, memperlihatkan bahwa ikatan keluarga dan teman yang erat, ditambah aktivitas fisik, berkontribusi pada umur panjang. Lisa Berkman, Direktur Harvard Center for Population and Development Studies, menegaskan stres akibat isolasi bisa melemahkan kekebalan tubuh dan membuat orang lebih rentan terhadap penyakit menular.
Adapun riset soal dugem hanya menyebut manfaat dalam bentuk conscious clubbing, yakni aktivitas tanpa alkohol dan narkoba. Studi tahun 2022 menemukan, conscious clubbing dapat meningkatkan kesehatan, membantu pemulihan dari ketergantungan zat dan trauma, serta memberi rasa makna dan kebersamaan bagi komunitasnya.
Koneksi Sosial Berbeda dengan Clubbing atau Dugem
Clubbing atau dugem tidak bisa dikategorikan sebagai bentuk interaksi sosial bermakna yang membuat orang panjang umur. Sebab, mencari koneksi sosial di kehidupan malam dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental, di antaranya kemungkinan peningkatan penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Windy Tiandini, mengatakan bahwa secara fisik, clubbing kerap melibatkan begadang, yang berarti membuat seseorang beraktivitas pada waktu seharusnya tidur. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dan kurang istirahat, yang menghambat proses regenerasi dan penyembuhan sel-sel tubuh yang seharusnya terjadi saat tidur. “Sering begadang berarti hormon stres dan gula darah akan meningkat, yang membuat seseorang lebih mudah sakit karena kurang tidur dan tidak segar di pagi hari,” ujarnya.
Secara mental, kurang tidur yang diakibatkan oleh clubbing juga bisa menjadi gejala atau awal dari gangguan jiwa. Ketika kesehatan mental terganggu, sulit untuk mencapai kehidupan yang panjang dan sehat. “Nah, kalau sudah ada gangguan terhadap kesehatan mentalnya, bagaimana kita mau bisa hidup panjang?” kata dia.
Klaim tentang dugem yang disebut bisa memperpanjang umur beredar luas di Instagram dan Facebook tanpa menyertakan jurnal, penulis, atau institusi yang jelas. Dari penelusuran Tempo, klaim itu pertama kali muncul di akun Instagram @WorldHouseCommunity pada 17 Juni 2025. Akun itu mengunggah foto dengan mengutip “penelitian baru dari European Society of Lifestyle Medicine".
Namun, organisasi bernama European Society of Lifestyle Medicine tidak pernah ada. Yang ada hanya European Lifestyle Medicine Organization (ELMO) dan European Lifestyle Medicine Council (ELMC), tapi keduanya tidak pernah meneliti soal clubbing.
Akun @WorldHouseCommunity sendiri punya rekam jejak menyebarkan klaim kesehatan palsu terkait musik dan dugem. Selain “dugem memperpanjang umur,” akun ini juga pernah mengunggah narasi soal “pasangan yang pergi dugem lebih awet” hingga “house music memperlambat penuaan.”
Manfaat Interaksi Sosial
Berbagai studi menunjukkan interaksi sosial yang kuat berhubungan dengan penurunan risiko kematian. Namun, tidak ada penelitian yang menjadikan dugem sebagai faktor umur panjang meski aktivitas itu melibatkan interaksi sosial.
Meta-analisis di jurnal PLOS Medicine atas 308.849 partisipan menemukan, orang dengan hubungan sosial lebih kuat memiliki peluang hidup 50 persen lebih tinggi dibanding mereka yang lemah hubungannya.
Dikutip dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, studi besar di Cina pada 2023 dengan lebih dari 28 ribu partisipan berusia rata-rata 89 tahun juga membuktikan, semakin sering orang bersosialisasi, semakin lama mereka hidup. Semua kelompok yang bersosialisasi hidup lebih lama dibanding mereka yang sama sekali tidak melakukannya.
Riset terhadap populasi berusia panjang di Pulau Sardinia, Italia, memperlihatkan bahwa ikatan keluarga dan teman yang erat, ditambah aktivitas fisik, berkontribusi pada umur panjang. Lisa Berkman, Direktur Harvard Center for Population and Development Studies, menegaskan stres akibat isolasi bisa melemahkan kekebalan tubuh dan membuat orang lebih rentan terhadap penyakit menular.
Adapun riset soal dugem hanya menyebut manfaat dalam bentuk conscious clubbing, yakni aktivitas tanpa alkohol dan narkoba. Studi tahun 2022 menemukan, conscious clubbing dapat meningkatkan kesehatan, membantu pemulihan dari ketergantungan zat dan trauma, serta memberi rasa makna dan kebersamaan bagi komunitasnya.
Koneksi Sosial Berbeda dengan Clubbing atau Dugem
Clubbing atau dugem tidak bisa dikategorikan sebagai bentuk interaksi sosial bermakna yang membuat orang panjang umur. Sebab, mencari koneksi sosial di kehidupan malam dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental, di antaranya kemungkinan peningkatan penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Windy Tiandini, mengatakan bahwa secara fisik, clubbing kerap melibatkan begadang, yang berarti membuat seseorang beraktivitas pada waktu seharusnya tidur. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dan kurang istirahat, yang menghambat proses regenerasi dan penyembuhan sel-sel tubuh yang seharusnya terjadi saat tidur. “Sering begadang berarti hormon stres dan gula darah akan meningkat, yang membuat seseorang lebih mudah sakit karena kurang tidur dan tidak segar di pagi hari,” ujarnya.
Secara mental, kurang tidur yang diakibatkan oleh clubbing juga bisa menjadi gejala atau awal dari gangguan jiwa. Ketika kesehatan mental terganggu, sulit untuk mencapai kehidupan yang panjang dan sehat. “Nah, kalau sudah ada gangguan terhadap kesehatan mentalnya, bagaimana kita mau bisa hidup panjang?” kata dia.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran Tempo, klaim bahwa harapan hidup para penggemar clubbing atau disebut “dugem” (dunia gemerlap) diproyeksikan 5-7 tahun lebih panjang adalah keliru.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/DOni4UDD1LI/?utm_source=ig_embed&ig_rid=e6875235-9c2a-46d9-b88b-900e3dbccf96
- https://perma.cc/CG43-SRMA
- https://www.instagram.com/p/DLAmWvKuEFV/
- https://www.eulm.org/
- https://www.europeanlmc.org/
- https://journals.plos.org/plosmedicine/article?id=10.1371/journal.pmed.1000316
- https://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/even-a-little-socializing-is-linked-to-longevity
- https://www.uu.nl/sites/default/files/articlestopicskeynotes.pdf
- https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/10497323221116804
(GFD-2025-29350) Sebagian Benar: Dua Pilot AS Diborgol karena Menolak Terbangkan Pesawat ke Israel
Sumber:Tanggal publish: 30/09/2025
Berita
SEBUAH video dengan klaim bahwa dua pilot Amerika Serikat (AS) ditangkap karena menolak menerbangkan pesawat yang membawa senjata ke Israel, beredar di Instagram [arsip] pada 22 September 2025.
Video itu menampilkan dua pilot diborgol polisi setelah disebut menolak membawa pesawat berisi senjata ke Israel. Unggahan ini beredar di tengah agresi Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Namun, benarkah klaim soal dua pilot Amerika Serikat yang menolak terbangkan pesawat ke Israel?
Video itu menampilkan dua pilot diborgol polisi setelah disebut menolak membawa pesawat berisi senjata ke Israel. Unggahan ini beredar di tengah agresi Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Namun, benarkah klaim soal dua pilot Amerika Serikat yang menolak terbangkan pesawat ke Israel?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu lewat pencarian gambar terbalik Google dan sumber kredibel. Video tersebut memang memperlihatkan dua orang diborgol di Amerika Serikat, tetapi mereka bukan pilot, melainkan veteran militer.
Keduanya ditangkap bukan karena menolak menerbangkan pesawat ke Gaza, melainkan karena memprotes anggota Senat AS atas keterlibatan mereka dalam genosida di Gaza.
Video identik diunggah kanal DawnNews English pada 4 September 2025 dengan judul US Army Veterans Escorted Out of Senate Hearing For Protesting Gaza Genocide. Kanal The New Arab juga merilis video serupa berjudul US Army veterans arrested after disrupting Senate hearing over Gaza genocide pada hari yang sama.
Dua veteran tersebut bernama Anthony Aguilar dan Josephine Guilbeau. Mereka ditangkap di Washington setelah menginterupsi sidang Senat Urusan Luar Negeri. Mereka melontarkan pernyataan bahwa anggota senat mendukung genosida Israel di Gaza.
Anthony Aguilar adalah pensiunan baret hijau sekaligus whistleblower. Ia pernah menyalurkan bantuan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung Amerika, serta mendokumentasikan pelanggaran yang dilakukan personel AS dan Israel.
Saat petugas menyeretnya keluar dari ruang sidang bersama Guilbeau, Aguilar berteriak, “Ada genosida. Kalian semua terlibat.” Meski dihalangi kembali, mereka terus meneriakkan pendapat mereka.
Situs Democracynow.org melaporkan dua veteran militer AS, Josephine Guilbeau dan Anthony Aguilar, dikeluarkan dari sidang Senat pada Rabu, 3 September 2025. Guilbeau merupakan mantan perwira intelijen. Sedangkan, Aguilar adalah pensiunan baret hijau yang pernah bekerja sebagai kontraktor keamanan Yayasan Kemanusiaan Gaza. Organisasi itu didukung militer AS dan Israel sebelum ia membocorkan serangan mematikan terhadap warga Palestina yang mencari bantuan makanan.
Dalam video wawancara yang diunggah Democracynow.org pada 29 Juli 2025, Anthony Aguilar menyebut lebih dari 1.000 warga Palestina tewas saat mencari bantuan di lokasi distribusi bantuan militer tersebut. Ia juga mengaku menyaksikan tentara bayaran AS dan pasukan Israel menembaki warga kelaparan tanpa pandang bulu.
“Apa yang saya saksikan di Gaza hanya bisa digambarkan sebagai gurun distopia pasca-apokaliptik,” kata Aguilar. “Kami, Amerika Serikat, terlibat. Kami bergandengan tangan dalam kekejaman dan genosida yang sedang terjadi di Gaza.”
Keduanya ditangkap bukan karena menolak menerbangkan pesawat ke Gaza, melainkan karena memprotes anggota Senat AS atas keterlibatan mereka dalam genosida di Gaza.
Video identik diunggah kanal DawnNews English pada 4 September 2025 dengan judul US Army Veterans Escorted Out of Senate Hearing For Protesting Gaza Genocide. Kanal The New Arab juga merilis video serupa berjudul US Army veterans arrested after disrupting Senate hearing over Gaza genocide pada hari yang sama.
Dua veteran tersebut bernama Anthony Aguilar dan Josephine Guilbeau. Mereka ditangkap di Washington setelah menginterupsi sidang Senat Urusan Luar Negeri. Mereka melontarkan pernyataan bahwa anggota senat mendukung genosida Israel di Gaza.
Anthony Aguilar adalah pensiunan baret hijau sekaligus whistleblower. Ia pernah menyalurkan bantuan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung Amerika, serta mendokumentasikan pelanggaran yang dilakukan personel AS dan Israel.
Saat petugas menyeretnya keluar dari ruang sidang bersama Guilbeau, Aguilar berteriak, “Ada genosida. Kalian semua terlibat.” Meski dihalangi kembali, mereka terus meneriakkan pendapat mereka.
Situs Democracynow.org melaporkan dua veteran militer AS, Josephine Guilbeau dan Anthony Aguilar, dikeluarkan dari sidang Senat pada Rabu, 3 September 2025. Guilbeau merupakan mantan perwira intelijen. Sedangkan, Aguilar adalah pensiunan baret hijau yang pernah bekerja sebagai kontraktor keamanan Yayasan Kemanusiaan Gaza. Organisasi itu didukung militer AS dan Israel sebelum ia membocorkan serangan mematikan terhadap warga Palestina yang mencari bantuan makanan.
Dalam video wawancara yang diunggah Democracynow.org pada 29 Juli 2025, Anthony Aguilar menyebut lebih dari 1.000 warga Palestina tewas saat mencari bantuan di lokasi distribusi bantuan militer tersebut. Ia juga mengaku menyaksikan tentara bayaran AS dan pasukan Israel menembaki warga kelaparan tanpa pandang bulu.
“Apa yang saya saksikan di Gaza hanya bisa digambarkan sebagai gurun distopia pasca-apokaliptik,” kata Aguilar. “Kami, Amerika Serikat, terlibat. Kami bergandengan tangan dalam kekejaman dan genosida yang sedang terjadi di Gaza.”
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan klaim dua pilot AS yang menolak menerbangkan pesawat ke Israel adalah sebagian benar.
Video tersebut memang memperlihatkan dua orang Amerika Serikat yang dikeluarkan dari ruangan dengan tangan diborgol, tapi mereka bukan pilot yang menolak menerbangkan pesawat ke Gaza. Keduanya merupakan veteran militer yang ditahan setelah menginterupsi sidang Senat Urusan Luar Negeri karena karena memprotes anggota Senat AS atas keterlibatan mereka dalam genosida di Gaza.
Video tersebut memang memperlihatkan dua orang Amerika Serikat yang dikeluarkan dari ruangan dengan tangan diborgol, tapi mereka bukan pilot yang menolak menerbangkan pesawat ke Gaza. Keduanya merupakan veteran militer yang ditahan setelah menginterupsi sidang Senat Urusan Luar Negeri karena karena memprotes anggota Senat AS atas keterlibatan mereka dalam genosida di Gaza.
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/DO3JjsaEo7J/?utm_source=ig_embed&ig_rid=a6e35cf8-bcc7-4fc0-95aa-a953f045f925
- https://perma.cc/4TB9-XDAV
- https://www.youtube.com/watch?v=s7_Wb7DgzWk
- https://www.youtube.com/shorts/emR7WY4Er9A
- https://www.democracynow.org/2025/9/4/headlines/army_veterans_disrupt_senate_hearing_to_accuse_members_of_complicity_in_gaza_genocide
- https://www.democracynow.org/2025/7/29/anthony_aguilar_ghf_war_crimes /cdn-cgi/l/email-protection#d2b1b7b9b4b3b9a6b392a6b7bfa2bdfcb1bdfcbbb6
Halaman: 40/6733