tirto.id - Pengesahan Revisi Undang-Undang atau RUU TNI jelang akhir Maret lalu memicu gelombang protes dari berbagai kalangan. Aturan ini dikhawatirkan melahirkan kembali praktik dwifungsi ABRI. Sejumlah masyarakat sipil pun serentak menggelar aksi demonstrasi di lebih dari 20 daerah, dari Pulau Jawa sampai Kalimantan.
Kerasnya respons publik terhadap UU TNI ini turut memunculkan asumsi-asumsi liar, salah satunya terkait penggerak demonstrasi. Di media sosial, akun TikTok dengan nama “herryco_baladKDM” (arsip) menyebarkan video orasi dengan klaim bahwa PDI Perjuangan menjadi salah satu aktor penggerak aksi massa di balik demo RUU TNI.
Klip itu berdurasi 20 detik dan menampilkan sosok politisi PDIP, Adian Napitupulu sedang berorasi. Di dalam video terdapat keterangan teks dengan narasi yang menyebut kader PDIP dibalik demonstrasi RUU TNI.
“Merdeka! Merdeka! Bapak-bapak, ibu-ibu, kawan-kawan seperjuangan semuanya, terima kasih sudah menunggu dengan setia dari tadi pagi. Tentunya ini menunjukkan pada pak sekjen kita, bahwa dia tidak sendirian,” kata Adian yang terlihat menggunakan pengeras suara.
Dalam video juga terdapat teks di bagian atas, yang menyebut kalau Adian akan mengerahkan demo mahasiswa lebih banyak lagi.
Video yang diunggah Kamis (27/3/2025) ini sudah disimpan oleh 22 orang per Kamis (10/4/2025). Impresinya juga tidak sedikit, yakni mencapai 273 likes dengan 151 komentar. Akun TikTok lain diketahui membagikan cuplikan dengan narasi serupa, seperti bisa dilihat di sini (arsip) dan di sini (arsip).
Lantas, bagaimana konteks asli video yang berseliweran?
(GFD-2025-26451) Video Orasi PDIP Diklaim Berhubungan dengan Demo RUU TNI
Sumber:Tanggal publish: 10/04/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk mengecek asal muasal rekaman, Tim Riset Tirto mencoba melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “Adian Napitupulu orasi PDIP”. Dari situ kami menemukan sejumlah klip identik dari beberapa angle.
Hasil pencarian teratas mengarahkan ke video berikut dari kanal YouTube Kompas TV, pada Jumat (21/2/2025). Berdasar keterangan deskiripsi video, disebutkan Adian melakukan orasi didepan para anggota PDI Perjuangan usai Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Video tersebut diambil pada Kamis (20/2/2025).
Dalam rekaman aslinya, Adian mengatakan kepada para kader hingga simpatisan PDIP agar menunggu arahan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri usai penahanan Hasto. Sepanjang video, tidak ada pernyataan Adian soal demo RUU TNI.
Pengambilan rekaman Adian orasi dari angle lain juga bisa dilihat di siaran YouTubeViva.co.id berikut.
“Kita ingin katakan kepada semua orang, musuh kita bukan KPK, musuh kita bukan polisi, musuh kita bukan tentara bukan siapa-siapa, musuh utama kita ketidakadilan yang bisa menjelma dalam berbagai bentuk orang,” kata Adian dalam klip asli. Bagian tersebut dipotong di video yang tersebar di media sosial.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa video yang beredar diberi narasi yang tidak sesuai dengan konteks aslinya.
Mengenai sikap PDIP terhadap RUU TNI, Megawati pernah secara tegas mengkritik rencana revisi UU TNI dan Polri. Menukil Tempo, Megawati menilai revisi UU TNI dan RUU Polri hendak menyetarakan kedua institusi tersebut dan bakal mengembalikan dwifungsi ABRI.
Padahal, kata Megawati, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengeluarkan Ketetapan (Tap) MPR Nomor 6/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri. la pun lantas tegas menolak revisi tersebut.
Meski kemudian, PDIP kemudian mendukung pengesahan revisi UU TNI pada 20 Maret 2025 lalu. Ketua DPP PDIP, Puan Maharani pun menjelaskan UU TNI saat ini mengedepankan supremasi sipil dan menjunjung demokrasi. Dia mengeklaim bahwa UU TNI sesuai dengan aturan perundang-undangan di Indonesia dan hukum internasional.
Hasil pencarian teratas mengarahkan ke video berikut dari kanal YouTube Kompas TV, pada Jumat (21/2/2025). Berdasar keterangan deskiripsi video, disebutkan Adian melakukan orasi didepan para anggota PDI Perjuangan usai Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Video tersebut diambil pada Kamis (20/2/2025).
Dalam rekaman aslinya, Adian mengatakan kepada para kader hingga simpatisan PDIP agar menunggu arahan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri usai penahanan Hasto. Sepanjang video, tidak ada pernyataan Adian soal demo RUU TNI.
Pengambilan rekaman Adian orasi dari angle lain juga bisa dilihat di siaran YouTubeViva.co.id berikut.
“Kita ingin katakan kepada semua orang, musuh kita bukan KPK, musuh kita bukan polisi, musuh kita bukan tentara bukan siapa-siapa, musuh utama kita ketidakadilan yang bisa menjelma dalam berbagai bentuk orang,” kata Adian dalam klip asli. Bagian tersebut dipotong di video yang tersebar di media sosial.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa video yang beredar diberi narasi yang tidak sesuai dengan konteks aslinya.
Mengenai sikap PDIP terhadap RUU TNI, Megawati pernah secara tegas mengkritik rencana revisi UU TNI dan Polri. Menukil Tempo, Megawati menilai revisi UU TNI dan RUU Polri hendak menyetarakan kedua institusi tersebut dan bakal mengembalikan dwifungsi ABRI.
Padahal, kata Megawati, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengeluarkan Ketetapan (Tap) MPR Nomor 6/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri. la pun lantas tegas menolak revisi tersebut.
Meski kemudian, PDIP kemudian mendukung pengesahan revisi UU TNI pada 20 Maret 2025 lalu. Ketua DPP PDIP, Puan Maharani pun menjelaskan UU TNI saat ini mengedepankan supremasi sipil dan menjunjung demokrasi. Dia mengeklaim bahwa UU TNI sesuai dengan aturan perundang-undangan di Indonesia dan hukum internasional.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, video politisi PDIP, Adian Napitupulu, melakukan orasi yang diklaim berhubungan dengan demo RUU TNI bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Klip itu identik dengan pemberitaan dari sejumlah media pada 21 Februari 2025 lalu. Salah satunya, siaran kanal YouTube Kompas TV, yang menjelaskan kejadian dalam video adalah Adian melakukan orasi usai Sekjen PDIP, Hasto ditahan KPK.
Dalam rekaman aslinya, Adian mengatakan kepada para kader hingga simpatisan PDIP agar menunggu arahan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri usai penahanan Hasto. Sepanjang video, tidak ada pernyataan Adian soal demo RUU TNI.
Klip itu identik dengan pemberitaan dari sejumlah media pada 21 Februari 2025 lalu. Salah satunya, siaran kanal YouTube Kompas TV, yang menjelaskan kejadian dalam video adalah Adian melakukan orasi usai Sekjen PDIP, Hasto ditahan KPK.
Dalam rekaman aslinya, Adian mengatakan kepada para kader hingga simpatisan PDIP agar menunggu arahan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri usai penahanan Hasto. Sepanjang video, tidak ada pernyataan Adian soal demo RUU TNI.
Rujukan
- https://tirto.id/q/ruu-tni-FnW7
- https://tirto.id/unjuk-rasa-tolak-ruu-tni-makin-ramai-jalan-depan-dpr-tersendat-g9Hh
- https://tirto.id/21-lokasi-demo-aksi-kamisan-tolak-ruu-tni-hari-ini-20-maret-g9GA
- https://www.tiktok.com/@herryco_baladkdm/video/7486265953064357125?q=kader%20pdip%20di%20balik%20demo&t=1744258753900
- https://archive.ph/UJtX4
- https://www.tiktok.com/@ponwowo45/video/7486850286334594305?q=kader%20pdip%20di%20balik%20demo&t=1744258753900
- https://archive.ph/7WxV4
- https://www.tiktok.com/@lentera.hati857/video/7486971568883567879?q=kader%20pdip%20di%20balik%20demo&t=1744258753900
- https://archive.ph/ecccc
- https://www.youtube.com/watch?v=LkD2Puhjc0c
- https://www.youtube.com/watch?v=Zy5Y5i44awQ
- https://www.tempo.co/politik/kilas-balik-pdip-tolak-revisi-uu-tni-1221253
- https://tirto.id/puan-sebut-megawati-dukung-revisi-uu-tni-g9Hn
(GFD-2025-26450) Tidak Benar Wamenaker Minta Sumbangan Imbas Kas Negara Kosong
Sumber:Tanggal publish: 10/04/2025
Berita
tirto.id - Di tengah perekonomian Indonesia yang tengah mengalami tekanan, baik dari domestik maupun global, beredar narasi miring yang perlu diperiksa kebenarannya. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, belum lama ini dikabarkan meminta masyarakat menyumbang pemerintah lantaran kas negara kosong.
Narasi ini salah satunya dibagikan oleh akun Facebook bernama “Jack Wilson” (arsip) dengan melampirkan tangkapan layar sebuah artikel. Artikel tersebut berjudul "Wamenkaer Kas Negara kosong Bantulah Pemerintah dalam bentuk sumbangan apapun yang ada" dan diklaim dipublikasikan oleh media CNBC Indonesia pada 26 Maret 2025.
“Ayo warga IQ 58 low quality tolong dibantu pemerintah nih, kas negara lagi kosong !! Sumbangan dlm bentuk apapun pasti diterima. Emas,perak, atau perunggu juga boleh,” tulis akun pengunggah menyertai unggahannya.
Selama 12 hari berseliweran di Facebook, yakni dari Sabtu (29/3/2025) sampai Kamis (10/4/2025), postingan ini sudah memperoleh 147 reaksi emoji, dan 76 komentar. Sejumlah warganet menjejali kolom komentar dengan ungkapan amarah dan olokan.
Tirto menjumpai beberapa akun Facebook lain turut menyebarkan tangkapan layar artikel CNBC dengan narasi serupa, di antaranya akun “Watty’s Suroso” dan “Budi Harjana”.
Namun, benarkah klaim yang disebarkan?
Narasi ini salah satunya dibagikan oleh akun Facebook bernama “Jack Wilson” (arsip) dengan melampirkan tangkapan layar sebuah artikel. Artikel tersebut berjudul "Wamenkaer Kas Negara kosong Bantulah Pemerintah dalam bentuk sumbangan apapun yang ada" dan diklaim dipublikasikan oleh media CNBC Indonesia pada 26 Maret 2025.
“Ayo warga IQ 58 low quality tolong dibantu pemerintah nih, kas negara lagi kosong !! Sumbangan dlm bentuk apapun pasti diterima. Emas,perak, atau perunggu juga boleh,” tulis akun pengunggah menyertai unggahannya.
Selama 12 hari berseliweran di Facebook, yakni dari Sabtu (29/3/2025) sampai Kamis (10/4/2025), postingan ini sudah memperoleh 147 reaksi emoji, dan 76 komentar. Sejumlah warganet menjejali kolom komentar dengan ungkapan amarah dan olokan.
Tirto menjumpai beberapa akun Facebook lain turut menyebarkan tangkapan layar artikel CNBC dengan narasi serupa, di antaranya akun “Watty’s Suroso” dan “Budi Harjana”.
Namun, benarkah klaim yang disebarkan?
Hasil Cek Fakta
Tim Riset Tirto mula-mula mencari tahu sumber artikel CNBC Indonesia yang dicatut dalam unggahan. Dengan menggunakan teknik pencarian gambar terbalik lewat Google Image, kami menemukan artikel CNBC dengan tanggal terbit dan penulis yang sama, judulnya “Wamenaker Kibarkan Bendera Perang Berantas Ormas Tukang Palak”.
Tirto tidak menjumpai adanya artikel CNBC Indonesia dengan judul seperti yang terlampir dalam unggahan, saat melakukan penelusuran di kolom pencarian laman media tersebut. Itu artinya, tajuk artikel tersebut telah disunting dan disesuaikan dengan isu yang dibingkai. Dalam artikel aslinya pun tak ada pembahasan mengenai kas negara atau pun permintaan sumbangan dari pemerintah kepada rakyat.
Wamenaker, Noel, dalam laporan asli menyatakan sikap tegas terhadap aksi premanisme yang dilakukan oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang memalak para pengusaha. Hal itu lantaran tindakan pemalakan bisa merugikan dunia usaha dan menghambat iklim investasi.
Kata Noel, pemerintah akan berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk mencari solusi dan menindak tegas ormas-ormas yang melakukan intimidasi atau pemerasan terhadap pelaku usaha.
"Kalau masalah ini tidak segera ditanggulangi, akan mengganggu penyediaan lapangan kerja. Imbauan dan definisi masalah sudah cukup, saatnya aksi nyata pemberantasan," kata Noel dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip CNBC, Rabu (26/3/2024).
Saat Tirto melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “Wamenaker minta sumbangan karena kas negara kosong”, kami pun tak menemukan pemberitaan kredibel yang mengonfirmasi klaim. Narasi ini justru telah dinyatakan tidak benar pula oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Menyoal kas negara, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan efisiensi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp306,69 triliun. Dari total efisiensi itu, sebanyak Rp256,10 triliun berasal dari anggaran belanja Kementerian/Lembaga (K/L), sementara Rp50,59 triliun dari transfer ke daerah (TKD).
Arahan tersebut tercantum dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2025 dan ditegaskan dalam Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025.
Namun, tak ada keterangan resmi dari pemerintah bahwa rakyat perlu menyumbang uang karena pemerintah kekurangan dana.
Tirto tidak menjumpai adanya artikel CNBC Indonesia dengan judul seperti yang terlampir dalam unggahan, saat melakukan penelusuran di kolom pencarian laman media tersebut. Itu artinya, tajuk artikel tersebut telah disunting dan disesuaikan dengan isu yang dibingkai. Dalam artikel aslinya pun tak ada pembahasan mengenai kas negara atau pun permintaan sumbangan dari pemerintah kepada rakyat.
Wamenaker, Noel, dalam laporan asli menyatakan sikap tegas terhadap aksi premanisme yang dilakukan oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang memalak para pengusaha. Hal itu lantaran tindakan pemalakan bisa merugikan dunia usaha dan menghambat iklim investasi.
Kata Noel, pemerintah akan berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk mencari solusi dan menindak tegas ormas-ormas yang melakukan intimidasi atau pemerasan terhadap pelaku usaha.
"Kalau masalah ini tidak segera ditanggulangi, akan mengganggu penyediaan lapangan kerja. Imbauan dan definisi masalah sudah cukup, saatnya aksi nyata pemberantasan," kata Noel dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip CNBC, Rabu (26/3/2024).
Saat Tirto melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “Wamenaker minta sumbangan karena kas negara kosong”, kami pun tak menemukan pemberitaan kredibel yang mengonfirmasi klaim. Narasi ini justru telah dinyatakan tidak benar pula oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Menyoal kas negara, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan efisiensi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp306,69 triliun. Dari total efisiensi itu, sebanyak Rp256,10 triliun berasal dari anggaran belanja Kementerian/Lembaga (K/L), sementara Rp50,59 triliun dari transfer ke daerah (TKD).
Arahan tersebut tercantum dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2025 dan ditegaskan dalam Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025.
Namun, tak ada keterangan resmi dari pemerintah bahwa rakyat perlu menyumbang uang karena pemerintah kekurangan dana.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa tangkapan layar artikel CNBC Indonesia soal Wamenaker minta sumbangan ke rakyat karena kas negara kosong bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Judul artikel asli dari gambar yang beredar yakni “Wamenaker Kibarkan Bendera Perang Berantas Ormas Tukang Palak”. Dalam artikel aslinya tak ada pembahasan mengenai kas negara atau pun permintaan sumbangan dari pemerintah kepada rakyat.
Wamenaker, Noel, dalam laporan asli menyatakan sikap tegas terhadap aksi premanisme yang dilakukan oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang memalak para pengusaha. Narasi yang berseliweran telah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Judul artikel asli dari gambar yang beredar yakni “Wamenaker Kibarkan Bendera Perang Berantas Ormas Tukang Palak”. Dalam artikel aslinya tak ada pembahasan mengenai kas negara atau pun permintaan sumbangan dari pemerintah kepada rakyat.
Wamenaker, Noel, dalam laporan asli menyatakan sikap tegas terhadap aksi premanisme yang dilakukan oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang memalak para pengusaha. Narasi yang berseliweran telah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Rujukan
- https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid028xBvUK7fpLYBPAgxDK3Djokh7e6Ndqk7mq2TN1Rtix4hVLqfeUq5d7bBS8EKp3Pzl&id=100088005316804&rdid=rup4FI6ievB5MTRR
- https://ghostarchive.org/archive/iJKuP
- https://web.facebook.com/wattys.suroso/posts/pfbid02DbcPHXgmwkbXbf9R82KaRioMfrPava7bSiP6Li3LCb7xxZcB7uMR25civtaY7F6Dl?rdid=N1zSFgv8iM2BiMX2
- https://web.facebook.com/budi.harjana/posts/pfbid02J4z41dYQyxRUkTHsiWngJhYVrnc7SDRokzGCasTASUCyMdfGK8znVKBZ8gumV17Bl?_rdc=1&_rdr
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20250326115833-4-621856/wamenaker-kibarkan-bendera-perang-berantas-ormas-tukang-palak
- https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-artikel-cnbc-sebut-wamenaker-minta-masyarakat-sumbangan-karena-kas-kosong
- https://tirto.id/sri-mulyani-tegaskan-efisiensi-apbn-2025-tetap-rp30669-triliun-g8jN
(GFD-2025-26449) [KLARIFIKASI] Video Prabowo Peringatkan Media Berhati-hati Terjadi 2019, Bukan 2025
Sumber:Tanggal publish: 10/04/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video menghadirkan narasi yang menyebut Presiden Prabowo Subianto mengancam media massa dengan cara memperingatkan insan pers untuk berhati-hati.
Menurut Prabowo, ia mencatat apa yang dilakukan oleh media. Unggahan itu menarasikan bahwa Prabowo mengancam kebebasan pers.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut perlu diluruskan. Video itu diambil pada 2019 sebelum Prabowo menjadi presiden.
Narasi yang mengeklaim Presiden Prabowo memperingatkan media massa untuk berhati-hati muncul pada akhir Maret 2025, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini dan Threads ini.
Dalam video Prabowo mengatakan:
"Para media hati-hati, kami mencatat kelakuan-kelakuanmu satu-satu".
Kemudian terdapat keterangan teks sebagai berikut:
PRABOWO PENDENDAM, KASAR, NGAMUKAN
PRABOWO ANCAM MEDIA
PRABOWO AKAN MENJADI PRESIDEN DIKTATOR
KEBEBASAN PERS TERANCAM, DEMOKRASI AKAN MATI
Akun Facebook Tangkapan layar Fcebook narasi yang mengeklaim Prabowo peringatkan media untuk berhati-hati
Menurut Prabowo, ia mencatat apa yang dilakukan oleh media. Unggahan itu menarasikan bahwa Prabowo mengancam kebebasan pers.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut perlu diluruskan. Video itu diambil pada 2019 sebelum Prabowo menjadi presiden.
Narasi yang mengeklaim Presiden Prabowo memperingatkan media massa untuk berhati-hati muncul pada akhir Maret 2025, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini dan Threads ini.
Dalam video Prabowo mengatakan:
"Para media hati-hati, kami mencatat kelakuan-kelakuanmu satu-satu".
Kemudian terdapat keterangan teks sebagai berikut:
PRABOWO PENDENDAM, KASAR, NGAMUKAN
PRABOWO ANCAM MEDIA
PRABOWO AKAN MENJADI PRESIDEN DIKTATOR
KEBEBASAN PERS TERANCAM, DEMOKRASI AKAN MATI
Akun Facebook Tangkapan layar Fcebook narasi yang mengeklaim Prabowo peringatkan media untuk berhati-hati
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video Prabowo tersebut menggunakan Google Lens.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini. Video itu diambil pada 2019 sebelum Prabowo menjadi presiden.
Diberitakan Kompas.com, Prabowo melontarkan pernyataan itu saat menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat pada 1 Mei 2019.
Saat itu, Prabowo yang maju sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden 2019 mengatakan bahwa media sebagai pihak yang ikut merusak demokrasi.
"Para media, hati-hati, kami mencatat kelakuan-kelakuanmu satu-satu," kata Prabowo yang langsung disambut riuh pada buruh.
"Kami bukan kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau yah. Hati-hati kau, suara rakyat adalah suara Tuhan," sambung Prabowo.
Hal itu disampaikan Prabowo setelah ia menyampaikan bahwa kebohongan, kecurangan, kekayaan Indonesia yang diambil, serta penindasan terhadap rakyat harus disudahi.
Setelah resmi dinyatakan terpilih sebagai presiden, Prabowo berkomitmen terhadap kebebasan pers sebagai syarat mutlak demokrasi.
Dia mengakui bahwa pers kadang menghadirkan pemberitaan bersifat kritik yang pedas, namun dia tetap berterima kasih dengan kritik itu.
"Pers yang bebas dan vital adalah syarat mutlak demokrasi. Walaupun kadang pedas di telinga, tapi tetap terima kasih kepada pers media kita," kata Prabowo di kantor KPU, Jakarta, pada 24 April 2024, dilansir dari laman CNN Indonesia.
Kekhawatiran akan belenggu terhadap kebebasan pers kemudian muncul setelah kantor dan jurnalis Tempo mendapat teror berupa kiriman kepala babi dan sejumlah tikus tanpa kepala.
Teror itu kemudian ditanggapi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dengan canda. Hasan mengatakan, kepala babi itu "dimasak saja" saat ditanya wartawan.
Respons itu menuai kritik, karena pernyataan Kantor Komunikasi Kepresidenan dianggap tidak pantas diucapkan, apalagi sebagai representasi presiden.
Menanggapi pernyataan Hasan Nasbi, Prabowo mengakui bahwa pernyataan itu sebagai keteledoran.
"Itu ucapan yang menurut saya teledor, keliru, saya kira beliau menyesal," ujar Prabowo.
Video yang mengeklaim Presiden Prabowo memperingatkan media untuk berhati-hati dibagikan dengan konteks keliru. Video itu diambil pada 2019, sebelum Prabowo menjadi presiden.
Prabowo yang saat itu maju sebagai capres di Pilpres 2019 menyebut media massa sebagai salah satu pihak yang ikut merusak demokrasi.
Hal itu disampaikan Prabowo ketika berpidato dalam peringatan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat pada 1 Mei 2019.
Akan tetapi, setelah terpilih sebagai presiden, Prabowo sudah menyatakan komitmennya untuk mendukung kebebasan pers.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini. Video itu diambil pada 2019 sebelum Prabowo menjadi presiden.
Diberitakan Kompas.com, Prabowo melontarkan pernyataan itu saat menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat pada 1 Mei 2019.
Saat itu, Prabowo yang maju sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden 2019 mengatakan bahwa media sebagai pihak yang ikut merusak demokrasi.
"Para media, hati-hati, kami mencatat kelakuan-kelakuanmu satu-satu," kata Prabowo yang langsung disambut riuh pada buruh.
"Kami bukan kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau yah. Hati-hati kau, suara rakyat adalah suara Tuhan," sambung Prabowo.
Hal itu disampaikan Prabowo setelah ia menyampaikan bahwa kebohongan, kecurangan, kekayaan Indonesia yang diambil, serta penindasan terhadap rakyat harus disudahi.
Setelah resmi dinyatakan terpilih sebagai presiden, Prabowo berkomitmen terhadap kebebasan pers sebagai syarat mutlak demokrasi.
Dia mengakui bahwa pers kadang menghadirkan pemberitaan bersifat kritik yang pedas, namun dia tetap berterima kasih dengan kritik itu.
"Pers yang bebas dan vital adalah syarat mutlak demokrasi. Walaupun kadang pedas di telinga, tapi tetap terima kasih kepada pers media kita," kata Prabowo di kantor KPU, Jakarta, pada 24 April 2024, dilansir dari laman CNN Indonesia.
Kekhawatiran akan belenggu terhadap kebebasan pers kemudian muncul setelah kantor dan jurnalis Tempo mendapat teror berupa kiriman kepala babi dan sejumlah tikus tanpa kepala.
Teror itu kemudian ditanggapi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dengan canda. Hasan mengatakan, kepala babi itu "dimasak saja" saat ditanya wartawan.
Respons itu menuai kritik, karena pernyataan Kantor Komunikasi Kepresidenan dianggap tidak pantas diucapkan, apalagi sebagai representasi presiden.
Menanggapi pernyataan Hasan Nasbi, Prabowo mengakui bahwa pernyataan itu sebagai keteledoran.
"Itu ucapan yang menurut saya teledor, keliru, saya kira beliau menyesal," ujar Prabowo.
Video yang mengeklaim Presiden Prabowo memperingatkan media untuk berhati-hati dibagikan dengan konteks keliru. Video itu diambil pada 2019, sebelum Prabowo menjadi presiden.
Prabowo yang saat itu maju sebagai capres di Pilpres 2019 menyebut media massa sebagai salah satu pihak yang ikut merusak demokrasi.
Hal itu disampaikan Prabowo ketika berpidato dalam peringatan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat pada 1 Mei 2019.
Akan tetapi, setelah terpilih sebagai presiden, Prabowo sudah menyatakan komitmennya untuk mendukung kebebasan pers.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/2048040832289522
- https://www.facebook.com/reel/1401762264520004
- https://www.facebook.com/share/p/1Ai21ao5uD/
- https://www.threads.net/@utoh_pangalayo/post/DH3mhzXSgxr?xmt=AQGztNIDU2g8QJyWhR_14_eTNxa_4qHYt8I6Rz5gSz3QlA
- https://www.youtube.com/watch?v=7UJ8std0hYA&ab_channel=Tempodotco
- https://nasional.kompas.com/read/2019/05/01/19244291/prabowo-para-media-hati-hati-kami-mencatat-kelakuanmu-satu-satu
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240424124000-617-1089869/prabowo-singgung-kebebasan-pers-kadang-pedas-tapi-terima-kasih
- https://www.tempo.co/politik/menurut-prabowo-teror-kepala-babi-ke-redaksi-tempo-untuk-adu-domba-1228521
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26448) [HOAKS] Video Gempa di Nepal pada Maret 2025
Sumber:Tanggal publish: 30/03/2025
Berita
KOMPAS.com - Beredar video yang diklaim menampilkan gempa bumi di Nepal. Video itu beredar pada 25 Maret 2025.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang diklaim menampilkan gempa bumi di Nepal salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video yang menampilkan sebuah permukiman diguncang gempa dan terdapat seorang pesepeda yang panik.
Keterangan dalam video yakni sebagai berikut:
Gempa Yg Sangat Besar
Innalillahi wainna ilahi rojiun#gempanepal #beritaviral #beritagempa #reelsviral#luarnegeri #fyp viral #viralreels #fypviral #viralreelsfb #reelsfb #fyp
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim menampilkan gempa di Nepal pada akhir Maret 2025
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang diklaim menampilkan gempa bumi di Nepal salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video yang menampilkan sebuah permukiman diguncang gempa dan terdapat seorang pesepeda yang panik.
Keterangan dalam video yakni sebagai berikut:
Gempa Yg Sangat Besar
Innalillahi wainna ilahi rojiun#gempanepal #beritaviral #beritagempa #reelsviral#luarnegeri #fyp viral #viralreels #fypviral #viralreelsfb #reelsfb #fyp
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim menampilkan gempa di Nepal pada akhir Maret 2025
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com pada akhir Maret 2025 tidak ditemukan informasi terjadi gempa besar di Nepal.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut menggunakan Google Lens.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Nippon TV News 24 Japan yang diunggah pada 5 Februari 2024. Video bisa dilihat pada detik ke-41.
Video itu adalah momen ketika gempa bumi dahsyat menghantam Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa, Jepang yang kemudian diikuti dengan tsunami.
Dikutip Nippon.com, gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 7,6 mengguncang Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa pada 1 Januari 2024.
Berdasarkan pengumuman pemerintah Jepang, bencana tersebut mengakibatkan hampir 500 korban jiwa, termasuk kematian yang disebabkan karena kesulitan evakuasi.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut menggunakan Google Lens.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Nippon TV News 24 Japan yang diunggah pada 5 Februari 2024. Video bisa dilihat pada detik ke-41.
Video itu adalah momen ketika gempa bumi dahsyat menghantam Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa, Jepang yang kemudian diikuti dengan tsunami.
Dikutip Nippon.com, gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 7,6 mengguncang Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa pada 1 Januari 2024.
Berdasarkan pengumuman pemerintah Jepang, bencana tersebut mengakibatkan hampir 500 korban jiwa, termasuk kematian yang disebabkan karena kesulitan evakuasi.
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan gempa bumi di Nepal pada Maret 2025 tidak benar atau hoaks.
Faktanya, video asli memperlihatkan gempa bumi di Prefektur Ishikawa, Jepang pada Januari 2024.
Faktanya, video asli memperlihatkan gempa bumi di Prefektur Ishikawa, Jepang pada Januari 2024.
Rujukan
Halaman: 43/6015