KOMPAS.com - Sebuah video diklaim menampilkan aktivis HAM Veronica Koman memuji kinerja pemerintah Indonesia di Papua.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan hasil manipulasi.
Video yang mengeklaim Veronica Koman memuji kinerja pemerintah Indonesia di Papua salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini dan akun X ini.
Dalam video Veronica mengatakan pembangunan di Papua terus berjalan, pemerintah juga dinilai semakin memperhatikan rakyat Papua. Video diberi keterangan:
VERONICA KOMAN:
"Seruan Perdamaian untuk Papua dalam NKRI'
(GFD-2025-26443) [HOAKS] Video Veronica Koman Puji Kinerja Pemerintah RI di Papua
Sumber:Tanggal publish: 28/03/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Saat dicermati, terdapat kejanggalan dalam video tersebut. Gerakan bibir dan perkataan Veronica di video tidak sinkron.
Video terindikasi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video itu menggunakan Hive Moderation. Tools tersebut dapat mendeteksi sebuah konten dihasilkan oleh AI atau bukan.
Setelah dicek, video memiliki probabilitas 98,4 persen dihasilkan AI.
Di media sosial X, Veronica juga telah membantah narasi yang menyebut dia memuji kinerja pemerintah di Papua.
Ia menulis, video tersebut merupakan disinformasi yang dibuat dengan AI.
Penelusuran lebih lanjut menemukan bahwa video itu memanipulasi foto Veronica Koman yang diunggah di Facebook-nya pada 14 Desember 2019.
Video terindikasi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video itu menggunakan Hive Moderation. Tools tersebut dapat mendeteksi sebuah konten dihasilkan oleh AI atau bukan.
Setelah dicek, video memiliki probabilitas 98,4 persen dihasilkan AI.
Di media sosial X, Veronica juga telah membantah narasi yang menyebut dia memuji kinerja pemerintah di Papua.
Ia menulis, video tersebut merupakan disinformasi yang dibuat dengan AI.
Penelusuran lebih lanjut menemukan bahwa video itu memanipulasi foto Veronica Koman yang diunggah di Facebook-nya pada 14 Desember 2019.
Kesimpulan
Video yang mengeklaim Veronica Koman memuji kinerja pemerintah di Papua merupakan hasil manipulasi. Video itu merupakan hasil rekayasa AI.
Adapun video tersebut memanipulasi foto Veronica yang diunggah di Facebook pada 2019, kemudian dengan AI generatif diubah menjadi video.
Veronica Koman juga telah membantah narasi dalam video.
Adapun video tersebut memanipulasi foto Veronica yang diunggah di Facebook pada 2019, kemudian dengan AI generatif diubah menjadi video.
Veronica Koman juga telah membantah narasi dalam video.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1739819106957209
- https://www.facebook.com/reel/996222685378467
- https://x.com/beritatorang/status/1903310966462570672
- https://x.com/beritatorang/status/1903310966462570672
- https://www.facebook.com/photo?fbid=1074848692857452&set=a.159063207769343
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26442) [KLARIFIKASI] Foto AI Seorang Ibu di Palestina Memeluk Tulang-belulang Anaknya
Sumber:Tanggal publish: 28/03/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar foto yang diklaim menunjukkan seorang ibu di Palestina memeluk tulang-belulang anaknya.
Foto itu beredar setelah Israel kembali menggempur Gaza, Palestina pada 18 Maret 2025.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto itu bukan peristiwa asli dan merupakan hasil manipulasi artificial intelligence (AI).
Foto yang diklaim menunjukkan seorang ibu di Palestina memeluk tulang-belulang anaknya dibagikan oleh akun Facebook ini pada 23 Maret 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Ibu Palestina ini memeluk tulang belulang anak kesayangan nya yg masih tersisa ...
Screenshot Klarifikasi, foto seorang ibu di Palestina memeluk tulang anaknya
Foto itu beredar setelah Israel kembali menggempur Gaza, Palestina pada 18 Maret 2025.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto itu bukan peristiwa asli dan merupakan hasil manipulasi artificial intelligence (AI).
Foto yang diklaim menunjukkan seorang ibu di Palestina memeluk tulang-belulang anaknya dibagikan oleh akun Facebook ini pada 23 Maret 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Ibu Palestina ini memeluk tulang belulang anak kesayangan nya yg masih tersisa ...
Screenshot Klarifikasi, foto seorang ibu di Palestina memeluk tulang anaknya
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri foto ibu memeluk tulang-belulang anaknya tersebut dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens.
Hasil penelusuran mengarah ke artikel pemeriksa fakta Newschecker, Selasa (25/3/2025), yang menjelaskan bahwa foto tersebut merupakan hasil manipulasi AI.
Menurut Newschecker, terdapat kejanggalan yang mengindikasikan foto itu adalah hasil manipulasi.
Misalnya, wajah dan pakaian perempuan itu yang tampak bersih dari debu meski berada di dekat puing-puing bangunan.
Kemudian, Newschecker melakukan penelusuran dan menemukan foto yang sama di unggahan akun Instagram in.visualart, 21 Maret 2025.
Akun itu mengunggah beberapa foto, dan menyebutkan bahwa gambar-gambar tersebut dihasilkan oleh perangkat AI generatif untuk keperluan ilustrasi.
Di sisi lain, meski gambar itu hasil besutan AI, memang benar ada beberapa laporan tentang penduduk Palestina yang mencari jasad kerabat mereka yang terbunuh dalam perang Israel di Gaza.
Salah satunya, video YouTube yang diunggah Middle East Eye pada 22 Januari 2025.
Video itu menampilkan seorang ibu Palestina yang mencari di antara reruntuhan bangunan untuk menemukan jasad putranya yang terbunuh dalam perang Israel di Gaza.
Hasil penelusuran mengarah ke artikel pemeriksa fakta Newschecker, Selasa (25/3/2025), yang menjelaskan bahwa foto tersebut merupakan hasil manipulasi AI.
Menurut Newschecker, terdapat kejanggalan yang mengindikasikan foto itu adalah hasil manipulasi.
Misalnya, wajah dan pakaian perempuan itu yang tampak bersih dari debu meski berada di dekat puing-puing bangunan.
Kemudian, Newschecker melakukan penelusuran dan menemukan foto yang sama di unggahan akun Instagram in.visualart, 21 Maret 2025.
Akun itu mengunggah beberapa foto, dan menyebutkan bahwa gambar-gambar tersebut dihasilkan oleh perangkat AI generatif untuk keperluan ilustrasi.
Di sisi lain, meski gambar itu hasil besutan AI, memang benar ada beberapa laporan tentang penduduk Palestina yang mencari jasad kerabat mereka yang terbunuh dalam perang Israel di Gaza.
Salah satunya, video YouTube yang diunggah Middle East Eye pada 22 Januari 2025.
Video itu menampilkan seorang ibu Palestina yang mencari di antara reruntuhan bangunan untuk menemukan jasad putranya yang terbunuh dalam perang Israel di Gaza.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto yang diklaim menunjukkan seorang ibu di Palestina memeluk tulang-belulang anaknya perlu diluruskan.
Foto tersebut dibuat oleh seorang pengguna Instagram menggunakan perangkat AI generatif untuk keperluan ilustrasi, bukan peristiwa asli.
Kendati demikian, memang benar ada beberapa laporan tentang penduduk Palestina yang mencari jasad kerabat mereka yang terbunuh dalam perang Israel di Gaza.
Foto tersebut dibuat oleh seorang pengguna Instagram menggunakan perangkat AI generatif untuk keperluan ilustrasi, bukan peristiwa asli.
Kendati demikian, memang benar ada beberapa laporan tentang penduduk Palestina yang mencari jasad kerabat mereka yang terbunuh dalam perang Israel di Gaza.
Rujukan
- https://www.facebook.com/abu.abdiil/posts/pfbid022uwjz8AdRYFsW5HuP3yEhWTz1yAVG2bCKPypp5gd2CViAaVeAMoSpC3xgEx1FZFhl
- https://newschecker.in/fact-check/ai-edited-photo-of-gaza-woman-hugging-skeletal-remains-of-son-shared-as-real
- https://www.instagram.com/p/DHdxBk4sOnp/?img_index=4
- https://www.youtube.com/watch?v=QlJcgGKEhPQ
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26441) [HOAKS] RUU Perampasan Aset Disahkan Maret 2025
Sumber:Tanggal publish: 27/03/2025
Berita
KOMPAS.com - Rancangan Undang-undang (RUU) Perampasan Aset Tindak Pidana diklaim telah disahkan.
Narasi itu beredar di media sosial pada Maret 2025.
Imbas dari disahkannya RUU tersebut, pemerintah menerapkan aturan bagi kendaraan bermotor yang tidak membayar pajak selama dua tahun, maka kendaraannya akan disita.
Baca juga: [KLARIFIKASI] Phishing dengan Modus Mudik Bersama BRI 2025
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi mengenai pengesahan RUU Perampasan Aset disebarkan oleh akun Facebook ini pada Rabu (19/3/2025).
Pengunggah menyertakan klip dari sebuah siaran berita.
Namun, audionya menyinggung soal aturan penyitaan kendaraan bermotor yang pajaknya telah mati lebih dari dua tahun.
Narator dalam video menyebutnya sebagai UU Perampasan Aset Rakyat.
Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Hoaks Pembalut Berbahaya | Ridwan Kamil Ditangkap
Berikut teks yang tertera pada video:
Akhirnya UU perampasan aset disahkan
Pajak kendaraan yang mati Dua tahun bakal disita Negara
Lantas, tangkapan layar dari video tersebut disebarkan oleh pengguna Facebook lainnya, seperti ini, ini, ini, dan ini.
Narasi itu beredar di media sosial pada Maret 2025.
Imbas dari disahkannya RUU tersebut, pemerintah menerapkan aturan bagi kendaraan bermotor yang tidak membayar pajak selama dua tahun, maka kendaraannya akan disita.
Baca juga: [KLARIFIKASI] Phishing dengan Modus Mudik Bersama BRI 2025
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi mengenai pengesahan RUU Perampasan Aset disebarkan oleh akun Facebook ini pada Rabu (19/3/2025).
Pengunggah menyertakan klip dari sebuah siaran berita.
Namun, audionya menyinggung soal aturan penyitaan kendaraan bermotor yang pajaknya telah mati lebih dari dua tahun.
Narator dalam video menyebutnya sebagai UU Perampasan Aset Rakyat.
Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Hoaks Pembalut Berbahaya | Ridwan Kamil Ditangkap
Berikut teks yang tertera pada video:
Akhirnya UU perampasan aset disahkan
Pajak kendaraan yang mati Dua tahun bakal disita Negara
Lantas, tangkapan layar dari video tersebut disebarkan oleh pengguna Facebook lainnya, seperti ini, ini, ini, dan ini.
Hasil Cek Fakta
Klip yang dipakai merupakan video yang diunggah di kanal YouTube SINDOnews, 17 Maret 2025.
Siaran SINDOnews mewartakan soal isu penyitaan kendaraan bagi masyarakat yang tidak membayar 5 tahun berturut-turut.
Dalam video, Kasubnit STNK Korlantas Polri Kombes Pol Priyanto meluruskan bahwa narasi penyitaan kendaraan di media sosial keliru.
Ia menegaskan, tidak ada aturan terbaru dengan menyita langsung kendaraan.
Penyitaan kendaraan masih mengacu pada UU Nomor 22 Tahun 2009 dan PP Nomor 80 Tahun 2012.
Di sisi lain, DPR RI belum mengesahkan RUU Perampasan Aset.
Baca juga: [KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Kecelakaan Bus Berisi 38 Orang Pemudik
RUU Perampasan Aset bertujuan untuk memulihkan aset yang diperoleh secara ilegal dan memberantas korupsi.
Dilansir Kompas.com, RUU Perampasan Aset disusun mulai 2008, lalu diajukan masuk legislasi nasional pada 2012.
RUU Perampasan Aset baru masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas DPR RI pada 2023.
Namun, hingga sekarang, RUU tersebut tak kunjung diundangkan.
Siaran SINDOnews mewartakan soal isu penyitaan kendaraan bagi masyarakat yang tidak membayar 5 tahun berturut-turut.
Dalam video, Kasubnit STNK Korlantas Polri Kombes Pol Priyanto meluruskan bahwa narasi penyitaan kendaraan di media sosial keliru.
Ia menegaskan, tidak ada aturan terbaru dengan menyita langsung kendaraan.
Penyitaan kendaraan masih mengacu pada UU Nomor 22 Tahun 2009 dan PP Nomor 80 Tahun 2012.
Di sisi lain, DPR RI belum mengesahkan RUU Perampasan Aset.
Baca juga: [KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Kecelakaan Bus Berisi 38 Orang Pemudik
RUU Perampasan Aset bertujuan untuk memulihkan aset yang diperoleh secara ilegal dan memberantas korupsi.
Dilansir Kompas.com, RUU Perampasan Aset disusun mulai 2008, lalu diajukan masuk legislasi nasional pada 2012.
RUU Perampasan Aset baru masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas DPR RI pada 2023.
Namun, hingga sekarang, RUU tersebut tak kunjung diundangkan.
Kesimpulan
Narasi mengenai pengesahan RUU Perampasan Aset pada Maret 2025, merupakan hoaks.
RUU Perampasan Aset baru masuk Prolegnas 2023, tetapi belum dibahas dan disahkan.
RUU tersebut tidak ada kaitannya dengan aturan penyitaan kendaraan bermotor oleh kepolisian.
RUU Perampasan Aset baru masuk Prolegnas 2023, tetapi belum dibahas dan disahkan.
RUU tersebut tidak ada kaitannya dengan aturan penyitaan kendaraan bermotor oleh kepolisian.
Rujukan
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/03/27/104627782/klarifikasi-phishing-dengan-modus-mudik-bersama-bri-2025
- https://www.facebook.com/reel/673533475125790
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/03/24/153000582/cek-fakta-sepekan--hoaks-pembalut-berbahaya-ridwan-kamil-ditangkap
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=656620376911095&set=a.102143785692093
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=4910067769218629&set=a.1403321786559929
- https://www.facebook.com/photo?fbid=608075332229545&set=a.103289219374828
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1025717242950184&set=a.101843395337578
- https://www.youtube.com/watch?v=CzhMiY4lTTU
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/38654/uu-no-22-tahun-2009
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/5294/pp-no-80-tahun-2012
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/03/27/122109682/klarifikasi-foto-ini-bukan-kecelakaan-bus-berisi-38-orang-pemudik
- https://nasional.kompas.com/read/2024/09/30/09074581/mengingat-lagi-ruu-perampasan-aset-yang-belasan-tahun-tak-kunjung-disahkan
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26440) Cek Fakta: Tidak Benar Video yang Diklaim Penampakan Gelombang Tinggi di Pantai Akibat Gempa Myanmar
Sumber:Tanggal publish: 10/04/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim penampakan gelombang tinggi di pantai akibat gempa yang mengguncang Myanmar beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 31 Maret 2025.
Video berdurasi 10 detik itu memperlihatkan gelombang air laut menerjang sebuah pantai yang dipenuhi pengunjung. Seketika, pengujung dan sejumlah benda yang berada di pinggir pantai tergulung ombak. Video itu kemudian disebut-sebut terjadi di sebuah pantai akibat gempa yang mengguncang Myanmar.
"Penampakan gempa bumi Thailand Myanmar yg berada di pantai 😱," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 22 ribu kali ditonton dan mendapat 13 komentar dari warganet.
Benarkah dalam video itu penampakan gelombang tinggi akibat gempa yang mengguncang Myanmar? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim penampakan gelombang tinggi di pantai akibat gempa yang mengguncang Myanmar. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah video tersebut ke situs pendeteksi artificial intelligence (AI), hivemoderation.com.
Hasilnya, video tersebut memiliki probabilitas 99,3 persen dibuat oleh perangkat AI. Berikut gambar tangkapan layarnya.
Dikutip dari Liputan6.com, gempa magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat 28 Maret 2025 terjadi di daratan bukan di laut atau lepas pantai. Gempa terjadi ketika lempeng tektonik—balok batuan raksasa penyusun kerak bumi—bergerak saling bergesek.
Menurut USGS, gempa Myanmar ini terjadi karena pergeseran horizontal antara lempeng India dan lempeng Eurasia - artinya kedua lempeng ini bergesekan secara menyamping seperti dua papan yang digesekkan ke arah berlawanan.
"Gempa ini terjadi di Sesar Sagaing, yang merupakan batas pertemuan lempeng tektonik India (di sebelah barat) dan lempeng Eurasia (di sebelah timur). Lempeng India bergerak ke arah utara sepanjang sesar ini, sementara lempeng Eurasia relatif diam," jelas McGuire.
Menurut USGS, kawasan ini memang rawan gempa besar. Sejak 1900 saja, sudah terjadi enam kali gempa sesar geser magnitudo 7 atau lebih dalam radius 250 km dari lokasi kejadian.
Kesimpulan
Video yang diklaim penampakan gelombang tinggi di pantai akibat gempa yang mengguncang Myanmar ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan hasil rekayasa digital menggunakan perangkat AI.
Halaman: 45/6015