• (GFD-2024-23307) Majalah Tempo Tak Beritakan Peredaran Roti Aoka Agenda Komunis

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/10/2024

    Berita

    tirto.id - Pada Juli 2024 lalu, Majalah Tempo menerbitkan laporan investigasi soal dugaan campuran bahan pengawet kosmetik, sodium dehydroacetate (yang juga sering disebut natrium dehydroacetate), dalam Roti Aoka dan Roti Okko. Hal itu didukung oleh, salah satunya kenyataan bahwa roti tersebut bisa bertahan hingga beberapa bulan.

    Setelah laporan itu mencuat, narasi miring di media sosial turut berlalu-lalang. Akun Facebook dengan nama “Rama Al Jihad” (arsip) salah satunya, menyebarkan klaim kalau pemberitaan Majalah Tempo soal Roti Aoka dan Roti Okko berkaitan dengan agenda terencana oleh Cina untuk melakukan pembunuhan massal.

    Lebih lanjut, unggahan itu juga menyebut pembunuhan ini menyasar rakyat-rakyat miskin di Indonesia. Menyertai unggahan, akun “Rama Al Jihad” juga membubuhkan video seorang pria tengah menjelaskan kontroversi peredaran Roti Aoka dan Okko yang menyasar pasar tradisional, toko kelontong, dan warung kopi.

    "Ini sdh sesuai dg rencana Komunis spt yg diberitakan oleh Majalah TEMPO*...viralkan demi menyelamatkan masyarakat kita... *JANGAN LUPA SHARE BERULANG ULANG KE WA GROUP YG KITA MILIKI AGAT SAMPAI KE PELOSOK TANAH AIR AGAR RAKYAT TIDAK TERTIPU DENGAN PEMODAL ROTI DARI CHINA KOMUNIS,JANGAN KONSUMSI LAGI INI SANGAT BERBAHAYA,” tulis akun tersebut, Jumat (27/9/2024).

    Hingga Kamis (10/10/2024), unggahan ini sudah dibagikan sebanyak 2 kali dan memperoleh 7 reaksi emoji. Klaim serupa juga dijumpai dalam unggahan akun Facebook “El Badrun” dan “Yofa”.

    Lantas, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Setelah menyimak video selama 30 detik, Tim Riset Tirto mencoba memasukkan kata kunci “Tempo Roti Aoka pembunuhan massal” ke mesin perambah Google. Hasilnya, klaim ini telah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan lembaga pemeriksa fakta Tempo.

    Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra, juga telah menjelaskan pihaknya tidak pernah menerbitkan berita agenda rahasia kelompok komunis Cina terhadap rakyat Indonesia.

    “Ini hoaks dibuat orang jahat dengan menggunakan nama Tempo (yang) semakin tidak bermutu, dan mendekati brutal. Tempo tidak pernah mengeluarkan liputan, artikel, opini, ceramah, dan penelitian soal tersebut,” kata Setri, mengutip Tempo, Rabu (10/7/2024).

    Dia mengimbau masyarakat tidak sembarangan mengutip atau mencatut berita Tempo, lantaran pencatutan secara keliru dapat menimbulkan fitnah pada media, merusak kredibilitas, dan mengganggu kebebasan pers.

    Adapun terkait video yang beredar, diketahui berasal dari akun Facebook “Pecah Telur” yang diunggah pada 24 Juli 2024. Namun dalam klip utuhnya yang berdurasi 3 menit 45 detik juga tak memuat soal narasi Roti Aoka sebagai agenda pembunuhan massal Pemerintah Cina terhadap rakyat kecil.

    Dalam konten tersebut memang menggunakan istilah “roti rakyat” yang merujuk pada harganya yang murah dan pasarnya yang tak menarget toko-toko besar. Narator pada video asli juga sempat menyinggung soal produsen Roti Aoka yang berasal dari luar Indonesia, dan petinggi di perusahaan produsen Roti Okko, yang didominasi oleh Warga Negara Asing (WNA).

    Salah satu footage pada video tersebut, yang menunjukkan proses mengaduk adonan dengan tangan dan terkena sampai siku, juga tidak berkaitan dengan proses pembuatan Roti Aoka ataupun Okko. Cuplikan itu ramai dibicarakan pada 2023.

    Merespons laporan soal Roti Aoka dan Okko, BPOM mengaku telah mengambil sampel produk Roti Aoka dari peredaran dan melakukan pengujian. Hasil pengujian menunjukkan produk tidak mengandung natrium dehidroasetat, yakni senyawa yang sering digunakan sebagai bahan pengawet kosmetik hingga produk perawatan pribadi.

    Hal ini sejalan dengan hasil inspeksi ke sarana produksi Roti Aoka pada 1 Juli 2024 yang menunjukkan tidak ditemukannya natrium dehidroasetat di sarana produksi.

    Selain itu, BPOM melakukan inspeksi ke sarana produksi Roti Okko pada 2 Juli 2024 dan menemukan bahwa produsen tidak menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dengan benar dan konsisten.

    Terhadap temuan ini, BPOM pun melakukan penghentian kegiatan produksi dan peredaran. Sebagai tindak lanjut, BPOM juga melakukan sampling dan pengujian di laboratorium.

    "Hasil pengujian terhadap sampel Roti Okko dari sarana produksi dan peredaran menunjukkan adanya natrium dehidroasetat [sebagai asam dehidroasetat] yang tidak sesuai dengan komposisi pada saat pendaftaran produk dan tidak termasuk BTP yang diizinkan berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan," tulis dalam keterangan resmi, Rabu (24/7/2024).

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan kalau klaim pemberitaan Majalah Tempo soal Roti Aoka sebagai agenda pembunuhan massal oleh Cina bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Narasi ini telah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan lembaga pemeriksa fakta Tempo.

    Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra, juga telah menjelaskan pihaknya tidak pernah menerbitkan berita agenda rahasia kelompok komunis Cina terhadap rakyat Indonesia.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23306) Adegan Syuting Film Diklaim Video Cosplayer Dikejar Satpol PP

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/10/2024

    Berita

    tirto.id - Baru-baru ini, warganet dihebohkan oleh video sekelompok cosplayer dengan konstum super hero dan hantu yang berlarian dikejar petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Cuplikan itu salah satunya diunggah oleh akun Instagram “wonogirikita” (arsip).

    Dalam video, tampak belasan super hero lari terbirit-birit karena menghindari anggota Satpol PP yang terlihat berusaha menangkap mereka. Pada momen itu, ada beberapa cosplayer yang terlihat ditangkap, namun ada juga yang lolos.

    “Lucu tapi kasihan! Dari Avengers, Transformer, sampai Marsha berlarian karena dikejar Satpol PP,” begitu bunyi teks yang terpampang di bagian bawah video. Narasi video ini seolah menggambarkan penertiban para cosplayer oleh anggota Satpol PP.

    Selama dua hari beredar di Instagram, alias dari Selasa (8/10/2024) sampai Kamis (10/10/2024), klip ini sudah meraup 53 ribu tanda suka dan 1.897 komentar. Sejumlah pengguna Instagram di kolom komentar turut menyatakan ekspresi lucu, namun ada juga mengungkap keprihatinan.

    Seorang warganet pun mempertanyakan alasan Satpol PP mengejar pelakon kostum.

    “Pertanyannya satpol PP kenapa ngejar? Kurang kerjaan?” kata salah satu warganet di kolom komentar.

    Tirto menjumpai beberapa akun Instagram lain yang membagikan video serupa, seperti ini dan ini.

    Namun, benarkah video penangkapan cosplayer tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Setelah menonton video secara utuh, Tim Riset Tirto mencoba melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “Cosplayer Dikejar Satpol PP”. Dari pencarian tersebut, kami menemukan beberapa media yang memberitakan terkait hal ini, salah satunya Detik Jabar.

    Aksi para cosplayer yang dikejar Satpol PP ini diketahui terjadi di Jalan Banceuy, Kota Bandung, berdekatan dengan Jalan Asia Afrika, dan merupakan adegan sebuah film.

    Komandan Peleton Satpol PP Kota Bandung, Yulianti Budiman, menyatakan video yang beredar merupakan proses syuting yang bekerja sama dengan salah satu rumah produksi/production house (PH).

    Yuli mengungkap, proses syuting sudah berlangsung sejak hari Minggu (6/10/2024). Sementara adegan kejar-kejaran seperti pada video, dilakukan pada Senin (7/10/2024).

    "Berlangsungnya syuting itu yang viral kemarin siang, syuting sudah sejak Minggu di kawasan Banceuy dan sekitarnya dan sekarang masih berlangsung sampai sekarang. Adegannya memang dikejar petugas, salah satu bagian scene film nanti," ujarnya, seperti dikutip Detik Jabar, Selasa (8/10/2024).

    Namun begitu, Yuli tak bisa membeberkan film apa yang bakal dibuat dengan melibatkan cosplayer dan anggota Satpol PP. Ia hanya menyebut, pihak PH mengajukan kerjasama dengan melibatkan Satpol PP Kota Bandung.

    "Kalau filmnya saya gak berhak menjelaskan, tapi memang ada permintaan dari PH untuk kerjasama dengan Satpol PP dan ada permintaan personel," kata Yuli.

    Video klarifikasi oleh Satpol PP Kota Bandung juga disiarkan kanal YouTubeKompas TV Jawa Barat.

    Kendati klip yang berseliweran merupakan bagian dari adegan film, aksi kejar-kejaran dengan petugas diketahui bukan hal asing dan berdasarkan pengalaman. Detik Jabar melaporkan cerita salah seorang cosplayer di Jalan Asia Afrika yang terlibat dalam adegan syuting film

    Andi (46), sebagai salah satu pelakon kostum, mengungkap, dikejar petugas jadi makanan sehari-hari para cosplayer sebelum dilegalkan oleh pemerintah.

    "Sebelum kita legal, pendiri komunitas ini kenyataannya seperti itu, kita sering ditangkap dan dikejar," ujar Andi, Rabu (9/10/2024).

    Pada adegan film yang videonya viral, Andi menuturkan saat itu para cosplayer termasuk dirinya, diharapkan untuk melakukan adegan senatural mungkin. Dalam adegan itu, mereka diminta berlarian karena dikejar petugas.

    "Kita cuma disuruh lari aja nanti ada yang ketangkep dan gitulah. Jadi seakan-akan natural seperti kejadian asli. Mungkin menurut produsernya dibuat adegan kaya dulu [waktu belum legal]," katanya.

    Menurut Andi, film tersebut memang dibuat berdasarkan kisah dan pengalaman para cosplayer di Jalan Asia Afrika. Dia mengatakan, seluruh cosplayer yang terlibat dalam film itu diatur dan ditentukan oleh komunitas.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, video cosplayer super hero dan hantu berlarian yang dinarasikan dikejar petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersifat missing context (menyesatkan tanpa tambahan konteks tertentu).

    Aksi para cosplayer yang dikejar Satpol PP ini diketahui terjadi di Jalan Banceuy, Kota Bandung, berdekatan dengan Jalan Asia Afrika, dan merupakan adegan sebuah film.

    Komandan Peleton Satpol PP Kota Bandung, Yulianti Budiman, menyatakan video yang beredar merupakan proses syuting yang bekerja sama dengan salah satu Production House (PH). Yuli mengungkap, proses syuting sudah berlangsung sejak hari Minggu (6/10/2024). Sementara adegan kejar-kejaran seperti pada video, dilakukan pada Senin (7/10/2024).

    Rujukan

  • (GFD-2024-23305) [HOAKS] Tautan Pencairan Bansos Rp 500.000

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/10/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar tautan pencairan dana bantuan sosial Rp 500.000. Narasi yang beredar menyebutkan, bantuan tersebut berasal dari pemerintah.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut palsu.

    Tautan pencairan bansos Rp 500.000 dibagikan oleh akun Facebook ini pada 6 Oktober 2024.

    Berikut narasi yang disertakan:

    Pemerintah mengeluarkan Dana BANSOS bagi seluruh masyarakat untuk mengurangi beban rakyat.

    (Daftar Sekarang)

    Tekan Link Di Bawah Dan terima Dana BANSOS senilai Rp 500.000

    Ambil dan cairkan sekarang

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir KompasTV, bansos yang dicairkan pemerintah pada Oktober 2024 adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

    Besaran bantuan yang diterima adalah Rp 200.000 per bulan atau Rp 400.000 per dua bulan, yang dikirim langsung ke rekening Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

    Pencairan bantuan ini sudah dilakukan ke sebagian rekening penerima manfaat yang terdaftar di Bank Mandiri, BRI, dan BNI.

    BPNT adalah bantuan senilai Rp 2,4 juta per tahun yang disalurkan Kementerian Sosial (Kemensos) kepada 18 juta penerima manfaat.

    Bantuan ini diberikan kepada masyarakat yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

    Untuk mengetahui status penerima bantuan, dapat dilakukan dengan mengakses situs cekbansos.kemensos.go.id.

    Sementara itu, tautan pencairan bansos Rp 500.000 yang beredar di Facebook tidak mengarah ke situs resmi Kemensos, berdasarkan hasil pengecekan menggunakan WhereGoes.

    Sebelumnya, Tim Cek Fakta Kompas.com telah membantah tautan pencairan bansos Rp 500.000 yang beredar pada Agustus 2024. Simak di sini.

    Kesimpulan

    Bansos yang dicairkan pemerintah pada Oktober 2024 adalah BPNT.

    Besaran bantuan yang diterima adalah Rp 200.000 per bulan atau Rp 400.000 per dua bulan, yang dikirim langsung ke rekening Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

    Pencairan bantuan sudah dilakukan ke sebagian rekening penerima manfaat yang terdaftar di Bank Mandiri, BRI, dan BNI.

    Sementara itu, tautan pencairan bansos Rp 500.000 yang beredar di Facebook tidak mengarah ke situs resmi Kemensos.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23304) [HOAKS] PSSI Berhasil Mengundang Portugal Bertanding Melawan Timnas Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/10/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) diklaim berhasil mengundang Portugal untuk bertanding dengan tim nasional (Timnas) Indonesia.

    Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi itu tidak benar atau hoaks.

    Kabar Timnas Portugal akan bertanding melawan Timnas Indonesia, disebarkan oleh akun Facebook ini pada Selasa, 2 Oktober 2024. Arsipnya dapat dilihat di sini.

    Berikut narasi yang ditulis:

    PSSI sukses mengundang timnas Portugal

    Sementara, narator dalam video menyorot pemain sepak bola berkebangsaan Portugal, Cristiano Ronaldo

    Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga mengatakan, sejauh ini belum ada kerja sama antara Portugal dan Indonesia untuk mengadakan pertandingan.

    "Tidak benar, sampai hari ini," kata Arya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/10/2024).

    Timnas Indonesia sedang fokus mempersiapkan diri melawan Bahrain dalam putaran ketiga babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

    Ketika berhadapan dengan Bahrain, pelatih Skuad Garuda, Shin Tae-yong tidak ingin pemainnya memikirkan rekor pertemuan.

    Pada pertandingan terakhir melawan Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2014, Timnas Indonesia kalah telak dengan skor 0-10.

    "Daripada kita memikirkan balas dendam atas kekalahan itu, kita lebih baik berfokus ke permainan. Bagaimana kita bisa menunjukkan permainan yang kita suka dan permainan yang kita rencanakan," kata Shin Tae-yong, dilansir situs web PSSI.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Narasi PSSI berhasil mengundang Portugal untuk bertanding dengan Timnas Indonesia merupakan hoaks.

    PPSI memastikan,sejauh ini belum ada kerja sama antara Portugal dan Indonesia untuk mengadakan pertandingan.

    Timnas Indonesia sedang fokus mempersiapkan pertandingan dengan Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

    Rujukan