• (GFD-2025-27110) Keliru: Narasi tentang Tuberkulosis Disebabkan oleh Chemtrail

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/05/2025

    Berita

    KLAIM bahwa tuberkulosis atau TBC disebabkan oleh chemtrail, menyebar di sejumlah media sosial. Tempo menemukan sejumlah akun di pelantar X [arsip] dan Facebook, yakni akun satu, akun dua, akun tiga, akun empat, dan akun lima, menyebarkan narasi yang serupa. 

    Konten itu memuat foto pesawat terbang yang meninggalkan jejak garis putih. Jejak itu yang diklaim sebagai chemtrail atau zat berbahaya dan beracun yang menyebabkan batuk, pilek, meriang. Gejala-gejala tersebut akan didiagnosa sebagai TBC.  



    Namun, benarkah TBC merupakan penyakit yang disebabkan chemtrail?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo mewawancarai dokter spesialis penyakit dalam dan informasi kredibel dari situs kesehatan. Hasilnya, TBC tidak disebabkan oleh chemtrail, melainkan bakteri.

    Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang, Dr. dr. Syifa Mustika, mengatakan, chemtrail adalah istilah yang berkembang dalam teori konspirasi. Istilah itu dikaitkan dengan garis putih yang ditinggalkan pesawat terbang, mengandung bahan kimia berbahaya. Narasi sebelumnya menghubungkan chemtrail sengaja disemprot dari udara untuk mengendalikan populasi, rekayasa cuaca, dan lain sebagainya.

    Padahal, kata Syifa, ilmuwan dan badan penerbangan telah menyatakan, garis putih tersebut adalah contrails, kepanjangan dari condensation trails. Contrails adalah uap air yang dikeluarkan pesawat dan membeku akibat suhu dingin di ketinggian yang tinggi.

    TBC sendiri tidak disebabkan oleh jejak awan putih tersebut. “Tidak ada jurnal medis atau penelitian peer-reviewed yang mengaitkan jejak awan putih dengan TBC,” kata dia pada Tempo melalui WhatsApp, Kamis, 22 Mei 2025.

    Dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Hermina dan Rumah Sakit Lavalette itu menerangkan bahwa TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri itu dapat menular melalui udara ketika penderita TBC aktif, terutama TBC paru-paru, mengalami batuk, bersin, atau berbicara. Bakteri dari penderita TBC akan keluar ke udara dan bisa terhirup oleh orang lain. Penularan lebih mungkin terjadi pada kontak dekat dan lama, seperti yang tinggal dalam satu rumah. 

    Penularan tidak terjadi lewat makanan atau minuman, sentuhan kulit, dan hubungan seksual. Kecuali saat TBC menyerang organ genital. “Meski ini kasus yang sangat jarang terjadi,” kata dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Hermina dan Rumah Sakit Lavalette itu.

    Menurut Syifa, TBC bisa dilawan secara individu, mengatur lingkungan rumah, dan di level masyarakat luas. Secara individu, TBC bisa dilawan dengan vaksinasi BCG pada bayi. Seseorang juga perlu mengenali gejala TBC dini seperti batuk lebih dari dua minggu, demam, penurunan berat badan, keringat malam, dan sesak napas.

    Selain itu, di level individu, masyarakat perlu berusaha menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat. “Segera periksa ke fasilitas kesehatan jika ada gejala,” sambung Syifa.

    Dalam lingkungan rumah, dia mengimbau, agar warga mengupayakan rumah memiliki ventilasi yang baik. Saat ada yang terinfeksi TBC yang aktif maupun yang tidak menular, harus dilakukan isolasi sementara di dalam rumah. Pengobatan tuntas untuk pasien TBC dilakukan selama minimal 6 bulan sesuai protokol.

    Keterangan Syifa sesuai dengan publikasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Saat seseorang menghirup bakteri TBC, kuman tersebut dapat menetap di paru-paru dan mulai tumbuh. Dari sana, kuman tersebut dapat bergerak melalui darah ke bagian tubuh lainnya seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.

    Penderita TBC dibedakan menjadi dua yakni aktif dan tidak aktif. Penderita TBC aktif adalah mereka yang sistem imunnya tidak mampu melawan penyakit dan merasakan sejumlah gejala sakit. Mereka bisa menularkan TBC yang dideritanya. Sementara penderita TBC tidak aktif, biasanya tidak merasakan gejala, tidak pula menularkannya pada orang lain. 

    Penderita TBC aktif maupun tidak aktif sama-sama diminta untuk berobat.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan chemtrails dapat menyebabkan penyakit TBC pada manusia adalah klaim yang keliru. TBC disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27109) [PENIPUAN] Gibran Bagi-Bagi Uang untuk Bayar Utang hingga Modal Usaha

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 23/05/2025

    Berita

    Akun Facebook “Bantuan Give Away Terkini 2025” pada Selasa (13/5/2025) membagikan video [arsip], isinya memperlihatkan Gibran Rakabuming mengatakan dirinya bakal memberi hadiah senilai Rp25 juta.
    Berikut narasi yang diucapkan dalam video:
    “Siapa saja yang masih mempunyai utang bank, utang rentenir atau utang riba, untuk modal usaha, tolong jawab dengan jujur. Saya akan bantu asal jangan untuk foya-foya”

    Pengunggah dalam takarir menyertakan narasi:
    “AYO IKUT GIVE AWAY nya
    HIBURAN HADIAH RP.25.000.000💵
    SYARAT DAN KETENTUAN:
    1. SUKA & BAGIKAN POSTINGAN INI
    2. SILAHKAN KLIK MASSENJER DI BAWAH INI
    Silahkan klik gambar massenjer di bawah vidio ini kk.”

    Hingga Jumat (23/5/2025) unggahan tersebut telah disukai 300-an pengguna dan menuai lebih dari 100 komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) mengamati gerak bibir Gibran dalam video. Terlihat beberapa momen gerakan tersebut tidak sesuai dengan ucapan yang terdengar.

    TurnBackHoax lalu mengunduh video tersebut dan mengunggahnya ke alat pendeteksi AI Hive Moderation. Hasilnya, diketahui kalau audio dalam video tersebut merupakan rekayasa AI, kemungkinan atau probabilitasnya mencapai 69,4 persen.

    TurnBackHoax juga menelusuri asal-usul video menggunakan Google Lens. Hasilnya, video tersebut identik dengan unggahan akun TikTok “littlejoks” [arsip] yang beredar sejak November 2024. Dalam video itu, gerakan bibir dan tangan Gibran terlihat serupa dengan tayangan yang diunggah akun Facebook “Bantuan Give Away Terkini 2025”.

    Dalam rekaman aslinya, Gibran hanya menyampaikan permintaan maaf karena datang terlambat ke sebuah acara. Tidak ada pernyataan tentang pembagian giveaway sebesar Rp25 juta.

    Kesimpulan

    Unggahan video berisi klaim “Gibran bagi-bagi uang untuk bayar utang hingga modal usaha” merupakan konten tiruan (impostor content).

    (Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

    Rujukan

  • (GFD-2025-27108) [SALAH] Vaksin mRNA, TBC, dan Malaria Disebarkan Lewat Udara

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 23/05/2025

    Berita

    Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” pada Kamis (8/5/2025) membagikan foto [arsip] berisi narasi:
    “Berita Terkini: Inisiatif Kesejahteraan Global Diluncurkan. Pengiriman Vaksin mRNA melalui Udara Telah Dimulai! Dengan bangga melindungi Anda dari virus masa depan, hari ini. Pilot Chemtrail merasa terhormat dapat menghadirkan masa depan kesehatan publik langsung kepada Anda tanpa perlu membuat janji temu dan tanpa perlu persetujuan. Bernapaslah dalam-dalam dan percayalah pada prosesnya. Efek samping bersifat rahasia. Kebebasan bersifat opsional. Kepatuhan wajib.”
    Pengunggah menambahkan takarir:
    “Buat masyarakat publik umum, vaksin mRNA TBC dan malaria nya bukan dari suntikkan, tapi dari langit lebih praktis, hemat biaya dan juga waktu, Jadi ga usah heran nanti banyak yang mengalami gejala demam, pilek dan batuk batuk kayak orang bengek, TBC atau ISPA karena anda divaksin langsung secara massal dari langit, Jadi ujicoba vaksin itu cuman kamuflase semata dan untuk kalangan nakes yang diprioritaskan saja, sedangkan masyarakat umum dapat vaksin nya gratis langsung dikirim kan dari langit,”
    Hingga Jumat (23/5/2025) unggahan tersebut telah disukai oleh 70-an pengguna dan menuai 30 komentar

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Periksa Fakta kompas.com.

    Narasi itu merupakan teori konspirasi chemtrail. Menurut Profesor David Keith dari Universitas Harvard, chemtrail adalah teori konspirasi yang meyakini bahwa pemerintah atau pihak lain terlibat dalam program rahasia untuk menyebarkan bahan kimia beracun ke atmosfer menggunakan pesawat terbang. Para penganut teori konspirasi ini menyebut keberadaan chemtrail dapat dibuktikan dengan adanya jejak putih di langit yang muncul usai pesawat terbang melintas. Mereka meyakini jejak putih itu mengandung bahan kimia beracun yang digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti:
    - pengendalian populasi manusia,
    - pengendalian pikiran, atau
    - penyebaran penyakit.

    Sejumlah pakar penerbangan telah membantah klaim yang menyebut jejak putih yang muncul di langit usai pesawat melintas adalah chemtrail.

    Kepala Dinas Penerbangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan jejak atau asap putih seperti awan yang terlihat di langit setelah pesawat terbang melintas adalah hal yang biasa.

    “Ini merupakan hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails tapi jika bentuknya mulai berpendar atau melebar seperti awan biasa juga disebut dengan aviaticus cloud,” ujar Indan, seperti diberitakan kompas.com pada Juli 2021.

    Masih dari pemberitaan yang sama, Cheppy Hakim—pengamat penerbangan yang juga mantan KSAU—menerangkan fenomena ekor pesawat yang meninggalkan jejak asap terjadi karena adanya proses kondensasi.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “vaksin mRNA, TBC, dan malaria disebarkan lewat udara” merupakan konten palsu (fabricated content).

    (Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

    Rujukan

  • (GFD-2025-27107) [SALAH] Juru Bicara OPM Menyatakan Menyerah

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 23/05/2025

    Berita

    Beredar video dari akun Facebook “Ali Mochtar” pada Senin (28/4/2025) yang menampilkan juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom dengan narasi:

    Breaking news

    Petinggi OPM Papua memberikan pernyataan resmi bahwa OPM akan menghentikan perlawanan dan menyerah Demi masa depan Papua yang lebih baik

    Sejak diunggah Senin (28/4/2025), video itu telah ditonton 149 kali, disukai oleh 2 pengguna Facebook lainnya dan menuai 1 komentar per Jumat (23/5/2025).

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta kompas.com.
    Tim pemeriksa fakta kompas.com menelusuri kebenaran klaim menggunakan teknik reverse image search. Hasilnya ditemukan video yang mirip dengan klaim tersebut dari kanal Youtube WPLO-West Papua berjudul "Himbauan KOMNAS TPNPB untuk Perayaan HUT Kemerdekaan West Papua 1 Desember 2023" yang tayang Rabu (29/11/2023.

    Dalam video aslinya, Sebby mengungkapkan bahwa tanggal 1 Desember 1961 adalah saat ketika embrio negara Papua Barat diumumkan.

    Dia menyatakan pada waktu itu Papua Barat telah membentuk kabinet pemerintahan dan lagu kebangsaan.

    Sebby mengajak masyarakat Papua Barat untuk merayakan kelahiran embrio negara Papua Barat setiap 1 Desember.

    Dalam video, tidak ada pernyataan Sebby yang menyatakan TPNPB-OPM telah menyerah dan menghentikan perlawanan.

    Situasi di Papua masih belum kondusif akibat perseteruan bersenjata antara TNI dan OPM. Kekerasan bersenjata ini juga menyebabkan masyarakat sipil menjadi korban.

    Kesimpulan

    Dalam video aslinya Sebby membahas soal tanggal 1 Desember yang diperingati sebagai momen lahirnya embrio negara Papua Barat.

    Rujukan