Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menampilkan tangkapan layar berita Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan jika Jawa Barat siap menjadi lokasi uji coba vaksin TBC Bill Gates.
Indonesia menjadi salah satu lokasi uji klinis vaksin Tuberculosis (TBC) besutan The Gates Foundation, yang saat ini sedang dikembangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“ahahahha..setelah jakarta dan Jawa timur Jawa baratt menyusul siap jadi tempat lokasi uji coba vaksin tbc..warga Jabar silahkan menunggu giliran yaa
Okeh ..Gasskeuun di mulai dr lokasi lembur Pakuan dan sekitarnya lanjut KDM dan jajarannya..
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Baraya mang ole grup odading enak anyyiingg ngga kebagian soalnya TBC mah ngga kena sama grup mang ole cs
Seneng banget menghadapai tantangan ini seperti covid dulu, semua orang sibuk vaksin,ngantri pula dgn alasan buat ngurusin surat2 lah,biar masuk ke mall lah,buat kerjalah,buat transportasi lah dll,Alhamdulillah ttp konsisten dgn surat alkahfi 10 ayat pertama dan terakhir atas ajaran guru kesayangan ,muridnya yg bandel ini bebas bepergian tanpa hambatan keluar daerah,sampai covid selesai tanpa vaksin dan kartu2 vaksin”
Namun, benarkah Dedi Mulyadi nyatakan Jawa Barat akan jadi lokasi uji coba vaksin TBC Bill Gates?
(GFD-2025-27102) Hoaks! Jawa Barat akan jadi lokasi uji coba vaksin TBC Bill Gates
Sumber:Tanggal publish: 23/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran ANTARA, tidak ditemukan artikel dengan judul seperti dalam tangkapan layar unggahan tersebut. Namun, ANTARA menemukan artikel dengan foto, tanggal dan waktu serupa berjudul “Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sebut lagi Musim Duda Pimpin Indonesia: Jangan Berharap jadi Bupati Kalau Punya Istri”.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kementerian Kesehatan menginformasikan bahwa Indonesia telah menyelesaikan perekrutan peserta untuk uji klinis fase 3 vaksin kandidat Tuberkulosis (TBC) M72. Sebanyak 2.095 orang dari kalangan remaja dan dewasa terlibat dalam studi global ini, yang juga berlangsung di negara-negara seperti Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.
Uji klinis tersebut dilakukan oleh institusi pendidikan tinggi, di antaranya Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran. Pemerintah berharap vaksin ini dapat tersedia secara global sebelum tahun 2029.
Klaim: Jawa Barat akan jadi lokasi uji coba vaksin TBC Bill Gates
Rating: Hoaks
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kementerian Kesehatan menginformasikan bahwa Indonesia telah menyelesaikan perekrutan peserta untuk uji klinis fase 3 vaksin kandidat Tuberkulosis (TBC) M72. Sebanyak 2.095 orang dari kalangan remaja dan dewasa terlibat dalam studi global ini, yang juga berlangsung di negara-negara seperti Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.
Uji klinis tersebut dilakukan oleh institusi pendidikan tinggi, di antaranya Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran. Pemerintah berharap vaksin ini dapat tersedia secara global sebelum tahun 2029.
Klaim: Jawa Barat akan jadi lokasi uji coba vaksin TBC Bill Gates
Rating: Hoaks
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
(GFD-2025-27101) [KLARIFIKASI] Video Erick Thohir Tidak Mau Disuntik Vaksin Lebih Dulu Disebar dengan Keliru
Sumber:Tanggal publish: 22/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Video yang memperlihatkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bicara mengenai uji coba vaksin kembali beredar di media sosial pada Mei 2025.
Erick mengatakan bahwa imunisasi diutamakan bagi warga, kemudian ia merasa berdebar jika disuntik vaksin duluan.
Video itu beredar di tengah perhatian warganet terhadap uji coba vaksin TBC di Indonesia.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disunting dan dinarasikan secara keliru.
Video Erick Thohir tidak mau disuntik vaksin lebih dahulu disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (20/5/2025):
DIA SENDIRI TAKUT & TIDAK MAU JADI KELINCI PERCOBAAN VAKSIN, UNTUK ITU RAKYAT JANGAN MAU DISUNTIK VAKSIN.
SURUH DULUAN SUNTIK ERICK TOHIR DAN MENTERI KESEHATAN RI YANG HARUS DISUNTIK VAKSIN ITU...
Sementara, berikut ucapan Erick dalam video:
Bukannya saya takut enggak mau disuntik ya, tapi kayaknya sebagai Menteri BUMN ya disuntiknya agak belakangan lah. Rakyatnya dulu disuntik, baru kita. Masa kita duluan yang disuntik. Deg-degan juga.
Erick mengatakan bahwa imunisasi diutamakan bagi warga, kemudian ia merasa berdebar jika disuntik vaksin duluan.
Video itu beredar di tengah perhatian warganet terhadap uji coba vaksin TBC di Indonesia.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disunting dan dinarasikan secara keliru.
Video Erick Thohir tidak mau disuntik vaksin lebih dahulu disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (20/5/2025):
DIA SENDIRI TAKUT & TIDAK MAU JADI KELINCI PERCOBAAN VAKSIN, UNTUK ITU RAKYAT JANGAN MAU DISUNTIK VAKSIN.
SURUH DULUAN SUNTIK ERICK TOHIR DAN MENTERI KESEHATAN RI YANG HARUS DISUNTIK VAKSIN ITU...
Sementara, berikut ucapan Erick dalam video:
Bukannya saya takut enggak mau disuntik ya, tapi kayaknya sebagai Menteri BUMN ya disuntiknya agak belakangan lah. Rakyatnya dulu disuntik, baru kita. Masa kita duluan yang disuntik. Deg-degan juga.
Hasil Cek Fakta
Klip yang beredar di media sosial bersumber dari wawancara Erick Thohir di kanal YouTube Kumparan, 8 Agustus 2020.
Dalam kesempatan tersebut, Erick menyampaikan perkembangan uji klinis vaksin Covid-19. Ia memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan Biofarma halal dan aman.
Uji klinis tahap tiga melibatkan 1.620 relawan, yang dilakukan sesuai prosedur tetap atau protap.
Setelah kapasitas produksi terpenuhi, jurnalis Kumparan menanyai tentang tahap imunisasi.
"Itu yang masih deg-degan juga. Karena, bayangin kapasitasnya 40 juta, harus 320-380 juta," jawab Erick.
Erick menyampaikan kekhawatirannya terkait angka produksi vaksin dan target imunisasi yang harus dipenuhi.
Kemudian, ia lantas membahas mengenai uji klinis fase tiga yang melibatkan relawan.
Ia tidak menjadi bagian dari relawan tersebut karena merasa tidak etis jika pejabat mendapatkan vaksin terlebih dahulu dibanding warga.
"Bukan berarti enggak berani ya. Pengen disuntik. Bahkan kalau enggak salah, dari BUMN, Jubir saya disuntik duluan dia, mau," ujar Erick.
"Tapi kita sebagai pemimpin belakangan lah, bukan berarti karena takut tapi berikan kesempatan yang lain duluan," lanjutnya.
Namun klip yang beredar disebarkan dengan potongan yang tidak sesuai dengan urutannya, sehingga memicu kekeliruan informasi.
Seperti diwartakan Kompas.com, Erick Thohir mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pada Kamis, 14 Januari 2021.
Dalam kesempatan tersebut, Erick menyampaikan perkembangan uji klinis vaksin Covid-19. Ia memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan Biofarma halal dan aman.
Uji klinis tahap tiga melibatkan 1.620 relawan, yang dilakukan sesuai prosedur tetap atau protap.
Setelah kapasitas produksi terpenuhi, jurnalis Kumparan menanyai tentang tahap imunisasi.
"Itu yang masih deg-degan juga. Karena, bayangin kapasitasnya 40 juta, harus 320-380 juta," jawab Erick.
Erick menyampaikan kekhawatirannya terkait angka produksi vaksin dan target imunisasi yang harus dipenuhi.
Kemudian, ia lantas membahas mengenai uji klinis fase tiga yang melibatkan relawan.
Ia tidak menjadi bagian dari relawan tersebut karena merasa tidak etis jika pejabat mendapatkan vaksin terlebih dahulu dibanding warga.
"Bukan berarti enggak berani ya. Pengen disuntik. Bahkan kalau enggak salah, dari BUMN, Jubir saya disuntik duluan dia, mau," ujar Erick.
"Tapi kita sebagai pemimpin belakangan lah, bukan berarti karena takut tapi berikan kesempatan yang lain duluan," lanjutnya.
Namun klip yang beredar disebarkan dengan potongan yang tidak sesuai dengan urutannya, sehingga memicu kekeliruan informasi.
Seperti diwartakan Kompas.com, Erick Thohir mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pada Kamis, 14 Januari 2021.
Kesimpulan
Video Erick Thohir tidak mau disuntik vaksin lebih dahulu disebarkan dengan konteks keliru.
Video tersebut telah disunting tidak sesuai dengan urutannya. Erick menyampaikan kekhawatiran pasokan vaksin, kemudian ingin mendahulukan warga untuk divaksin dibanding pejabat.
Ia menegaskan tidak takut untuk divaksin, tetapi memberi kesempatan yang lain lebih dahulu.
Video tersebut telah disunting tidak sesuai dengan urutannya. Erick menyampaikan kekhawatiran pasokan vaksin, kemudian ingin mendahulukan warga untuk divaksin dibanding pejabat.
Ia menegaskan tidak takut untuk divaksin, tetapi memberi kesempatan yang lain lebih dahulu.
Rujukan
- https://www.facebook.com/sam.sam.196356/videos/1228731462311225/
- https://www.facebook.com/sendy.majean.1/videos/572118179257187
- https://www.facebook.com/bekam.az.zahra.2025/videos/1754849845386268
- https://www.youtube.com/watch?v=InY1-hfdBHg
- https://money.kompas.com/read/2021/01/14/130430226/erick-thohir-mengaku-sudah-disuntik-vaksin-covid-19
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27100) [KLARIFIKASI] Belum Ada Putusan Hakim Terkait Ijazah Jokowi
Sumber:Tanggal publish: 22/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan karena dituding palsu. Proses hukum kasus ini juga sedang bergulir setelah Jokowi melapor ke kepolisian.
Di media sosial, kemudian beredar sebuah video dengan narasi yang menyebutkan bahwa hasil persidangan memutuskan ijazah Jokowi terbukti palsu.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Narasi mengenai hasil persidangan membuktikan ijazah Jokowi palsu disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (18/5/2025):
HAKIM MENGAKUI IJAZAH JOKO WIDODO PALSU.VIRALKAN NEWS INI SE INDONESIA RAYA
Semoga tercipta negara yg damaiHIDUP RAKYAT INDONESIA!!
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Minggu (18/5/2025), mengenai hasil persidangan membuktikan ijazah Jokowi palsu.
Di media sosial, kemudian beredar sebuah video dengan narasi yang menyebutkan bahwa hasil persidangan memutuskan ijazah Jokowi terbukti palsu.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Narasi mengenai hasil persidangan membuktikan ijazah Jokowi palsu disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (18/5/2025):
HAKIM MENGAKUI IJAZAH JOKO WIDODO PALSU.VIRALKAN NEWS INI SE INDONESIA RAYA
Semoga tercipta negara yg damaiHIDUP RAKYAT INDONESIA!!
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Minggu (18/5/2025), mengenai hasil persidangan membuktikan ijazah Jokowi palsu.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan video serupa di kanal YouTube Harisun Abd Hadi (ustadz kampung), 7 Mei 2025.
Video yang beredar bukanlah penyampaikan hasil sidang, melainkan hanya penyampaian kecurigaan atas ijazah palsu oleh warga.
Sejauh ini, sudah tiga kali ijazah Jokowi diperkarakan keasliannya di meja hijau.
Pertama, pada 2019 ketika seorang bernama Umar Kholid menyebarkan narasi terkait ijazah SMA Jokowi yang diduga palsu melalui akun Facebooknya.
Dikutip dari Kompas.com, narasi itu langsung dibantah oleh pihak sekolah.
Kemudian, gugatan di meja hijau dilayangkan Bambang Tri Mulyono yang menuding ijazah SD, SMP, dan SMA Jokowi palsu.
Namun gugatan dengan nomor perkara 592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst itu telah ditolak Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Gugatan berikutnya dengan nomor perkara 610/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Pst dan 99/Pdt.G/2025/PN Skt yang memperkarakan ijazah S1 Jokowi dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baru-baru ini, Jokowi diadukan atas dugaan ijazah palsu dengan nomor laporan LI/39/IV/RES.1.24./2025/Direktorat Tindak Pidana Umum pada 9 April 2025.
Jokowi telah memenuhi undangan penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri untuk diperiksa sebagai terlapor dalam kasus dugaan ijazah palsu pada Selasa (20/5/2025).
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, ia diperiksa selama sekitar satu jam dengan diberi 22 pertanyaan.
Jokowi baru akan menunjukkan ijazah aslinya jika diminta oleh majelis hakim.
“Ijazah nanti akan kami buka pada saat diminta oleh pengadilan, oleh hakim. Jadi, ya kita tunggu proses hukum selanjutnya,” ujarnya.
Sejauh ini, belum ada putusan sidang yang menyatakan bahwa ijazah tersebut asli atau palsu.
Video yang beredar bukanlah penyampaikan hasil sidang, melainkan hanya penyampaian kecurigaan atas ijazah palsu oleh warga.
Sejauh ini, sudah tiga kali ijazah Jokowi diperkarakan keasliannya di meja hijau.
Pertama, pada 2019 ketika seorang bernama Umar Kholid menyebarkan narasi terkait ijazah SMA Jokowi yang diduga palsu melalui akun Facebooknya.
Dikutip dari Kompas.com, narasi itu langsung dibantah oleh pihak sekolah.
Kemudian, gugatan di meja hijau dilayangkan Bambang Tri Mulyono yang menuding ijazah SD, SMP, dan SMA Jokowi palsu.
Namun gugatan dengan nomor perkara 592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst itu telah ditolak Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Gugatan berikutnya dengan nomor perkara 610/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Pst dan 99/Pdt.G/2025/PN Skt yang memperkarakan ijazah S1 Jokowi dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baru-baru ini, Jokowi diadukan atas dugaan ijazah palsu dengan nomor laporan LI/39/IV/RES.1.24./2025/Direktorat Tindak Pidana Umum pada 9 April 2025.
Jokowi telah memenuhi undangan penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri untuk diperiksa sebagai terlapor dalam kasus dugaan ijazah palsu pada Selasa (20/5/2025).
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, ia diperiksa selama sekitar satu jam dengan diberi 22 pertanyaan.
Jokowi baru akan menunjukkan ijazah aslinya jika diminta oleh majelis hakim.
“Ijazah nanti akan kami buka pada saat diminta oleh pengadilan, oleh hakim. Jadi, ya kita tunggu proses hukum selanjutnya,” ujarnya.
Sejauh ini, belum ada putusan sidang yang menyatakan bahwa ijazah tersebut asli atau palsu.
Kesimpulan
Narasi mengenai hasil persidangan membuktikan ijazah Jokowi palsu merupakan hoaks.
Dari dua gugatan terkait ijazah Jokowi, tidak ada hasil persidangan yang menyatakan asli atau tidaknya ijazah.
Dalam gugatan teranyar, Jokowi baru diperiksa sebagai terlapor. Dalam kasus baru ini belum memasuki pengadilan, apalagi putusan sidang.
Dari dua gugatan terkait ijazah Jokowi, tidak ada hasil persidangan yang menyatakan asli atau tidaknya ijazah.
Dalam gugatan teranyar, Jokowi baru diperiksa sebagai terlapor. Dalam kasus baru ini belum memasuki pengadilan, apalagi putusan sidang.
Rujukan
- https://www.facebook.com/dora.emon.590666/videos/1009413671304623/
- https://www.facebook.com/ahmad.amin.857744/videos/1142078174266796/
- https://www.facebook.com/publik.bicara.2025/videos/1420724176015990/
- https://www.facebook.com/ahmad.rahmadi.603392/videos/651351157782737/
- https://www.facebook.com/baharudin.533362/videos/1391983085561701/
- https://www.youtube.com/watch?v=eYM8qGbA34I
- https://nasional.kompas.com/read/2025/04/30/11351451/diam-sejak-2019-jokowi-turun-langsung-diduga-laporkan-soal-tudingan-ijazah?page=all
- https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/zaef02c11117d7aaa1cc313230323531.html
- https://nasional.kompas.com/read/2025/05/21/07190651/ketika-jokowi-buktikan-keaslian-ijazah-ke-penyidik-tenteng-bukti-otentitk-di?page=all#page2
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27099) Keliru: Video Pesawat Rafale yang Ditembak Pakistan
Sumber:Tanggal publish: 22/05/2025
Berita
SEBUAH akun media sosial TikTok [arsip] pada 9 Mei 2025, mengunggah video yang diklaim penembakan pesawat Rafale milik India oleh militer Pakistan. Pesawat berbendera India tersebut tampak jatuh menimpa beberapa rumah.
Sejumlah orang kemudian menyaksikan pesawat yang masih mengeluarkan api dan asap itu. Namun tak satupun dari mereka berusaha untuk memadamkan api.
Benarkah ini pesawat Rafale yang ditembak Pakistan?
Sejumlah orang kemudian menyaksikan pesawat yang masih mengeluarkan api dan asap itu. Namun tak satupun dari mereka berusaha untuk memadamkan api.
Benarkah ini pesawat Rafale yang ditembak Pakistan?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video dengan analisis visual, layanan pencarian gambar terbalik dengan Google, alat pendeteksi kecerdasan buatan, dan menelusuri pemberitaan terkait dari organisasi cek fakta di India dan Pakistan. Hasilnya, konten tersebut dibuat menggunakan kecerdasan buatan.
Berdasarkan analisis manual dengan membagi video menjadi dua frame utama, Tempo menemukan visual yang anomali dan janggal pada konten tersebut. Kejanggalan visual seperti ini menjadi salah satu ciri konten dibuat dengan kecerdasan buatan.
Anomali dapat dilihat pada tekstur api terlihat tidak alami, asap yang tiba-tiba muncul dari ujung kepala pesawat (lingkaran kuning) dan kepala orang berbaju merah yang terdistorsi (lingkaran merah).
Tempo kemudian menganalisis menggunakan alat deteksi kecerdasan buatan, Hivemoderation.com. Hasilnya, 57,6 persen video melibatkan kecerdasan buatan di antaranya Flux, Stable Diffusioan, dan Midjourney.
Konten tersebut lebih dulu menyebar di India. Organisasi pemeriksa fakta independen di India, Factly, menulis, konten itu beredar di tengah informasi dari pejabat AS yang mengatakan bahwa jet Pakistan menjatuhkan dua pesawat Militer India pada 8 Mei 2025. Namun, tidak ada konfirmasi resmi atau bukti yang sama hingga 09 Mei 2025.
Factly menggunakan analisis visual dan alat deteksi kecerdasan buatan. Hasilnya sama dengan kesimpulan Tempo, konten tersebut dibuat dengan AI. Deteksi dengan Hive Moderation menghasilkan 72 persen konten mirip menggunakan kecerdasan buatan.
Perbedaan hasil deteksi Hive tersebut dapat terjadi sebab kreator konten menambahkan teks versi bahasa Indonesia, dengan ukuran lebih besar yang menutup hampir separuh konten. Menyisipkan teks seperti ini sudah jamak dilakukan untuk mengelabui alat deteksi kecerdasan buatan.
Organisasi pemeriksa fakta lainnya berbahasa Urdu, News Checker, juga telah memeriksa konten serupa. Mereka menggunakan alat pendeteksi AI seperti Site Engine dan juga Hive Moderation. Site Engine telah menunjukkan 99% kemungkinan penggunaan kecerdasan buatan pada frame video ini dan Hive Moderation telah menunjukkan 91,5% kemungkinan penggunaan AI.
Hasil deteksi menggunakan Site Engine. [Sumber: News Checker India]
Konflik India-Pakistan
Konflik antara India dan Pakistan dimulai setelah terjadinya serangan di Lembah Baisaran, Pahalgam, Kashmir yang dikuasai India pada 22 April 2025. Dalam serangan itu, sekelompok pria bersenjata membunuh 26 orang, termasuk 25 wisatawan dan satu penunggang kuda lokal.
India menuding Pakistan mendukung, mempersenjatai, dan melatih kelompok-kelompok bersenjata yang dianggap menjadi sumber kerusuhan di daerah tersebut. Di sisi lain, Pakistan menegaskan bahwa mereka hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik untuk gerakan pemisahan diri di Kashmir.
Pada Rabu pagi, 7 Mei 2025, India meluncurkan serangan rudal ke sejumlah wilayah di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan. Serangan ini disebut sebagai operasi sindoor, mengakibatkan sejumlah ledakan yang terdengar di berbagai daerah, termasuk Kota Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli di wilayah yang disengketakan.
Kepada Al Jazeera, setelah serangan 7 Mei itu, Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar mengatakan Islamabad, telah menembak jatuh lima jet India, di antaranya tiga Rafale, satu MiG-29, dan satu Su-30.
Sejauh ini New Delhi belum secara resmi mengonfirmasi atau membantah laporan tersebut.
Berdasarkan analisis manual dengan membagi video menjadi dua frame utama, Tempo menemukan visual yang anomali dan janggal pada konten tersebut. Kejanggalan visual seperti ini menjadi salah satu ciri konten dibuat dengan kecerdasan buatan.
Anomali dapat dilihat pada tekstur api terlihat tidak alami, asap yang tiba-tiba muncul dari ujung kepala pesawat (lingkaran kuning) dan kepala orang berbaju merah yang terdistorsi (lingkaran merah).
Tempo kemudian menganalisis menggunakan alat deteksi kecerdasan buatan, Hivemoderation.com. Hasilnya, 57,6 persen video melibatkan kecerdasan buatan di antaranya Flux, Stable Diffusioan, dan Midjourney.
Konten tersebut lebih dulu menyebar di India. Organisasi pemeriksa fakta independen di India, Factly, menulis, konten itu beredar di tengah informasi dari pejabat AS yang mengatakan bahwa jet Pakistan menjatuhkan dua pesawat Militer India pada 8 Mei 2025. Namun, tidak ada konfirmasi resmi atau bukti yang sama hingga 09 Mei 2025.
Factly menggunakan analisis visual dan alat deteksi kecerdasan buatan. Hasilnya sama dengan kesimpulan Tempo, konten tersebut dibuat dengan AI. Deteksi dengan Hive Moderation menghasilkan 72 persen konten mirip menggunakan kecerdasan buatan.
Perbedaan hasil deteksi Hive tersebut dapat terjadi sebab kreator konten menambahkan teks versi bahasa Indonesia, dengan ukuran lebih besar yang menutup hampir separuh konten. Menyisipkan teks seperti ini sudah jamak dilakukan untuk mengelabui alat deteksi kecerdasan buatan.
Organisasi pemeriksa fakta lainnya berbahasa Urdu, News Checker, juga telah memeriksa konten serupa. Mereka menggunakan alat pendeteksi AI seperti Site Engine dan juga Hive Moderation. Site Engine telah menunjukkan 99% kemungkinan penggunaan kecerdasan buatan pada frame video ini dan Hive Moderation telah menunjukkan 91,5% kemungkinan penggunaan AI.
Hasil deteksi menggunakan Site Engine. [Sumber: News Checker India]
Konflik India-Pakistan
Konflik antara India dan Pakistan dimulai setelah terjadinya serangan di Lembah Baisaran, Pahalgam, Kashmir yang dikuasai India pada 22 April 2025. Dalam serangan itu, sekelompok pria bersenjata membunuh 26 orang, termasuk 25 wisatawan dan satu penunggang kuda lokal.
India menuding Pakistan mendukung, mempersenjatai, dan melatih kelompok-kelompok bersenjata yang dianggap menjadi sumber kerusuhan di daerah tersebut. Di sisi lain, Pakistan menegaskan bahwa mereka hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik untuk gerakan pemisahan diri di Kashmir.
Pada Rabu pagi, 7 Mei 2025, India meluncurkan serangan rudal ke sejumlah wilayah di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan. Serangan ini disebut sebagai operasi sindoor, mengakibatkan sejumlah ledakan yang terdengar di berbagai daerah, termasuk Kota Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli di wilayah yang disengketakan.
Kepada Al Jazeera, setelah serangan 7 Mei itu, Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar mengatakan Islamabad, telah menembak jatuh lima jet India, di antaranya tiga Rafale, satu MiG-29, dan satu Su-30.
Sejauh ini New Delhi belum secara resmi mengonfirmasi atau membantah laporan tersebut.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klim video pesawat Rafale yang ditembak Pakistan adalah keliru.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@rudiyanto0990/video/7502458365986098438?q=pakistan%20vs%20India%20terbaru&t=1747675429626
- https://mvau.lt/media/efd04e2b-48b9-4f48-8c27-3f71ed2bc4a6
- http://hivemoderation.com
- https://factly.in/an-ai-generated-video-is-being-falsely-shared-as-real-footage-of-an-indian-air-force-jet-engulfed-in-fire/
- https://newschecker.in/ur/fact-check-ur/ai-video-shared-as-indian-jet
- https://www.tempo.co/internasional/awal-mula-konflik-india-vs-pakistan-1364555
- https://www-aljazeera-com.translate.goog/news/2025/5/14/did-pakistan-shoot-down-five-indian-fighter-jets-what-we-know?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc /cdn-cgi/l/email-protection#0566606e63646e716445716068756a2b666a2b6c61
Halaman: 49/6183