• (GFD-2024-23980) Cek fakta, Andika sebut Jawa Tengah menjadi provinsi dengan ekonomi terkuat nomor empat di Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/11/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut satu Andika Perkasa menyebut Jawa Tengah sebagai provinsi dengan ekonomi terkuat nomor empat di Indonesia.

    Data itu disampaikan dalam debat perdana Pilkada Jateng 2024 bertema “Pembangunan Berkelanjutan: Membangun Infrastruktur dan Ketahanan Pangan Jawa Tengah dalam Menghadapi Perubahan lklim dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat”, yang digelar di MAC Ballroom, Semarang, Ahad (10/11/2024) malam.

    “Hari ini Jawa Tengah telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomor empat (4) nasional. Dibelakang Daerah Khusus Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat,” ungkap Andika saat menjabarkan visi-misi di awal acara debat.

    Lalu, benarkah saat ini Jawa Tengah menjadi provinsi dengan ekonomi terkuat nomor empat di Indonesia?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan Pendapatan Domestik Regional Brutodari  data Badan Pusat Statistik (BPS) , DKI Jakarta menjadi provinsi dengan skala ekonomi terbesar di Indonesia. Kemudian diikuti Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

    Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi provinsi ini selama Triwulan I 2024 mencapai 4,97 persen.

    Kepala BPS Jawa Tengah Dadang Hardiwan dilansir dari ANTARA mengatakan pertumbuhan ekonomi di tiga bulan pertama 2024 tersebut meningkat 1,79 persen dibanding triwulan IV 2023.

    Secara umum, menurut dia, Jawa Tengah menjadi penyumbang terbesar keempat terhadap perekonomian Pulau Jawa. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sendiri masih berada di bawah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-23979) [HOAKS] Tumpukan Uang di Ruang Stafsus Eks Menkominfo Budie Arie

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/11/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video menampilkan tumpukan uang dalam lemari di ruang staf khusus (stafsus) eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie.

    Video berdurasi 36 detik tersebut menampilkan sekelompok orang berseragam merah membuka loker berisi uang.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video tidak benar atau hoaks.

    Video tumpukan uang di ruang stafsus Budi Arie disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (12/11/2024):

    Ruangan staf khusus Budi Ari (Menkoinfo) pelindung judi online di grebek Polisi, telah ditemukan tumpukan uang yg jumlahnya sangat fantastis.

    Hasil Cek Fakta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menjadi sorotan usai Polda Metro Jaya menetapkan 18 tersangka kasus judi online (judol) yang melibatkan pegawai Komdigi.

    Kendati demikian, video yang beredar tidak terkait dengan kasus judol yang sedang ditangani aparat.

    Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Abdul Qohar menjelaskan, sekelompok orang berpakaian merah dalam video merupakan penyidik Kejagung.

    Mereka menyita uang di kantor PT Aset Pasifik terkait kasus dugaan korupsi PT Duta Palma.

    "Ketika yang dipakai seragam yang saya lihat itu, pada saat kita melakukan penggeledahan di PT Aset Pasifik," kata Abdul dikutip dari Kompas.com.

    Penggeledahan dan pengusutan tindak pidana tersebut dirangkum Kompas TV, 25 Oktober 2024.

    Kesimpulan

    Video penyitaan uang di kantor PT Aset Pasifik terkait kasus dugaan korupsi PT Duta Palma disebarkan dengan konteks keliru.

    Kejaksaan Agung memastikan video tersebut tidak terkait dengan pengusutan kasus judi online (judol) yang melibatkan pegawai Komdigi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23978) [HOAKS] Puan Maharani Bagi-bagi Uang Rp 25 Juta

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/11/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video mengeklaim Puan Maharani membagikan uang Rp 25 juta sebagai rasa syukur karena kembali terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).

    Berdasarakan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan hasil manipulasi.

    Video yang menampilkan Puan Maharani membagikan uang Rp 25 juta muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram ini.

    Dalam video, Puan mengatakan, uang Rp 25 juta akan diberikan kepada warganet yang sudah mengikuti akun tersebut dan membagikan video.

    Hasil Cek Fakta

    Di akun Instagram resmi milik Puan Muharani, tidak ditemukan konten soal pembagian uang Rp 25 juta seperti dalam unggahan yang beredar. 

    Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian menelusuri sumber unggahan menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, video tersebut diketahui memanipulasi foto Puan Maharani yang diunggah di Instagramnya pada 10 Mei 2023.

    Dalam keterangannya, foto itu adalah momen saat Puan yang merupakan ketua ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) menyampaikan pesan dari para pemimpin parlemen di Asia Tenggara kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

    Hal itu disampaikan Puan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Mei 2023. 

    Tim Cek Fakta Kompas.com juga mengecek suara Puan menjanjikan uang Rp 25 juta menggunakan Hive Moderation.

    Tools tersebut dapat mendeteksi sebuah suara dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) atau bukan. Setelah dicek, hasilnya suara Puan memiliki probabilitas 99.9 persen dihasilkan oleh AI.

    Kesimpulan

    Video yang menampilkan Puan Maharani membagikan Rp 25 juta usai terpilih menjadi Ketua DPR RI merupakan hasil manipulasi. 

    Video tersebut memanipulasi foto Puan saat menghadiri KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2023. 

    Sementara, setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Puan menjanjikan Rp 25 juta terdeteksi dihasilkan oleh AI dengan probabilitas mencapai 99.9 persen.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23977) [KLARIFIKASI] Perusakan Makam di Indramayu akibat Perselisihan Warga, Waspada Narasi Rasis

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/11/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan seorang pria memakai kaus biru mencabut dan menginjak nisan di sebuah kuburan di Indramayu, Jawa Barat.

    Video tersebut disebarkan dengan narasi ujaran kebencian kepada kelompok etnis Tionghoa atau China.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi tersebut.

    Video perusakan makam di Indramayu oleh etnis Tionghoa disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini. Arsipnya dapat dilihat di sini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 5 November 2024:

    Parilaku China sungguh keterlaluan, orang sudah masuk liang kubur masih saja di ganggu peristirahatannya

    Inilah warga negara Tiongkok yg dibanggakan @PdiperjuanganP hinggaStudi banding, aklaqnya buruk dijadikan contoh.

    Sementara, berikut teks yang tertera pada video berdurasi 22 detik tersebut:

    pengerusakan kuburan di Indramayu

    akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, 5 November 2024, mengenai pengrusakan makam di Indramayu yang menyudutkan etnis Tionghoa.

    Hasil Cek Fakta

    Video yang beredar serupa dengan video viral yang diwartakan kanal YouTube Tribunnews, 15 Oktober 2024.

    Makam dalam video berlokasi di TPU Ketepeng Reges, Desa Panyindang Kulon, Indramayu.

    Peristiwa dalam video terkait dengan penempelan stiker bertuliskan "disegel" di makam dengan mencatut logo Pengadilan Negeri (PN) Indramayu.

    Humas PN Indramayu, Adrian Anju Purba meluruskan bahwa pemakaian logo tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan PN Indramayu.

    "Itu (penempelan stiker di makam) tidak pernah dilakukan dan bukan produk dari Pengadilan Negeri," kata Adrian dikutip dari Kompas TV.

    Kasus penempelan stiker "disegel" di Indramayu dipicu oleh perselisihan antarwarga mengenai hak atas tanah makam.

    Kepala Desa Panyindangan, Ono Daryono menjelaskan, perselisihan sudah berlangsung lama dan masih dalam proses penanganan di pengadilan.

    Pemerintah desa beberapa kali berusaha melakukan mediasi dengan kedua belah pihak, tetapi selalu terkendala karena salah satu pihak tidak datang.

    "Kalau tidak bisa diselesaikan di tingkat desa, kami berharap kedua belah pihak menyelesaikannya di pengadilan agar masalah ini bisa segera terang dan tidak menimbulkan konflik lebih lanjut," kata Ono dikutip dari Kompas.com, 14 Oktober 2024.

    Kesimpulan

    Video pengrusakan makam di TPU Ketepeng Reges, Desa Panyindang Kulon, Indramayu, Jawa Barat terkait perselisihan hak tanah antarwarga.

    Video tersebut disebarkan dengan narasi keliru yang menyudutkan etnis Tionghoa.

    Pemerintah desa telah berusaha memediasi kedua pihak, tetapi gagal. Kini, perselisihan antarwarga tersebut dalam proses penanganan di pengadilan.

    Rujukan