• (GFD-2021-7853) [SALAH] Petai dan Jengkol dapat Sebabkan Stroke

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 15/11/2021

    Berita

    “Akibat pete dan jengkol di konsumsi ini
    jadinya stroke usia 24 tahun..

    Terjadi pada Wanita muda mengalami
    stroke..”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan dari akun Facebook Irwanto Iwan berupa sebuah video seorang wanita yang diklaim mengalami stroke karena mengkonsumsi petai dan jengkol. Postingan tersebut disukai 128 kali, dikomentari 98 kali, dan disebarkan kembali sebanyak 915 kali.

    Hoax berulang yang sudah beredar sejak bulan Mei lalu dan sudah dibahas oleh turnbackhoax.id, diketahui wanita tersebut tidak mengalami stroke melainkan gangguan saraf wajah bernama bell’s palsy yang disebabkan oleh kerusakan bagian saraf kranial ketujuh. Berdasarkan artikel dari Kompas.com, dr. Paryono, Sp.S(K) selaku Dokter spesialis saraf RSUP Dr Sarjito Sleman menjelaskan bahwa tidak adanya hubungan antara konsumsi petai dan jengkol dengan stroke, sedangkan petai sendiri dapat meningkatkan asam urat. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke dikutip dari Kompas.com adalah:

    Gaya hidup
    Kelebihan berat badan atau obesitas
    Gaya hidup pasif
    Konsumsi alcohol
    Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin
    Faktor risiko medis
    Tekanan darah lebih tinggi dari 120/80 milimeter air raksa (mm Hg)
    Merokok atau terpapar asap rokok orang lain
    Kolesterol Tinggi
    Diabetes
    Apnea tidur obstruktif
    Penyakit kardiovaskular, termasuk gagal jantung, kelainan jantung, infeksi jantung atau irama jantung yang tidak normal
    Riwayat pribadi atau keluarga dari stroke, serangan jantung atau serangan iskemik sementara.
    Melihat dari penjelasan tersebut, klaim bahwa mengonsumsi petai dan jengkol dapat menyebabkan penyakit stroke adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).

    Informasi yang salah. Faktanya petai dan jengkol tidak termasuk dalam faktor risiko penyebab stroke, wanita yang ada pada video tersebut tidak mengalami stroke melainkan gangguan saraf Bell’s palsy.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7852) [SALAH] Prediksi Akan Ada Bencana Besar di Palopo

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 15/11/2021

    Berita

    “Gess… Ada barusan cerita ku dengar dari kampung ku, di batu.. Ada tetua (orang tua kampung).. Entah itu mimpi atau tidak, tapi nyata. Nabilang toh, na tanya itu org di kampung. Ke den keluarga mi dio palopo, sua jolo male torroan to kampong na,.. Suruh menjauh dari palopo maksudnya.., karena bakalan ada bencana besar yg akan datang.. Tapi wallahu a’lam bisshowab.. Kita hanya manusia biasa.. Dan ini cerita toh, mirip sama yg terjadi di masamba pernah sebelum bencana.. Ada org di rasuki.. Nabilang tinggalkan ini masamba karena ada bencana besar mau datang.. Tapi kek tdk ada yg peduli.. Karena na kira akal2an ji.. Tapi alhasil, kan sdh terjadi.. Jadi toh, merinding ka dengar ini waktu menelpon keluarga ku dari bawa.. Karena palopo kata nanti paling besar bencana nya.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah pesan berantai Whatsapp yang menyebutkan bahwa akan ada bencana besar yang terjadi di Palopo, Sulawesi Selatan. Dalam isi pesan itu, disebut ada tetua kampung meminta warga menjauh dari Palopo karena akan datang bencana besar di wilayah tersebut.

    Berdasarkan penelusuran, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, informasi yang beredar itu tidak benar alias hoaks.

    “(Informasi tersebut) tidak benar,” kata Abdul saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/11/2021).

    Ia menekankan, tidak ada yang bisa memprediksi secara tepat kapan bencana besar akan datang. Contohnya, seperti gempa bumi yang kemunculannya tidak dapat diprediksi. Belum ada alat bisa memprediksi secara tepat kapan, di mana, dan seberapa besar bencana gempa akan terjadi di suatu daerah.

    Hal yang sama disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Andi Jemma Masamba, Winarno Nurdianto, saat dihubungi secara terpisah, Sabtu (13/11/2021). Terkait prediksi bencana besar yang terjadi di wilayah Palopo, pihaknya sejauh ini hanya memberi peringatan waspada terkait dampak La Nina.

    “BMKG melalui berbagai media sudah menyampaikan bahwa waspada dampak La Nina, dari bulan November 2021 hingga Februari 2022,” kata Winarno kepada Kompas.com.

    Kendati demikian, tidak ada peringatan khusus untuk meninggalkan wilayah Palopo karena cuaca atau prediksi bencana iklim. La Nina merupakan fenomena ketika suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal. Akibatnya, udara terasa lebih dingin dan curah hujan lebih tinggi. La Nina biasanya berisiko meningkatkan bencana hidrometorologi, seperti banjir, banjir bandnag, longsor, pohon tumbang, dan lain-lain.

    “Wilayah Luwu Raya termasuk Kota Palopo memiliki profil iklim Non-ZOM (Non Zona Musim), artinya pada saat musim hujan dengan musim kemarau, tidak memiliki perbedaan yang jelas, maksudnya kota Palopo dengan intensitas curah hujan tinggi sepanjang tahun,” jelas Winarno.

    Kesimpulan

    Informasi yang sesat. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, informasi yang beredar itu tidak benar alias hoaks. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat kapan, di mana, dan seberapa besar suatu bencana akan terjadi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7851) [SALAH] Makan Sambil Berdiri Menyebabkan Makanan Akan Langsung Masuk Ke Usus

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 15/11/2021

    Berita

    “4 Alasan Untuk Tidak Makan Sambil Berdiri

    Mempengaruhi Pencernaan

    Makanan akan langsung memasuki usus. Mengakibatkan meningkatnya tekanan di usus.

    Mendorong Makan Berlebih

    Proses pencernaan akan bekerja lebih cepat, otak tidak tahu perut sudah kenyang atau belum.

    Cepat Merasa Lapar

    Makan dalam posisi berdiri dapat membuat sistem pencernaan 30% lebih cepat.

    Kembung

    Usus hanya memiliki sedikit waktu untuk menyerap makanan, dan menghasilkan gas penyebab kembung.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah informasi dalam bentuk flyer yang menjelaskan terkait 4 alasan untuk tidak makan sambil berdiri. Salah satunya, makan sambil berdirii diklaim akan menyebabkan makanan yang dimakan akan langsung memasuki usus dan mengakibatkan meningkatnya tekanan di usus. Informasi tersebut beredar di akun instagram @kimiafarmadepok.

    Setelah ditelusuri informasi tersebut keliru. Faktanya, makan sambil berdiri tidak menyebabkan makanan langsung masuk ke usus. Dilansir dari Alodokter, makan sambil berdiri memiliki efek bagi kondisi tubuh, salah satunya menyebabkan gangguan sistem pencernaan. Kerja sistem pencernaan di dalam tubuh dipengaruhi oleh posisi tubuh ketika makan. Makan sambil berdiri dapat membuat lambung mengosongkan isi perut terlalu cepat. Hal ini membuat lambung tidak punya waktu banyak untuk memecah zat-zat dalam makanan, sehingga nutrisi yang dicerna dan diserap oleh usus menjadi tidak maksimal.

    Selain itu, dilansir dari Kumparan, gangguan pencernaan paling sering dialami oleh orang yang gemar menyantap makanan sambil berdiri. Gangguan ini disebabkan karena partikel makanan tidak dapat dipecah dengan baik dan tetap tertahan di dalam usus.

    Dengan begitu, makan sambil berdiri tidak menyebabkan makanan langsung memasuki usus. Makanan yang dicerna tetap melalui sistem pencernaan pada umumnya, makanan diproses dimulut- kerongkongan- lambung- usus. Namun, yang membedakan hanya proses di masing-masing sistem pencernaan.

    Berdasarkan seluruh referensi, klaim makan sambil berdiri menyebabkan makanan langsung masuk ke usus adalah hoaks dengan kategori konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia IS.

    Informasi tersebut keliru. Faktanya, makan sambil berdiri tidak menyebabkan makanan langsung memasuki usus. Makanan yang dicerna tetap melalui sistem pencernaan pada umumnya, makanan diproses dimulut- kerongkongan- lambung- usus.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7850) [SALAH] Foto Pohon Tertua di Dunia Berumur 6000 Tahun di Tanzania, Afrika

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 15/11/2021

    Berita

    “Oldest tree in the world. 6000 years. Tanzania. Africa.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Curiosity (@SciencePorn1) menngunggah cuitan berupa foto pohon dengan narasi yang mengklaim foto tersebut adalah pohon tertua di dunia yang berusia 6000 tahun dan berasal dari Tanzania. Cuitan tersebut mendapat atensi berupa 3.190 retweet, 20.421 suka, dan 204 balasan.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan tersebut telah beredar sejak tahun 2004 melalui unggahan forum blog berbahasa Rusia, yakni Yaplakal, tanpa adanya keterangan lokasi diambilnya foto pohon bernama baobab itu. Foto yang sama juga ditemukan pada unggahan situs imgur pada 3 September 2020 dengan narasi sebagai berikut.

    “According to scientists, this baobab tree is about 6.000 years old. This makes it one of the oldest living things on earth. Located in Senegal (West Africa).”

    Namun, penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa pohon baobab bernama Panke tertua ditemukan di Zimbabwe dengan usia sekitar 2.450 tahun berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada jurnal Nature Plans. Selain itu, mengutip dari Live Science, pohon tertua di dunia yang pernah ditemukan adalah Methuselah atau pinus longaeva yang berusia 4.845 di Pengunungan White California. Para peneliti juga menemukan pohon yang sama di pegunungan tersebut dengan usia 5.062 tahun.

    Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Curiosity (@SciencePorn1) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, foto cuitan itu adalah foto pohon Baobab yang bukan termasuk pohon tertua di dunia. Sejauh ini, pohon tertua yang pernah ada adalah pohon Methuselah (pinus longaeva) yang tumbuh di pegunungan White California dan berusia 5.062 tahun.

    Rujukan