(GFD-2025-29397) Cek Fakta: Tidak Benar Link Pendaftaran Rekrutmen PPPK BGN 2025
Sumber:Tanggal publish: 02/10/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar kembali postingan klaim link pendaftaran rekrutmen PPPK Badan Gizi Nasional (BGN) 2025. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 28 September 2025.
Dalam postingan terdapat tulisan:
"REKRUTMEN PPPK 2025
( Badan Gizi Nasional )
Persyaratan:
- Pria/wanita
- Usia 22-45 thn
- Sehat jasmani dan rohani
- Penempatan daerah masing"
- Berkelakuan baik
Info pendaftaran 👇
https://lokerterbaru.rcjapk.com/"
Sedangkan narasi dalam postingan yang menyertakan BADAN GIZI NASIONAL dan BKN adalah:
"REKRUTMEN PPPK BADAN GIZI NASIONAL
UNTUK SMA/SMK D3 & 1-S3
DIBUKA LEBIH-33RIBU FORMASI
BADAN GISI NASIONAL 2025
PENDAFTARAN GRATIS TIDAK DIPUUNUT BIAYA"
Ketika link daftar dalam unggahan tersebut diklik, mengarah pada halaman situs berupa formulir digital yang meminta nama lengkap dan nomor Telegram aktif.
Benarkah klaim link pendaftaran rekrutmen PPPK Badan Gizi Nasional (BGN) 2025? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran rekrutmen PPPK BGN 2025. Penelusuran mengarah pada artikel Liputan6.com, berjudul "Awas Lowongan Kerja Palsu BGN, Data Pribadi Jadi Incaran".
Dalam artikel ini, Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional Khairul Hidayati mengatakan, sehubungan dengan maraknya informasi yang beredar mengenai seleksi pendaftaran pegawai BGN, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap segala bentuk informasi yang tidak bersumber dari kanal resmi BGN.
"Segala bentuk informasi resmi terkait seleksi pegawai BGN disebarluaskan melalui platform resmi BGN," kata Khairul, dikutip dari situs resmi BGN, Kamis (7/8/2025).
Khairul menegaskan, seluruh masyarakat lebih waspada terkait informasi yang mengatasnamakan BGN disertai pungutan biaya dan pengumpulan data pribadi.
Khairul pun meminta masyarakat untuk menjaga keamanan data pribadi dan menghindari potensi penipuan.
"Pastikan Anda selalu memverifikasi informasi melalui situs resmi atau media sosial resmi BGN," ujarnya.Â
Â
Sumber:Â
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/6126718/awas-lowongan-kerja-palsu-bgn-data-pribadi-jadi-incaran
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran rekrutmen PPPK BGN 2025, tidak benar.
(GFD-2025-29396) Keliru: Oregano dapat Menyembuhkan Penyakit Mata
Sumber:Tanggal publish: 03/10/2025
Berita
SEJUMLAH konten beredar di Facebook [akun satu [arsip], akun dua] dengan klaim daun oregano dapat menyembuhkan berbagai penyakit mata, salah satunya katarak. Konten itu menampilkan ilustrasi obat herbal dengan keterangan “jutaan orang yang dulunya memakai kacamata dan menderita katarak kini mulai membaik penglihatannya dengan obat alami ini”.Â
Pada kolom komentar, pengunggah menautkan alamat situs blog laman lain yang menjelaskan manfaat daun oregano. Artikel dalam blog itu menjelaskan cara menyembuhkan penyakit mata dengan meminum air rebusan oregano setiap hari dan mengoleskan air rebusan oregano dengan kapas ke kelopak mata yang tertutup. Olahan oregano ini diklaim dapat menyembuhkan katarak dan pasien tidak lagi memerlukan kacamata
Namun, benarkah air rebusan daun oregano dapat menyembuhkan berbagai penyakit mata?
Pada kolom komentar, pengunggah menautkan alamat situs blog laman lain yang menjelaskan manfaat daun oregano. Artikel dalam blog itu menjelaskan cara menyembuhkan penyakit mata dengan meminum air rebusan oregano setiap hari dan mengoleskan air rebusan oregano dengan kapas ke kelopak mata yang tertutup. Olahan oregano ini diklaim dapat menyembuhkan katarak dan pasien tidak lagi memerlukan kacamata
Namun, benarkah air rebusan daun oregano dapat menyembuhkan berbagai penyakit mata?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi konten tersebut dengan menelusuri jurnal-jurnal kredibel dan mewawancarai dokter. Hasilnya, tidak ada riset yang menyebutkan kaitan antara oregano dan khasiatnya menyembuhkan penyakit mata. Pengobatan mata dengan ramuan tetes mata yang tidak steril, bisa berisiko pada kebutaan.
Dokter spesialis mata RSUD Eka Candrarini Surabaya Paramita Putri, mengingatkan bahwa mata adalah organ steril. Artinya, segala sesuatu yang menyentuh mata (termasuk obat) harus terjamin kebersihan dan sterilitasnya.Â
Jika benda yang masuk tidak steril, justru dapat berisiko bagi kesehatan mata. “Berisiko mengancam penglihatan hingga terjadi kebutaan,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 30 September 2025.
Menurut Paramita, Akademi Oftalmologi Amerika (AAO) menganjurkan untuk menghindari penggunaan obat tetes mata buatan sendiri karena berisiko infeksi. Dia menyarankan penggunaan obat tetes mata pelumas yang dijual bebas untuk mata kering atau iritasi.Â
“Harus atas indikasi yang tepat setelah berkonsultasi dan periksakan ke tenaga medis ahli,” kata dia.
Dilansir Medical News Today, penggunaan obat tetes mata buatan sendiri tidak aman karena mungkin tidak steril, tidak mengandung pengawet yang memadai, atau menggunakan bahan-bahan yang aman. Sebuah studi tahun 2022 meninjau 275 resep produk mata buatan rumahan yang menggunakan berbagai bahan, seperti minyak jarak, minyak kelapa, minyak almond, teh kamomil, hingga bahan makanan.Â
Hasilnya menunjukkan bahwa produk ini tidak dibuat dengan standar sterilitas yang ketat seperti obat tetes mata medis sehingga dapat meningkatkan risiko kontaminasi mikroorganisme berbahaya.
Selain itu, produk tetes mata medis umumnya harus memenuhi standar tertentu, termasuk tingkat keasaman yang sesuai dengan air mata, konsentrasi bahan, serta ukuran partikel yang aman. Sedangkan ramuan tetes mata buatan sendiri sering kali tidak memenuhi kriteria ini dan dapat menggunakan bahan yang tidak cocok untuk mata.
Mengenai klaim sifat antioksidan dan antiinflamasi dalam oregano, Paramita menegaskan bahwa zat antioksidan bisa terkandung dalam berbagai macam makanan maupun suplemen memang berperan sebagai anti radikal bebas.Â
Namun apabila dilihat dari segi penelitian klinis, peran itu masih terbatas hanya pada beberapa penyakit mata tertentu menurut Studi Penyakit Mata Terkait Usia atau Age-Related Eye Disease Study (AREDS). Tepatnya hanya terbatas pada regimen penyakit degenerasi makula terkait usia (AMD) tipe kering. AMD adalah suatu kondisi mata yang menyebabkan hilangnya penglihatan sentral seiring bertambahnya usia.Â
“Perlu diingat juga bahwa terdapat penyakit mata yang memiliki lebih dari satu faktor risiko, sehingga pencegahan maupun pengobatannya tidak cukup dilakukan dari hanya satu sisi,” ujarnya.
Dokter spesialis mata RSUD Eka Candrarini Surabaya Paramita Putri, mengingatkan bahwa mata adalah organ steril. Artinya, segala sesuatu yang menyentuh mata (termasuk obat) harus terjamin kebersihan dan sterilitasnya.Â
Jika benda yang masuk tidak steril, justru dapat berisiko bagi kesehatan mata. “Berisiko mengancam penglihatan hingga terjadi kebutaan,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 30 September 2025.
Menurut Paramita, Akademi Oftalmologi Amerika (AAO) menganjurkan untuk menghindari penggunaan obat tetes mata buatan sendiri karena berisiko infeksi. Dia menyarankan penggunaan obat tetes mata pelumas yang dijual bebas untuk mata kering atau iritasi.Â
“Harus atas indikasi yang tepat setelah berkonsultasi dan periksakan ke tenaga medis ahli,” kata dia.
Dilansir Medical News Today, penggunaan obat tetes mata buatan sendiri tidak aman karena mungkin tidak steril, tidak mengandung pengawet yang memadai, atau menggunakan bahan-bahan yang aman. Sebuah studi tahun 2022 meninjau 275 resep produk mata buatan rumahan yang menggunakan berbagai bahan, seperti minyak jarak, minyak kelapa, minyak almond, teh kamomil, hingga bahan makanan.Â
Hasilnya menunjukkan bahwa produk ini tidak dibuat dengan standar sterilitas yang ketat seperti obat tetes mata medis sehingga dapat meningkatkan risiko kontaminasi mikroorganisme berbahaya.
Selain itu, produk tetes mata medis umumnya harus memenuhi standar tertentu, termasuk tingkat keasaman yang sesuai dengan air mata, konsentrasi bahan, serta ukuran partikel yang aman. Sedangkan ramuan tetes mata buatan sendiri sering kali tidak memenuhi kriteria ini dan dapat menggunakan bahan yang tidak cocok untuk mata.
Mengenai klaim sifat antioksidan dan antiinflamasi dalam oregano, Paramita menegaskan bahwa zat antioksidan bisa terkandung dalam berbagai macam makanan maupun suplemen memang berperan sebagai anti radikal bebas.Â
Namun apabila dilihat dari segi penelitian klinis, peran itu masih terbatas hanya pada beberapa penyakit mata tertentu menurut Studi Penyakit Mata Terkait Usia atau Age-Related Eye Disease Study (AREDS). Tepatnya hanya terbatas pada regimen penyakit degenerasi makula terkait usia (AMD) tipe kering. AMD adalah suatu kondisi mata yang menyebabkan hilangnya penglihatan sentral seiring bertambahnya usia.Â
“Perlu diingat juga bahwa terdapat penyakit mata yang memiliki lebih dari satu faktor risiko, sehingga pencegahan maupun pengobatannya tidak cukup dilakukan dari hanya satu sisi,” ujarnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran Tempo, klaim bahwa air rebusan daun oregano dapat menyembuhkan berbagai penyakit mata adalah keliru.
Tidak ada riset yang menyebutkan kaitan antara oregano dan khasiatnya menyembuhkan penyakit mata. Pengobatan mata dengan ramuan tetes mata yang tidak steril, bisa berisiko pada kebutaan.
Tidak ada riset yang menyebutkan kaitan antara oregano dan khasiatnya menyembuhkan penyakit mata. Pengobatan mata dengan ramuan tetes mata yang tidak steril, bisa berisiko pada kebutaan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02hUzwaJyk7VdRmtScPEbmn857rZmmyGaWEeG2dgDrnFSycw1TX7TyhT4WJecMpwf1l&id=100067847388560
- https://perma.cc/NWS6-SXVV
- https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0sDHv3N57JtFM29HgjcpfJFHJ5uoXTER7rc4Rbk74BfuseP5TxjPtyyukgzeDR5JUl&id=100067847388560&__cft__[0]=AZXrExPPZF_Qk3RD2bPqciCxnlbQ-IepYxbFro9f3GOSVP1nzpXBBUbSPpsC8wbKeHqlozZ9VYYRIPQSLUSYJOmQxhNNW073NDeYIp_ZQ_S4OupTs4_V-qFm8TYKB4teyM7W0bdoO6TTdzbwSe78Xq6AotFJvbd_INM8-eYf4uHXsw&__tn__=%2CO%2CP-R
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/homemade-eye-drops-for-dry-eyes#alternative-methods
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/ics.12776
- https://www-nei-nih-gov.translate.goog/research/clinical-trials/age-related-eye-disease-studies-aredsareds2?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge#:~:text=(AREDS/AREDS2)-,Age%2DRelated%20Eye%20Disease%20Studies%20(AREDS/AREDS2),Related%20Macular%20Degeneration%20and%20more. /cdn-cgi/l/email-protection#6e0d0b05080f051a0f2e1a0b031e01400d0140070a
(GFD-2025-29395) Keliru: Jurnalis CNN Dapat Hadiah Supercar dari Prabowo setelah Tanya Soal MBG
Sumber:Tanggal publish: 03/10/2025
Berita
SEBUAH tangkapan layar berlogo Bangkapos.com, memuat berita berjudul “Sosok Diana Valencia Gunawan, Jurnalis CNN yang Mendapat Hadiah Supercar dari Presiden Setelah Tanya Tentang MBG”.
Tangkapan layar itu beredar di X [arsip] dan Facebook pada akhir September 2025. Dalam unggahan tersebut, memuat dua foto Diana, salah satunya saat dia sedang melakukan reportase.Â
Benarkah Bangka Pos menayangkan berita dengan judul tersebut?
Tangkapan layar itu beredar di X [arsip] dan Facebook pada akhir September 2025. Dalam unggahan tersebut, memuat dua foto Diana, salah satunya saat dia sedang melakukan reportase.Â
Benarkah Bangka Pos menayangkan berita dengan judul tersebut?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi gambar dengan pencarian terbalik dan mengecek pemberitaan kredibel. Hasilnya, Bangka Pos tidak pernah menerbitkan artikel bahwa jurnalis CNN Diana Valencia Gunawan mendapat hadiah supercar dari Presiden.
Tangkapan layar yang beredar tersebut adalah hasil editing pihak yang tidak bertanggung jawab. Konten aslinya berasal dari media sosial Facebook Bangka Pos dengan judul Sosok Diana Valencia Gunawan, Jurnalis CNN yang Kartu Persnya Dicabut Istana Kepresidenan. Konten itu diunggah pada 29 September 2025.
Bangka Pos merupakan bagian dari jaringan media TribunNews di Bangka. Konten itu bersumber dari artikel berita berjudul Sosok Diana Valencia Jurnalis CNN Kartu Persnya Dicabut Istana, Diduga karena Tanya Keracunan MBG. Berita itu ditulis oleh Fitri Wahyuni.
Sesuai judul, konten tersebut memuat informasi soal pencabutan kartu pers Istana Diana oleh Biro Pers Sekretariat Istana Presiden. Pencabutan kartu pers tersebut terjadi setelah Diana melontarkan pertanyaan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait maraknya kasus keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dengan pencabutan tersebut, Diana tidak bisa lagi menjalankan tugas jurnalistik di Istana.
Kartu Pers Istana Jurnalis CNN Dicabut
Kartu pers khusus Istana Diana dicabut setelah ia bertanya soal masalah dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada Presiden Prabowo. Pertanyaan itu diajukan sesaat setelah Prabowo pulang dari lawatan luar negeri di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 27 September 2025.
Saat Diana bertanya, Prabowo memang dalam posisi mulai beranjak dari hadapan media, tapi ia kembali dan menjawab pertanyaan Diana. “Saya memonitor perkembangan itu. Habis ini, saya akan panggil langsung Kepala BGN dan beberapa pejabat,” kata Prabowo menjawab.
Usai peristiwa tersebut, Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden lantas mendatangi kantor CNN Indonesia guna mengambil kartu pers Istana milik Diana.
Namun, setelah mendapatkan sorotan dari banyak pihak termasuk Dewan Pers, Biro Pers memulihkan akses liputan Diana ke Istana. Kartu persnya dikembalikan pada Senin 29 September 2025.
Pilihan editor: Istana Cabut Kartu Liputan Wartawan CNN yang Tanya soal MBG ke Prabowo
Tangkapan layar yang beredar tersebut adalah hasil editing pihak yang tidak bertanggung jawab. Konten aslinya berasal dari media sosial Facebook Bangka Pos dengan judul Sosok Diana Valencia Gunawan, Jurnalis CNN yang Kartu Persnya Dicabut Istana Kepresidenan. Konten itu diunggah pada 29 September 2025.
Bangka Pos merupakan bagian dari jaringan media TribunNews di Bangka. Konten itu bersumber dari artikel berita berjudul Sosok Diana Valencia Jurnalis CNN Kartu Persnya Dicabut Istana, Diduga karena Tanya Keracunan MBG. Berita itu ditulis oleh Fitri Wahyuni.
Sesuai judul, konten tersebut memuat informasi soal pencabutan kartu pers Istana Diana oleh Biro Pers Sekretariat Istana Presiden. Pencabutan kartu pers tersebut terjadi setelah Diana melontarkan pertanyaan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait maraknya kasus keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dengan pencabutan tersebut, Diana tidak bisa lagi menjalankan tugas jurnalistik di Istana.
Kartu Pers Istana Jurnalis CNN Dicabut
Kartu pers khusus Istana Diana dicabut setelah ia bertanya soal masalah dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada Presiden Prabowo. Pertanyaan itu diajukan sesaat setelah Prabowo pulang dari lawatan luar negeri di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 27 September 2025.
Saat Diana bertanya, Prabowo memang dalam posisi mulai beranjak dari hadapan media, tapi ia kembali dan menjawab pertanyaan Diana. “Saya memonitor perkembangan itu. Habis ini, saya akan panggil langsung Kepala BGN dan beberapa pejabat,” kata Prabowo menjawab.
Usai peristiwa tersebut, Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden lantas mendatangi kantor CNN Indonesia guna mengambil kartu pers Istana milik Diana.
Namun, setelah mendapatkan sorotan dari banyak pihak termasuk Dewan Pers, Biro Pers memulihkan akses liputan Diana ke Istana. Kartu persnya dikembalikan pada Senin 29 September 2025.
Pilihan editor: Istana Cabut Kartu Liputan Wartawan CNN yang Tanya soal MBG ke Prabowo
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tim Cek Fakta Tempo, klaim jurnalis CNN dapat hadiah supercar dari Prabowo adalah keliru. Tangkapan layar menyerupai unggahan Banga Pos itu diedit dari unggahan asli oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Rujukan
- http://bangkapos.com
- https://x.com/Jateng_Twit/status/1972599939898446163?t=uSwjC-gPgOfjRM1Xo5vXGA&s=08
- https://perma.cc/6GFF-Q3B5
- https://www.facebook.com/badmintonwonderfansnewbwf/photos/-mantap-mbak/1111402657818376
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1213019304189678&set=a.591444093013872
- https://bangka.tribunnews.com/news/1664635/sosok-diana-valencia-jurnalis-cnn-kartu-persnya-dicabut-istana-diduga-karena-tanya-keracunan-mbg /cdn-cgi/l/email-protection#d5b6b0beb3b4bea1b495a1b0b8a5bafbb6bafbbcb1
(GFD-2025-29394) Keliru: Infeksi Cacing karena Mengkonsumsi Mi Instan Berlebihan
Sumber:Tanggal publish: 03/10/2025
Berita
SEBUAH video yang memperlihatkan proses operasi medis beredar di Facebook [arsip]. Dalam video itu terlihat tenaga medis mengeluarkan sejumlah cacing dari dalam usus. Pengunggah menambahkan narasi tertulis yang menyebut, penyumbatan usus oleh cacing itu terjadi karena pasien sering makan mi instan.
Benarkah mengkonsumsi mi instan berlebihan menimbulkan infeksi cacing?
Benarkah mengkonsumsi mi instan berlebihan menimbulkan infeksi cacing?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu dengan mewawancarai ahli kesehatan. Hasilnya, infeksi cacing pada manusia tidak ada kaitannya dengan konsumsi mi instan berlebihan.
Dokter spesialis penyakit dalam RSU Saiful Anwar Malang dr. Syifa Mustika menjelaskan, penyumbatan usus akibat cacing memang bisa terjadi. Usus manusia, kata dia, dapat dipenuhi cacing dalam jumlah besar seperti jenis cacing gelang (Ascaris lumbricoides). “Kondisi ini bisa menyebabkan penyumbatan usus dan memerlukan tindakan medis,” kata dr Syifa kepada Tempo, Ahad, 28 September 2025.
Namun, infeksi cacing tidak berasal dari mi instan. Cacing masuk ke tubuh melalui telur atau larva yang terbawa makanan dan minuman kotor, tanah terkontaminasi, atau tangan yang tidak dicuci dengan benar. Bahkan, larva jenis-jenis tertentu bisa menembus kulit, misalnya saat berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi.Â
Menurut Syifa, pencegahan bisa dilakukan dengan kebiasaan sederhana. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, olah makanan dengan benar, dan gunakan alas kaki di lingkungan berisiko. “Penting juga minum obat cacing secara rutin sesuai anjuran tenaga kesehatan,” kata Syifa.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 2015 menyatakan mi instan aman dikonsumsi. Tidak ada bukti zat di dalamnya seperti monosodium glutamat (MSG), methyl p-hydroxybenzoate, maupun asam benzoat berbahaya bagi tubuh.
Meski begitu, konsumsi mi instan berlebihan tetap berisiko bagi kesehatan. Artikel Tempo menyebut, makan mi dan nasi secara rutin tanpa diimbangi olahraga dapat memicu penyakit mulai dari diabetes, hipertensi, hingga kanker. Risiko itu muncul akibat gizi tak seimbang, tingginya asupan gula, serta tumpukan lemak yang tidak terbakar karena kurang aktivitas fisik.
Pilihan editor: Benar, Klaim Konsumsi Mie Instan dan Nasi Secara Rutin Memicu Risiko Diabetes, Hipertensi dan Kanker
Dokter spesialis penyakit dalam RSU Saiful Anwar Malang dr. Syifa Mustika menjelaskan, penyumbatan usus akibat cacing memang bisa terjadi. Usus manusia, kata dia, dapat dipenuhi cacing dalam jumlah besar seperti jenis cacing gelang (Ascaris lumbricoides). “Kondisi ini bisa menyebabkan penyumbatan usus dan memerlukan tindakan medis,” kata dr Syifa kepada Tempo, Ahad, 28 September 2025.
Namun, infeksi cacing tidak berasal dari mi instan. Cacing masuk ke tubuh melalui telur atau larva yang terbawa makanan dan minuman kotor, tanah terkontaminasi, atau tangan yang tidak dicuci dengan benar. Bahkan, larva jenis-jenis tertentu bisa menembus kulit, misalnya saat berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi.Â
Menurut Syifa, pencegahan bisa dilakukan dengan kebiasaan sederhana. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, olah makanan dengan benar, dan gunakan alas kaki di lingkungan berisiko. “Penting juga minum obat cacing secara rutin sesuai anjuran tenaga kesehatan,” kata Syifa.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 2015 menyatakan mi instan aman dikonsumsi. Tidak ada bukti zat di dalamnya seperti monosodium glutamat (MSG), methyl p-hydroxybenzoate, maupun asam benzoat berbahaya bagi tubuh.
Meski begitu, konsumsi mi instan berlebihan tetap berisiko bagi kesehatan. Artikel Tempo menyebut, makan mi dan nasi secara rutin tanpa diimbangi olahraga dapat memicu penyakit mulai dari diabetes, hipertensi, hingga kanker. Risiko itu muncul akibat gizi tak seimbang, tingginya asupan gula, serta tumpukan lemak yang tidak terbakar karena kurang aktivitas fisik.
Pilihan editor: Benar, Klaim Konsumsi Mie Instan dan Nasi Secara Rutin Memicu Risiko Diabetes, Hipertensi dan Kanker
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim video gumpalan cacing di usus akibat terlalu banyak makan mi instan adalah keliru.
Rujukan
Halaman: 29/6733