(GFD-2025-28485) Cek Fakta: Hoaks Artikel Jokowi Minta Ketua KPK Tangguhkan Penahanan Yaqut Cholil Qoumas
Sumber:Tanggal publish: 18/08/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel mantan presiden Jokowi meminta Ketua KPK menangguhkan penahanan pada Yaqut Cholil Qoumas. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 16 Agustus 2025.
Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel dari Gelora News berjudul:
"Jokowi Meminta Ketua KPK Menaguhkan Penahanan Terhadap Yaqut Cholil Qiemas Dalam 20 Hari ke Depan"
Akun itu menambahkan narasi:
"AKU TAK SIAP2 NYETIP DATA...?!"
Lalu benarkah postingan artikel mantan presiden Jokowi meminta Ketua KPK menangguhkan penahanan pada Yaqut Cholil Qoumas?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Artikel itu diunggah oleh Gelora News dengan foto dan tanggal yang sama dengan postingan.
Namun dalam artikel asli berjudul "Pendukung Jokowi Mulai Retak dari Dalam"
Artikel tersebut sama sekali tidak membahas permintaan Jokowi pada Ketua KPK untuk menangguhkan penahanan Yaqut Cholil Qoumas.
Artikel itu membahas pernyataan peneliti media dan politik Buni Yani terkait keretakan internal pada pendukung Jokowi.
Kesimpulan
Postingan artikel mantan presiden Jokowi meminta Ketua KPK menangguhkan penahanan pada Yaqut Cholil Qoumas adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2025-28484) Cek Fakta: Tidak Benar Ini Link Pendaftaran BRI Bagikan Hadiah Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 18/08/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran BRI bagikan hadiah menyambut hari kemerdekaan Indonesia, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 12 Agus 2025.
Klaim link pendaftaran BRI bagikan hadiah menyambut hari kemerdekaan Indonesia berupa tulisan sebagai berikut.
"Hai sobat BRI
Dirgahayu Republik Indonesia Yang Ke- 80 . kami keluarga besar Bank Rakyat Indonesia (BANK BRI) memapresiasi Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan republik indonesia yang ke 80 . khusus nasabah yang sudah lama aktif, dan rajin menabung, dan sering Bertransaksi di BANK BRI (Total Hadiah Rp 3M)
• Uang tunai (Rp1M)
•10unit Sepeda motor listrik
•2unit mobil listrik
ayo daftarkan dirimu segera klik tombol daftar dibawah .👇"
Klaim tersebut disertai dengan link pendaftaran sebagai berikut.
"https://bri.dirgahauhutkemerdek80.site/?fbclid=IwY2xjawMPXOdleHRuA2FlbQIxMQBicmlkETF4MFhRU2VOd0w0SlBPUHRRAR4fqaGkOLzIITNjZiuwbCj6U9Lb53aqFbCBeNGqmwv00yaVpezA3-_N5825hw_aem_-sHfzyRhy5Pyc3AnQh6_BQ"
Benarkah klaim link pendaftaran BRI bagikan hadiah menyambut hari kemerdekaan Indonesia? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran BRI bagikan hadiah menyambut hari kemerdekaan Indonesia.
Ketika diklik, tautan tersebut tidak bisa dibuka. "This site can’t be reached".
Penelusuran kemudian mengarah pada artikel berjudul "Waspada Penipuan Online Mencatut BRI di Media Sosial, Simak Cara Lindungi Diri Anda" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 1 September 2024.
Dalam artikel Liputan6.com, Direktur BRI, Andrijanto, mengingatkan agar nasabah tetap waspada dan tidak memberikan informasi pribadi atau data perbankan kepada pihak yang tidak jelas atau tidak resmi.
"Hindari memberikan data pribadi seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, username dan password internet banking, OTP, dan informasi sensitif lainnya melalui tautan atau situs yang tidak terverifikasi," tegasnya.
Modus yang sering digunakan adalah melalui pesan-pesan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
Dalam artikel juga disebut, salah satu contohnya, penipuan online yang mengatasnamakan BRImo FSTVL di media sosial. Mereka mengiming-iming hadiah fantastis, namun ternyata itu semua hanyalah jebakan. Link yang mereka bagikan, bukanlah situs resmi BRI.
Sebab, situs resmi BRI hanya dapat diakses melalui https://bri.co.id/.
Melalui situs resminya, BRI juga pernah membuat tulisan "Waspada Modus Social Engineering". Tulisan tersebut memuat infografis yang mengimbau masyarakat untuk mewaspadai social engineering yaitu sebuah teknik memperoleh informasi rahasia dengan cara menipu atau memanipulasi korban.
BRI pun mengingatkan agar masyarakat selalu waspada terhadap setiap email, WhatsAp, telepon, alamat web atau tautan dan akun yang mengatasnamakan BRI.
Selain itu juga menjaga kerahasiaan data seperti PIN, password, OTP, CVV/CVC dan M-token agar tidak diberitahukan pada pihak manapun termasuk petugas BRI.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran BRI bagikan hadiah menyambut hari kemerdekaan Indonesia.
Masyarakat diingatkan agar mewaspadai penipuan yang mengklaim berasal dari BRI, baik melalui email, SMS, maupun media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram. Salah satu taktik favorit mereka adalah menawarkan undian berhadiah menggiurkan, mulai dari uang tunai hingga mobil mewah.
Rujukan
- https://www.bri.co.id/en/waspada-modus-detail?title=waspada-modus-social-engineering
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/5689971/waspada-penipuan-online-mencatut-bri-di-media-sosial-simak-cara-lindungi-diri-anda
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/6110581/cek-fakta-tidak-benar-ini-link-cetak-kupon-undian-panen-hadiah-simpedes-bri
(GFD-2025-28483) Tidak Benar Narasi ASI Bisa Ganti Imunisasi untuk Campak & Polio
Sumber:Tanggal publish: 17/08/2025
Berita
tirto.id - Di media sosial, beredar video yang menyebut imunisasi campak dan polio untuk anak-anak bisa menyebabkan anak sakit bahkan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Video berdurasi satu menit di TikTok itu menampilkan pemuka agama bernama Habib Muhammad Assegaf Kandangan, sedang mengisi sebuah pengajian. Ia menyebut imunisasi bisa menyebabkan kematian, dan mengklaim imunisasi terbaik adalah air susu ibu (ASI). Video tersebut diunggah oleh akun bernama “habib_muhammad_assegaf” (arsip).
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
“Imunisasi, apa yang bermacam-macam, tidak perlu ikut-ikutan. Kenapa? Banyak dampak negatifnya daripada manfaatnya. Imunisasi yang terbaik untuk anak kita adalah air susu ibu. Anak kamu itu disusui sendiri sehat, Bu. Dahulu itu tidak ada imunisasi-imunisasi. Sehat-sehat saja manusianya,” ujar pria dalam video tersebut.
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Dia juga mengatakan kalau pihak yang memberikan imunisasi tidak akan bertanggung jawab kalau anak sampai meninggal dunia. Secara khusus dia juga membahas tentang bahaya imunisasi campak serta polio.
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
“Saat ini justru ada yang imunisasi, yang bermacam-macam, ada imunisasi campak, ada imunisasi polio, yang ada makin banyak anak-anak bayi yang sakit bahkan tidak sedikit yang mati. Ayo, Bu, mumpung jangan sampai menyesal,” tuturnya.
Periksa Fakta Hoaks Imunisasi Terbaik adalah ASI.
ADVERTISEMENT
Hingga artikel ini ditulis, video yang diunggah pada 4 Juni 2025 itu meraih lebih dari 50 ribu tanda suka dan telah dibagikan 23 ribu kali.
Video serupa juga ditemukan di Instagram yang diunggah oleh akun @habibmuhammadassegaf_ (arsip), dan di Facebook oleh “Habib Muhammad Assegaf” (arsip) pada tanggal yang sama.
Lalu benarkah klaim dalam video tersebut? Apakah benar imunisasi terbaik adalah ASI?
ADVERTISEMENT
Video berdurasi satu menit di TikTok itu menampilkan pemuka agama bernama Habib Muhammad Assegaf Kandangan, sedang mengisi sebuah pengajian. Ia menyebut imunisasi bisa menyebabkan kematian, dan mengklaim imunisasi terbaik adalah air susu ibu (ASI). Video tersebut diunggah oleh akun bernama “habib_muhammad_assegaf” (arsip).
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
“Imunisasi, apa yang bermacam-macam, tidak perlu ikut-ikutan. Kenapa? Banyak dampak negatifnya daripada manfaatnya. Imunisasi yang terbaik untuk anak kita adalah air susu ibu. Anak kamu itu disusui sendiri sehat, Bu. Dahulu itu tidak ada imunisasi-imunisasi. Sehat-sehat saja manusianya,” ujar pria dalam video tersebut.
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Dia juga mengatakan kalau pihak yang memberikan imunisasi tidak akan bertanggung jawab kalau anak sampai meninggal dunia. Secara khusus dia juga membahas tentang bahaya imunisasi campak serta polio.
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
“Saat ini justru ada yang imunisasi, yang bermacam-macam, ada imunisasi campak, ada imunisasi polio, yang ada makin banyak anak-anak bayi yang sakit bahkan tidak sedikit yang mati. Ayo, Bu, mumpung jangan sampai menyesal,” tuturnya.
Periksa Fakta Hoaks Imunisasi Terbaik adalah ASI.
ADVERTISEMENT
Hingga artikel ini ditulis, video yang diunggah pada 4 Juni 2025 itu meraih lebih dari 50 ribu tanda suka dan telah dibagikan 23 ribu kali.
Video serupa juga ditemukan di Instagram yang diunggah oleh akun @habibmuhammadassegaf_ (arsip), dan di Facebook oleh “Habib Muhammad Assegaf” (arsip) pada tanggal yang sama.
Lalu benarkah klaim dalam video tersebut? Apakah benar imunisasi terbaik adalah ASI?
Hasil Cek Fakta
Perlu diketahui, menurut laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polio adalah penyakit yang sangat menular dan umumnya menyerang anak-anak di bawah lima tahun. Sekitar 1 dari 200 infeksi dapat berujung pada kelumpuhan permanen, sementara 2-10 persen dari kasus kelumpuhan berakibat kematian.
Virus polio menular terutama lewat jalur tinja-oral, meski kadang juga melalui makanan atau air yang tercemar. Virus ini berkembang biak di usus. Setelahnya, virus bisa menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan.
Masa inkubasinya berkisar 4-35 hari, dengan rata-rata 7-10 hari. Sebagian besar orang yang terinfeksi (hingga 90 persen) tidak menampakkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan sehingga kerap tidak terdeteksi.
Sementara itu, penyakit campak menurut WHO adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari famili paramyxovirus. Virus ini menyerang saluran pernapasan lalu menyebar ke seluruh tubuh. Campak berbahaya terutama bagi anak-anak kecil, ibu hamil, serta orang dengan daya tahan tubuh lemah, karena dapat menyebabkan komplikasi serius seperti diare berat, pneumonia, ensefalitis, kebutaan, hingga kematian.
Penularan campak terutama terjadi melalui droplet pernapasan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penularan juga bisa terjadi jika seseorang bersentuhan langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi virus.
Orang terinfeksi bisa menularkan penyakit ini sejak empat hari sebelum ruam muncul sampai empat hari setelahnya. Masa inkubasi campak rata-rata 10-14 hari, dan meski tidak ada obat antivirus khusus, sebagian besar penderita pulih dalam 2-3 minggu.
Kembali ke klaim video, Tirto melakukan penelusuran terhadap sejumlah pernyataan dalam video tersebut, di antaranya adalah vaksin campak dan polio menyebabkan sakit hingga kematian kepada anak, dan klaim ASI sebagai pengganti vaksin yang lebih efektif.
Tirto mendapatkan laporan dari WHO, yang menemukan kalau sebagian anak yang mendapat vaksin campak (MR/MMR) bisa mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dengan efek samping ringan seperti demam atau ruam, biasanya muncul sekitar 7-12 hari pasca imunisasi dan berlangsung sekitar 1-2 hari.
Reaksi berat seperti anafilaksis (alergi parah) sangat jarang terjadi, dengan angka kejadian sekitar sekitar 3,5-10 kasus per satu juta dosis.
Sementara itu, dari laporan WHO, vaksin polio juga memiliki risiko KIPI, tetapi sifatnya ringan. Pada vaksin polio suntik (IPV) efek samping yang paling umum ditemukan adalah kemerahan, benjolan, atau rasa nyeri di sekitar area suntikan. Biasanya akan hilang sendiri dalam jangka waktu 2-3 hari. Belum ada laporan anafilaksis maupun gangguan berat lain yang disebabkan oleh IPV.
WHO sendiri mencatat pada kasus campak, daerah dengan vaksinasi rendah biasanya akan mengalami epidemi setiap dua hingga tiga tahun, dan berlangsung antara dua hingga tiga bulan.
Salah satu wabah terbesar pernah terjadi di Jawa Timur pada tahun 2016 dengan total 3.765 kasus. WHO melaporkan provinsi ini termasuk daerah dengan cakupan vaksinasi rendah, sehingga lebih rentan terjadi penularan.
Tren serupa masih terlihat beberapa tahun kemudian. Pada 2022, sebanyak 4.845 kasus campak terkonfirmasi dan enam kematian dilaporkan di 32 dari 38 provinsi di Indonesia.
Selanjutnya, terkait klaim ASI dapat menggantikan vaksin, berdasarkan penelitian oleh Slifverdal, Ehlin, dan Montgomery (2009), ditemukan bahwa imunisasi tetap menjadi bentuk perlindungan paling efektif terhadap campak, sementara manfaat ASI bersifat tambahan dan berdiri sendiri, bukan sebagai pengganti vaksin.
Temuan itu sejalan dengan pernyataan UNICEF, yang menegaskan ASI tidak bisa menggantikan vaksin. ASI eksklusif dengan dukungan gizi seimbang memberikan anak perlindungan umum terhadap berbagai penyakit, sedangkan imunisasi lengkap memberikan perlindungan spesifik terhadap penyakit tertentu yang dapat dicegah dengan vaksin, seperti campak dan polio.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas, Dian Nuswantoro dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes, juga menegaskan hal ini. Dia mengatakan kandungan dari ASI memang meningkatkan kekebalan tubuh anak, namun fungsinya berbeda dengan imunisasi.
“ASI eksklusif tidak dapat menggantikan fungsi imunisasi. Justru dengan adanya imunisasi itu menunjang agar Pemberian ASI eksklusif lebih baik dalam meningkatkan kekebalan tubuh pada anak karena mengandung antibodi IgA sekretori, laktoferin, lisozim, dan faktor bioaktif,” terangnya kepada Tirto, Sabtu (16/7/2025).
Dia menambahkan pemberian ASI eksklusif juga berguna untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit kronis di masa depan.
Kata dia, Imunisasi polio dapat merangsang terbentuknya IgA sekretori di usus sehingga mencegah virus polio berkembang biak di saluran cerna. Sedangkan imunisasi campak pada dasarnya merupakan live attenuated vaccine yaitu virus hidup yang dilemahkan sehingga ketika imunisasi campak disuntikkan ke dalam tubuh orang yang sehat.
Nantinya tubuh orang sehat akan membentuk antibodi netralisasi (IgM awal, kemudian IgG jangka panjang), Antibodi ini akan mengikat virus campak jika suatu saat terpapar, mencegah infeksi dan penyebaran virus melalui darah.
“Maka dari itu ASI eksklusif dan imunisasi campak serta imunisasi polio merupakan 3 hal berbeda namun penting untuk tubuh bayi dan fungsinya saling menunjang,” tegasnya.
Virus polio menular terutama lewat jalur tinja-oral, meski kadang juga melalui makanan atau air yang tercemar. Virus ini berkembang biak di usus. Setelahnya, virus bisa menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan.
Masa inkubasinya berkisar 4-35 hari, dengan rata-rata 7-10 hari. Sebagian besar orang yang terinfeksi (hingga 90 persen) tidak menampakkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan sehingga kerap tidak terdeteksi.
Sementara itu, penyakit campak menurut WHO adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari famili paramyxovirus. Virus ini menyerang saluran pernapasan lalu menyebar ke seluruh tubuh. Campak berbahaya terutama bagi anak-anak kecil, ibu hamil, serta orang dengan daya tahan tubuh lemah, karena dapat menyebabkan komplikasi serius seperti diare berat, pneumonia, ensefalitis, kebutaan, hingga kematian.
Penularan campak terutama terjadi melalui droplet pernapasan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penularan juga bisa terjadi jika seseorang bersentuhan langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi virus.
Orang terinfeksi bisa menularkan penyakit ini sejak empat hari sebelum ruam muncul sampai empat hari setelahnya. Masa inkubasi campak rata-rata 10-14 hari, dan meski tidak ada obat antivirus khusus, sebagian besar penderita pulih dalam 2-3 minggu.
Kembali ke klaim video, Tirto melakukan penelusuran terhadap sejumlah pernyataan dalam video tersebut, di antaranya adalah vaksin campak dan polio menyebabkan sakit hingga kematian kepada anak, dan klaim ASI sebagai pengganti vaksin yang lebih efektif.
Tirto mendapatkan laporan dari WHO, yang menemukan kalau sebagian anak yang mendapat vaksin campak (MR/MMR) bisa mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dengan efek samping ringan seperti demam atau ruam, biasanya muncul sekitar 7-12 hari pasca imunisasi dan berlangsung sekitar 1-2 hari.
Reaksi berat seperti anafilaksis (alergi parah) sangat jarang terjadi, dengan angka kejadian sekitar sekitar 3,5-10 kasus per satu juta dosis.
Sementara itu, dari laporan WHO, vaksin polio juga memiliki risiko KIPI, tetapi sifatnya ringan. Pada vaksin polio suntik (IPV) efek samping yang paling umum ditemukan adalah kemerahan, benjolan, atau rasa nyeri di sekitar area suntikan. Biasanya akan hilang sendiri dalam jangka waktu 2-3 hari. Belum ada laporan anafilaksis maupun gangguan berat lain yang disebabkan oleh IPV.
WHO sendiri mencatat pada kasus campak, daerah dengan vaksinasi rendah biasanya akan mengalami epidemi setiap dua hingga tiga tahun, dan berlangsung antara dua hingga tiga bulan.
Salah satu wabah terbesar pernah terjadi di Jawa Timur pada tahun 2016 dengan total 3.765 kasus. WHO melaporkan provinsi ini termasuk daerah dengan cakupan vaksinasi rendah, sehingga lebih rentan terjadi penularan.
Tren serupa masih terlihat beberapa tahun kemudian. Pada 2022, sebanyak 4.845 kasus campak terkonfirmasi dan enam kematian dilaporkan di 32 dari 38 provinsi di Indonesia.
Selanjutnya, terkait klaim ASI dapat menggantikan vaksin, berdasarkan penelitian oleh Slifverdal, Ehlin, dan Montgomery (2009), ditemukan bahwa imunisasi tetap menjadi bentuk perlindungan paling efektif terhadap campak, sementara manfaat ASI bersifat tambahan dan berdiri sendiri, bukan sebagai pengganti vaksin.
Temuan itu sejalan dengan pernyataan UNICEF, yang menegaskan ASI tidak bisa menggantikan vaksin. ASI eksklusif dengan dukungan gizi seimbang memberikan anak perlindungan umum terhadap berbagai penyakit, sedangkan imunisasi lengkap memberikan perlindungan spesifik terhadap penyakit tertentu yang dapat dicegah dengan vaksin, seperti campak dan polio.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas, Dian Nuswantoro dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes, juga menegaskan hal ini. Dia mengatakan kandungan dari ASI memang meningkatkan kekebalan tubuh anak, namun fungsinya berbeda dengan imunisasi.
“ASI eksklusif tidak dapat menggantikan fungsi imunisasi. Justru dengan adanya imunisasi itu menunjang agar Pemberian ASI eksklusif lebih baik dalam meningkatkan kekebalan tubuh pada anak karena mengandung antibodi IgA sekretori, laktoferin, lisozim, dan faktor bioaktif,” terangnya kepada Tirto, Sabtu (16/7/2025).
Dia menambahkan pemberian ASI eksklusif juga berguna untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit kronis di masa depan.
Kata dia, Imunisasi polio dapat merangsang terbentuknya IgA sekretori di usus sehingga mencegah virus polio berkembang biak di saluran cerna. Sedangkan imunisasi campak pada dasarnya merupakan live attenuated vaccine yaitu virus hidup yang dilemahkan sehingga ketika imunisasi campak disuntikkan ke dalam tubuh orang yang sehat.
Nantinya tubuh orang sehat akan membentuk antibodi netralisasi (IgM awal, kemudian IgG jangka panjang), Antibodi ini akan mengikat virus campak jika suatu saat terpapar, mencegah infeksi dan penyebaran virus melalui darah.
“Maka dari itu ASI eksklusif dan imunisasi campak serta imunisasi polio merupakan 3 hal berbeda namun penting untuk tubuh bayi dan fungsinya saling menunjang,” tegasnya.
Kesimpulan
Dari penelusuran fakta, tidak ditemukan data atau keterangan resmi yang menyebut pemberian vaksin campak dan polio kepada anak dapat menyebabkan sakit hingga meninggal.
Vaksin memang memiliki risiko KIPI, tetapi umumnya bersifat ringan dan sangat jarang menimbulkan efek serius. Sebaliknya, data WHO menunjukkan bahwa campak justru masih menimbulkan wabah dan kematian terutama di daerah dengan cakupan vaksinasi rendah.
Selain itu, ASI tidak bisa menggantikan fungsi vaksin. ASI memang berperan penting dalam memberikan perlindungan umum bagi kesehatan anak, tetapi perlindungan spesifik terhadap penyakit seperti campak dan polio hanya dapat diperoleh melalui imunisasi lengkap.
Dengan demikian, informasi yang menyebut kalau pemberian vaksin campak dan polio kepada anak dapat menyebabkan sakit dan kematian bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@
Vaksin memang memiliki risiko KIPI, tetapi umumnya bersifat ringan dan sangat jarang menimbulkan efek serius. Sebaliknya, data WHO menunjukkan bahwa campak justru masih menimbulkan wabah dan kematian terutama di daerah dengan cakupan vaksinasi rendah.
Selain itu, ASI tidak bisa menggantikan fungsi vaksin. ASI memang berperan penting dalam memberikan perlindungan umum bagi kesehatan anak, tetapi perlindungan spesifik terhadap penyakit seperti campak dan polio hanya dapat diperoleh melalui imunisasi lengkap.
Dengan demikian, informasi yang menyebut kalau pemberian vaksin campak dan polio kepada anak dapat menyebabkan sakit dan kematian bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@habib_muhammad_assegaf/video/7511917930926312709?_r=1&_t=ZS-8ysq1LtFwlm
- https://archive.ph/wip/4f6V2
- https://www.instagram.com/reel/DKdmQyfyxiV/?igsh=MTJnd3Foa2d2anZkOQ==
- https://archive.ph/wip/c2BTz
- https://www.facebook.com/share/r/1C5vtg5EdY/
- https://archive.ph/wip/l7PVs
- https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2024-DON500
- https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2023-DON462
- https://cdn.who.int/media/docs/default-source/pvg/global-vaccine-safety/mmr-vaccine-rates-information-sheet.pdf?utm_source=chatgpt.com
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19133867/
- https://www.unicef.org/indonesia/id/kampung-pengasuhan/artikel/mitos-atau-fakta-tentang-imunisasi?utm_source=chatgpt.com
(GFD-2025-28482) Cek Fakta: Tidak Benar Ini Link Pendaftaran Token Listrik Gratis Hari Kemerdekaan Indonesia dari PLN
Sumber:Tanggal publish: 17/08/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim link pendaftaran token listrik gratis hari kemerdekaan Indonesia dari PLN, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 10 Agustus 2025.
Klaim link pendaftaran token listrik gratis hari kemerdekaan Indonesia dari PLN berupa poster digital yang berisi tulisan sebagai berikut.
"TOKEN LISTRIK GRATIS KEMERDEKAAN INDONESIA
SPESIAL HARI KEMERDEKAAN INDONSIA
PT >PLN (PERSERO) BAGI-BAGI TOKEN LISTRIK GRATIS UNTUK SELURUH MASYARAKAT INDONESIA"
Poster digital tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"TOKEN LISTRIK GRATIS KEMERDEKAAN INDONESIA
ayok segera calaim listrik gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia"
Unggahan tersebut disertai dengan menu pendaftaran, jika menu tersebut diklik mengarah pada link berikut.
"https://frmdft.it.com/daftarrsskarangg2025?fbclid=IwY2xjawMOVLNleHRuA2FlbQIxMQBicmlkETF4SnAwYmhlT1hnYlNKRnNVAR7xV95MYfiUl9wsk2qjEhgNDyPWi2X3ktzW_H275nGaJ9gFHQAuUBuZanZ8Hw_aem_C58Xl0uewweTL4jrTnTv2Q"
Link tersebut akan membawa pengaksesnya kehalaman situs yang menampilkan formulir digital dan meminta sejumlah data seperti nama lengkap, dan nomor Telegram aktif.
Benarkah klaim link pendaftaran token listrik gratis hari kemerdekaan Indonesia dari PLN? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran token listrik gratis hari kemerdekaan Indonesia dari PLN, sebelumnya Cek Fakta Liputan6.com mengkonfirmasi informasi promo pembagian token listrik gratis ke pihak PT PLN (Persero).
Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PT PLN (Persero) Gregorius Adi Trianto mengatakan, PLN tidak pernah mengadakan promo voucher listrik gratis.
"Terkait dengan promo voucher listrik gratis yang marak di media sosial, PT PLN (Persero) memastikan tidak pernah memberikan promo dimaksud," kata Gregorius, saat berbincang dengan dengan Liputan6.com, dikutip Minggu (17/7/2025).
Gregorius pun memastikan informasi pembagian token listrik gratis yang beredar adalah hoaks atau bahkan mungkin bersifat scam.
PLN mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap informasi termasuk promosi yang bukan resmi bersumber dari PLN sehingga terhindar dari upaya penipuan.
Informasi promo resmi dari PLN dapat dilihat pada aplikasi PLN Mobile.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim link pendaftaran token listrik gratis hari kemerdekaan Indonesia dari PLN tidak benar.Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PT PLN (Persero) Gregorius Adi Trianto mengatakan, PLN tidak pernah mengadakan promo voucher listrik gratis.
Halaman: 28/6507