• (GFD-2025-26026) Hoaks Tautan Kompensasi Pertamina untuk Korban Pertamax Oplosan

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/03/2025

    Berita

    tirto.id - Salah satu isu yang berkembang di tengah pengusutan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah, produk kilang PT Pertamina (Persero) subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) adalah dugaan pencampuran Pertalite RON 90 menjadi Pertamax RON 92.

    Dugaan pengoplosan tersebut ramai setelah Kejaksaan Agung mengungkap kasus dugaan korupsi pengelolaan minyak mentah dan produk dari kilang di PT Pertamina, pada Senin (24/2/2025).

    Para tersangka kasus tersebut diduga mengimpor BBM dengan kadar RON 90 atau setara dengan Pertalite. Padahal, dalam kesepakatan dan pembayarannya, tertulis pembelian BBM dengan RON 92, alias setara dengan Pertamax. BBM RON 90 itu kemudian disebut di-blending di storage atau depo untuk menjadi RON 92.

    Menanggapi hal ini, Pertamina sendiri telah membantah tudingan upaya mengoplos bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dengan BBM jenis Pertalite. Perusahaan plat merah tersebut menjamin bahwa Pertamax yang beredar di masyarakat sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

    Di tengah ramai perbincangan tentang isu ini, beredar di media sosial sejumlah unggahan yang menyebut bahwa Pertamina memberikan kompensasi sebesar Rp1,5 juta bagi mereka yang menjadi korban pengoplosan Pertamax.

    Klaim ini diunggah oleh sejumlah akun instagram, di antaranya “program_umkm2025”(arsip) pada Kamis (6/3/2025) serta “info_terkini_com” dan “_nrfadillah19” pada Senin (3/3/2025). Sejumlah unggahan tersebut mengeklaim diri sebagai Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang saat ini membuka pos pengaduan bagi masyarakat korban Pertamax oplosan.

    Narasi dalam unggahan itu mengeklaim bahwa Pertamina akan memberikan kompensasi sebesar Rp1,5 juta bagi mereka yang menjadi korban pengoplosan Pertamax. Untuk mendapatkan kompensasi tersebut, masyarakat diminta mengisi formulir pengaduan korban melalui tautan yang telah disediakaan dalam unggahan.

    “LBH mengajak rekan rekan untuk berpartisipasi dalam upaya menuntut pertanggung jawaban pihak pihak yang terlibat dalam dugaan manipulasi bahan bakar minyak. Dan PT. Pertamina (Persero) juga memberikan kompensasi senilai Rp.1.500.000,- Untuk teman teman yang terkena dampak dari kejadian ini. Klik link di bio untuk mendaftar pengaduan dan klaim kompensasi,” bunyi keterangan takarir unggahan tersebut.

    Sepanjang Senin (3/3/2025) hingga Jumat (7/3/2025), atau selama empat hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan ini telah memperoleh 382 tanda suka dan 21 komentar. Lantas, bagaimana kebenaran sejumlah unggahan itu?

    Hasil Cek Fakta

    Sebagai informasi, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta dan Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memang membuka pos pengaduan bagi warga yang merasa menjadi korban Pertamax oplosan.

    Melalui keterangan resmi, LBH Jakarta mengungkap pembukaan pos pengaduan ini bertujuan untuk memperjelas permasalahan, memetakan dampak yang dialami oleh warga, serta menentukan langkah advokasi yang dapat dilakukan guna menuntut pertanggungjawaban pihak-pihak yang ada.

    Tidak ada keterangan dari LBH Jakarta ataupun CELIOS terkait adanya kompensasi dari pihak Pertamina sebesar Rp1,5 juta bagi masyarakat yang mendaftarkan dirinya ke pos pengaduan tersebut.

    Tirto mencoba mengakses tautan yang terdapat di tiap unggahan tersebut. Beberapa tautan tersebut mengarahkan ke halaman situs dengan tampilan yang mirip. Halaman tersebut memuat logo Pertamina dan MyPertamina. Tersedia juga kolom formulir yang meminta sejumlah data diri pribadi seperti nama, nomor telepon yang tersambung dengan telegram dan asal provinsi.

    Meski begitu, hasil pemindaian yang dilakukan Tirto menggunakan URL Scan menunjukkan, tautan-tautan halaman pendaftaran ini tidak terafiliasi dengan situs LBH Jakarta, CELIOS maupun Pertamina.

    Selanjutnya, kami menghubungi pihak LBH Jakarta untuk memverifikasi klaim yang beredar. Kepada Tirto, Direktur LBH Jakarta, Fadhil Alfathan, memastikan bahwa sejumlah akun yang mengunggah klaim tersebut bukanlah akun resmi milik LBH Jakarta.

    “Unggahan tersebut tidak benar dan bukan diunggah oleh akun resmi LBH Jakarta,” ujarnya saat dikonfirmasi Tirto, Jumat (7/3/2025).

    Senada, Tirto juga mendapatkan keterangan resmi dari Pertamina yang membantah adanya pemberian kompensasi senilai Rp1,5 juta bagi masyarakat yang mendaftarkan diri ke pos pengaduan yang ada di tautan tersebut. Perusahaan plat merah tersebut juga memastikan bahwa akun pengunggah klaim dan tautan yang beredar bukan milik Pertamina.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, unggahan yang menarasikan bahwa Pertamina memberikan kompensasi senilai Rp1,5 juta bagi masyarakat yang menjadi korban pengoplosan Pertamax bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Tautan yang disertakan dalam unggahan tidak mengarahkan ke situs resmi milik LBH Jakarta maupun Pertamina. Kepada Tirto, pihak LBH Jakarta dan Pertamina telah membantah terkait kebenaran klaim ini.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26025) Salah, Video Tentara Ukraina Pura-Pura Perang Demi Bantuan AS

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/03/2025

    Berita

    tirto.id - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memerintahkan penangguhan bantuan militer untuk Ukraina. Permintaan penangguhan itu buntut perselisihan yang terjadi antara Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy baru-baru ini.

    "Untuk itu, kami memutuskan menangguhkan dan mengkaji ulang bantuan tersebut untuk memastikannya berperan mencapai suatu solusi," kata pejabat Gedung Putih, mengutip Antara, Selasa (4/3/2025).

    Trump dan Zelenskyy berdebat sengit di Gedung Putih, Jumat (28/2/2025). Saat itu, Trump dan wakil presidennya, JD Vance, berulang kali memarahi Zelenskyy dan menuduhnya tak tahu terima kasih atas bantuan militer dan ekonomi AS untuk negaranya yang diterpa peperangan

    Peristiwa ini pun mendapatkan sorotan publik dunia. Di media sosial, beredar unggahan yang diklaim adalah video dari tentara Ukraina yang sedang berpura-pura melakukan pertempuran. Narasi dalam unggahan tersebut mengeklaim hal itu dilakukan agar Ukraina mendapatkan bantuan dana dari AS.

    Klaim ini diunggah oleh akun Threads “johnsegrest401976”(arsip) dan “@LibTearCreator1” (X) (arsip) lewat unggahan video pada Minggu (2/3/2025). Video tersebut menampilkan seorang wanita mengenakan pakaian militer yang sedang diberi make-up dan kotoran di wajahnya.

    “BREAKING: Ukraine “soldiers” have resorted to faking combat in order to appear “war torn” so the slush fund from the U.S. keeps churning money their way!. What do you think about this?" bunyi keterangan takarir pada salah satu unggahan di X, Minggu (2/3/2025).

    Sepanjang Minggu (2/3/2025) hingga Jumat (7/3/2025), atau selama lima hari tersebar di X, unggahan ini telah memperoleh 11 ribu tanda suka, 4,3 ribu kali diunggah ulang, dan mendapat 1,9 ribu komentar.

    Lantas, bagaimana kebenaran video itu? Benarkah video tersebut adalah tentara Ukraina yang sedang berpura-pura melakukan peperangan demi mendapat bantuan dana AS?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto menemukan petunjuk adanya watermark dari akun TikTok bernama “vitsikkkk2” dalam video yang tersebar. Kami kemudian mengunjungi akun TikTok itu dan menemukan video serupa yang diunggah pada Kamis (27/2/2025).

    Unggahan tersebut juga diberi keterangan berbahasa Ukraina, “@Віцик - борець за життя ?? @Мар'яна Чечелюк кліп доступний за посиланням в біо”.

    Tirto menerjemahkan keterangan tersebut ke bahasa Indonesia. Hasilnya, keterangan dalam takarir tersebut mengindikasikan bahwa potongan klip video terindikasi sebagai bagian dari video klip musik/film, yakni “@Віцик - pejuang kehidupan ?? @Мар'яна Чечелюк, klip tersedia melalui tautan di bio”.

    Untuk mengetahui secara utuh konteks klip video tersebut kami memasukan sebuah kata kunci terkait klaim unggahan, di antaranya “Ukraine fake scenes of war” dan “vitsikkkk2” ke mesin pencarian Google.

    Hasilnya, Tirto menemukan penjelasan dari Center for Countering Disinformation atau Pusat Penanggulangan Disinformasi yang dikelola pemerintah Ukraina terkait klaim ini.

    Melalui cuitan dalam akun “@CforCD” instansi tersebut mengklarifikasi potongan klip video yang beredar dengan narasi tentara Ukraina sedang berpura-pura melakukan peperangan demi mendapat bantuan dana AS adalah keliru. Potongan klip yang beredar adalah bagian dari video klip musik yang diunggah di YouTube ini.

    Hasil penelusuran juga mengarahkan kami ke artikel pemeriksaan fakta dari AFPyang telah mengecek klaim serupa. AFP mendapatkan konfirmasi dari pengunggah video tersebut di TikTok, bahwa klip yang beredar adalah bagian dari produksi video musik untuk lagu "Brothers" yang dibawakan oleh sang pemilik akun, Vitsyk, dan artis Misha Scorpion.

    Kepada AFP, pemilik akun tersebut mengatakan bahwa para pemeran dalam video klip tersebut semuanya adalah anggota pasukan bersenjata Ukraina. Disebutkan juga bahwa pemilik akun TikTok “vitsikkkk2” itu adalah seorang petugas medis tempur Ukraina yang menggunakan panggilan "Vitsik".

    Sementara, sosok perempuan yang nampak dalam potongan klip yang sedang diberi make-up dan kotoran di wajah yang diklaim sebagai tentara Ukraina adalah Maryana Checheliuk. Ia adalah seorang polisi berusia 25 tahun yang ditawan oleh militer Rusia di Mariupol pada 2022 dan dibebaskan pada Juni 2024.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukan, video yang diklaim tentara Ukraina yang sedang berpura-pura melakukan peperangan demi mendapat bantuan dana AS bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Pemerintah Ukraina dan pengunggah video tersebut telah membantah klaim itu. Potongan klip yang diklaim tentara Ukraina yang sedang berpura-pura melakukan peperangan demi mendapat bantuan dana AS, adalah bagian dari produksi video musik untuk lagu "Brothers".

    Rujukan

  • (GFD-2025-26024) Cek fakta, Mahfud MD diangkat Prabowo jadi pengawas internal istana

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/03/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di YouTube menarasikan Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD diangkat oleh Presiden Prabowo menjadi pengawas internal istana pada 19 Februari 2025.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Mahfud MD Diangkat Prabowo Jadi Pengawas Internal Istana! 3 Mentri Tidak Pro Rakyat Langsung Diseret”

    Namun, benarkah Mahfud MD diangkat Prabowo jadi pengawas internal istana?



    Hasil Cek Fakta

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Berdasarkan penelusuran, tidak ada narasi resmi terkait pengangkatan Mahfud MD sebagai pengawas internal Istana.

    Sebelumnya, ANTARA juga pernah mengklarifikasi terkait hoaks pengangkatan Mahfud MD menjadi jaksa agung di sini.

    Pasca-Pilpres 2024 lalu, Mahfud MD menyatakan bahwa dirinya akan terus berjuang di berbagai bidang. Selain itu, ia mengatakan bahwa akan kembali mengajar di kampus.

    “Saya kembali ke kampus, terutama meluruskan cara kita berhukum,” kata Mahfud, dilansir dari ANTARA.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

  • (GFD-2025-26023) [KLARIFIKASI] Gambar Robot Petani di China adalah Manipulasi AI

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/03/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar foto menampilkan kumpulan robot yang bekerja di sawah layaknya petani. Robot petani itu diklaim berlokasi di China.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, gambar tersebut merupakan konten manipulatif.

    Foto robot petani di China disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (6/3/2025):

    China Telah Kembangkan Robot Petani Yang Super Canggih Yang Bisa Mengancam Tenaga Kerja Manusia Yang Suka Ngeluh Dan Makan Gaji Buta.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek jejak digital gambar yang beredar dengan teknik reverse image search.

    Hasil pencarian di Google mengarahkan ke video di kanal YouTube ini.

    Lantas, video tersebut dicek dengan Hive Moderation, tools tersebut dapat mendeteksi probabilitas campur tangan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) dalam suatu konten.

    Hasilnya, video robot petani di China memiliki probabilitas 99,6 persen dihasilkan AI.

    Gambar dari video tersebut juga memiliki indikasi kuat merupakan gambar yang dihasilkan kecerdasan buatan, menurut Was It AI.

    Kesimpulan

    Gambar robot petani di China merupakan konten manipulatif berbasis AI.

    Hive Moderation dan Was It AI mengidentifikasi gambar tersebut sebagai konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan.

    Rujukan