• (GFD-2025-27167) [HOAKS] Link untuk Rekrutmen Program Literasi Nasional 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan atau link yang diklaim sebagai pendaftaran sosialisator Program Literasi Nasional 2025.

    Ketika diklik, laman dari tautan itu meminta pengguna mengisi nama dan nomor Telegram aktif.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks karena mengindikasikan phishing.

    Informasi mengenai rekrutmen Program Literasi Nasional 2025 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan Instagram ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (24/5/2025):

    Open Rekrutmen Nasional Sosialisator Program Literasi Nasional 2025Sesuai Domisili/Daerah kalian

    silahkan isi data melalui link di di bawahhttps://rekrutmenliterasinasional2025.piillly.com/

    Pendaftaran Gratis Tidak Dipungut Biaya!!!

    akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (24/5/2025), memuat link rekrutmen Program Literasi Nasional 2025.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek tautan tersebut menggunakan URL Scan. Tools tersebut dapat menelusuri sumber domain dari sebuah tautan.

    Hasilnya, tautan itu tidak mengarah ke situs web resmi Program Literasi Nasional.

    Informasi dan pendaftaran Program Literasi Nasional dilakukan melalui alamat situs web www.penggerakliterasi.id.

    Sementara, akun Facebook dan Instagram resmi program tersebut dapat dilihat di sini dan di sini.

    Pendaftaran sebagai sosialisator Program Literasi Nasional telah selesai dilaksanakan pada 12 sampai 27 Desember 2024.

    Saat ini, proses rekrutmennya telah memasuki tahap uji penerjunan dan pelatihan kandidat SPL Nasional terpilih yang akan berakhir pada 27 Juni 2025.

    Kemudian, seluruh proses seleksi baru selesai pada Agustus 2025 mendatang dengan melantik sosialisator terpilih.

    Kesimpulan

    Link rekrutmen Program Literasi Nasional 2025 yang beredar di media sosial merupakan hoaks.

    Tautan yang disebarkan memiliki indikasi phishing karena tidak mengarah ke situs web resmi Program Literasi Nasional.

    Pendaftaran Program Literasi Nasional telah selesai dilaksanakan pada Desember 2024. Saat ini, sedang memasuki proses pelatihan kandidat.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27166) [PENIPUAN] Ada Aplikasi Bluetooth Pendeteksi Penerima Vaksin Covid-19

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 28/05/2025

    Berita

    Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” pada Jumat (16/5/2025) membagikan klaim [arsip] berupa informasi tentang adanya aplikasi berbasis bluetooth yang dapat mendeteksi penerima vaksin Covid-19.
    Berikut narasi lengkapnya:
    “Silakan klik ini, yang mau aplikasi cek BLE orang yang divaksin dengan lebih akurat yang tertulisnya "vaccinated" : https://bluetooth-smart-discover[dot]id[dot]uptodown.com/.../down... https://com-microchip-bluetoothsmartdiscover[dot]id[dot]aptoide[dot]c... Download dan install di HP anda, aplikasi bisa diaktifkan mode offline pesawat tanpa perlu sinyal HP atau wifi aktif hanya perlu aktifkan bluetooth nya, Silakan bagi yang sudah divaksin covid atau orang yang anda kenal sudah divaksin covid cek dengan aplikasi BLE smartdiscover,”

    Hingga Selasa (28/5/2025) unggahan telah disukai 65 pengguna dan menuai 17 komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Periksa Fakta tirto.id.

    Klaim “orang yang telah divaksin Covid-19 bisa dideteksi dengan aplikasi berbasis bluetooth” sudah dinyatakan tidak benar oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Tubuh yang sudah divaksin tidak mungkin dapat terkoneksi ke bluetooth. Vaksin terdiri dari sejumlah bahan kimia yang tidak bisa mentransmisikan gelombang radio dari jarak pendek.

    Klaim juga telah disebut sebagai mitos oleh Public Health Communications Collaborative (PHCC). Dalam laman resminya , PHCC menegaskan vaksin Covid-19 tidak mengandung mikrocip, termasuk hal-hal yang memungkinkan perangkat terhubung ke bluetooth.

    Sebagai informasi, PHCC dibentuk pada Agustus 2020 oleh CDC Foundation, de Beaumont Foundation, dan Trust for America’s Health, untuk menyediakan komunikasi yang tak bias tentang pandemi Covid-19.

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) kemudian memasukkan file aplikasi tersebut ke alat pendeteksi malware atau virus dari IC4.id. Hasilnya didapati file aplikasi tersebut terdeteksi memiliki virus yang berpotensi mencuri data pribadi.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “ada aplikasi berbasis bluetooth untuk mendeteksi penerima vaksin Covid-19” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    (Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

    Rujukan

  • (GFD-2025-27165) [SALAH] Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Resmikan Layanan Pinjol

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 28/05/2025

    Berita

    Akun Facebook “Dulurkdm” pada Selasa (13/5/2025) membagikan video [arsip] disertai narasi:
    “KDM Meresmikan Pinjaman Online. Pinjaman online Tanpa bunga 0% Ajukan sekarang 5juta500juta.”
    Hingga Selasa (28/5/2025) unggahan telah disukai 260 pengguna dan menuai 47 komentar.
    Pemeriksaan Fakta
    Disadur dari artikel Cek Fakta kompas.com.
    Video tersebut merupakan cuplikan dari unggahan kanal YouTube "LEMBUR PAKUAN CHANNEL" pada Sabtu (22/3/2025) berjudul "HANYA 20 MENIT KDM PIMPIN RAPAT - TUNTASKAN PROBLEM INVESTASI BYD | REKRUT 18 RIBU KARYAWAN".

    Dedi Mulyadi dalam video tersebut membahas berbagai persoalan investasi di Jawa Barat. Tidak ditemukan pembahasan soal pinjol seperti dalam unggahan yang beredar.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta kompas.com.

    Video tersebut merupakan cuplikan dari unggahan kanal YouTube “LEMBUR PAKUAN CHANNEL” pada Sabtu (22/3/2025) berjudul “HANYA 20 MENIT KDM PIMPIN RAPAT – TUNTASKAN PROBLEM INVESTASI BYD | REKRUT 18 RIBU KARYAWAN”.

    Dedi Mulyadi dalam video tersebut membahas berbagai persoalan investasi di Jawa Barat. Tidak ditemukan pembahasan soal pinjol seperti dalam unggahan yang beredar.

    Kesimpulan

    Unggahan video berisi klaim “Gubernur Jabar Dedi Mulyadi resmikan layanan pinjol” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    (Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

    Rujukan

  • (GFD-2025-27164) Cek fakta, Candi Borobudur dipasangi eskalator jelang kunjungan Prabowo

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/05/2025

    Berita

    Jakarta (JAKARTA/JACX) – Beredar unggahan di media sosial X menampilkan video yang diklaim sebagai pembangunan eskalator di kawasan Candi Borobudur untuk kunjungan resmi Presiden Prabowo bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu (29/5/2025).

    Presiden Macron dijadwalkan mengunjungi Akademi Militer dan melakukan kunjungan sosial budaya ke Candi Borobudur, yang keduanya berlokasi di Magelang, Jawa Tengah.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut :

    “PARAH! Candi Borobudur Akan Dipasang Ekskalator Agar Prabowo Bisa Naik ke Atas Gak cukup sejarah yang direvisi, bangunan sejarah sehebat candi borobudur pun juga direnovasi menuruti kemauan rezim”

    Namun, benarkah akan dibangun eskalator di dalam kawasan Candi Borobudur?

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Hasil Cek Fakta

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon secara langsung menyangkal kabar pemasangan eskalator di Kawasan Candi Borobudur. Ia mengatakan bahwa alat yang sedang dipasang dalam video tersebut adalah chair lift.

    “Tidak ada yang namanya pembuatan lift di Candi Borobudur, kemudian ada video mengatakan pemasangan eskalator atau pun dikatakan ekskavator dia nggak bisa membedakan antara eskalator dan ekskavator jadi tidak ada pemasangan eskalator di candi Borobudur yang kita sedang upayakan adalah pemasangan chair (chairlift),” ujar Menbud saat ditemui di kompleks DPR RI Jakarta, Senin (26/5/2025).

    Pemasangan chair lift tersebut ditujukan untuk dapat memberikan akses lebih pada penyandang disabilitas dan lansia ketika berkunjung ke Kawasan wisata Candi Borobudur.

    “Chairlift itu untuk inklusivitas, semua situs-situs dunia itu sudah memakai itu kalau kita datang ke Akropolis ke Parthenon, di Yunani. Itu juga memakai itu, saya juga lihat di sistem chapel, itu kalau kita lihat di sistem gereja Saint Peter di Italia yang merupakan heritage itu juga memakai itu,”lanjutnya.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Fadli Zon juga mengkalim bahwa pemasangan alat tersebut tidak akan merusak struktur Candi Borobudur.

    “Kita melakukan ini adaptasi terhadap itu jadi ini sesuai UU dan tidak ada perusakan sama sekali, itu pakai hand rail. Jadi saya tegaskan tidak ada eskalator apalagi ekskavator,” jelasnya lebih lanjut.

    Dengan demikian informasi pemasangan escalator di Kawasan wisata Candi Borobudur adalah keliru.



    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan