Pada Senin (5/1/2025) akun Facebook “IK IK” membagikan foto [arsip]. Potret tersebut menampilkan jenazah seseorang yang diklaim sebagai guru honorer di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. Lokasi tepatnya disebut berada di Distrik Bias, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, meninggal dunia.
Berikut narasi selengkapnya :
“Ini ada marga pekey guru kontrakan perempuan..Anace pekey.. tugas di perbatasan RI PNG kabupaten pegunungan bintang.. Distrik Bias.. meninggal dunia tadi malam kami bingung mau minta tolong sama siapa??
Masih nona belum berkeluarga
Ini nomor kontak kami 082197649415
Kel bisa hubungi kami
Sumber : Kiriman Warga/Grup WhatsaAp”
Hingga Rabu (15/1/2025), unggahan mendapat 7 tanda suka dan dibagikan ulang sebanyak 2 kali.
(GFD-2025-25082) [SALAH] Foto “Guru Honorer Meninggal di Perbatasan RI—Papua Nugini”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 15/01/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Disadur dari artikel Cek Fakta Kompas.com.
Diberitakan Kompas.com, Dinas Pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang memastikan narasi soal meninggalnya guru honorer bernama Anace Pekey di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini adalah hoaks.
“Ada foto seorang ibu guru bermarga Pekey yang dikabarkan meninggal dunia di Distrik Bias, Kabupaten Pegunungan Bintang, adalah pembohongan publik dan hoaks,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang, Gerald Bidana Senin (6/1/2025).
Gerald mengaku sudah mengecek informasi dan foto jenazah perempuan yang ada dalam unggahan. Namun, foto tersebut bukan guru honorer bernama Anace Pekey. Foto jenazah dalam unggahan tersebut adalah Esteriana Kaladana, mahasiswi STPK Katolik di Waena, Kota Jayapura. Esteriana meninggal dunia di Desa Kabiding, Oksibil, pada 2023. Dia bukanlah guru honorer.
Diberitakan Kompas.com, Dinas Pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang memastikan narasi soal meninggalnya guru honorer bernama Anace Pekey di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini adalah hoaks.
“Ada foto seorang ibu guru bermarga Pekey yang dikabarkan meninggal dunia di Distrik Bias, Kabupaten Pegunungan Bintang, adalah pembohongan publik dan hoaks,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang, Gerald Bidana Senin (6/1/2025).
Gerald mengaku sudah mengecek informasi dan foto jenazah perempuan yang ada dalam unggahan. Namun, foto tersebut bukan guru honorer bernama Anace Pekey. Foto jenazah dalam unggahan tersebut adalah Esteriana Kaladana, mahasiswi STPK Katolik di Waena, Kota Jayapura. Esteriana meninggal dunia di Desa Kabiding, Oksibil, pada 2023. Dia bukanlah guru honorer.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “foto meninggalnya guru honorer di perbatasan RI—Papua Nugini” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
- http[kompas.com] [HOAKS] Foto Meninggalnya Guru Honorer di Perbatasan RI dengan Papua Nugini
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/01/07/132608182/hoaks-foto-meninggalnya-guru-honorer-di-perbatasan-ri-dengan-papua
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=469644172853185&id=100094228195945 (unggahan akun Facebook “IK IK”)
- https://turnbackhoax.id/wp-content/uploads/2025/01/11.png (arsip unggahan akun Facebook “IK IK”
(GFD-2025-25081) [PENIPUAN] Tautan Pengecekan Bansos
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 15/01/2025
Berita
Ditemukan sebuah akun TikTok milik “adminbansos12” [arsip]. Akun yang diikuti lebih dari 1000 pengguna tersebut sering mengunggah konten terkait dengan bantuan sosial dari pemerintah. Dalam unggahannya, masyarakat yang ingin mengecek status layak bantuan diarahkan untuk mengunjungi tautan [arsip] yang disematkan pada deskripsi singkat akun tersebut.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) melakukan penelusuran terkait dengan penyaluran bantuan sosial dari pemerintah melalui laman resmi kemensos.go.id. Hasilnya, tidak ditemukan tautan serupa yang dicantumkan pada akun TikTok “adminbansos12”.
Masyarakat yang ingin mengecek data penerima manfaat (PM) bisa melalui laman resmi https://cekbansos.kemensos.go.id/.
Lebih lanjut, tim melakukan penelusuran melalui laman media sosial Instagram resmi “kemensosri”. Pada akun tersebut, terdapat sematan cerita dengan judul “Hoax” yang berisi beberapa klarifikasi atas penipuan yang mencatut nama Kementerian Sosial.
Informasi mengenai bantuan sosial bisa dicek secara langsung melalui website dan media sosial remi kemensos, di antaranya:
https://www.facebook.com/KemsosRI/
https://twitter.com/kemensosri
https://www.youtube.com/channel/UCfB7OFJAfsGLbSvMimIWD4A
https://www.instagram.com/kemensosri/
https://www.tiktok.com/@kemensosri?_t=8kT6ZrHd24G&_r=1
Masyarakat yang ingin mengecek data penerima manfaat (PM) bisa melalui laman resmi https://cekbansos.kemensos.go.id/.
Lebih lanjut, tim melakukan penelusuran melalui laman media sosial Instagram resmi “kemensosri”. Pada akun tersebut, terdapat sematan cerita dengan judul “Hoax” yang berisi beberapa klarifikasi atas penipuan yang mencatut nama Kementerian Sosial.
Informasi mengenai bantuan sosial bisa dicek secara langsung melalui website dan media sosial remi kemensos, di antaranya:
https://www.facebook.com/KemsosRI/
https://twitter.com/kemensosri
https://www.youtube.com/channel/UCfB7OFJAfsGLbSvMimIWD4A
https://www.instagram.com/kemensosri/
https://www.tiktok.com/@kemensosri?_t=8kT6ZrHd24G&_r=1
Kesimpulan
Tautan “pengecekan penerima manfaat bansos” merupakan konten tiruan (impostor content).
(Ditulis oleh Arief Putra Ramadhan)
(Ditulis oleh Arief Putra Ramadhan)
Rujukan
- http[kemensos.go.id] Laman Resmi Cek Bansos Kemensos [Instagram] Instagram Kementerian Sosial RI “kemensosri”
- https://www.tiktok.com/@adminbansos12 (tautan unggahan akun TikTok “adminbansos12”)
- https://archive.ph/n6eg0 (arsip unggahan TikTok “adminbansos12”)
- https://indoklaim.vercel.app/bansosgratis2025 (tautan cek bansos unggahan akun TikTok “adminbansos12”)
- https://archive.ph/ZNSfd (arsip tautan cek bansos unggahan akun TikTok “adminbansos12”)
(GFD-2025-25080) [SALAH] Video Insiden Sebelum Pesawat Jeju Air Meledak
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 15/01/2025
Berita
Akun TikTok “zahranabila1414” pada Kamis (02/01/2025) mengunggah video [arsip] yang menunjukkan rekaman diduga diambil dari dalam pesawat Jeju Air saat terjadinya kecelakaan. Rekaman tersebut mengarah pada jendela yang menunjukkan warna merah pada luar pesawat, serta kondisi dari dalam kabin penumpang.
Per Jum’at (10/01/2025) video tersebut sudah ditonton lebih dari 60 ribu kali, disukai oleh lebih 290 akun, dan disimpan lebih oleh 26 akun.
Per Jum’at (10/01/2025) video tersebut sudah ditonton lebih dari 60 ribu kali, disukai oleh lebih 290 akun, dan disimpan lebih oleh 26 akun.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) melakukan pencarian dengan memasukkan kata kunci “Rekaman Insiden Jeju Air” ke pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan artikel atau informasi dalam bentuk gambar maupun video rekaman seperti yang beredar di akun TikTok “zahranabila1414” tersebut.
TurnBackHoax kemudian melakukan pencarian dengan menggunakan tools “InVid”. Hasilnya, ditemukan unggahan serupa yang diunggah oleh akun TikTok milik Kumparan pada Rabu (03/01/2024). Video tersebut merupakan insiden terbakarnya maskapai Japan Airlines saat mendarat di Bandara Haneda, Tokyo pada Selasa (02/01/2024) yang diduga kuat bertabrakan pesawat penjaga pantai yang berada di landasan yang sama.
TurnBackHoax kemudian melakukan pencarian dengan menggunakan tools “InVid”. Hasilnya, ditemukan unggahan serupa yang diunggah oleh akun TikTok milik Kumparan pada Rabu (03/01/2024). Video tersebut merupakan insiden terbakarnya maskapai Japan Airlines saat mendarat di Bandara Haneda, Tokyo pada Selasa (02/01/2024) yang diduga kuat bertabrakan pesawat penjaga pantai yang berada di landasan yang sama.
Kesimpulan
Unggahan video “video insiden sebelum pesawat Jeju Air meledak” adalah konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Arief Putra Ramadhan)
(Ditulis oleh Arief Putra Ramadhan)
Rujukan
(GFD-2025-25079) HMPV virus buatan laboratorium dan akan jadi pandemi selanjutnya, benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 15/01/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menarasikan Human Metapneumovirus atau HMPV merupakan virus sintetik hasil laboratorium dan akan menjadi pandemi selanjutnya seperti COVID-19.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“PANDEMI 2025 is coming.
Bukan bakal lagi tetapi memang sudah terjadi.
Pandemi ini Multipandemi.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Dengan berbagai macam VIRUS SINTETIK yang satu demi satu dilepas ke seluruh penjuru dunia selama tiga tahun terakhir.
Setelah COVID mereda, mulailah dilepaskan Monkey Pox dan Pox-Pox lainnya, sampai tanpa tersadari sudah (di)tersebar di 35 negara.
Lanjut kemudian Pneumonia yang banyak menyerang anak-anak
Lanjut dua varian Flu Burung yang melegenda, H5N1 dan H1N1
Lanjut kemudian tiba-tiba ada outbreak POLIO di beberapa tempat di dunia
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Lanjut kemudian Virus Mematikan, Marburg, berkali-kali menghasilkan Outbreak di Afrika
Lanjut kemudian di akhir 2024, muncul Virus Baru yang bahkan belum jelas taxa nya:
Human Metapneumovirus atau HMPV yang tiba-tiba meledak di China Mainland.
Semua Virus tersebut adalah ternakan Laboratorium, hasil dari mixed breeding berbagai jenis Virus dan juga hasil dari Vaccine Induced Disease, atau Penyakit Infeksi yang muncul akibat Vaksinasi.
Semua hal tersebut, sudah saya tulis dengan rinci dengan akurasi tinggi,
Bagaimana Virus sintetik dibuat. Di Laboratorium mana dibuat.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Bagaimana Vaksin modern dibuat dan dampak negatif yang ditimbulkan.
Bagaimana antisipasi jika terjadi Pandemi berikutnya lagi dan Virus-Virus sintetis lagi,”
Namun, benarkah HMPV merupakan virus buatan laboratorium dan akan jadi pandemi selanjutnya?
Hasil Cek Fakta
Dilansir dari BBC dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), HMPV pertama kali diidentifikasi di Belanda pada tahun 2001. HMPV menyebar melalui kontak langsung antara orang-orang, atau ketika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Virus ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian atas yang ringan bagi kebanyakan orang.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Di China Utara, lonjakan HMPV saat ini bertepatan dengan suhu rendah yang diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Maret.
Menurut ahli epidemiologi di Universitas Flinders di Australia, Jacqueline Stephens, banyak negara lain di belahan bumi utara, termasuk AS, juga mengalami pertumbuhan tingkat HMPV.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau tingkat penyakit mirip flu di seluruh belahan bumi Utara, dan mengatakan belum menerima laporan tentang pola wabah yang tidak biasa di China atau tempat lain.
Menurut para ahli, ketakutan akan pandemi seperti COVID dibesar-besarkan mencatat bahwa peristiwa seperti itu biasanya disebabkan oleh virus baru, yang tidak terjadi pada HMPV.
Penyakit ini sudah ada secara global dan telah ada selama beberapa dekade. Ini berarti orang-orang di seluruh dunia memiliki "beberapa tingkat kekebalan yang ada karena paparan sebelumnya", kata Dr Hsu.
Namun, pejabat kesehatan merekomendasikan untuk mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari tertular HMPV dan penyakit pernapasan lainnya:
1. Memakai masker di tempat-tempat ramai
2. Hindari kerumunan jika memungkinkan jika Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit yang lebih parah
3. Sering-seringlah mencuci tangan mereka dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik
4. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Tri Wibawa menyatakan bahwa Human Metapneumovirus (HMPV) yang dilaporkan telah ditemukan di Indonesia tidak berpotensi menjadi pandemi.
"Tidak berpotensi menyebabkan pandemi, serta memiliki risiko yang jauh lebih kecil untuk menjadi fatal dibandingkan SARS-CoV-2," kata Tri Wibawa, dilansir dari ANTARA.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Di China Utara, lonjakan HMPV saat ini bertepatan dengan suhu rendah yang diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Maret.
Menurut ahli epidemiologi di Universitas Flinders di Australia, Jacqueline Stephens, banyak negara lain di belahan bumi utara, termasuk AS, juga mengalami pertumbuhan tingkat HMPV.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau tingkat penyakit mirip flu di seluruh belahan bumi Utara, dan mengatakan belum menerima laporan tentang pola wabah yang tidak biasa di China atau tempat lain.
Menurut para ahli, ketakutan akan pandemi seperti COVID dibesar-besarkan mencatat bahwa peristiwa seperti itu biasanya disebabkan oleh virus baru, yang tidak terjadi pada HMPV.
Penyakit ini sudah ada secara global dan telah ada selama beberapa dekade. Ini berarti orang-orang di seluruh dunia memiliki "beberapa tingkat kekebalan yang ada karena paparan sebelumnya", kata Dr Hsu.
Namun, pejabat kesehatan merekomendasikan untuk mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari tertular HMPV dan penyakit pernapasan lainnya:
1. Memakai masker di tempat-tempat ramai
2. Hindari kerumunan jika memungkinkan jika Anda berisiko lebih tinggi terkena penyakit yang lebih parah
3. Sering-seringlah mencuci tangan mereka dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik
4. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Tri Wibawa menyatakan bahwa Human Metapneumovirus (HMPV) yang dilaporkan telah ditemukan di Indonesia tidak berpotensi menjadi pandemi.
"Tidak berpotensi menyebabkan pandemi, serta memiliki risiko yang jauh lebih kecil untuk menjadi fatal dibandingkan SARS-CoV-2," kata Tri Wibawa, dilansir dari ANTARA.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02yDC87EaBLoCYpQAH8TRGWCGvwsWSHpfyhHu9GYqM6ENZimb5DbnwFPddV2fuwLVLl&id=100010121711749
- https://www.bbc.com/news/articles/c23vjg7v7k0o
- https://www.cdc.gov/human-metapneumovirus/about/index.html
- https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2025-DON550
Halaman: 22/5654