Akun Facebook “Sulut Hits” pada Senin (5/5/2025) mengunggah video [arsip] disertai narasi:
“Salah Satu SPBU di Kota Manado yang sering Buka 24 jam, Kedapatan Pertalite bercampur Air”
Per Jumat (30/5/2025), konten tersebut sudah ditonton 5,5 ribu kali dan disukai lebih dari 38 pengguna.
(GFD-2025-27201) [SALAH] SPBU di Manado Jual Pertalite Dicampur Air
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 30/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri video menggunakan Google Reverse Image. Hasilnya, pencarian mengarah ke video unggahan akun Instagram “sulut_populer”.
Akun media lokal tersebut pada Senin (5/5/2025) mengunggah konten video klarifikasi, isinya memperlihatkan pemeriksaan Pertalite menggunakan pasta air yang disaksikan Kapolsek, pihak Pertamina, dan warga. Setelah dilakukan uji coba, ternyata pasta air tidak berubah warna, itu menandakan Pertalite tidak bercampur dengan air.
TurnBackHoax kemudian memasukkan kata kunci “SPBU di Manado jual Pertalite dicampur air” ke mesin pencari Google. Terdapat sejumlah artikel yang membahas klaim tersebut, salah satunya dipublikasikan oleh tirto.id “Hoaks SPBU di Manado Jual Pertalite Bercampur Air” pada Minggu (11/5/2025).
Berdasarkan artikel tersebut diketahui kalau kabar terkait SPBU di Manado menjual Pertalite dicampur air tidaklah benar. Konteks asli video tersebut hanya memperlihatkan contoh kondisi jika BBM bercampur air.
Akun media lokal tersebut pada Senin (5/5/2025) mengunggah konten video klarifikasi, isinya memperlihatkan pemeriksaan Pertalite menggunakan pasta air yang disaksikan Kapolsek, pihak Pertamina, dan warga. Setelah dilakukan uji coba, ternyata pasta air tidak berubah warna, itu menandakan Pertalite tidak bercampur dengan air.
TurnBackHoax kemudian memasukkan kata kunci “SPBU di Manado jual Pertalite dicampur air” ke mesin pencari Google. Terdapat sejumlah artikel yang membahas klaim tersebut, salah satunya dipublikasikan oleh tirto.id “Hoaks SPBU di Manado Jual Pertalite Bercampur Air” pada Minggu (11/5/2025).
Berdasarkan artikel tersebut diketahui kalau kabar terkait SPBU di Manado menjual Pertalite dicampur air tidaklah benar. Konteks asli video tersebut hanya memperlihatkan contoh kondisi jika BBM bercampur air.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “SPBU di Manado menjual Pertalite dicampur air” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
- http[tirto.id] Hoaks SPBU di Manado Jual Pertalite Bercampur Air
- https://tirto.id/hoaks-spbu-di-manado-jual-pertalite-bercampur-air-hbCu [Instagram] Akun Instagram “sulut_populer”
- https://www.instagram.com/sulut_populer?igsh=MWE4bWkydDN3NW9zbA==
- https://www.facebook.com/reel/692561546798901/?mibextid=rS40aB7S9Ucbxw6v (unggahan akun Facebook ”Sulut Hits”)
- https://archive.ph/tGDcD (arsip unggahan akun Facebook ”Sulut Hits”)
(GFD-2025-27200) [HOAKS] Bill Gates Mengakui Vaksin mRNA Tidak Menghalangi Infeksi
Sumber:Tanggal publish: 30/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Filantropis sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates mengakui bahwa vaksin tidak dapat menghalangi seseorang terinfeksi virus.
Video itu dikaitkan dengan narasi mengenai agenda Bill Gates untuk mengurangi penduduk dunia melalui pengembangan vaksin.
Setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi mengenai Bill Gates mengakui vaksin tidak dapat menghalangi seseorang terinfeksi virus disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
"Bill Gates terus akan mengurangi penduduk dunia ini," tulis salah satu akun pada 10 Mei 2025.
Berikut teks pada video dan gambar yang beredar:
Tidak Puas Dengan Kerusakan Yang Disebabkan Oleh "Vaksin" mRNA Covid, Yang Diakuinya "[TIDAK] Menghalangi Anda Untuk Terinfeksi"
Bill Gates Bersemangat Dengan Pengembangan Vaksin-mRNA untuk kanker, Campak, Tuberkolosis, HIV, dan Bahkan vaksin hewan.
"[Vaksin mRNA] adalah harta karun bagi dunia."
Video itu dikaitkan dengan narasi mengenai agenda Bill Gates untuk mengurangi penduduk dunia melalui pengembangan vaksin.
Setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi mengenai Bill Gates mengakui vaksin tidak dapat menghalangi seseorang terinfeksi virus disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.
"Bill Gates terus akan mengurangi penduduk dunia ini," tulis salah satu akun pada 10 Mei 2025.
Berikut teks pada video dan gambar yang beredar:
Tidak Puas Dengan Kerusakan Yang Disebabkan Oleh "Vaksin" mRNA Covid, Yang Diakuinya "[TIDAK] Menghalangi Anda Untuk Terinfeksi"
Bill Gates Bersemangat Dengan Pengembangan Vaksin-mRNA untuk kanker, Campak, Tuberkolosis, HIV, dan Bahkan vaksin hewan.
"[Vaksin mRNA] adalah harta karun bagi dunia."
Hasil Cek Fakta
Klip yang beredar bersumber dari wawancara Bill Gates di stasiun televisi India, NDTV pada 1 Maret 2024.
Gates bicara mengenai peran India dalam pengembangan vaksin. Ia justru memuji teknologi mRNA.
"Kami bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan ini untuk membantu mereka mengadopsi mRNA, yang merupakan teknologi yang kami pikir akan sangat berguna," ujarnya dalam wawancara menit ke-10.
Ia menyebutkan, vaksin tersebut berkualitas tinggi dan sangat berharga.
Gates mengambil contoh kasus pengembangan vaksin Covid-19 yang dinilai belum sempurna, tetapi mampu mencegah keparahan penyakit.
"Baiklah, bahkan jika Anda hanya melihat Covid saja, vaksinnya tidak sempurna. Ya, Anda tahu, selama lima atau enam tahun, vaksin itu tidak menghalangi Anda dari terinfeksi, vaksin itu mencegah Anda dari terkena penyakit parah," ujar dia.
Ia lantas ingin mengembangan vaksin Covid-19 generasi baru dengan lebih mutakhir. Gates juga bicara soal vaksin dari penyakit lainnya, seperti campak, TBC, HIV, bahkan kanker.
Upaya itu, menurut Gates, membantu manusia menghadapi berbagai penyakit di masa depan, termasuk kemungkinan adanya pandemi.
Tidak ada pernyataan Bill Gates yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap vaksin mRNA.
Bill Gates menjadi sasaran disinformasi dan teori konspirasi mengenai depopulasi karena perannya dalam mendanai pengembangan vaksin.
Tim Cek Fakta Kompas.com telah mengupas mengapa teori konspirasi tersebut menyebar di sini.
Gates bicara mengenai peran India dalam pengembangan vaksin. Ia justru memuji teknologi mRNA.
"Kami bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan ini untuk membantu mereka mengadopsi mRNA, yang merupakan teknologi yang kami pikir akan sangat berguna," ujarnya dalam wawancara menit ke-10.
Ia menyebutkan, vaksin tersebut berkualitas tinggi dan sangat berharga.
Gates mengambil contoh kasus pengembangan vaksin Covid-19 yang dinilai belum sempurna, tetapi mampu mencegah keparahan penyakit.
"Baiklah, bahkan jika Anda hanya melihat Covid saja, vaksinnya tidak sempurna. Ya, Anda tahu, selama lima atau enam tahun, vaksin itu tidak menghalangi Anda dari terinfeksi, vaksin itu mencegah Anda dari terkena penyakit parah," ujar dia.
Ia lantas ingin mengembangan vaksin Covid-19 generasi baru dengan lebih mutakhir. Gates juga bicara soal vaksin dari penyakit lainnya, seperti campak, TBC, HIV, bahkan kanker.
Upaya itu, menurut Gates, membantu manusia menghadapi berbagai penyakit di masa depan, termasuk kemungkinan adanya pandemi.
Tidak ada pernyataan Bill Gates yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap vaksin mRNA.
Bill Gates menjadi sasaran disinformasi dan teori konspirasi mengenai depopulasi karena perannya dalam mendanai pengembangan vaksin.
Tim Cek Fakta Kompas.com telah mengupas mengapa teori konspirasi tersebut menyebar di sini.
Kesimpulan
Klip wawancara Bill Gates dengan NDTV pada 1 Maret 2024 disebarkan dengan konteks keliru.
Gates mengatakan, vaksin Covid-19 tidak sempurna tetapi dapat mencegah keparahan penyakit.
Ia lantas memuji teknologi mRNA dan berencana mengembangkan vaksin untuk penyakit lainnya.
Gates mengatakan, vaksin Covid-19 tidak sempurna tetapi dapat mencegah keparahan penyakit.
Ia lantas memuji teknologi mRNA dan berencana mengembangkan vaksin untuk penyakit lainnya.
Rujukan
- https://www.facebook.com/johnnyanthon.gerrypanjaitan/videos/1386974979159288
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122256954314025866&set=a.122102839190025866
- https://www.youtube.com/watch?v=2L7m3UCwYnc
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/03/03/163000882/menyelisik-teori-konspirasi-big-pharma-dan-hoaks-terkait-bill-gates?page=all
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27199) [KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Pandemi Covid-19 adalah Rekayasa
Sumber:Tanggal publish: 28/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (AS) Robert F. Kennedy Jr menyebut pandemi Covid-19 adalah rekayasa, beredar di media sosial.
Hal itu disampaikan saat rapat sidang pleno ketika senator AS Rand Paul bertanya soal penelitian gain-of-function atau penelitian yang melibatkan bidang studi ilmiah kontroversial.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.
Informasi mengenai Kennedy Jr. menyebut pandemi Covid-19 sebagai rekayasa disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan Instagram ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Jumat (28/5/2025):
COVID HANYA REKAYASA
Robert Kennedy menkes AS mengisyaratkan COVID direkayas:
"Penelitian tentang Keuntungan Fungsi tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang beradab. Kita tidak bisa mengambil risiko dengan pandemi yang direkayasa atas nama sains'.Kami berkomitmen untuk mengakhiri.
Hal itu disampaikan saat rapat sidang pleno ketika senator AS Rand Paul bertanya soal penelitian gain-of-function atau penelitian yang melibatkan bidang studi ilmiah kontroversial.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.
Informasi mengenai Kennedy Jr. menyebut pandemi Covid-19 sebagai rekayasa disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan Instagram ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Jumat (28/5/2025):
COVID HANYA REKAYASA
Robert Kennedy menkes AS mengisyaratkan COVID direkayas:
"Penelitian tentang Keuntungan Fungsi tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang beradab. Kita tidak bisa mengambil risiko dengan pandemi yang direkayasa atas nama sains'.Kami berkomitmen untuk mengakhiri.
Hasil Cek Fakta
Klip yang beredar bersumber dari dokumentasi sidang pleno komite mengenai anggaran Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Tahun 2026.
Kepada Kennedy Jr, senator AS Rand Paul mempertanyakan soal dokumen penelitian gain-of-function atau penelitian untuk memperkuat patogen, yang disebut tidak transparan.
Ia khawatir dengan kemungkinan virus Ebola menyebar lewat udara, sampai pelanggaran terhadap konvensi senjata biologis yang berlokasi di Fort Detrick.
Berikut jawaban lengkap Kennedy Jr pada menit ke-28, dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Kami akan benar-benar transparan. Saya telah merencanakan perjalanan ke Fort Dietrick bersama Christy Nome yang merupakan direktur DHS dan Jay Bachara, serta orang lain dari agensi yang merupakan pakar senjata biologis, yang merupakan pakar penelitian gain-of-function dan kami akan benar-benar transparan.
Kami juga telah mengusulkan metodologi untuk mengatur dan menentukan gain-of-function yang berbahaya dan yang merupakan penyelidikan ilmiah yang sah, dan bagaimana melibatkan publik dalam perdebatan itu. Yang menurut saya, seperti yang Anda katakan sangat penting, di situlah kita mengabaikannya terakhir kali.
Dan seperti yang Anda ketahui, kita memiliki begitu banyak Demokrat di sini yang berbicara tentang sains hebat dari NIH, tetapi sekarang kita memiliki badan intelijen utama, CIA, FBI, DOE, dan Departemen Luar Negeri semuanya sepakat bahwa penelitian NIH hampir pasti mengarah ke pandemi Covid. Jadi itu bukan jenis hasil yang seharusnya kita izinkan atau dukung dan kita akan mengakhirinya sekarang.
Sebagai konteks, Presiden AS Donald Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif untuk membatasi pendanaan penelitian gain-of-function.
Penelitian tersebut diklaim sebagai penelitian "dual-use" yang melibatkan eksperimen dengan virus dan patogen lain yang berpotensi memicu pandemi.
Dikutip dari NPR, pendapat tentang penelitian gain-of-function terpolarisasi, terutama sejak pandemi Covid-19.
Salah satu teori yang berkembang yakni virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, menyebar dari laboratorium pemerintah China di sebuah laboratorium di Wuhan.
Banyak ilmuwan membantah teori tersebut, dengan alasan bahwa bukti yang ada menunjukkan bahwa pandemi dimulai ketika seseorang di China terinfeksi oleh hewan liar yang membawa virus tersebut.
Sejauh ini belum ada bukti nyata bahwa Covid-19 bersumber dari kelalaian penelitian, atau disebarkan dengan sengaja.
Sementara terkait Fort Detrick yang menjadi fokus pertanyaan senator Paul, merupakan teori konspirasi yang berkembang di tengah masyarakat.
BBC melaporkan, disinformasi mengenai Fort Detrick bahkan sangat populer di China.
Pada masa pemerintahan Joe Biden, penyelidikan 90 hari dilakukan untuk mengetahui apakah virus Covid-19 berasal dari kecelakaan laboratorium atau muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi.
Hasil penyelidikan itu membuktikan, asal-usul virus Covid-19 bukan dari kelalaian laboratorium di Wuhan.
Namun kini narasinya berbalik menyerang AS, dengan mengeklaim asal-usul virus bersumber dari pangkalan militer AS di Maryland atau Fort Detrick.
Robert F Kennedy Jr memang terkenal sebagai sosok kontroversial yang skeptis terhadap vaksin.
Misalnya, ketika CDC berupaya mengatasi wabah campak, Kennedy justru mengklaim bahwa vaksin tidak diuji keamanannya, meskipun ada konsensus ilmiah yang membuktikan bahwa vaksin itu aman dan efektif.
Kepada Kennedy Jr, senator AS Rand Paul mempertanyakan soal dokumen penelitian gain-of-function atau penelitian untuk memperkuat patogen, yang disebut tidak transparan.
Ia khawatir dengan kemungkinan virus Ebola menyebar lewat udara, sampai pelanggaran terhadap konvensi senjata biologis yang berlokasi di Fort Detrick.
Berikut jawaban lengkap Kennedy Jr pada menit ke-28, dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Kami akan benar-benar transparan. Saya telah merencanakan perjalanan ke Fort Dietrick bersama Christy Nome yang merupakan direktur DHS dan Jay Bachara, serta orang lain dari agensi yang merupakan pakar senjata biologis, yang merupakan pakar penelitian gain-of-function dan kami akan benar-benar transparan.
Kami juga telah mengusulkan metodologi untuk mengatur dan menentukan gain-of-function yang berbahaya dan yang merupakan penyelidikan ilmiah yang sah, dan bagaimana melibatkan publik dalam perdebatan itu. Yang menurut saya, seperti yang Anda katakan sangat penting, di situlah kita mengabaikannya terakhir kali.
Dan seperti yang Anda ketahui, kita memiliki begitu banyak Demokrat di sini yang berbicara tentang sains hebat dari NIH, tetapi sekarang kita memiliki badan intelijen utama, CIA, FBI, DOE, dan Departemen Luar Negeri semuanya sepakat bahwa penelitian NIH hampir pasti mengarah ke pandemi Covid. Jadi itu bukan jenis hasil yang seharusnya kita izinkan atau dukung dan kita akan mengakhirinya sekarang.
Sebagai konteks, Presiden AS Donald Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif untuk membatasi pendanaan penelitian gain-of-function.
Penelitian tersebut diklaim sebagai penelitian "dual-use" yang melibatkan eksperimen dengan virus dan patogen lain yang berpotensi memicu pandemi.
Dikutip dari NPR, pendapat tentang penelitian gain-of-function terpolarisasi, terutama sejak pandemi Covid-19.
Salah satu teori yang berkembang yakni virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, menyebar dari laboratorium pemerintah China di sebuah laboratorium di Wuhan.
Banyak ilmuwan membantah teori tersebut, dengan alasan bahwa bukti yang ada menunjukkan bahwa pandemi dimulai ketika seseorang di China terinfeksi oleh hewan liar yang membawa virus tersebut.
Sejauh ini belum ada bukti nyata bahwa Covid-19 bersumber dari kelalaian penelitian, atau disebarkan dengan sengaja.
Sementara terkait Fort Detrick yang menjadi fokus pertanyaan senator Paul, merupakan teori konspirasi yang berkembang di tengah masyarakat.
BBC melaporkan, disinformasi mengenai Fort Detrick bahkan sangat populer di China.
Pada masa pemerintahan Joe Biden, penyelidikan 90 hari dilakukan untuk mengetahui apakah virus Covid-19 berasal dari kecelakaan laboratorium atau muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi.
Hasil penyelidikan itu membuktikan, asal-usul virus Covid-19 bukan dari kelalaian laboratorium di Wuhan.
Namun kini narasinya berbalik menyerang AS, dengan mengeklaim asal-usul virus bersumber dari pangkalan militer AS di Maryland atau Fort Detrick.
Robert F Kennedy Jr memang terkenal sebagai sosok kontroversial yang skeptis terhadap vaksin.
Misalnya, ketika CDC berupaya mengatasi wabah campak, Kennedy justru mengklaim bahwa vaksin tidak diuji keamanannya, meskipun ada konsensus ilmiah yang membuktikan bahwa vaksin itu aman dan efektif.
Kesimpulan
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dihasilkan dari kelalaian laboratorium atau disebarkan dengan sengaja.
Belakangan Fort Detrick, pangkalan militer AS di Maryland menjadi sasaran disinformasi seputar pandemi.
Sebelumnya, pemerintah AS membatasi pendanaan penelitian gain-of-function.
Kemudian, Kennedy Jr. berjanji akan melakukan transparansi terkait penyelidikan di Fort Dietrich.
Belakangan Fort Detrick, pangkalan militer AS di Maryland menjadi sasaran disinformasi seputar pandemi.
Sebelumnya, pemerintah AS membatasi pendanaan penelitian gain-of-function.
Kemudian, Kennedy Jr. berjanji akan melakukan transparansi terkait penyelidikan di Fort Dietrich.
Rujukan
- https://www.facebook.com/61558870914136/videos/1479692636332152
- https://www.facebook.com/rifda.amelia/videos/1220071666447847
- https://www.facebook.com/photo?fbid=1886521325506793&set=a.1142723419886591
- https://www.instagram.com/hk_pro78._/reel/DJ6hia1ShZ5/
- https://www.youtube.com/watch?v=OSd8zFoSHqo
- https://www.npr.org/2025/05/05/nx-s1-5267612/trump-gain-of-function-research-funding
- https://www.bbc.com/news/world-us-canada-58273322
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9933829/
- https://time.com/collections/time100-health-2025/7279603/robert-f-kennedy-jr-2/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27198) [HOAKS] Video Kambing Berkepala Dua
Sumber:Tanggal publish: 28/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial diklaim menampilkan fenomena unik berupa kambing berkepala dua. Unggahan beredar pada akhir Mei 2025.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan rekayasa artificial intelligence (AI).
Video yang diklaim menampilkan kambing berkepala dua salah satunya dibagikan akun Facebook ini, dan ini
Dalam video tampak seorang perempuan sedang menggiring seekor kambing berkepala dua. Terdapat keterangan sebagai berikut:
Aneh! Kambing Punya 2 Kepala
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan rekayasa artificial intelligence (AI).
Video yang diklaim menampilkan kambing berkepala dua salah satunya dibagikan akun Facebook ini, dan ini
Dalam video tampak seorang perempuan sedang menggiring seekor kambing berkepala dua. Terdapat keterangan sebagai berikut:
Aneh! Kambing Punya 2 Kepala
Hasil Cek Fakta
Saat dicermati, dalam video terdapat watermark "artharestu.id" yang menunjukkan sumber pertama video tersebut.
Setelah ditelusuri, diketahui video itu identik dengan unggahan akun Facebook @Artharestu ini.
Adapun akun @Artharestu mendeskripsikan dirinya sebagai kreator digital yang membuat konten dengan bantuan AI.
Akun tersebut kerap membagikan konten unik yang dibuat dengan teknologi AI, misalnya video ular berkepala dua ini dan sapi berkepala dua ini.
Untuk memastikan konten tersebut merupakan rekayasa AI, Tim Cek Fakta Kompas.com juga mengecek video tersebut menggunakan Hive Moderation.
Setelah dicek, video itu memiliki probabilitas 98,1 persen dihasilkan AI.
Setelah ditelusuri, diketahui video itu identik dengan unggahan akun Facebook @Artharestu ini.
Adapun akun @Artharestu mendeskripsikan dirinya sebagai kreator digital yang membuat konten dengan bantuan AI.
Akun tersebut kerap membagikan konten unik yang dibuat dengan teknologi AI, misalnya video ular berkepala dua ini dan sapi berkepala dua ini.
Untuk memastikan konten tersebut merupakan rekayasa AI, Tim Cek Fakta Kompas.com juga mengecek video tersebut menggunakan Hive Moderation.
Setelah dicek, video itu memiliki probabilitas 98,1 persen dihasilkan AI.
Kesimpulan
Unggahan video mengenai kambing berkepala dua merupakan hasil manipulasi berbasis AI. Meski begitu, narasi ini perlu diluruskan agar tidak menjadi gangguan informasi.
Video itu dibuat oleh seorang akun Facebook yang kerap membuat konten unik dengan bantuan teknologi AI. Ketika dicek menggunakan Hive Moderation video kambing berkepala dua memiliki probabilitas 98,1 persen dihasilkan AI.
Video itu dibuat oleh seorang akun Facebook yang kerap membuat konten unik dengan bantuan teknologi AI. Ketika dicek menggunakan Hive Moderation video kambing berkepala dua memiliki probabilitas 98,1 persen dihasilkan AI.
Rujukan
Halaman: 23/6182