SEBUAH video yang menampilkan pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri beredar di media sosial X [arsip].
Dalam video tersebut, Prabowo dan Megawati berbincang dengan latar belakang ruangan bertuliskan “Sidang Paripurna Pemakzulan Gibran 4-5-2025”. Pemilik akun menulis, “Beneran nih @prabowo?@gerindra @PDI_Perjuangan?Rakyat Indonesia menunggu kejelasannya...! Jangan hanya omon-omon seperti yang sudah-sudah.”
Benarkah video pertemuan Prabowo dan Megawati dalam sidang pemakzulan Gibran?
(GFD-2025-26852) Keliru: Klaim Video Prabowo Bertemu Megawati dalam Sidang Pemakzulan Gibran
Sumber:Tanggal publish: 07/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan Google Lens, mesin pencarian Google dan YouTube. Faktanya, video tersebut merupakan hasil suntingan.
Video yang hampir sama, pernah dimuat oleh kanal YouTube Sekretariat Presiden pada 5 Oktober 2022 berjudul LIVE: Upacara Peringatan Ke-77 Hari Tentara Nasional Indonesia Tahun 2022, 5 Oktober 2022.
Prabowo dan Megawati tampak duduk bersebelahan dan berbincang-bincang pada menit ke-22.47. Keduanya bertemu dalam upacara HUT TNI di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, 5 Oktober 2022.
Kesamaan video tersebut terlihat pada warna jas dan dasi yang dikenakan oleh Prabowo, serta motif baju Megawati. Pada video yang beredar, latar belakang foto diubah dengan latar bertuliskan 'Sidang Paripurna Pemakzulan Gibran'.
Aspirasi Pencopotan Wapres Gibran
Belakangan ini muncul desakan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran. Desakan ini muncul dari pernyataan sikap Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang mengusulkan pergantian Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming. Dilansir dari situs Hukumonline.com, pemakzulan pada presiden dan wakil presiden diatur dalam Pasal 7A dan 7B Undang-Undang (UUD) 1945.
Pemakzulan dapat terjadi jika presiden atau wakil presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum, berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wakil presiden.
Pasal 7B UUD 1945 mengatur, usulan pemberhentian presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kepada MPR. Usulan itu didahului dengan dengan mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPR bahwa presiden atau wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut.
Akan tetapi, hingga berita ini diturunkan, desakan pemakzulan terhadap Gibran masih sebatas desakan dari Forum Purnawirawan tersebut. Tempo menulis, peneliti ISEAS Yusof Ishak Institute, Made Supriatma, mengatakan intervensi Forum Purnawirawan TNI dalam ranah politik sipil seperti mendesak pemakzulan Gibran Rakabuming dan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 berbahaya bagi demokrasi.
Made mengatakan tuntutan pemakzulan Gibran menjadi pintu masuk purnawirawan TNI untuk kembali ke politik sipil. Apalagi, kata Made, mereka melihat kesempatan menunjukkan pengaruh di tengah rezim Presiden Prabowo Subianto ketika TNI mendapat tempat.
Video yang hampir sama, pernah dimuat oleh kanal YouTube Sekretariat Presiden pada 5 Oktober 2022 berjudul LIVE: Upacara Peringatan Ke-77 Hari Tentara Nasional Indonesia Tahun 2022, 5 Oktober 2022.
Prabowo dan Megawati tampak duduk bersebelahan dan berbincang-bincang pada menit ke-22.47. Keduanya bertemu dalam upacara HUT TNI di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, 5 Oktober 2022.
Kesamaan video tersebut terlihat pada warna jas dan dasi yang dikenakan oleh Prabowo, serta motif baju Megawati. Pada video yang beredar, latar belakang foto diubah dengan latar bertuliskan 'Sidang Paripurna Pemakzulan Gibran'.
Aspirasi Pencopotan Wapres Gibran
Belakangan ini muncul desakan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran. Desakan ini muncul dari pernyataan sikap Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang mengusulkan pergantian Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming. Dilansir dari situs Hukumonline.com, pemakzulan pada presiden dan wakil presiden diatur dalam Pasal 7A dan 7B Undang-Undang (UUD) 1945.
Pemakzulan dapat terjadi jika presiden atau wakil presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum, berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wakil presiden.
Pasal 7B UUD 1945 mengatur, usulan pemberhentian presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kepada MPR. Usulan itu didahului dengan dengan mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPR bahwa presiden atau wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut.
Akan tetapi, hingga berita ini diturunkan, desakan pemakzulan terhadap Gibran masih sebatas desakan dari Forum Purnawirawan tersebut. Tempo menulis, peneliti ISEAS Yusof Ishak Institute, Made Supriatma, mengatakan intervensi Forum Purnawirawan TNI dalam ranah politik sipil seperti mendesak pemakzulan Gibran Rakabuming dan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 berbahaya bagi demokrasi.
Made mengatakan tuntutan pemakzulan Gibran menjadi pintu masuk purnawirawan TNI untuk kembali ke politik sipil. Apalagi, kata Made, mereka melihat kesempatan menunjukkan pengaruh di tengah rezim Presiden Prabowo Subianto ketika TNI mendapat tempat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim video Prabowo bertemu Megawati dalam sidang pemakzulan Gibran adalah keliru.
Rujukan
- https://x.com/H4T14K4LN4L42/status/1919062084555555057?t=zroqLB5ex1yGPs571Sx3zQ&s=08
- https://mvau.lt/media/bcead2bd-8152-4ac0-94ef-9e9d13f6f817
- https://www.youtube.com/watch?v=_mjRIqzv-SQ
- https://www.hukumonline.com/berita/a/begini-mekanisme-pemberhentian-presiden-dan-wakil-presiden-lt65a05ae6949c9/
- https://www.tempo.co/politik/pengamat-sebut-tuntutan-pemakzulan-gibran-berbahaya-bagi-demokrasi-1344388 /cdn-cgi/l/email-protection#a8cbcdc3cec9c3dcc9e8dccdc5d8c786cbc786c1cc
(GFD-2025-26851) Keliru: Klaim Video Gempa Turki 23 Maret 2025
Sumber:Tanggal publish: 07/05/2025
Berita
BEBERAPA akun X [arsip] dan Facebook mengunggah video yang diklaim sebagai gempa Turki pada 23 Maret 2025.
Video berdurasi 50 detik itu, menampakkan warga kota berlarian di jalanan menjauh dari gedung. Terlihat pula sejumlah bangunan bertingkat ambruk dan mobil yang terparkir bergoyang keras. Suara teriakan orang-orang terdengar ketakutan.
Benarkah video tersebut adalah gempa Turki pada 23 Maret 2025?
Video berdurasi 50 detik itu, menampakkan warga kota berlarian di jalanan menjauh dari gedung. Terlihat pula sejumlah bangunan bertingkat ambruk dan mobil yang terparkir bergoyang keras. Suara teriakan orang-orang terdengar ketakutan.
Benarkah video tersebut adalah gempa Turki pada 23 Maret 2025?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video tersebut merupakan kumpulan dari sejumlah peristiwa dan bukan bencana gempa di Istanbul, Turki pada 23 Maret 2025.
Pada video pertama, Tempo melakukan pencarian gambar terbalik menggunakan tangkapan layar dari video. Video yang hampir sama diunggah seorang pengguna Facebook pada tanggal 28 Juni 2024 di sini dan mengindikasikan bahwa rekaman itu diambil di Kenya.
Dilansir situs Barrons.com bahwa protes bulan Juni 2024 di ibu kota Kenya, Nairobi terhadap usulan kenaikan pajak. Demo tersebut berubah menjadi mematikan setelah polisi dan tentara mengerahkan meriam air, gas air mata, dan peluru karet serta peluru tajam terhadap para demonstran. Pengawas hak asasi manusia dan pemimpin oposisi menuduh penegak hukum menggunakan kekerasan yang tidak pantas terhadap massa.
Tempo memverifikasi menggunakan bantuan Google Lens, mesin pencarian Google dan YouTube. Hasilnya, video ini identik dengan video yang pernah diunggah akun YouTube ini, dan ini pada Maret 2023 lalu.
Pada 1 Maret 2023, situs Ensonhaber.com melansir bahwa bangunan yang rusak akibat gempa bumi tahun 1998 di Kota Adana. Momen ketika bangunan itu diruntuhkan terekam kamera.
Dua gedung apartemen Ayas rusak parah akibat gempa kedua pada tanggal 6 Februari 2023. Oleh karena itu, gedung tersebut dievakuasi. Satu blok bangunan yang dievakuasi dihancurkan dengan cara yang terkendali. Momen keruntuhan itu diabadikan momen demi momen di ponsel.
Hasil verifikasi menggunakan Google Lens ditemukan bahwa potongan video ini pernah diunggah akun TikTok ini dan ini pada Februari 2025. Pada video terdapat keterangan bahwa peristiwa tersebut merupakan gempa bumi yang terjadi di Jepang.
Klaim video serupa sebelumnya pernah diperiksa oleh pemeriksa fakta Myanmar di sini dan di sini.
Gempa Turki
Meski konten tersebut tidak terkait dengan gempa di Turki, namun negara itu memang dilanda gempa pada 23 April 2025. Tempo melansir, Turki diguncang gempa dengan magnitudo 6,2 di Laut Marmara. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menuturkan, guncangannya menyebabkan ratusan orang terluka dan ratusan bangunan rusak.
“Menyebabkan 236 orang luka-luka, 378 laporan kerusakan ringan bangunan atau rumah, satu di antaranya roboh,” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 April 2025. Korban terbanyak di Istanbul, yaitu 173 orang.
Titik gempa terletak di koordinat 40,84 derajat Lintang Utara, 28,14 derajat Bujur Timur, 60 kilometer sisi barat Istanbul, pada kedalaman 10 kilometer. Guncangan terjadi pada pukul 16.49 waktu setempat, kemudian guncangan susulan terjadi pada Jumat, 25 April 2025, pukul 15.00. Tercatat 280 gempa susulan dengan magnitudo 5,3.
Pada video pertama, Tempo melakukan pencarian gambar terbalik menggunakan tangkapan layar dari video. Video yang hampir sama diunggah seorang pengguna Facebook pada tanggal 28 Juni 2024 di sini dan mengindikasikan bahwa rekaman itu diambil di Kenya.
Dilansir situs Barrons.com bahwa protes bulan Juni 2024 di ibu kota Kenya, Nairobi terhadap usulan kenaikan pajak. Demo tersebut berubah menjadi mematikan setelah polisi dan tentara mengerahkan meriam air, gas air mata, dan peluru karet serta peluru tajam terhadap para demonstran. Pengawas hak asasi manusia dan pemimpin oposisi menuduh penegak hukum menggunakan kekerasan yang tidak pantas terhadap massa.
Tempo memverifikasi menggunakan bantuan Google Lens, mesin pencarian Google dan YouTube. Hasilnya, video ini identik dengan video yang pernah diunggah akun YouTube ini, dan ini pada Maret 2023 lalu.
Pada 1 Maret 2023, situs Ensonhaber.com melansir bahwa bangunan yang rusak akibat gempa bumi tahun 1998 di Kota Adana. Momen ketika bangunan itu diruntuhkan terekam kamera.
Dua gedung apartemen Ayas rusak parah akibat gempa kedua pada tanggal 6 Februari 2023. Oleh karena itu, gedung tersebut dievakuasi. Satu blok bangunan yang dievakuasi dihancurkan dengan cara yang terkendali. Momen keruntuhan itu diabadikan momen demi momen di ponsel.
Hasil verifikasi menggunakan Google Lens ditemukan bahwa potongan video ini pernah diunggah akun TikTok ini dan ini pada Februari 2025. Pada video terdapat keterangan bahwa peristiwa tersebut merupakan gempa bumi yang terjadi di Jepang.
Klaim video serupa sebelumnya pernah diperiksa oleh pemeriksa fakta Myanmar di sini dan di sini.
Gempa Turki
Meski konten tersebut tidak terkait dengan gempa di Turki, namun negara itu memang dilanda gempa pada 23 April 2025. Tempo melansir, Turki diguncang gempa dengan magnitudo 6,2 di Laut Marmara. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menuturkan, guncangannya menyebabkan ratusan orang terluka dan ratusan bangunan rusak.
“Menyebabkan 236 orang luka-luka, 378 laporan kerusakan ringan bangunan atau rumah, satu di antaranya roboh,” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 April 2025. Korban terbanyak di Istanbul, yaitu 173 orang.
Titik gempa terletak di koordinat 40,84 derajat Lintang Utara, 28,14 derajat Bujur Timur, 60 kilometer sisi barat Istanbul, pada kedalaman 10 kilometer. Guncangan terjadi pada pukul 16.49 waktu setempat, kemudian guncangan susulan terjadi pada Jumat, 25 April 2025, pukul 15.00. Tercatat 280 gempa susulan dengan magnitudo 5,3.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim video gempa Turki 23 Maret 2025 adalah keliru.
Rujukan
- https://x.com/Boediantar4/status/1915423910797222189?t=_kQcPNAWKz-whrZCNe-VnQ&s=08
- https://mvau.lt/media/2b36b33a-6d25-4b8a-be2d-bbfb4d329cb9
- https://web.facebook.com/jebatdurhakaman.man/videos/10048760838492088/
- https://www.facebook.com/watch/?v=488838943641817
- https://www.barrons.com/news/kenya-youth-protesters-gear-up-for-nationwide-strike-a1ba625f
- https://www.youtube.com/watch?v=eLzPFvq1MKw
- https://www.youtube.com/shorts/e1N7m2lNvaI
- https://www.ensonhaber.com/gundem/deprem-sehri-enkaza-cevirmisti-adanada-sarsinti-nedeniyle-agir-hasar-alan-binanin-yikilisi
- https://www.tiktok.com/@scarymoment8/video/7476320975399750930?q=japan%20earthquake%20in%20japan&t=1746514641935
- https://www.tiktok.com/@zorki59/video/7476686194550787374
- https://myanmar.factcrescendo.com/fact-check-video-scenes-of-magnitude-6-4-earthquake-that-hit-turkey-on-april-24/
- https://www.boommyanmar.com/fake-news/fake-news-that-buildings-collapsed-and-people-died-in-turkey-earthquake-28385?fbclid=IwY2xjawKGl6VleHRuA2FlbQIxMABicmlkETFkTzYzQjl0dlB2N0hRamp0AR78ojbrv0DCP_A-0p1GDm2DlJ7m44a0o-iCfqMzmnXOZB7Jk4WiSmZwhdrP3w_aem_CNyqLkZIymUQjIYBPM_2WA
- https://www.tempo.co/internasional/turki-kembali-diguncang-gempa-ini-penyebab-turki-sering-gempa-1257520 /cdn-cgi/l/email-protection#4e2d2b25282f253a2f0e3a2b233e21602d2160272a
(GFD-2025-26850) Belum Ada Bukti: Video Manfaat Ekstrak Cabai Membunuh Parasit
Sumber:Tanggal publish: 06/05/2025
Berita
SEBUAH video beredar di Instagram [arsip] berisi klaim tentang ekstrak cabai dengan level kepedasan 3 juta scoville heat unit (SHU) dapat membunuh parasit.
Video itu memperlihatkan seseorang yang meletakkan cairan mengandung parasit di atas lempengan kaca. Ekstrak cabai berwarna merah diteteskan di cairan parasit tersebut. Parasit yang awalnya bergerak cepat, kemudian menjadi melambat.
Namun, benarkah video itu membuktikan ekstrak cabai dapat membunuh bakteri?
Video itu memperlihatkan seseorang yang meletakkan cairan mengandung parasit di atas lempengan kaca. Ekstrak cabai berwarna merah diteteskan di cairan parasit tersebut. Parasit yang awalnya bergerak cepat, kemudian menjadi melambat.
Namun, benarkah video itu membuktikan ekstrak cabai dapat membunuh bakteri?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi konten tersebut dengan menggunakan alat reverse image dan wawancara pakar kesehatan. Hasilnya klaim tersebut membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Cairan merah yang digunakan dalam video, kemungkinan besar memang ekstrak cabai berlevel 3 juta SHU. Melalui pencarian dengan mesin pencari dan kata kunci, diketahui gambar botolnya dalam video yang beredar, sama dengan kemasan produk Scovillas Powerdrops 3 juta SHU ukuran 3 mililiter.
Dosen bidang Parasitologi Veteriner Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA,) Universitas Airlangga, drh. Aditya Yudhana,M.Si., mengatakan, perlu ada penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah ekstrak beberapa bahan herbal, termasuk cabai dan nanas, bisa melawan parasit.
Tanaman herbal memiliki banyak kandungan, sehingga membutuhkan identifikasi yang lebih detail. Seseorang juga tidak bisa langsung mengkonsumsi seluruh ekstrak herbal tersebut atau langsung memakan tanamannya, untuk mendapatkan manfaat tertentu. “Dalam proses pembuatan obat, prosesnya panjang. Uji klinis pada hewan, manusia, hingga mengevaluasi efek samping,” kata dia melalui WhatsApp, Selasa, 6 Mei 2025.
Menurut Aditya, tidak ada keterangan spesies cacing atau parasit yang digunakan dalam percobaan menggunakan mikroskop itu.Dia menduga jenis cacing tersebut termasuk dalam cacing gelang atau gilig (Nematoda).
Nematoda adalah jenis parasit yang memiliki sifat biologis sebagai endoparasit atau hidup di dalam tubuh inang dan mengambil nutrisi inangnya. Jika Nematoda dikeluarkan dari tubuh inangnya, mereka akan mati secara bertahap, dengan sendirinya, karena tidak lagi mendapatkan asupan nutrisi.
Cacing nematoda dalam video itu, kata Aditya, sudah berada di luar tubuh inang namun tidak diketahui berapa lama. Sehingga, cacing-cacing tersebut akan mati dengan sendiri meski tanpa larutan ekstrak cabai. “Kematian cacing-cacing tersebut belum tentu karena larutan cabai dan nanas, karena parameter yg digunakan tidak bisa divalidasi dengan jelas,” kata Aditya.
Aditya mengimbau agar masyarakat berhati-hati saat mendapatkan konten kesehatan dari media sosial. Membandingkan dengan artikel kredibel dan hasil penelitian yang bereputasi, dapat membantu untuk memverifikasi informasi.
Cairan merah yang digunakan dalam video, kemungkinan besar memang ekstrak cabai berlevel 3 juta SHU. Melalui pencarian dengan mesin pencari dan kata kunci, diketahui gambar botolnya dalam video yang beredar, sama dengan kemasan produk Scovillas Powerdrops 3 juta SHU ukuran 3 mililiter.
Dosen bidang Parasitologi Veteriner Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA,) Universitas Airlangga, drh. Aditya Yudhana,M.Si., mengatakan, perlu ada penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah ekstrak beberapa bahan herbal, termasuk cabai dan nanas, bisa melawan parasit.
Tanaman herbal memiliki banyak kandungan, sehingga membutuhkan identifikasi yang lebih detail. Seseorang juga tidak bisa langsung mengkonsumsi seluruh ekstrak herbal tersebut atau langsung memakan tanamannya, untuk mendapatkan manfaat tertentu. “Dalam proses pembuatan obat, prosesnya panjang. Uji klinis pada hewan, manusia, hingga mengevaluasi efek samping,” kata dia melalui WhatsApp, Selasa, 6 Mei 2025.
Menurut Aditya, tidak ada keterangan spesies cacing atau parasit yang digunakan dalam percobaan menggunakan mikroskop itu.Dia menduga jenis cacing tersebut termasuk dalam cacing gelang atau gilig (Nematoda).
Nematoda adalah jenis parasit yang memiliki sifat biologis sebagai endoparasit atau hidup di dalam tubuh inang dan mengambil nutrisi inangnya. Jika Nematoda dikeluarkan dari tubuh inangnya, mereka akan mati secara bertahap, dengan sendirinya, karena tidak lagi mendapatkan asupan nutrisi.
Cacing nematoda dalam video itu, kata Aditya, sudah berada di luar tubuh inang namun tidak diketahui berapa lama. Sehingga, cacing-cacing tersebut akan mati dengan sendiri meski tanpa larutan ekstrak cabai. “Kematian cacing-cacing tersebut belum tentu karena larutan cabai dan nanas, karena parameter yg digunakan tidak bisa divalidasi dengan jelas,” kata Aditya.
Aditya mengimbau agar masyarakat berhati-hati saat mendapatkan konten kesehatan dari media sosial. Membandingkan dengan artikel kredibel dan hasil penelitian yang bereputasi, dapat membantu untuk memverifikasi informasi.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar berhasil membuktikan ekstrak cabai dengan tingkat kepedasan 3 juta SHU dan ekstrak nanas mampu membunuh parasit di tubuh manusia adalah klaim belum ada bukti.
Rujukan
(GFD-2025-26849) Keliru: Gambar yang Diklaim Momen Terakhir Paus Fransiskus dengan Anjing Peliharaannya
Sumber:Tanggal publish: 06/05/2025
Berita
SEBUAH konten beredar di TikTok [arsip] memuat klaim tentang momen Paus Fransiskus bersama anjing peliharaannya, saat detik-detik terakhir sebelum wafat pada Senin, 21 April 2025.
Konten itu memuat foto-foto yang memperlihatkan Paus Fransiskus memeluk, mencium, atau berbaring bersama dengan seekor anjing jenis labrador retriever. “Momen paling sedih kepala pegawai pribadi Bapa Paus Fransiskus meminta agar Bapa Paus mengucapkan selamat tinggal pada anjingnya. Agar anjingnya bisa dikeluarkan dari kamarnya,” tulis salah satu pengunggah konten tersebut.
Namun, benarkah itu foto-foto Paus menghabiskan saat-saat terakhirnya bersama anjing peliharaannya sebelum meninggal dunia?
Konten itu memuat foto-foto yang memperlihatkan Paus Fransiskus memeluk, mencium, atau berbaring bersama dengan seekor anjing jenis labrador retriever. “Momen paling sedih kepala pegawai pribadi Bapa Paus Fransiskus meminta agar Bapa Paus mengucapkan selamat tinggal pada anjingnya. Agar anjingnya bisa dikeluarkan dari kamarnya,” tulis salah satu pengunggah konten tersebut.
Namun, benarkah itu foto-foto Paus menghabiskan saat-saat terakhirnya bersama anjing peliharaannya sebelum meninggal dunia?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi konten tersebut menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google. Hasilnya foto-foto Paus Fransiskus tersebut hanya cerita fiksi, bukan peristiwa nyata.
Gambar Paus berbaring dengan anjingnya sama dengan tayangan video dari saluran YouTube Caminos Del Testamento. Namun, sesungguhnya kanal tersebut telah memberikan pernyataan bahwa cerita tersebut hanya fiksi. Selain itu, foto dan suara dalam video itu hasil modifikasi atau sintetis.
Video dan narasi serupa juga diunggah banyak akun YouTube lainnya, seperti di saluran Saúde em Dia dan Messenger of God. Kanal-kanal tersebut juga dilengkapi keterangan, konten tersebut bukan peristiwa nyata.
Di luar negeri, konten-konten berisi klaim serupa, juga banyak beredar. Pemeriksa fakta asal AS, Snopes.com menemukan konten yang diberi narasi tentang anjing yang tidak mau meninggalkan makam Paus atau saat anjing itu bersama Paus di saat-saat terakhirnya.
Meskipun terasa emosional dan mengharukan, namun sesungguhnya cerita yang banyak beredar di YouTube itu hanya khayalan. Banyak konten dengan cerita itu adalah hasil sintetis yang dibuat secara digital, meski mungkin bertujuan untuk mendidik atau hiburan.
Gambar Paus berbaring dengan anjingnya sama dengan tayangan video dari saluran YouTube Caminos Del Testamento. Namun, sesungguhnya kanal tersebut telah memberikan pernyataan bahwa cerita tersebut hanya fiksi. Selain itu, foto dan suara dalam video itu hasil modifikasi atau sintetis.
Video dan narasi serupa juga diunggah banyak akun YouTube lainnya, seperti di saluran Saúde em Dia dan Messenger of God. Kanal-kanal tersebut juga dilengkapi keterangan, konten tersebut bukan peristiwa nyata.
Di luar negeri, konten-konten berisi klaim serupa, juga banyak beredar. Pemeriksa fakta asal AS, Snopes.com menemukan konten yang diberi narasi tentang anjing yang tidak mau meninggalkan makam Paus atau saat anjing itu bersama Paus di saat-saat terakhirnya.
Meskipun terasa emosional dan mengharukan, namun sesungguhnya cerita yang banyak beredar di YouTube itu hanya khayalan. Banyak konten dengan cerita itu adalah hasil sintetis yang dibuat secara digital, meski mungkin bertujuan untuk mendidik atau hiburan.
Kesimpulan
Di sisi lain, BBC dalam laporan mereka menuliskan diperkirakan Paus tidak memiliki hewan peliharaan pribadi, The Guardian menyatakan ia tidak diketahui memiliki hewan peliharaan di kediamannya di Vatikan, serta VOA mengatakan Paus Fransiskus diketahui tidak memiliki hewan peliharaan di kediamannya di Vatikan.
Momen Terakhir Sang Paus
Situs Vaticannews.va menulis, hari-hari terakhir hidup Paus diisi dengan merayakan paskah di antara ribuan umat. Ia juga sempat makan malam dengan tenang.
Namun pada Senin pukul 05.30 pagi waktu Vatikan, ia terserang sakit mendadak. Massimiliano Strappetti adalah perawat pribadi Paus yang selama ini hampir selalu berada di sisinya, termasuk juga kali ini.
Dokter yang merawat Paus selama sakit sejak awal tahun 2025, dr Sergio Alfieri, ditelepon dan sampai di sana 20 menit kemudian. Dia memeriksa kondisi Paus yang matanya terbuka dan pernapasannya tergolong lancar.
Namun saat dipanggil, Paus bergeming, bahkan tidak merespons pada rasa sakit. Dokter Sergio menyadari bahwa P
Momen Terakhir Sang Paus
Situs Vaticannews.va menulis, hari-hari terakhir hidup Paus diisi dengan merayakan paskah di antara ribuan umat. Ia juga sempat makan malam dengan tenang.
Namun pada Senin pukul 05.30 pagi waktu Vatikan, ia terserang sakit mendadak. Massimiliano Strappetti adalah perawat pribadi Paus yang selama ini hampir selalu berada di sisinya, termasuk juga kali ini.
Dokter yang merawat Paus selama sakit sejak awal tahun 2025, dr Sergio Alfieri, ditelepon dan sampai di sana 20 menit kemudian. Dia memeriksa kondisi Paus yang matanya terbuka dan pernapasannya tergolong lancar.
Namun saat dipanggil, Paus bergeming, bahkan tidak merespons pada rasa sakit. Dokter Sergio menyadari bahwa P
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@linahindarti/photo/7498266185176255750?_d=secCgYIASAHKAESPgo8I%2BmMOoyD0MLX5Ymkz3rrQ%2FFXECwexaAKOygRE6M8FEmJ5XssANx4ezk0Nz0iwoumggiG6KUNxfq1q9SqGgA%3D&_r=1&_svg=1&aweme_type=150&cover_exp=v1&link_reflow_popup_iteration_sharer=%7B%22click_empty_to_play%22%3A1%2C%22dynamic_cover%22%3A1%2C%22follow_to_play_duration%22%3A-1.0%2C%22profile_clickable%22%3A1%7D&mid=6947684698286753794&pic_cnt=7&preview_pb=0®ion=ID&share_app_id=1180&share_item_id=7498266185176255750&share_link_id=f208f36c-1b0d-4659-aaaa-d7b8b3b17ab3&sharer_language=id&social_share_type=14&source=h5_t×tamp=1746457991&u_code=0&ug_btm=b6880%2Cb2878&ug_photo_idx=1&ugbiz_name=UNKNOWN
- https://perma.cc/DXR7-84NK
- https://www.youtube.com/watch?v=h_o7Y5ST5UE
- https://www.youtube.com/watch?v=qjKs9fpFq2w
- https://www.youtube.com/watch?v=rAT_R6PDCc4
- https://www.snopes.com/fact-check/dog-pope-francis-gravesite/
- https://www.boatos.org/english/did-pope-francis-ask-to-say-goodbye-to-his-dog-before-dying.html
- https://www.bbc.com/news/world-europe-59884801
- https://www-theguardian-com.translate.goog/world/2022/jan/05/pope-couples-choose-pets-children-selfish?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
- https://www.voaindonesia.com/a/paus-kritik-pasangan-yang-pilih-piara-hewan-ketimbang-miliki-anak/6384302.html
- https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2025-04/pope-francis-his-final-calm-hours-and-the-thank-you.html /cdn-cgi/l/email-protection#5231373934333926331226373f223d7c313d7c3b36
Halaman: 17/6089