• (GFD-2025-26895) [KLARIFIKASI] Tank Tentara Suriah Dijadikan Lapak Sayur, Bukan Israel

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah gambar menampilkan sebuah tank mangkrak yang diubah menjadi lapak sayuran.

    Pengguna media sosial menyebutnya sebagai tank milik Israel.

    Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, foto tersebut disebarkan dengan konteks keliru.

    Foto tank milik Israel yang dijadikan lapak sayur disebarkan oleh akun Facebook ini pada 19 Januari 2025. Arsipnya dapat dilihat di sini.

    Berikut narasi yang ditulis:

    Tank Zionis IsraelMenjadi Lapak sayur dan buah

    akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, mengenai tank milik Israel yang dijadikan lapak sayur.

    Hasil Cek Fakta

    Foto tank yang beredar bukanlah kendaraan perang milik Israel.

    Adapun foto serupa ditemukan di akun X @habibi6ixtv dan situs web Abu Ali Express pada Desember 2024.

    Keterangan foto menyebutkan, itu adalah tank terbengkalai milik tentara Suriah di Ibu Kota Damaskus.

    Video dari berbagai sudut pandang menampilkan tank tersebut dapat ditemukan di situs berita Viory.

    Tampak tank disulap menjadi penyangga lapak sayur dan buah. Warga setempat juga membeli bahan pangan dari tempat itu.

    Dilansir Latestly, tank tersebut sebelumnya digunakan oleh pasukan mantan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

    Tank tempur utama T-55 era Soviet itu dulunya merupakan simbol kekuatan militer rezim Assad.

    Kesimpulan

    Foto tank milik Israel yang dijadikan lapak sayur merupakan konten dengan konteks keliru.

    Tank dalam foto berlokasi di Damaskus. Tank tempur T-55 era Soviet itu dulunya milik pasukan rezim mantan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26894) Cek Fakta: Tidak Benar Video yang Diklaim Presiden AS Donald Trump Dukung India Musnahkan Pakistan

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/05/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendukung India memusnahkan Pakistan beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 2 Mei 2025.
    Dalam video berdurasi 11 detik itu, tampak Donald Trump sedang memberikan pidato di atas mimbar. Dengan mengenakan setelan jas biru, Donald Trump mendukung India memusnahkan Pakistan.
    "I Don't want war, i want peace. But if Pakistan attacks India, i will support India erase Pakistan and warn China. I love Indian people," kata Trump dalam video tersebut.
    "🚨 Breaking News 🚨
    #Trump I support India And Erase 👌Pakistan," tulis salah satu akun Facebook.
    Video yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 521 kali ditonton dan mendapat sejumlah respons dari warganet.
    Sebelumnya, India melancarkan serangan rudal ke Pakistan pada Rabu 7 Mei 2025 pagi. Insiden ini menandai peningkatan besar ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir itu.
    Pemerintah India mengonfirmasi telah menyerang sembilan lokasi, menggambarkannya sebagai "serangan presisi terhadap kamp-kamp teroris" di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.
    Benarkah dalam video itu Presiden AS Donald Trump mendukung India memusnahkan Pakistan? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim Presiden AS Donald Trump mendukung India memusnahkan Pakistan. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "donald trump support india erase pakistan" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim dalam video tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Fact Check: Viral Video of Donald Trump Threatening Pakistan Is AI-Generated" yang dimuat situs vishvasnews.com pada 2 Mei 2025.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa video yang diklaim Donald Trump mendukung India memusnahkan Pakistan merupakan konten palsu.
    Dari penelusuran gambar, ditemukan video identik di situs berbagi video YouTube. Video itu berjudul "Donald Trump's full economic speech" yang dimuat channel YouTube CNN pada 16 September 2016.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Dalam video berdurasi 39 menit 18 detik itu, Trump berbicara mengenai pemotongan pajak dan reformasi perdagangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS. Ia tidak menyebutkan India atau Pakistan dalam seluruh pidatonya.
    Penelusuran kemudian dilakukan dengan mengunggah video tersebut ke situs pendeteksi artificial intelligence (AI), hivemoderation.com. Hasilnya, video yang diklaim Donald Trump mendukung India memusnahkan Pakistan memiliki probabilitas 97,2 persen dibuat oleh AI.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim Presiden AS Donald Trump mendukung India memusnahkan Pakistan ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut telah diedit menggunakan perangkat AI.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26893) [SALAH] 41 Pasukan Khusus TNI Gugur Saat Melakukan Misi Kemanusiaan di Gaza

    Sumber: WhatApps
    Tanggal publish: 09/05/2025

    Berita

    Pada Selasa (29/4/2025) beredar pesan berantai di WhatsApp [arsip] dengan narasi seperti berikut :

    INNALILLAAHI WAINNA ILAIHI RAAJI’UUN..

    LETKOL inf. WISNU gugur beserta 40 Anggota Pasukan Khusus TNI yang bersandi GARUDA HITAM PBB dalam Misinya di Gaza akibat dibombardir pesawat gabungan Israel dan AS pada Jum’at MaLam 25 April 2025 Setelah sebelumnya Menghancurkan Gudang senjata milik Israel di Otoritas GAZA..

    TNI HEBAAAT DI GAZA, SEMOGA ALLAAH Subhaanahuh Wata’ala TETAP MELINDUNGI TNI DAN MEMBERI KEMENANGAN TNI.. MEREKA GUGUR SEBAGAI SYUHADA KARENA MEMBELA MEREKA YANG DITINDAS OLEH ISRAEL YANG DIDUKUNG PENUH OLEH AS

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari pemberitaan antarnews.com

    Kapuspen TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi kepada ANTARA menyatakan bahwa pernyataan yang beredar merupakan hoaks.

    “Ini hoaks,” kata Sianturi kepada Antara, Selasa (29/4/2025).

    Ia menjelaskan, Indonesia terus mendukung perjuangan rakyat dan pemerintah Palestina untuk meraih kemerdekaan. Dukungan ini diberikan secara konsisten, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.

    Kesimpulan

    Unggahan dengan narasi “41 pasukan khusus TNI gugur saat melakukan misi kemanusiaan di Gaza” merupakan konten palsu (fabricated content).

    Rujukan

  • (GFD-2025-26892) Hoaks! Ratusan anggota DPR dipecat karena tolak RUU Perampasan Aset

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/05/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di YouTube menarasikan Pesiden Prabowo memecat ratusan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) karena menolak mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.

    Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan dukungannya terhadap percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset sebagai wujud komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi di Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan saat berpidato dalam peringatan Hari Buruh Internasional di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, pada Kamis (1/5).

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Ratusan Anggota DPR TAK TERIMA DIPECAT Presiden Prabowo Karena TOLAK PENGESAHAN RUU Perampasan Aset!”

    Namun, benarkah ratusan anggota DPR dipecat karena tolak RUU Perampasan Aset?



    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran ANTARA, tidak ada pernyataan resmi yang menyatakan Presiden Prabowo Subianto memecat ratusan anggota DPR karena menolak pengesahan RUU Perampasan Aset. Presiden dan DPR dalam konstitusi memiliki kedudukan yang sejajar dan merupakan mitra yang tidak bisa saling menjatuhkan. Hal tersebut tertuang di dalam Pasal 7C UUD 1945 yang berbunyi, “Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat.”

    Presiden juga tidak memiliki kewenangan untuk memecat anggota DPR. Salah satu ketentuan mengenai pemberhentian anggota DPR diatur di dalam Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib. Salah satu poin anggota DPR dapat diberhentikan yakni tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai anggota selama tiga bulan berturut-turut tanpa keterangan apa pun.

    Ketua DPR, Puan Maharani, menjelaskan bahwa pembahasan RUU Perampasan Aset akan dilakukan setelah RUU Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) rampung. Puan menegaskan bahwa pembahasan tidak boleh tergesa-gesa agar sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Senada dengan itu, Wakil Ketua DPRAdies Kadir juga menyatakan pentingnya menunggu penyelesaian RUU KUHAP sebelum melanjutkan pembahasan RUU Perampasan Aset untuk menghindari risiko pelanggaran mekanisme. Dengan demikian tidak benar Prabowo memecat anggota DPR karena tak terima RUU Perampasan Aset.



    Klaim: Ratusan anggota DPR dipecat Prabowo karena tolak RUU Perampasan Aset

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025