• (GFD-2024-20986) Cek Fakta: Hoaks Bantuan Uang Membangun Rumah dari Ashanty dengan Cara Kirim Nomor Rekening di Facebook

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/07/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim ada bantuan uang membangun rumah dari Ashanty dengan mengirim nomor rekening di Facebook. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 5 Juli 2024.
    Berikut isi postingannya:
    "KABAR BAIK Uang akan datang untuk membangun rumah untuk Anda 🏠🏡 kirim no rekening melalui inbox pesan. 💐✨🙏 Semoga bermanfaat untuk sodara2 saya semua"
    Hingga saat ini postingan tersebut telah dilihat 319,8 ribu kali mendapat 7,7 ribu likes dan 2,5 ribu komentar.
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim ada bantuan uang membangun rumah dari Ashanty dengan mengirim nomor rekening di Facebook?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan di kolom komentar ada arahan untuk menghubungi nomor WhatsApp tertentu sebagai syarat pemberian bantuan.
    Ini merupakan modus pencurian data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
    Selain itu sangat berbahaya jika memberikan data pribadi seperti buku tabungan dan nomor rekening untuk diunggah di media sosial. Pasalnya data pribadi ini rawan digunakan untuk penipuan.
    Postingan tersebut juga mencatut nama penyanyi terkenal Ashanty agar masyarakat percaya. Ashanty sendiri mempunyai akun resmi di Facebook bernama Ashanty Hermansyah yang sudah bercentang biru atau terverifikasi.
    Pada 5 September 2023 ia pernah membuat postingan agar masyarakat mewaspadai penipuan mencatut naman dirinya:
    "Guys buat kalian yang merasa dapat Giveaway dari akun Facebook aku tolong jangan direspons ya. Itu penipuan mengatasnamakan akun Facebook aku. Akun facebook aku yang bener cuma ini yaa guys dan sudah terverified"

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim ada bantuan uang membangun rumah dari Ashanty dengan mengirim nomor rekening di Facebook adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20985) Cek Fakta: Tidak Benar Pendaftaran Pembagian Hadiah dari BSI

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/07/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pendaftaran pembagian hadiah dari Bank Syariah Indonesia (BSI), informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 30 Juni 2024.
    Unggahan tersebut berupa tulisan sebagai berikut.
    "Dapatkan Hadiah di bawah⬇ dengan cara klik tombol DAFTAR.!!!!
    Khusus nasabah yang sudah terdaftar di 𝗠-𝗯𝗮𝗻𝗴𝗸𝗶𝗻𝗴 jangan lewatkan kesempatan untuk menang raih hadiahnya berikut:
    𝙃𝙖𝙙𝙞𝙖𝙝 𝙐𝙩𝙖𝙢𝙖
    • 5 Unit mercedes-benz
    • 4 Unit mobil Jeep Wrangler
    • 20 Unit Vespa Primavera 150
    • 40 Unit IPhone 15 promax
    • 36 Emas 10gram
    • 28 Paket uang tunai sebesar 15juta
    • 31 Tiket wisata ke Jepang
    Klik tombol daftar untuk cetak KUPON tukarkan sekarang ke kantor cabang BANK SYARIAH INDONESIA.!!!"
    Informasi tersebut memuat tautan yang diklaim sebagai formulir pendaftaran yang meminta sejumlah identitas pribadi sebagai beirkut.
    "https://choreodev.sf-nets.cfd/bsi/?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR11bfzxxOerc0-Hzqd2h2dUsr-aiJliUDFxgaeiVV3LT5tCt8nXXvE7Rkk_aem_ZS-ufJ8wRL0dC8WudzDaqA"
    Benarkah klaim pendaftaran pembagian hadiah dari BSI? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pendaftaran pembagian hadiah dari BSI, dalam artikel berjudul "BSI Ingatkan Nasabah Waspada Penipuan Online Jelang Idul Adha" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 6 Juni 2024 Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar mengatakan, perseroan mengajak masyarakat khususnya nasabah BSI untuk peduli dalam menanggapi informasi ilegal yang masuk melalui pesan online atau telepon.
    Para nasabah pun diingatkan untuk mengecek transaksi finansial secara berkala dan juga tidak memberikan password data pribadi, OTP kepada keluarga, oknum yang mengatasnamakan BSI maupun pihak lainnya selain diri sendiri.
    Selain itu, nasabah dapat mengecek kebenaran informasi melalui kanal komunikasi resmi BSI, mulai dari Call Center 14040, situs www.bankbsi.co.id, seluruh outlet BSI, maupun kanal media sosial, seperti Instagram (@banksyariahindonesia), Facebook & Youtube (Bank Syariah Indonesia), dan X (@bankbsi_id).
    Penelusuran dilanjutkan dengan memeriksa tautan yang disertakan pada klaim, tautan tersebut tidak mengarah pada situs resmi BSI, dalam artikel berjudul "Kenali Macam Macam Modus Penipuan" yang dimuat situs resmi BSI bankbsi.co.id, menyebutkan jenis penipuan secara online di antaranya adalah Phising Modus pertama, phishing, biasanya pelaku akan mengaku dari lembaga resmi melalui sambungan telepon, email atau pesan teks.
    Mereka memanipulasi korban supaya mau memberikan data pribadi, yang akan digunakan untuk mengakses akun penting milik korban. Phishing bisa mengakibatkan berbagai kerugian, antara lain pencurian identitas pribadi.
    Modus kedua yang ditemukan Kominfo adalah phraming ponsel, yaitu mengarahkan korban ke situs web palsu. Jika korban mengklik entri domain name system (DNS), akan tersimpan dalam bentuk cache.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim pendaftaran pembagian hadiah dari BSI tidak benar.
    BSI mengajak masyarakat khususnya nasabah BSI untuk peduli dalam menanggapi informasi ilegal yang masuk melalui pesan online atau telepon, dengan  tidak memberikan password data pribadi, OTP kepada keluarga, oknum yang mengatasnamakan BSI maupun pihak lainnya selain diri sendiri.
    Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
    Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
    Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
    Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Lip

    Rujukan

  • (GFD-2024-20984) Benar, Virus West Nile yang Mematikan Menginfeksi Warga Israel

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/07/2024

    Berita



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memverifikasi sebuah konten dengan informasi bahwa Israel saat ini sedang menghadapi wabah virus mematikan bernama West Nile Virus (WNV). Konten itu beredar di WhatsApp, Instagram, serta akun Facebook ini dan ini.

    Konten-konten itu mengatakan lebih dari 100 orang Israel telah terinfeksi virus tersebut. Sementara yang lain merasakan kekhawatiran virus akan menyebar lebih luas.

    Berikut potongan narasi yang beredar: Wabah Virus West Nile baru-baru ini dilaporkan merebak di Israel telah menyebabkan infeksi pada 100 orang.



    Benarkah terdapat virus mematikan yang sedang mewabah di antara warga Israel?

    Hasil Cek Fakta



    Dilansir The Jerusalem Post, setidaknya 100 orang Israel telah terinfeksi virus West Nile, dimana tiga di antaranya dalam kondisi kritis dan dimasukkan ruang perawatan intensif di rumah sakit.

    Lima pasien dengan diagnosa infeksi virus tersebut juga dilaporkan telah meninggal dunia. Sebaran virus tersebut terkonsentrasi di Israel tengah, termasuk di Dataran Sharon.

    Pada tanggal 3 Juli 2024, Jerusalem Post memberitakan jumlah pasien terinfeksi menjadi 153 orang, berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan otoritas Israel. Korban tewas karena infeksi penyakit dilaporkan berjumlah sebelas orang.

    Agensi media asal Turki, Anadolu Agency, juga menerbitkan berita serupa. Otoritas Israel mendesak pejabat-pejabat untuk melakukan pemberantasan nyamuk yang menyebarkan virus itu. Nyamuk mendapatkan virus dari darah burung yang dihisapnya, kemudian ditularkan kepada manusia.

    Karakteristik Virus

    Dilansir website WHO, West Nile Virus merupakan virus yang secara alami terdapat dalam tubuh burung. Namun nyamuk yang menghisap darah burung yang terinfeksi, kemudian menularkannya pada manusia atau mamalia lainnya.

    Virus ini pertama kali diisolasi dan diidentifikasi di Uganda, tahun 1937. Sebaran yang terdeteksi selama ini, virus ditemukan berada di Afrika, Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara, dan Asia Barat.  

    Delapan puluh persen orang yang terinfeksi tidak akan menunjukkan gejala apapun. Namun sebagian akan mengalami gangguan saraf hingga menyebabkan kematian. Virus juga diketahui dapat menyebabkan sakit parah dan kematian pada kuda.

    Vaksin untuk menangkal virus tersebut, telah dibuat untuk kuda. Namun belum dibuat untuk manusia. Sementara pengobatan yang dilakukan pada pasien terinfeksi merupakan perawatan suportif, yang sering kali berupa rawat inap, pemberian cairan intravena, dukungan pernapasan, dan pencegahan infeksi sekunder.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ( CDC ) Amerika Serikat menyatakan pasien terinfeksi yang merasakan gejala, dapat mengalami demam, sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, nyeri otot, dan ruam, dalam beberapa hari atau minggu.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang beredar yang mengatakan banyak warga Israel terinfeksi West Nile Virus (WNV) yang bersifat mematikan, merupakan klaim yang benar.

    WNV merupakan virus yang sering kali tidak memberikan gejala pada manusia yang terinfeksi. Namun, sebagian orang yang terinfeksi dapat mengalami masalah saraf hingga meninggal dunia.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20983) Keliru, Klaim bahwa Pandemi Covid-19 Hasil Rekayasa dan Bunuh 1 Miliar Orang

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/07/2024

    Berita



    Sebuah akun di Instagram [ arsip ] mengunggah video dengan klaim bahwa empat tahun pandemi Covid-19 telah berlalu dengan 1 miliar orang meninggal karena malpraktek perawatan rumah sakit. Vaksin yang rekomendasi Bill Gates juga diklaim menelan tumbal hingga sekarang.

    Akun tersebut membagikan potongan video Tifauzia Tyassuma bersama Dharma Pongrekun dalam sebuah acara. Dalam video itu, Tifauzia mengatakan bahwa tubuh manusia itu sempurnanya luar bisa dan tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan, kecuali kematian.



    Benarkah 1 miliar orang meninggal karena plandemi? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dalam video ini dengan menelusuri sumber terbuka dari media kredibel dan jurnal kesehatan.

    Berdasarkan penelusuran Tempo, cuplikan video yang diunggah pada akun Instagram itu identik dengan tayang langsung di YouTube Migran Tv, 26 November 2023. Video tersebut merupakan konferensi pers Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia  yang berlangsung di Jakarta. Tampak dalam video tersebut Dharma Pongrekun dan Tifauzia Tyassuma.



    Dalam arsip Cek Fakta Tempo, Dharma Pongrekun kerap melontarkan klaim yang setelah diperiksa terbukti menyesatkan. Ia kerap memberikan komentar pada isu vaksinasi dan kesehatan. Satu diantaranya tentang “WHO Pandemic Treaty Tanam Chip 666 dalam Tubuh Manusia”.

    Keterangan video ini menyebutkan kata “Plandemi”. Dilansir New York Times, kata "Plandemic" adalah plesetan dari istilah pandemi yang diklaim rekayasa manusia. Sebutan plandemi mulai beredar di media sosial melalui video di facebook, youtube, vimeo dan laman-laman web pada Mei  2020, pertama kali dilontarkan oleh  Mikki Willis, seorang produser film yang membuat film berjudul Plandemi.

    Tempo tidak menemukan lagi video ini di media sosial. Dilansir CBS, video Plandemi dihapus karena melanggar peraturan komunitas. Juga karena dianggap menyebarkan klaim palsu yang dapat membahayakan orang lain.

    YouTube mengatakan bahwa mereka menghapus video tersebut karena "saran diagnostik yang tidak berdasar secara medis", dan video ini dihapus karena membuat klaim tentang penyembuhan Covid-19, meskipun tidak didukung oleh organisasi kesehatan.



    Dalam laporan WHO, sejak pertama kali ditemukan pada Desember 2019 hingga 16 Juli 2024, Covid-19 menyebabkan 7,051,876 (7 juta lebih) kematian secara global pandemi. Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan mencatat 160,49 ribu orang meninggal akibat Covid-19.  

    Tentang Fauci

    Fauci, yang disebutkan pada unggahan ini merujuk Anthony Fauci, mantan Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) Amerika Serikat. Saat pandemi Covid-19 tahun 2019-2022, Fauzi mendorong rekomendasi banyak kebijakan untuk menghentikan penyebaran virus penyebab Covid-19, salah satunya tentang penggunaan masker.

    Pada April 2020, lembaga yang dipimpinnya,  Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, merekomendasikan agar semua orang mengenakan penutup wajah di tempat umum karena penularan virus dari pembawa virus tanpa gejala. Ia juga mendorong penggunaan masker universal. Arsip data terbuka menunjukkan bahwa Fauci pernah bekerja di National Institutes of Health (NIH) sejak tahun 1968 dan menjadi direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) sejak tahun 1984. Ia jadi penasehat tujuh presiden AS tentang ancaman penyakit menular seperti HIV dan AIDS; virus West Nile, Ebola, dan Zika; dan banyak lagi. Namun namanya kini tidak tercantum dalam laman web Laboratorium Imunoregulasi.

    Sedangkan Bill Gates, dikenal sebagai pendiri Microsoft, perusahaan teknologi terkemuka di dunia. Ia sering menjadi target kelompok teori konspirasi tentang pandemi dan vaksin. Namun, berbagai klaim tersebut tidak didukung bukti yang sahih. 

    Tentang Vaksinasi Wajib

    Dilansir Kementerian Kesehatan Terkait, pemberian imunisasi wajib (mandatory vaccine) pada anak bertujuan menekan risiko terjadinya wabah penyakit, sakit berat, cacat, dan kematian. Imunisasi juga merupakan upaya pencegahan penyakit dengan memberikan vaksin sehingga terjadi imunitas (kekebalan). Vaksin adalah jenis bakteri atau virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan guna merangsang sistem imun dengan membentuk zat antibodi di dalam tubuh. Antibodi inilah yang melindungi tubuh di masa yang akan datang. 

    Dilansir laman CDC, pemberian vaksinasi wajib akan  membentuk "kekebalan kelompok" dan dapat membantu menjaga komunitas tetap aman dari ancaman wabah penyakit. Vaksinasi pada  anak sangat penting untuk melindungi anak-anak dari penyakit serius yang dapat menyebabkan cedera atau kematian. 

    Vaksin dapat melindungi dari 14 penyakit anak yang berbeda, termasuk campak, batuk rejan, polio, HPV, influenza, dan tetanus. Vaksin juga dapat membantu mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain, terutama mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

    Kesimpulan



    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video dengan klaim bahwa terdapat 1 miliar kematian karena Covid-19 adalah keliru.

    Sejak pertama menyebar pada Desember 2019 hingga 16 Juli 2024, Covid-19 menyebabkan 7,051,876 orang meninggal di seluruh dunia. Termasuk 160,49 ribu jiwa di Indonesia.

    Sampai saat ini belum ada bukti yang meyakinkan bahwa pandemi Covid-19 sengaja dibuat atau direncanakan. Komunitas ilmuwan dan pakar kesehatan di seluruh dunia sampai saat ini meyakini bahwa COVID-19 disebabkan oleh infeksi sindrom pernapasan akut parah Coronavirus 2, juga disebut SARS-CoV-2. 

    Rujukan