• (GFD-2024-20997) [KLARIFIKASI] Konten Satire soal Biksu Berusia 300 Tahun di Malang

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar konten satire mengenai seorang biksu berusia 300 tahun ditemukan di sebuah gua dekat Waduk Karangkates, Malang, Jawa Timur.

    Narasi itu dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini. Akun tersebut membagikan gambar beberapa orang sedang memegang tubuh seorang biksu.

    Dalam unggahan tersebut terdapat keterangan demikian:

    Baru saja ditemukan seorang biksu dalam gua di pegunungan dekat Waduk Karangkates malang. Semula para masyarakat mengira ini sebuah mummi, setelah diamati dengan seksamaternyata denyut nadinya masih ada walaupun lemah sekali. Diperkirakan biksu ini sdh berumur 300 tahun. Di samping biksu itu terdapat uang logam kuno yang sudah tidak laku lagi, beberapa barang kuno seperti cawan, tenunan kuno yang sudah lapuk dan sebuah buku tua. 

    Di dalam buku itu ada selembar kertas dengan tulisan India kuno.Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, artinya kira-kira begini: "Lebih baik kita ngopidaripada mempercayai cerita ini, sebab kopi membuat kita lebih semangat".

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, gambar yang dibagikan identik dengan foto pada artikel The Sun.

    Artikel tersebut memberitakan mengenai Luang Phor Pian, seorang biksu Buddha di Thailand. Ia meninggal pada 16 November 2017 di Bangkok dalam usia 92 tahun.

    Meski berasal dari Kamboja, Luang Phor Pian menghabiskan hari-harinya sebagai guru spiritual di Lopburi, Thailand.

    Pada awal 2018, saat kematiannya menginjak 100 hari, para pengikutnya mengeluarkan jasad Luang Phor Pian dari peti untuk memakaikan jubah baru yang masih bersih. 

    Ketika peti dibuka mereka menemukan jenazah Luang Phor Pian tidak membusuk dan wajahnya juga tampak tersenyum.

    Lantas, para pengikutnya membagikan foto tersebut di media sosial.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai seorang biksu berusia 300 tahun ditemukan di sebuah gua dekat Waduk Karangkates, Malang, Jawa Timur, merupakan konten satire.

    Foto yang dibagikan merupakan jenazah Luang Phor Pian, seorang biksu Budha di Thailand.

    Luang Phor Pian meninggal pada 16 November 2017. Pada awal 2018, saat peti matinya dibuka, jasad Luang Phor Pian ditemukan tidak membusuk dan wajahnya tampak tersenyum.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20996) [KLARIFIKASI] KMP Lestari Maju Tenggelam pada 2018, Bukan 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan yang menarasikan peristiwa tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Lestari Maju tenggelam di Selat Pulau Selayar.

    Beberapa akun media sosial membagikan narasi soal kecelakaan itu disertai beberapa foto pada 3 dan 4 Juli 2024.

    Namun, setelah ditelusuri, peristiwa itu dibagikan dengan konteks keliru. 

    Unggahan soal tenggelamnya KMP Lestari Maju di Selat Pulau Selayar dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Unggahan tersebut menampilkan foto sebuah kapal terbalik di laut dan diberi keterangan demikian:

    Kuasa Allah Innalillahi wa Innailaihi Roji'uun KMP.Lestari Maju Teggelam di Selat Pulau Selayar..semoga selamat semua..Amiiin...Muatan trdiri dari.+-130 orang, Mobil pribadi 14.,mobil Truk 6,Mobil 12 Roda : 8., Motor 8, uang BPD Sbayak 30 Miliyard sudah ada korban Jiwa sebnyak 6 Termasuk Anak-anak untuk sementara..laporan...........Bismillahi Mujereha wamursahaa....

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook unggahan soal KM Lestari Maju tenggelam

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar kapal dalam unggahan dengan teknik reverse image search. Hasilnya, gambar itu identik dengan foto di laman Antara ini.

    keterangan foto menyebutkan, KMP Lestari Maju tenggelam di Perairan Selayar, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan pada 2018.

    Seperti diberitakan Kompas.com, KMP Lestari Maju yang melayani penyeberangan dari Pelabuhan Bira ke Pelabuhan Pamatata tenggelam pada 3 Juli 2018.

    Sebanyak 36 orang tewas dalam peristiwa tersebut. 

    Polda Sulawesi Selatan kemudian menetapkan nakhoda KMP Lestari Maju, Agus Susanto dan perwira Syahbandar Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba, Kuat Maryanto sebagai tersangka. 

    Mereka dianggap bertanggung jawab atas kecelakaan itu karena memberikan izin berlayar meski kapal melebihi kapasitas.

    Kesimpulan

    Peristiwa tenggelamnya KMP Lestari Maju dibagikan dengan konteks keliru. Kejadian tersebut terjadi pada 2018, bukan 2024. 

    KMP Lestari Maju yang melayani penyeberangan dari Pelabuhan Bira ke Pelabuhan Pamatata tenggelam pada 3 Juli 2018. Sebanyak 36 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20995) [KLARIFIKASI] Kiper Portugal Tak Sebut soal Arahan Ronaldo Sebelum Adu Penalti

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi mengenai pengakuan kiper tim sepak bola Portugal, Diogo Costa, setelah berhasil menepis tiga tendangan penalti Slovenia.

    Dalam unggahan di media sosial, Costa mengakui keberhasilannya menahan tendangan penalti pemain Slovenia karena arahan Ronaldo.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.

    Portugal dan Slovenia bertemu di babak 16 besar Piala Euro atau Euro 2024 di Frankfurt Arena, Jerman, pada Senin (1/7/2024).

    Kedua tim bermain imbang hingga babak perpanjangan waktu selesai. Laga dilanjutkan dengan adu penalti, dan Costa sukses menepis tendangan tiga pemain Slovenia.

    Portugal memenangkan pertandingan setelah Cristiano Ronaldo, Bruno Fernandes, dan Bernardo Silva, sukses mencetak gol.

    Narasi soal pengakuan Diogo Costa mengenai instruksi dari Ronaldo saat adu penalti dibagikan oleh akun Threads ini, pada Rabu (3/7/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Orang-orang berpikir bahwa saya menyelamatkan penalti-penalti tersebut, namun sejujurnya, itu semua karena Cristiano Ronaldo.

    Sebelum adu penalti, Cristiano Ronaldo memberikan sebuah kertas yang bertuliskan instruksi kepada saya. Saya hanya mengikuti instruksi tersebut dan menukik ke arah yang tepat. Selebihnya adalah sejarah.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pernyataan Costa soal Ronaldo memberikan kertas berisi instruksi untuk menepis tendangan pemain Slovenia.

    Dalam wawancara setelah pertandingan yang dipublikasikan kanal YouTube CGTN Sports Scene, Selasa (2/7/2024), Costa mengatakan, keberhasilannya pada babak adu penalti berkat penguasaan teknik, serta kerja keras dan latihan.

    Ia menambahkan, kemenangan itu diraih karena Portugal bermain bukan hanya sebagai sebuah tim, tetapi juga sebagai keluarga.

    Pada laga kontra Slovenia, Portugal berpeluang menang lebih cepat apabila Ronaldo sukses mengeksekusi penalti saat perpanjangan waktu.

    Akan tetapi, tendangan Ronaldo dari titik putih ditepis oleh kiper Slovenia, Jan Oblak, sehingga pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti.

    "Seperti yang dikatakan Pepe (bek Portugal) pada konferensi pers, kami adalah sebuah keluarga. Seperti halnya Cristiano (Ronaldo) yang gagal mengeksekusi penalti, seperti halnya saya yang pernah melakukan kesalahan," ujar Costa.

    "Seperti yang semua orang tahu, yang terpenting adalah apa yang akan kami lakukan selanjutnya. Seperti yang dikatakan Pepe, kami adalah sebuah keluarga dan kami di sini untuk tetap bersatu," tutur dia.

    Dilansir The Business Standard, Selasa (2/7/2024), Costa mengungkapkan, dirinya merasa sangat bangga dapat membantu Portugal lolos ke babak perempat final Euro 2024.

    Costa menilai, pertandingan melawan Slovenia adalah laga terbaik dalam hidupnya. Ia mengaku hanya mengikuti naluri saat berhadapan dengan penendang penalti Slovenia.

    "Saya hanya mengikuti naluri saya, tentu saja kami menganalisis para penembak, tetapi para pemain bisa berubah pikiran dan mengubah cara mereka menembak," kata Costa.

    "Saya harus mengikuti naluri saya, itulah yang saya rasakan. Saya sangat, sangat senang, dan saya sangat bangga karena bisa membantu tim," tuturnya.

    Kesimpulan

    Narasi soal pengakuan kiper Portugal soal instruksi dari Ronaldo yang membuatnya berhasil menepis tiga tendangan penalti Slovenia tidak terbukti.

    Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan pernyataan Costa soal Ronaldo memberikan kertas berisi instruksi untuk menepis tendangan penalti Slovenia.

    Dalam berbagai pemberitaan seusai pertandingan, Costa mengaku mengandalkan naluri dan penguasaan teknik yang didukung kerja keras serta latihan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20994) Cek Fakta: Tidak Benar Video Garam Beryodium Mengandung Serbuk Kaca

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/07/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 25 Juni 2024.
    Unggahan klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca menampilkan seorang yang menunjukan sebuhan benda berbentuk butiran kristal dari dalam bungkusan transparan bermotif biru.
    Dalam video tersebut terdapat suara percakapan dua orang.
    Berikut transkrip percakapannya:
    Orang 1: Ini saya penasaran juga nih
    Orang 2: Mau masak tapi ragu nih takut pake garem, pengen ngebuktiin aja garem betul apa nggaknya sih garam ada serbuk kacanya daripada kita makan beling.
    Orang 1: Ini beli deket rumah sengaja.
    Orang 2: Ini garamnya cap garam masak beryodium Juara Emas, kita lihat dulu hasilnya betul apa nggak sih selama ini tentang info yang beredar tentang garem ada serbuk kacanya, dari pada penasaran buktiin sendiri deh.
    Alhasil jreng... jreeeng, ternyata bener.
    Orang 1: Ini nggak larut di air
    Orang 2: Dipegang pun sakit ya ditangan.Coba ketok, ternyata benar-benar kaca, imbaua bagi ibu-ibu terutama ibu rumah tangga yang masak daripada kita makan beling dites dulu deh. Ini bener-bener kaca.
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
    "WARNING SANGAT BERBAHAYA DAN MEMATIKAN.HATI2 UNTUK IBU2 RUNAH TANGGA YANG BIASA KONSIMSI GARAM BERYODIUM. TERNYATA MENGANDUNG SERBUK KACA .
    MK PIHAK TERKAIT KHUSUSNYA👉 BPOM AGAR SESUAI TUPOKSINYA JALAN TUGAS TUK LINDUNGI KWALITAS MAKANAN DAN KESEHATAN RAKYAT INDONESIA..
    SEGERA TARIK KMBALIPEREDARAN GARAM YANG BRYIDIUM...
    SEHINGGA PRODAK GARAM MANA YG LAYAK DIKONSUMSI. BGTUPUN PIHAK KEPOLISIAN AGAR SEGERA BRTRINDAK TUK MEMYELIIDIKI DAN MENANGKAP PELAKU PMBUAT GARAM YG MENGANDUNG PECAHAN KACA
    .HATI2 DGN MKSUD2 KHUSUS TUK MERUSAKAN KESEHATAN RAJYAT INDONESIA TRUMATA ZIONIS DAN KOMUNIS. .INI SEJEDAR JAGA WASOADA PREFENTIV SEBELUM FATAL BY MR.P45 QAMRI.01_09"
    Benarkah klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Ada Pecahan Kaca dalam Garam Dapur? BPOM: Itu Tidak Benar" yang dimuat situs Liputan6.com.
     Artikel Liputan6.com mengulas tentang video viral yang ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Sabtu (19/8/2017), soal salah satu produk garam dapur membuat konsumen panik. Hal ini karena meluapnya rasa takut terhadap garam yang diduga mengandung pecahan kaca.
    Dalam video tersebut, seorang ibu menjelaskan garam cap dua anak yang diduga bercampur kaca. Ada pula video lain yang menjelaskan setelah proses penyaringan, ditemukan kandungan kaca di garam bermerek Kerapan Sapi.
    Dalam artikel Liputan6.com, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sejumlah merek garam dapur yang dikonsumsi, khususnya yang diisukan mengandung pecahan kaca.
    Hasil temuan, garam larut sempurna dalam air dan tidak ditemukan mengandung pecahan kaca. Klarifikasi ini dikeluarkan BPOM pada 18 Agustus 2017.
    Bahkan, pada 2017 silam sebuah perusahaan yang memproduksi garam mengambil langkah hukum terkait isu tersebut. Perusahaan itu melaporkan tiga akun media sosial ke polisi, karena telah menyebarkan informasi bohong.
    Informasi ini dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul artikel "Produsen Garam Laporkan 5 Pemilik Akun yang Viralkan Garam Campur Kaca".
    Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, perusahaan garam yang menjadi korban pemberitaan bohong, garam campur kaca, di media sosial melaporkan penyebarnya ke polisi.
    Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Sabtu (19/8/2017), inilah salah satu video yang beredar di media sosial dimana seorang ibu menjelaskan garam cap dua anak yang bercampur kaca. Ada pula video lain yang menjelaskan garam bermerk karapan sapi setelah disaring ditemukan kandungan kaca.
    Terkait video tersebut, tim kuasa hukum PT Sumatera Co Langgeng Makmur, Surabaya yang memproduksi garam karapan sapi dan sarcil akhirnya melaporkan lima pemilik akun. Salah satunya atas nama Farhan Samlan yang berdomisili di Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Mapolda Jawa Timur.
    Sebelumnya BPOM Surabaya menyatakan telah melakukan uji laboratorium terkait adanya merek beberapa garam kemasan yang disebutkan di media sosial mengandung pecahan kaca. Hasilnya, tidak ada garam yang mengandung kaca.
    Sementara itu, polisi mengimbau agar masyarakat tidak resah dengan adanya isu garam bercampur kaca, dan meminta masyarakat lebih bijak menggunakan media sosial dengan tidak ikut menyebarkan berita hoaks.
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video garam beryodium mengandung serbuk kaca tidak benar.
     Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menguji sejumlah merek garam dapur yang dikonsumsi, khususnya yang diisukan mengandung pecahan kaca. Hasil temuan, garam larut sempurna dalam air dan tidak ditemukan mengandung pecahan kaca.