• (GFD-2025-28026) [PENIPUAN] Kemenaker Salurkan BSU Sebesar Rp1,7 Juta

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/07/2025

    Berita

    Beredar unggahan [arsip] dari akun Facebook “lokerrindonesia” pada Kamis (10/7/2025) yang menampilkan informasi dari Kementerian Ketenagakerjaan disebut menyalurkan bantuan subsidi upah (BSU) sebesar Rp1,7 juta pada Juni-Juli 2025. Narasi tersebut disertai tautan yang diklaim untuk mendaftar menjadi penerima bantuan. Berikut narasi yang dibagikan:

    Kementerian Ketenagakerjaan telah menyalurkan bantuan subsidi upah senilai Rp. 1.700.000 Segera daftar dan cek nama anda Untuk penerimaan bantuan subsidi upah 2025

    Hingga Selasa (22/7/2025) unggahan tersebut telah disukai sebanyak 116 kali, menuai 45 komentar dan dibagikan oleh 1 pengguna Facebook lainnya.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta kompas.com.

    BSU merupakan bantuan uang tunai sebesar Rp300.000 per bulan untuk bulan Juni dan Juli 2025, yang dicairkan secara sekaligus atau dirapel sehingga pekerja langsung menerima bantuan Rp600.000.

    Kriteria untuk menerima BSU mencakup pekerja yang terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan sampai April 2025 dengan penghasilan paling banyak Rp3,5 juta.

    Pekerja yang ingin mengetahui apakah namanya terdaftar sebagai penerima BSU 2025 dapat memeriksa di situs resmi BPJS Ketenagakerjaan dan Kemenaker, yaitu:

    BPJS Ketenagakerjaan: https://bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id/
    Kemenaker: https://bsu.kemnaker.go.id/
    Sementara itu, tautan yang diklaim untuk mendapatkan BSU Rp1,7 juta tidak menuju ke situs resmi BPJS Ketenagakerjaan atau Kemenaker.

    Tautan tersebut menuju ke situs yang meminta pengunjung untuk mengisi informasi nama lengkap dan nomor Telegram yang aktif. Ini adalah metode phishing atau pengambilan data secara ilegal.

    Waspada, phishing dapat menjadi jalur untuk berbagai kejahatan, termasuk membobol rekening bank Anda.

    Kesimpulan

    Faktanya Kemenaker menyalurkan BSU pada Juni-Juli 2025 dengan nominal Rp300.000 per bulan dan pencairannya dirapel. Sehingga, pekerja langsung menerima Rp600.000.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28025) [KLARIFIKASI] Pusat Komando Jepang Dibentuk Bukan karena Ulah WNI secara Langsung

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Pemerintah Jepang disebut telah membentuk Organisasi Komando Pusat, sebagai buntut aksi warga negara Indonesia (WNI) yang meresahkan warga Jepang.

    Pembentukan badan tersebut diklaim merupakan imbas dari tindakan yang dilakukan sekelompok WNI di Jepang.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.

    Informasi mengenai pembentukan Organisasi Pusat Komando Jepang akibat ulah WNI disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Pengguna media sosial menyertakan video menampilkan pertemuan para pejabat Jepang.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (15/7/2025):

    GA DI DALAM NEGERI GA DI LUAR NEGERI, HOBINYA BIKIN ULAH

    Imbas Ulah Oknum Pendekar +62 di Jepang yang Jadi Perhatian Publik, Pemerintah Jepang membentuk Organisasi Pusat Komando yang akan menangani isu orang asing.

    akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Selasa (15/7/2025), mengenai pembentukan Organisasi Pusat Komando Jepang akibat ulah WNI.

    Hasil Cek Fakta

    Video yang diunggah pengguna media sosial merupakan pertemuan Sekretariat Kabinet Jepang.

    Konten serupa ditemukan di akun Instagram Japan Station, yang diunggah pada Senin (14/7/2025).

    Keterangan video menyebutkan, pemerintah Jepang membentuk sebuah organisasi di bawah Sekretariat kabinet.

    Organisasi yang dijuluki "menara kontrol" itu dibentuk untuk menangani tindakan kriminal dan ketidaktertiban warga negara asing di Jepang.

    Dilansir Japan Times, Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi ingin menerapkan sistem yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melibatkan tenaga kerja asing.

    "Ada situasi di mana warga merasa tidak nyaman dengan sistem di Jepang, yang diterapkan dengan tidak tepat oleh beberapa penduduk asing atau khawatir dengan tindakan yang mereka lakukan," ujarnya.

    Kendati demikian, tidak ada pernyataan dari pemerintah Jepang yang secara spesifik mengaitkan pembentukan organisasi tersebut dengan aksi WNI di Jepang.

    Sebagaimana diwartakan Antara, pembentukan "menara kontrol" atau pusat komando baru di bawah Sekretariat Kabinet, dilatarbelakangi berbagai hal.

    Isu pembentukan organisasi ini telah ada dalam kampanye resmi pemilihan anggota majelis tinggi parlemen Jepang.

    Latar belakangnya yakni kontroversi penyalahgunaan sistem kesejahteraan nasional.

    WNA yang terdaftar sebagai penduduk dan tinggal di Jepang selama lebih dari tiga bulan, diwajibkan mendaftar program Asuransi Kesehatan Nasional. Asuransi ini juga berlaku bagi wiraswasta dan pengangguran.

    Sejumlah partai oposisi konservatif di Jepang lantas mempermasalahkan persentase pembayaran premi kepada penduduk asing yang dinilai tinggi.

    Perdebatan mengarah ke xenofobia dengan mengaitkan angka kriminalitas di Jepang yang melibatkan penduduk asing. Sehingga dibentuklah organisasi komando untuk menangani kontroversi tersebut.

    Sebagai konteks, aksi sejumlah WNI di Jepang menjadi belakangan menjadi sorotan.

    Sebagaimana dilansir Kompas.com, pada akhir Juni 2025 ada tiga WNI yang merampok warga Jepang, setahun sebelumnya dikabarkan bahwa sekelompok WNI membentuk sebuah geng di Jepang, serta aksi pengibaran bendera kelompok silat.

    Namun, masalah tersebut telah tertangani. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo memastikan hubungan bilateral Indonesia dan Jepang dalam keadaan baik.

    Kesimpulan

    Video konferensi pers pembentukan Pusat Komando di bawah Sekretariat Kabinet Jepang disebarkan dengan narasi keliru.

    Pembentukan organisasi tersebut dilatarbelakangi kontroversi penyalahgunaan sistem kesejahteraan nasional di Jepang dan mencegah narasi xenofobia.

    Pemerintah Jepang tidak menyebutkan bahwa pembentukan organisasi itu disebabkan oleh aksi WNI di Jepang yang belakangan menjadi sorotan.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28024) [HOAKS] Tautan Pendaftaran BLT UMKM dengan Nomor Telegram

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi adanya bantuan modal usaha sebesar Rp 5 juta untuk pelaku UMKM.

    Informasi yang beredar menyebutkan, pelaku UMKM cukup mendaftarkan nomor Telegram melalui tautan yang dicantumkan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.

    Informasi bantuan modal usaha sebesar Rp 5 juta untuk pelaku UMKM dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini pada Jumat (18/7/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Bantuan Modal Usaha UMKM_2025 Gratis.Rp.5.000.000 dari PemerintahAssalamualaikun KABAR GEMBIRA Untuk Bapak/Ibu Semuanya

    Buat Yang Belum Dapat Bantuan Sosial (BANTUAN UMKM) modal usaha.Sama sekali Belum dapat atau Belum Cair yang Senilai Rp.5.Juta .Priode Tiap Bulan Bisa Langsun Daftar

    Buruan DAFTAR Sekarang Juga Soalnya Pendaftaran Terbatas

    Untuk Info Pendaftaran (BANTUAN UMKM) Silahkan Akses Di Link.Silahkan DAFTAR Nama Anda sekarang juga .silahkan klik tombol daftar di bawahPendaftrannya Gratis

    DAFTAR MENGGUNAKAN NOMOR TELEGRAM

    Screenshot Hoaks, tautan pendaftaran BLT UMKM dengan nomor Telegram

    Hasil Cek Fakta

    Kementerian UMKM melalui akun Instagram resmi telah membantah adanya BLT sebesar Rp 5 juta untuk pelaku UMKM.

    "Faktanya unggahan tersebut tidak benar dan terindikasi penipuan," demikian pernyataan Kementerian UMKM melalui akun Instagram resmi, 30 Januari 2025.

    Masyarakat juga diminta mewaspadai sejumlah modus penipuan lain yang menyasar pelaku UMKM, antara lain:

    Kementerian UMKM meminta masyarakat dan pelaku usaha untuk menjaga kerahasiaan data pribadi sebaik-baiknya agar tidak jatuh ke tangan pelaku kejahatan.

    "Informasi resmi hanya melalui kanal media sosial Kementerian UMKM dan website resmi umkm.go.id," demikian imbauan Kementerian UMKM.

    Kesimpulan

    Informasi bantuan modal usaha sebesar Rp 5 juta untuk pelaku UMKM dengan syarat mendaftarkan nomor Telegram adalah hoaks.

    Kementerian UMKM melalui akun Instagram resmi telah membantah adanya BLT sebesar Rp 5 juta untuk pelaku UMKM.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28023) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Ini Video Tentara Israel Melarikan Diri dari Pangkalan Udara

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/07/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan video di media sosial yang diklaim menampilkan pilot militer Israel melarikan diri dari pangkalan udara karena ketakutan.

    Unggahan itu muncul saat Israel tengah berkonflik dengan Iran. Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar dan perlu diluruskan. 

    Video yang diklaim menampilkan pilot militer Israel melarikan diri dari pangkalan udara salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini dan ini.

    Dalam video tampak sejumlah orang berpakaian militer sedang berjalan. Narasi dalam video yakni sebagai berikut:

    Pilot Israel melarikan diri dari pangkalan udara dan mengundurkan diri dari tugas karena ketakutan. Prioritas mereka ada mempertahankan diri.

    Semoga Kutukan Tuhan berada di atas para pengecut dan jiwa -jiwa celaka yang melakukan penindasan dan kemudian melarikan diri.

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang mengeklaim pilot milter Israel melarikan diri dari pangkalan udara

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com video itu sudah beredar sejak November 2024, sebelum konflik antara Israel dan Iran memanas pada 2025.

    Video sejumlah orang berpakaian militer sedang berjalan identik unggahan unggahan akun X ini pada 6 November 2024.

    Keterangan dalam unggahan menunjukkan bahwa video itu adalah momen ketika sejumlah polisi Israel memadamkan api saat terjadi unjuk rasa di perbatasan Ayalon Selatan.

    Pada 6 November 2024 terjadi aksi unjuk rasa di beberapa wilayah Israel usai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

    Dikutip dari BBC, salah satu aksi unjuk rasa dilakukan di Jalan Raya Ayalon. Para demonstran menolak keputusan Netanyahu dengan menyalakan api dan memblokir jalan raya.

    Mereka meyerukan agar Netanyahu mengundurkan diri, dan menuntut Menteri Pertahanan yang baru memprioritaskan kesepakatan penyanderaan di Gaza. 

    Meski peristiwa itu ada, namun narasinya tidak tepat karena tidak terkait dengan Iran.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan pilot militer Israel melarikan diri dari pangkalan udara karena ketakutan merupakan informasi keliru.

    Faktanya, video itu adalah momen ketika sejumlah polisi Israel memadamkan api saat terjadi unjuk rasa di perbatasan Ayalon Selatan pada November 2024. 

    Para demonstran menyalakan api dan memblokir jalan raya usai Netanyahu memecat Yoav Gallant sebagai Menteri Pertahanan. 

    Rujukan