• (GFD-2025-25919) [HOAKS] Bupati Brebes Dipecat PDI-P karena Ikut Retret Kepala Daerah

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Pemerintah mengadakan pembekalan atau retret kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah pada 21-28 Februari 2025.

    Tercatat ada 53 kepala daerah yang tidak ikut retret dan sebanyak 47 di antaranya merupakan kader PDI-P.

    Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri diklaim memecat Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma dari keanggotaan partai karena tetap mengikuti retret.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

    Informasi mengenai Megawati memecat Bupati Brebes dari keanggotaan PDI-P disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Rabu (26/2/2025):

    karena ikut ret"Megawati resmi pecat bupati brebes dari keanggotaan PDIP

    pilihan ibu sdh tepat karena ibu di pilih oleh rakyat bukan partai jadi harus kerja untuk rakyat

    Hasil Cek Fakta

    Megawati sempat menginstruksikan kepada kader PDI-P yang terpilih menjadi kepala daerah untuk menunda mengikuti kegiatan retreat.

    Widya Kusuma mengaku sudah mengetahui instruksi tersebut. Meski begitu, ia mengikuti retret dengan alasan demi kepentingan masyarakat.

    "Berangkat, demi kepentingan masyarakat," ujar Widya Kusuma dikutip dari Kompas.com, Sabtu (22/1/2025).

    Selang waktu berlalu, Megawati kemudian menginstruksikan kader partainya yang telah dilantik menjadi kepala daerah dan belum retret, untuk mengikuti periode selanjutnya.

    "Bagi kepala daerah PDI-P yang belum mengikuti retret dapat mengikuti kegiatan tersebut pada angkatan berikutnya atau angkatan yang kedua," kata Juru Bicara Ahmad Basarah saat konferensi pers di Kantor DPP PDI-P pada Selasa (25/2/2025) dilansir Antara.

    Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 200.5/628/SJ menyatakan bahwa retret kepala daerah hasil Pilkada 2024 akan dilaksanakan sebanyak dua angkatan.

    Sejauh ini, tidak ada pengumuman resmi dari PDI-P mengenai pemecatan Widya Kusuma sebagai kader.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai Megawati memecat Bupati Brebes Widya Kusuma dari keanggotaan PDI-P merupakan hoaks.

    Widya Kusuma memang mengikuti retret kepala daerah gelombang pertama di Akmil, Magelang.

    Megawati sempat melarang kadernya yang terpilih sebagai kepala desa untuk tidak mengikuti retret. Namun kemudian ia menginstruksikan agar mengikuti retret gelombang berikutnya.

    Tidak ada pengumuman resmi dari PDI-P mengenai pemecatan Widya Kusuma sebagai kader.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25918) [HOAKS] PLN Bagikan Token Listrik Gratis Senilai Rp 250.000

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi adanya pembagian token listrik gratis senilai Rp 250.000 mengatasnamakan PLN.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks. Konten itu diindikasi aksi penipuan atau phishing.

    Informasi pembagian token listrik gratis senilai Rp 250.000 atas nama PLN dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini pada 26-27 Februari 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi PLN untuk mengonfirmasi kebenaran informasi pembagian token listrik gratis tersebut.

    Manager Komunikasi & TJSL PLN UID Jateng-DIY, Prayudha Fasya Perdana mengatakan, informasi tersebut dipastikan hoaks.

    "PLN tidak pernah membagikan token listrik gratis melalui link atau tautan yang beredar di luar kanal resmi perusahaan," kata Yudha kepada Kompas.com, Kamis (27/2/2025).

    Yudha mengatakan, informasi terkait program atau promo PLN hanya disampaikan melalui saluran komunikasi resmi, yaitu:

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi pembagian token listrik gratis senilai Rp 250.000 atas nama PLN adalah hoaks.

    Manager Komunikasi & TJSL PLN UID Jateng-DIY, Prayudha Fasya Perdana mengatakan, informasi tersebut dipastikan hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25917) [KLARIFIKASI] Robot di China Tidak Menyerang Manusia

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video menampilkan robot di tengah kerumunan, yang kemudian dinarasikan berupaya menyerang salah satu penonton.

    Robot yang dilengkapi artificial intelligence atau AI itu hadir dalam perayaan tahun baru China.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan narasi keliru sehingga menyebabkan informasi yang perlu diluruskan.

    Video robot di China menyerang manusia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Rabu (26/2/2025):

    Robot AI mencoba menyerang kerumunan orang di China.

    Perayaan Tahun Baru china, robot AI dikerahkan untuk menjaga ketertiban. Namun ada kesalahan sehingga robot menyerang kerumunan orang.

    Hasil Cek Fakta

    Robot dalam video merupakan robot penari yang tampil di Festival Musim Semi China.

    Video penampilan robot tersebut dapat dilihat di kanal YouTube South China Morning Post, 29 Juni 2025.

    Robot humanoid tampil bersama para penari di Gala Festival Musim Semi China pada 28 Januari 2025.

    Robot bipedal yang dibuat oleh perusahaan robotika China Unitree, didukung oleh infrastruktur komputasi cloud yang dibuat oleh Alibaba Cloud, anak perusahaan dari Alibaba Group Holdings.

    Beberapa robot memang ditempatkan di bawah panggung agar dapat dilihat oleh penonton.

    Robot tersebut mengalami malfungsi sehingga berjalan ke arah yang salah, kemudian menabrak pembatas antara panggung dan penonton.

    Namun video yang terlihat seolah robot itu menyerang. Padahal, robot tersebut tersandung.

    Dikutip dari Global Times, China memegang lebih dari 190.000 paten terkait robotika. Hal ini menandakan persaingan teknologi yang kuat dengan Amerika Serikat (AS).

    Kesimpulan

    Video robot di China yang tersandung disebarkan dengan konteks keliru.

    Robot humanoid dengan teknologi komputasi cloud itu tidak menyerang manusia. Robot tersebut tersandung karena mengalami malfungsi dan menabrak pembatas panggung.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25916) [SALAH] Video Guru di Grobogan Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Murid

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 28/02/2025

    Berita

    Akun X “Mdy_Asmara1701” mengunggah video [arsip] pada Selasa (11/2/2025) dengan klaim seorang guru di Grobogan, Jawa Tengah melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap muridnya.

    Berikut cuitannya:

    “Guru harusnya digugu dan ditiru kok malah begini, apa yang diharapkan?”

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim dengan menguji keaslian video menggunakan detektor Deep-O-Meter. Video diuji dengan tiga detektor, yaitu AltFreezing (2023), DSP-FWA (2019), dan FTCN (2021). Hasil dari ketiga detektor tersebut menyatakan bahwa video merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Contoh aplikasi yang bisa membuat video serupa adalah Galaxy AI-Kissing Video Generator dan Supawork AI Kissing Generator.

    Jika menonton video yang diunggah sempat ada jeda pada video sebelum adegan berciuman. Hal ini adalah salah satu tanda bahwa video ditambahkan dengan video hasil AI.

    Selain itu, TurnBackHoax juga melakukan penelusuran berita terkait klaim dengan menggunakan mesin pencarian Google. Melansir Tempo, video tersebut bukanlah guru agama yang mengajar di Grobogan. Guru perempuan yang berjoget dalam video itu adalah Ita Rohayati, yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP N 1 Bantarkawung, Brebes, Jawa Tengah.

    Ita Rohayati sebelumnya sudah membuat video klarifikasi melalui media sosialnya, namun video tersebut kini sudah tidak tersedia. Tetapi video tersebut sempat diarsipkan dan diunggah ulang oleh pengguna media sosial lainnya, salah satunya akun Facebook “Joe John”.

    Kesimpulan

    Video dengan klaim seorang guru melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap muridnya di Grobogan adalah hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI). Sehingga video ini merupakan konten yang dimanipulasi (manipulated content).

    Rujukan