SEBUAH video beredar di Facebook [arsip] yang memperlihatkan Ustad Abdul Somad (UAS) berceramah tentang situs judi online (judol).
Dalam video itu, Abdul Somad berbaju putih dengan peci merah, mempromosikan tentang situs judol Cun99 yang diklaim resmi, berlisensi, dan diawasi oleh badan pengawas slot Indonesia. Cun99 disebut sebagai situs bandarnya tidak mengambil untung dari pemain.
Namun, benarkah ceramah UAS ini tentang judi online?
(GFD-2025-27060) Keliru: Video Ustad Abdul Somad Anjurkan Judi Online
Sumber:Tanggal publish: 20/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu menggunakan Google Lens, penelusuran Youtube, serta pemindaian konten berbasis kecerdasan buatan atau AI.
Video versi asli yang memperlihatkan Abdul Somad dengan baju putih dan berpeci merah, ditemukan di akun YouTube Ustadz Abdul Somad Official berjudul Tips Jaga Ukhuwah pada 29 Juli 2022.
Dalam video berdurasi 1 jam 3 menit dan 28 detik itu, Abdul Somad berceramah tentang pentingnya menjaga ukhuwah atau persaudaraan antar suku di Indonesia. Tidak membeda-bedakan orang berdasarkan status, suku bangsa maupun warna kulit.
Dalam video aslinya, Abdul Somad tidak menyampaikan apapun tentang situs judi online Cun99 seperti potongan klip di atas.
Pemindaian menggunakan Hivemoderation.com menghasilkan deteksi bahwa video konten tersebut asli. Namun suara atau audio dari konten tersebut, 99 persen telah diubah dengan audio generated kecerdasan buatan.
Penipuan online dengan menggunakan konten deepfake banyak mencatut sosok atau tokoh publik. Tempo acap kali memeriksa konten disinformasi seperti ini. Bahaya konten yang diubah dengan kecerdasan buatan untuk judi online dengan menyalahgunakan video tokoh publik pernah diulas Tempo di sini.
Video versi asli yang memperlihatkan Abdul Somad dengan baju putih dan berpeci merah, ditemukan di akun YouTube Ustadz Abdul Somad Official berjudul Tips Jaga Ukhuwah pada 29 Juli 2022.
Dalam video berdurasi 1 jam 3 menit dan 28 detik itu, Abdul Somad berceramah tentang pentingnya menjaga ukhuwah atau persaudaraan antar suku di Indonesia. Tidak membeda-bedakan orang berdasarkan status, suku bangsa maupun warna kulit.
Dalam video aslinya, Abdul Somad tidak menyampaikan apapun tentang situs judi online Cun99 seperti potongan klip di atas.
Pemindaian menggunakan Hivemoderation.com menghasilkan deteksi bahwa video konten tersebut asli. Namun suara atau audio dari konten tersebut, 99 persen telah diubah dengan audio generated kecerdasan buatan.
Penipuan online dengan menggunakan konten deepfake banyak mencatut sosok atau tokoh publik. Tempo acap kali memeriksa konten disinformasi seperti ini. Bahaya konten yang diubah dengan kecerdasan buatan untuk judi online dengan menyalahgunakan video tokoh publik pernah diulas Tempo di sini.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klim video ceramah UAS tentang judi online adalah klaim keliru. Video merupakan hasil rekayasa menggunakan audio AI generator.
Rujukan
- https://www.facebook.com/61575860321855/videos/2457476127963426/
- https://mvau.lt/media/049b3f64-59b8-4631-b710-225b9c4d4dea
- https://www.youtube.com/watch?v=o8bSn_pPeMs
- http://hivemoderation.com
- https://www.tempo.co/newsletter/cekfakta-262-hati-hati-hoaks-penipuan-berkedok-artis-bagi-bagi-duit-hasil-editan-53632 /cdn-cgi/l/email-protection#593a3c323f38322d38192d3c342936773a3677303d
(GFD-2025-27059) Keliru: Angka Autisme di Vietnam Melonjak Gara-Gara Vaksin Bill Gates
Sumber:Tanggal publish: 20/05/2025
Berita
SEORANG pria dalam sebuah video mengklaim kasus autisme di Vietnam meningkat lebih dari 300 persen sejak Bill Gates memperkenalkan vaksinasi di negara itu. Akun media sosial X [arsip] dan Facebook mengunggah potongan videonya pada 15 Mei 2025.
Padahal, lanjut dia, sebelum vaksinasi tersebut, Vietnam tidak memiliki penderita autism sejak tahun 1975, tahun 2000, tahun 2001. Konten ini beredar setelah pendiri grup Microsoft itu melawat ke Indonesia untuk menjajaki potensi Indonesia sebagai uji vaksin untuk tuberkulosis (TBC).
Namun, benarkah angka autisme di Vietnam melonjak gara-gara vaksinasi dari Bill Gates?
Padahal, lanjut dia, sebelum vaksinasi tersebut, Vietnam tidak memiliki penderita autism sejak tahun 1975, tahun 2000, tahun 2001. Konten ini beredar setelah pendiri grup Microsoft itu melawat ke Indonesia untuk menjajaki potensi Indonesia sebagai uji vaksin untuk tuberkulosis (TBC).
Namun, benarkah angka autisme di Vietnam melonjak gara-gara vaksinasi dari Bill Gates?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut melalui situs-situs kredibel dan wawancara ahli. Hasilnya, tidak ada bukti bahwa autisme di Vietnam meningkat karena vaksinasi. Vaksin memiliki lebih banyak manfaat bagi kesehatan.
Asal usul video
Klip yang menampilkan Anthony Phan itu beserta klaim vaksinasi menyebabkan autisme, telah menyebar luas sejak 2023. Sejumlah organisasi pemeriksa fakta internasional telah memverifikasi klaim tersebut.
Organisasi pemeriksa fakta yang berpusat di Perancis, AFP, menjelaskan, video itu dicuplik dari film dokumenter kontroversial Vaxxed: From Cover-Up to Catastrophe yang disutradarai oleh Andrew Wakefield. Ia seorang dokter Inggris yang lisensi medisnya dicabut karena memalsukan data dalam sebuah makalah pada tahun 1998.
Saat itu, Andrew mengaitkan Autism spectrum disorder (ASD) disebabkan oleh vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR). The Lancet kemudian mencabut penelitian tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada 2 Februari 2010, jurnal medis Inggris tersebut mengatakan, beberapa elemen dari makalah yang diterbitkan oleh Dr. Andrew Wakefield dan rekan-rekannya pada 1998 tersebut, terbukti tidak benar dan bertentangan dengan temuan investigasi sebelumnya.
Akan tetapi, publikasi Wakefield di The Lancet itu terus dipercaya dan memicu informasi yang salah.
Peningkatan autisme tidak terkait dengan vaksin
Tidak ada hasil penelitian maupun pernyataan dari otoritas Vietnam kenaikan angka autisme di negara mereka karena vaksinasi. Pada tahun 2021, para peneliti dari Hanoi University Public Health menerbitkan survei nasional pertama tentang prevalensi ASD di Vietnam. Mereka menemukan bahwa sekitar 1 dari 132 anak memiliki kondisi tersebut. ASD pada anak berusia 18 dan 30 bulan di Vietnam cenderung meningkat. Namun tren ini dapat ditemui di sejumlah negara-negara berpenghasilan menengah lainnya. Survei tersebut sama sekali tidak menyimpulkan peningkatan autisme karena vaksinasi.
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menjelaskan, angka autisme meningkat karena kapasitas banyak negara telah lebih baik dalam mengenali dan melaporkan kasus autisme dibandingkan sebelumnya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 secara resmi memberikan sertifikat kepada Vietnam karena memiliki sistem regulasi nasional yang lengkap. Sistem ini dapat memastikan keamanan dan kemanjuran vaksin yang diproduksi dan digunakan di dalam negeri.
Perluasan program Imunisasi Vietnam dinilai berhasil membantu mengendalikan campak, memberantas polio dan tetanus neonatal, menurut The United Nations International Children's Emergency Fund.
Tidak hubungan antara vaksinasi dan autisme
Banyak studi yang telah menyimpulkan, tidak ada kaitan antara vaksinasi dengan peningkatan autisme. Studi yang diterbitkan oleh Journal of the American Medical Association pada 2015, telah meneliti lebih dari 90.000 anak. Hasilnya mengonfirmasi bahwa vaksin MMR tidak meningkatkan risiko ASD.
Studi lain pada 2002 terhadap 537.303 anak di Denmark dengan 82 persen di antaranya telah menerima vaksin MMR. Peneliti menunjukkan adanya risiko autisme yang antara kelompok yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi.
Spesialis psikiatri anak dan remaja di Montenegro, Dr. Ivan Krgovi?, mengatakan, banyak penelitian besar telah dilakukan terhadap sejumlah besar anak selama beberapa tahun. “Tidak ditemukan adanya hubungan antara vaksin MMR dan autisme pada anak,” kata dia dikutip dari Badan Kesehatan Anak Dunia, UNICEF.
Asal usul video
Klip yang menampilkan Anthony Phan itu beserta klaim vaksinasi menyebabkan autisme, telah menyebar luas sejak 2023. Sejumlah organisasi pemeriksa fakta internasional telah memverifikasi klaim tersebut.
Organisasi pemeriksa fakta yang berpusat di Perancis, AFP, menjelaskan, video itu dicuplik dari film dokumenter kontroversial Vaxxed: From Cover-Up to Catastrophe yang disutradarai oleh Andrew Wakefield. Ia seorang dokter Inggris yang lisensi medisnya dicabut karena memalsukan data dalam sebuah makalah pada tahun 1998.
Saat itu, Andrew mengaitkan Autism spectrum disorder (ASD) disebabkan oleh vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR). The Lancet kemudian mencabut penelitian tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada 2 Februari 2010, jurnal medis Inggris tersebut mengatakan, beberapa elemen dari makalah yang diterbitkan oleh Dr. Andrew Wakefield dan rekan-rekannya pada 1998 tersebut, terbukti tidak benar dan bertentangan dengan temuan investigasi sebelumnya.
Akan tetapi, publikasi Wakefield di The Lancet itu terus dipercaya dan memicu informasi yang salah.
Peningkatan autisme tidak terkait dengan vaksin
Tidak ada hasil penelitian maupun pernyataan dari otoritas Vietnam kenaikan angka autisme di negara mereka karena vaksinasi. Pada tahun 2021, para peneliti dari Hanoi University Public Health menerbitkan survei nasional pertama tentang prevalensi ASD di Vietnam. Mereka menemukan bahwa sekitar 1 dari 132 anak memiliki kondisi tersebut. ASD pada anak berusia 18 dan 30 bulan di Vietnam cenderung meningkat. Namun tren ini dapat ditemui di sejumlah negara-negara berpenghasilan menengah lainnya. Survei tersebut sama sekali tidak menyimpulkan peningkatan autisme karena vaksinasi.
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menjelaskan, angka autisme meningkat karena kapasitas banyak negara telah lebih baik dalam mengenali dan melaporkan kasus autisme dibandingkan sebelumnya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 secara resmi memberikan sertifikat kepada Vietnam karena memiliki sistem regulasi nasional yang lengkap. Sistem ini dapat memastikan keamanan dan kemanjuran vaksin yang diproduksi dan digunakan di dalam negeri.
Perluasan program Imunisasi Vietnam dinilai berhasil membantu mengendalikan campak, memberantas polio dan tetanus neonatal, menurut The United Nations International Children's Emergency Fund.
Tidak hubungan antara vaksinasi dan autisme
Banyak studi yang telah menyimpulkan, tidak ada kaitan antara vaksinasi dengan peningkatan autisme. Studi yang diterbitkan oleh Journal of the American Medical Association pada 2015, telah meneliti lebih dari 90.000 anak. Hasilnya mengonfirmasi bahwa vaksin MMR tidak meningkatkan risiko ASD.
Studi lain pada 2002 terhadap 537.303 anak di Denmark dengan 82 persen di antaranya telah menerima vaksin MMR. Peneliti menunjukkan adanya risiko autisme yang antara kelompok yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi.
Spesialis psikiatri anak dan remaja di Montenegro, Dr. Ivan Krgovi?, mengatakan, banyak penelitian besar telah dilakukan terhadap sejumlah besar anak selama beberapa tahun. “Tidak ditemukan adanya hubungan antara vaksin MMR dan autisme pada anak,” kata dia dikutip dari Badan Kesehatan Anak Dunia, UNICEF.
Kesimpulan
Hasil verifikasi Tempo tentang klaim angka autisme di Vietnam melonjak gara-gara vaksin adalah keliru.
Rujukan
- https://x.com/Boediantar4/status/1922940755028349159?t=Mfk1yjs3JXHSxckPkoP3kA&s=08
- https://mvau.lt/media/fbf6ded8-eb0e-4e0d-8a9e-76673559f3f2
- https://web.facebook.com/kajiankeluargainspirasiok/posts/pfbid026FpgMt6W6JxLDqCapaKHq7kvLPX63Lq7SiagiF5sQaY5FRMAT56tqSfenhrJ6mWNl
- https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.33PX7TD
- https://www.independent.co.uk/news/world/americas/andrew-wakefield-anti-vaxxer-trump-us-mmr-autism-link-lancet-fake-a8331826.html
- https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/facts.html
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2831678/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34850618/#:~:text=M-CHAT%20was%20used%20to,or%201%20in%20132%20children).
- https://www.who.int/vietnam/news/detail/22-06-2015-national-regulatory-authority-of-viet-nam-meets-international-standards-for-vaccine-regulation
- https://www.unicef.org/vietnam/immunization
- https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2275444
- https://www-nejm-org.translate.goog/doi/full/10.1056/NEJMoa021134?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc
- https://www.unicef.org/montenegro/en/stories/mmr-vaccine-does-not-cause-autism /cdn-cgi/l/email-protection#2447414f42454f504564504149544b0a474b0a4d40
(GFD--27058) Cek Fakta: Benarkah Cina Akan Bangun Pangkalan Militer di Indonesia?
Sumber:Berita
Suara.com - Sebuah unggahan video yang beredar luas di Facebook memantik perdebatan setelah menarasikan bahwa China akan membangun pangkalan militer di Indonesia.
Klaim ini sontak menuai reaksi beragam dari masyarakat, mulai dari kekhawatiran atas kedaulatan negara hingga spekulasi soal hubungan geopolitik di kawasan Asia Tenggara.
Dalam narasi tersebut, disebutkan bahwa pembangunan pangkalan tersebut akan menjadi bagian dari kerja sama strategis antara kedua negara.
Namun, hingga kini, belum ada bukti kuat maupun pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia maupun China yang mengonfirmasi klaim tersebut.
Perlu diketahui, pangkalan militer adalah fasilitas yang secara umum digunakan untuk menampung personel angkatan bersenjata, menyimpan persenjataan, serta menyediakan logistik dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk operasi militer.
Kehadiran pangkalan militer asing di suatu negara bukanlah hal sepele karena menyangkut isu sensitif seperti kedaulatan, keamanan nasional, serta stabilitas regional.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“CHINA BANGUN PANGKALAN MILITER DI RI?
CHINA SUDAH SIAPKAN PASUKAN UNTUK KUASAI INDONESIA”
Namun, benarkah China akan membuat pangkalan militer di Indonesia?
Klaim ini sontak menuai reaksi beragam dari masyarakat, mulai dari kekhawatiran atas kedaulatan negara hingga spekulasi soal hubungan geopolitik di kawasan Asia Tenggara.
Dalam narasi tersebut, disebutkan bahwa pembangunan pangkalan tersebut akan menjadi bagian dari kerja sama strategis antara kedua negara.
Namun, hingga kini, belum ada bukti kuat maupun pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia maupun China yang mengonfirmasi klaim tersebut.
Perlu diketahui, pangkalan militer adalah fasilitas yang secara umum digunakan untuk menampung personel angkatan bersenjata, menyimpan persenjataan, serta menyediakan logistik dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk operasi militer.
Kehadiran pangkalan militer asing di suatu negara bukanlah hal sepele karena menyangkut isu sensitif seperti kedaulatan, keamanan nasional, serta stabilitas regional.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“CHINA BANGUN PANGKALAN MILITER DI RI?
CHINA SUDAH SIAPKAN PASUKAN UNTUK KUASAI INDONESIA”
Namun, benarkah China akan membuat pangkalan militer di Indonesia?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, video tersebut serupa dengan unggahan YouTube TVOne berjudul “Cina Bangun Pangkalan Militer di Republik Indonesia? | tvOne” yang diunggah pada 4 September 2020.
Sebuah video yang beredar luas di media sosial mengklaim bahwa Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Dephan AS) mengungkapkan rencana Cina untuk membangun pangkalan militer di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Narasi dalam video tersebut menyebut bahwa pembangunan pangkalan militer itu merupakan bagian dari strategi besar Cina dalam membentuk jaringan logistik dan militer raksasa guna memperluas pengaruhnya di kawasan Asia-Pasifik. Disebutkan pula bahwa Cina tengah gencar melakukan pendekatan diplomatik dan ekonomi terhadap negara-negara mitra demi merealisasikan rencana tersebut, termasuk melalui investasi besar-besaran di sektor infrastruktur dan pelabuhan.
Namun demikian, informasi tersebut langsung dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Dalam pernyataan resminya, Kemlu menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah memberikan izin kepada negara manapun untuk mendirikan pangkalan militer asing di wilayah kedaulatannya, dengan alasan dan tujuan apapun.
Sikap Indonesia jelas dan konsisten: kebijakan luar negeri bebas aktif menjadi dasar utama dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional. Indonesia juga berkomitmen untuk tidak memihak pada kekuatan global manapun dalam konflik geopolitik dan lebih memilih berperan sebagai penengah serta mitra damai di kawasan.
Sebuah video yang beredar luas di media sosial mengklaim bahwa Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Dephan AS) mengungkapkan rencana Cina untuk membangun pangkalan militer di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Narasi dalam video tersebut menyebut bahwa pembangunan pangkalan militer itu merupakan bagian dari strategi besar Cina dalam membentuk jaringan logistik dan militer raksasa guna memperluas pengaruhnya di kawasan Asia-Pasifik. Disebutkan pula bahwa Cina tengah gencar melakukan pendekatan diplomatik dan ekonomi terhadap negara-negara mitra demi merealisasikan rencana tersebut, termasuk melalui investasi besar-besaran di sektor infrastruktur dan pelabuhan.
Namun demikian, informasi tersebut langsung dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Dalam pernyataan resminya, Kemlu menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah memberikan izin kepada negara manapun untuk mendirikan pangkalan militer asing di wilayah kedaulatannya, dengan alasan dan tujuan apapun.
Sikap Indonesia jelas dan konsisten: kebijakan luar negeri bebas aktif menjadi dasar utama dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional. Indonesia juga berkomitmen untuk tidak memihak pada kekuatan global manapun dalam konflik geopolitik dan lebih memilih berperan sebagai penengah serta mitra damai di kawasan.
(GFD-2025-27057) [PENIPUAN] Raffi Ahmad Bagi-Bagi Uang untuk Warga Timor Leste
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 20/05/2025
Berita
Akun Facebook “Giveaway Info Terkini 460” pada Kamis (1/5/2025) membagikan foto [arsip] disertai narasi:
“BANTUAN 10.000 DOLAR RAFFI AHMAD DAN NAGITA SLAVINA KE TIMOR TIMUR. SILAHKAN JAWAB KUIS DI BAWA INI
SIAPA NAMA ISTRI RAFFI AHMAD
(A}. NAGITA SLAVINA
(B). AYU TING TING
KIRIM JAWABAN ANDA DI MASENGGER"
Unggahan disertai takarir:
“BOM DIA
BOA TARDE
BOA NOITE
*RANS ENTERTAIMENT*
KHUSUS TAHUN 2025 RANS ENTERTAIMENT MENYELENGGARAKAN GIVE AWAY UNTUK SAUDARA/SAUDARI YANG BERADA DI TIMOR LESTE SEBESAR $10.000
Silahkan jawab kuis di bawa ini
SIAPA NAMA ISTRI RAFFI AHMAD
(A). NAGITA SLAVINA
(B). AYU TING TING
Kirim jawaban anda di masengger
SEMUA WARGA TIMOR LESTE BERKESEMPATAN MENDAPATKAN HADIAH TANPA TERKECUALI”
Per Selasa (20/5/2025), konten tersebut telah mendapat 104 tanda suka dan 47 komentar.
“BANTUAN 10.000 DOLAR RAFFI AHMAD DAN NAGITA SLAVINA KE TIMOR TIMUR. SILAHKAN JAWAB KUIS DI BAWA INI
SIAPA NAMA ISTRI RAFFI AHMAD
(A}. NAGITA SLAVINA
(B). AYU TING TING
KIRIM JAWABAN ANDA DI MASENGGER"
Unggahan disertai takarir:
“BOM DIA
BOA TARDE
BOA NOITE
*RANS ENTERTAIMENT*
KHUSUS TAHUN 2025 RANS ENTERTAIMENT MENYELENGGARAKAN GIVE AWAY UNTUK SAUDARA/SAUDARI YANG BERADA DI TIMOR LESTE SEBESAR $10.000
Silahkan jawab kuis di bawa ini
SIAPA NAMA ISTRI RAFFI AHMAD
(A). NAGITA SLAVINA
(B). AYU TING TING
Kirim jawaban anda di masengger
SEMUA WARGA TIMOR LESTE BERKESEMPATAN MENDAPATKAN HADIAH TANPA TERKECUALI”
Per Selasa (20/5/2025), konten tersebut telah mendapat 104 tanda suka dan 47 komentar.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri akun Instagram resmi milik RANS Entertainment “rans.entertainment”. Dalam profil Instagram tersebut, tertulis bahwa akun Facebook resmi milik Raffi Ahmad hanyalah “Raffi Ahmad Lagi” dan “RANS ENTERTAINMENT”.
TurnBackHoax lalu memasukkan kata kunci “Raffi Ahmad bagi uang ke warga Timor Leste” ke mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan informasi kredibel mengenai Raffi Ahmad yang membagi-bagikan uang 10.000 dolar untuk warga Timor Leste.
Dalam artikel kompas.com “[HOAKS] Video Raffi Ahmad Beri Bantuan Dana untuk Pekerja Migran” yang tayang Maret 2025 disebutkan bahwa konten seperti itu dapat diindikasikan sebagai modus penipuan karena menghadirkan tautan untuk bertukar pesan melalui Facebook Messenger.
TurnBackHoax lalu memasukkan kata kunci “Raffi Ahmad bagi uang ke warga Timor Leste” ke mesin pencarian Google. Hasilnya, tidak ditemukan informasi kredibel mengenai Raffi Ahmad yang membagi-bagikan uang 10.000 dolar untuk warga Timor Leste.
Dalam artikel kompas.com “[HOAKS] Video Raffi Ahmad Beri Bantuan Dana untuk Pekerja Migran” yang tayang Maret 2025 disebutkan bahwa konten seperti itu dapat diindikasikan sebagai modus penipuan karena menghadirkan tautan untuk bertukar pesan melalui Facebook Messenger.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “Raffi Ahmad bagi-bagi uang untuk warga Timor Leste” merupakan konten palsu (fabricated content).
(Ditulis oleh ‘Ainayya)
(Ditulis oleh ‘Ainayya)
Rujukan
- http[Instagram] Akun Instagram RANS Entertainment “rans.entertainment” [Facebook] Akun Facebook RANS Entertainment “RANS Entertainment” [Facebook] Akun Facebook Raffi Ahmad “Raffi Ahmad Lagi” [kompas.com] [HOAKS] Video Raffi Ahmad Beri Bantuan Dana untuk Pekerja Migran
- https://www.instagram.com/rans.entertainment?igsh=MWUyempxb2dwcTlxZA==
- https://www.facebook.com/ransentertainment
- https://www.facebook.com/RaffiAhmadLagi
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/03/24/142500382/-hoaks-video-raffi-ahmad-beri-bantuan-dana-untuk-pekerja-migran
- https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0tnHptmRch3evH122wabYbxBzrzHX3KAQDaWPFgmLSAUAXmqgTNMV4YsAQB5v1JVXl&id=61572748484584&rdid=BnFE79HKGVhT81Ow# (unggahan akun Facebook “Giveaway Info Terkini 460”)
- https://archive.ph/C93DD (arsip unggahan akun Facebook “Giveaway Info Terkini 460”)
- https://turnbackhoax.id/2025/05/20/penipuan-raffi-ahmad-bagi-bagi-uang-untuk-warga-timor-leste/
Halaman: 61/6185