• (GFD-2025-27052) Cek fakta, video pesawat China kirim bantuan ke Gaza lewat udara pada 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/05/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Beredar unggahan di pelantar media sosial X, Instagram hingga Facebook menampilkan video pesawat yang sedang menjatuhkan (airdropping) bantuan kemanusiaan yang disebut berasal dari China.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    Unggahan X:

    Ini bukan 600 Miliar milik Arab Saudi, bukan 1,2 Triliun milik Qatar, dan juga bukan 1,4 Triliun milik UEA yang diberikan kepadanya Trump untuk membantu ekonomi AS.

    Ini adalah Komunis China yang menjatuhkan bantuan udara untuk rakyat Gaza.

    Unggahan Instagram:

    This is china food dropping landing in Gaza

    Unggahan Facebook:

    China delivers critical aid to Gaza, including food supplies and medical assistance.”



    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Namun, benarkah China berikan paket bantuan ke Gaza lewat udara?

    Hasil Cek Fakta

    Menurut penelusuran ANTARA dengan memasukan kata kunci “China turunkan bantuan ke Gaza” ataupun pencarian serupa dalam bahasa Inggris, tidak ditemukan berita resmi dan video terkait yang mengonfirmasi pernyatan dalam unggahan-unggahan tersebut.

    Dikutip dari Reuters, bantuan dalam video itu merupakan bantuan yang dikirim oleh Amerika Serikat pada Senin (26/4/2024) ke bagian utara Gaza. Saat itu Gaza sedang dilanda kelaparan ektrem yang menyebabkan terjadinya kerusuhan diantara para warga yang berebut ingin mengambil bantuan yang diturunkan dari udara tersebut.

    Parasut yang digunakan untuk menurunkan paket bantuan tersebut mengalami malfungsi saat diterjunkan dari pesawat, sehingga sebagian besat paket itu jatuh ke laut. Dilaporkan sebanyak 18 warga Gaza meninggal dunia pada peristiwa tersebut, 12 diantarannya tewas tenggelam, 6 lainnya tewas terinjak-injak saat warga berebutan mengambil bantuan tersebut.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Kantor media Gaza menyayangkan insiden tersebut, mengatakan bahwa bantuan yang diberikan dengan cara menerjunkannya melalui udara adalah tindakan yang “kasar”, disaat terjadinya kelaparan ektrem.

    Hamas juga memberikan himbauan kepada negara-negara Barat unntuk berhenti memberikan bantuan dengan cara airdropping melalui udara karena cara tersebut dinilai tidak pantas dan menimbulkan bencana baru bagi warga Gaza.

    Sebelumnya, Pemerintah China menyatakan kesiapan menyalurkan bantuan kemanusiaan serta mendukung upaya rekonstruksi di Jalur Gaza begitu gencatan senjata diberlakukan secara resmi.

    "Kami mendukung pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata dan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan melakukan upaya keras untuk dimulainya kembali rekonstruksi pascaperang," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (16/1). Baca selengkapnya di sini

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Baca juga : Eropa bersatu gelar aksi massa tolak serangan Israel di Jalur Gaza

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

  • (GFD-2025-27051) [HOAKS] Juru Bicara OPM Menyatakan Menyerah dan Hentikan Perlawanan

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan video yang diklaim menampilkan juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan kelompoknya menyerah dan menghentikan perlawanan.

    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Kekerasan bersenjata di Papua masih terjadi dan membutuhkan ruang dialog, bukan gangguan informasi di media sosial.

    Video yang diklaim menampilkan Sebby Sambom menyatakan TPNPB-OPM menyerah dan menghentikan perlawanan beredar di Facebook, salah satunya dibagikan akun ini, ini dan ini.

    Dalam video Sebby mengatakan, kelompoknya menghentikan perlawanan karena selama ini hanya menimbulkan konflik.

    Menurut dia, langkah itu dilakukan untuk membangun Papua yang lebih baik.

    Penelusuran menggunakan teknik reverse image search menemukan, video itu identik dengan unggahan di kanal YouTube WPLO-West Papua yang tayang pada 29 November 2023.

    Video itu berjudul "Himbauan KOMNAS TPNPB untuk Perayaan HUT Kemerdekaan West Papua 1 Desember 2023".

    Dalam video aslinya Sebby menjelaskan, tanggal 1 Desember 1961 merupakan momen ketika embrio negara Papua Barat diumumkan.

    Menurut dia, saat itu Papua Barat sudah membentuk kabinet pemerintahan dan lagu kebangsaan. 

    Sebby pun mengajak masyarakat Papua Barat untuk memperingati lahirnya embrio negara Papua Barat setiap tanggal 1 Desember. 

    Dalam video, tidak ada pernyataan Sebby yang menyebut TPNPB-OPM telah menyerah dan menghentikan perlawanan. 

    Kondisi di Papua masih belum kondusif akibat konflik bersenjata antara TNI dengan OPM. Kekerasan bersenjata ini juga mengakibatkan masyarakat sipil menjadi korban.

    Pada 13 Mei 2025, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Komisi XIII DPR RI meminta pemerintah segera membuka ruang dialog untuk menunjukkan komitmen nyata terhadap terwujudnya perdamaian di Papua.

    Selain itu, pemerintah juga didesak untuk untuk memprioritaskan perlindungan warga sipil di Papua.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Video Sebby Sambom menyatakan TPNPB-OPM menyerah dan menghentikan perlawanan merupakan hasil manipulasi.

    Dalam video aslinya Sebby membahas soal tanggal 1 Desember yang diperingati sebagai momen lahirnya embrio negara Papua Barat.

    Kekerasan bersenjata yang terjadi di Papua masih terjadi, dan menjadikan warga sipil sebagai korban. Pemerintah pun diminta membuka ruang dialog demi terciptanya perdamaian di Papua.

    Gangguan informasi seperti beredarnya konten hoaks ini merupakan hambatan terciptanya perdamaian di Papua.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27050) [HOAKS] Nama AstraZeneca Memiliki Arti Jalan Menuju Kematian

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim arti nama vaksin Covid-19 AstraZeneca adalah "jalan menuju kematian".

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi yang mengeklaim arti nama vaksin AstraZeneca adalah "jalan menuju kematian" dibagikan oleh akun Facebook ini pada Sabtu (17/5/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Apa arti kata Astrazeneca?Saya atau kamu yang idiot?

    Apa? Sudah di-debunk oleh fact checks? Masih percaya sama fact checkers yang secara fasistik memaksa masker dan lockdown yang keduanya sudah terbukti TIDAK ADA GUNANYA?

    Narasi itu menampilkan tangkapan layar hasil terjemahan Google Translate.

    Pengunggah menuliskan "a stra ze neca" di Google Translate dan memilih opsi terjemahan dari bahasa Latin ke bahasa Indonesia. Hasil terjemahan tertulis "jalan menuju kematian".

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, hasil terjemahan tersebut tidak sesuai dengan penjelasan dari AstraZeneca mengenai arti nama perusahaan tersebut.

    Dilansir Reuters, AstraZeneca menjelaskan asal usul nama perusahaan mereka lewat unggahan di Twitter (sekarang X) pada 2019.

    Perusahaan AstraZeneca dibentuk pada 1999 dengan penggabungan perusahaan Swedia Astra AB (didirikan pada 1913) dan perusahaan Inggris Zeneca Group (didirikan pada 1993).

    Mereka mengatakan, "Astra" berakar dari kata astron dalam bahasa Yunani, yang berarti "bintang" dan "Zeneca" adalah nama merek yang tidak memiliki arti dalam bahasa apa pun.

    Nama "Zeneca" diciptakan berdasarkan kombinasi huruf alfabet yang mudah diingat secara fonetik, tidak lebih dari tiga suku kata, dan tidak memiliki makna yang menyinggung.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim arti nama vaksin AstraZeneca adalah "jalan menuju kematian" merupakan hoaks.

    Perusahaan AstraZeneca menjelaskan, nama mereka merupakan gabungan dari kata "Astra" yang berakar dari kata astron dalam bahasa Yunani dan berarti "bintang", serta "Zeneca" yang adalah nama merek dan tidak memiliki arti dalam bahasa apa pun.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27049) [KLARIFIKASI] Foto Warga Palestina Menangis di Depan Kamera adalah Manipulasi AI

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah foto yang diklaim menunjukkan warga Palestina berakting menangis di depan kamera beredar di media sosial.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto itu merupakan manipulasi berbasis artificial intelligence (AI).

    Unggahan foto itu dibagikan oleh akun X (Twitter) ini pada Jumat (16/5/2025). Pengunggah foto menyebutkan bahwa orang Palestina sangat ahli berlagak seperti korban.

    "Mereka Ahli Berlagak Seperti Korban," tulis akun X tersebut.

    Dalam foto yang dibagikan, tampak perempuan dan anak-anak menangis sementara seorang pria sedang mengatur kamera. Sebuah mikrofon juga terlihat di gambar itu.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com berupaya menelusuri foto itu menggunakan reverse image search. Akan tetapi, tidak ditemukan jejak digital terkait foto itu.

    Jika diamati, foto itu memang terdapat kejanggalan. Misalnya, peci yang dikenakan di kepala fotografer yang tidak memiliki tone senada dengan wajahnya.

    Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengecek keaslian foto tersebut menggunakan Hive Moderation, yang dapat mendeteksi konten buatan artificial intelligence (AI).

    Hasil pemeriksaan Hive Moderation menunjukkan, foto itu memiliki probabilitas mencapi 99,9 persen dihasilkan oleh AI. Model AI yang digunakan terdeteksi sebagai DALL-E.

    Foto dan narasi tersebut merupakan upaya mendiskreditkan penderitaan warga Palestina, yang sampai saat ini masih menderita di bawah gempuran militer Israel.

    Serangan Israel ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya telah berlangsung sejak Oktober 2023, sebagai balasan atas infiltrasi dan penyanderaan warga Israel oleh Hamas.

    Di media sosial, kerap beredar narasi dengan istilah "Gazawood", gabungan kata "Gaza" dan "Hollywood". Ada pula "Pallywood" yang merupakan akronim dari Palestina dan Hollywood.

    Istilah itu dipakai di internet untuk menyindir narasi yang dibesar-besarkan di media sosial soal penderitaan di Gaza atau Palestina.

    Sindiran itu biasanya disertai tudingan bahwa warga Palestina memalsukan kematian atau cedera akibat serangan Israel.

    Faktanya, warga Palestina sampai saat ini masih hidup dalam penderitaan akibat serangan yang dilancarkan oleh Israel sejak Oktober 2023.

    Pemberitaan Al Jazeera menyebutkan bahwa sedikitnya 100 orang tewas akibat serangan Israel pada Jumat (16/5/2025) dan banyak lagi yang hilang tertimpa reruntuhan.

    Jumlah tersebut menambah jumlah korban tewas yang dilaporkan pada hari sebelumnya sebanyak 143 orang, dan menambah jumlah korban tewas secara keseluruhan di wilayah Palestina menjadi lebih dari 53.000 sejak Israel melancarkan serangan pada Oktober 2023.

    Kesimpulan

    Unggahan dengan narasi warga Palestina sedang berakting sedih di depan kamera adalah informasi keliru. Foto itu merupakan hasil manipulasi berbasis AI.

    Narasi dalam unggahan merupakan upaya untuk mendiskreditkan warga Palestina yang saat ini sedang berada dalam penindasan Israel. Warga di Gaza bahkan saat ini berada dalam genosida oleh pasukan Israel.

    Upaya mendiskreditkan warga Palestina dengan unggahan hoaks tidak hanya menjadi gangguan informasi, tetapi juga bertentangan dengan kemanusiaan.

    Rujukan