SEBUAH unggahan X [arsip] menyebarkan informasi tentang 47 ribu anak di India yang lumpuh akibat vaksin. Vaksin tersebut diklaim didanai pendiri raksasa teknologi Microsoft, Bill Gates.
Konten itu disertai kolase konten yang memperlihatkan saat Gates ditimpuk dengan kue pie, saat Ia meneteskan vaksin oral ke seorang anak, dan foto anak mengalami polio. Konten itu disertai tangkapan layar artikel tentang 47 ribu anak India yang cacat permanen sebagai dampak langsung vaksin dari Bill Gates.
Benarkah ada 47 ribu anak di India yang lumpuh akibat vaksinasi anti-polio yang dibiayai Bill Gates?
(GFD-2025-27044) Keliru: Narasi 47 Ribu Anak India Lumpuh karena Vaksin Bill Gates
Sumber:Tanggal publish: 19/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim itu dengan membandingkannya pada informasi-informasi yang terverifikasi. Sementara verifikasi gambar dan video, ditelusuri menggunakan mesin pencarian gambar terbalik dari Google. Hasilnya, baik foto dan narasi klaim tidak akurat.
Foto remaja perempuan yang mengidap polio dalam konten yang beredar, sesungguhnya adalah salah satu gadis di Pakistan, salah satu negara endemik polio.
Foto yang sama pernah ditayangkan portal berita Beritasatu.com. Dengan demikian, foto ini tidak merujuk remaja polio di India.
Sementara foto Gates, sesungguhnya adalah karya fotografer Jeff Christensen yang tayang di Getty Images. Saat itu, Gates sedang memberikan vaksin polio jenis oral pada Nikunj Kumar, 5 tahun, di klinik NDMC Maternal & Child Health Chanakyapuri, New Delhi, India, pada 14 September 2000.
Kegiatan itu adalah bagian dari dua program hibah Bill & Melinda Gates Foundation yang nilai totalnya 30 juta USD, sebagai bantuan untuk anak-anak dan pelajar di India. Tidak ada bukti yang mendukung klaim kegiatan itu menimbulkan kelumpuhan di India.
Video saat Gates dilempar kue pie itu terjadi di Belgia tahun 1998 dan diberitakan sejumlah media, termasuk New York Daily News. Peristiwa tersebut tidak terkait dengan vaksinasi polio di India. Pelaku pelemparan, Noel Godin, tidak menyebut serangannya pada Bill Gates saat itu karena vaksinasi polio di India, sebagaimana wawancaranya dengan Firstmonday.org.
Kelumpuhan Tidak Disebabkan oleh Vaksin Polio
Klaim mengenai 47 ribu anak di India lumpuh karena vaksin polio, bermula dari makalah yang diterbitkan dalam Indian Journal of Medical Ethics pada tahun 2012. Data itu kemudian dirujuk oleh Jacob Puliyel dan timnya yang terbit di Environmental Research and Public Health edisi 15 Agustus 2018.
Data itu yang kemudian dicuplik oleh akun-akun antivaksin dengan tidak tepat tanpa menyertakan konteks dari makalah.
Pada alinea tujuh bagian pendahuluan, makalah tersebut mengutip data bahwa pada tahun 2011, tercatat ada tambahan 47.500 anak yang mengalami Kelumpuhan Layuh Akut Non-Polio (NPAFP). Ini adalah kondisi medis di mana seseorang –biasanya anak-anak, mengalami kelumpuhan mendadak dan lemas pada otot, tetapi bukan disebabkan oleh virus polio. Angka ini dinilai jauh melebihi tingkat NPAFP yang diasumsikan yaitu 2 per 100.000.
Namun dalam makalah itu tidak menjelaskan bukti-bukti ilmiah bagaimana vaksin polio menyebabkan NPAFP. Dalam kesimpulannya, penulis mengakui pemberantasan polio telah berhasil secara drastis mengurangi penyebaran penyakit ini secara global, yang dicapai melalui penggunaan imunisasi oral. Namun dia menduga, frekuensi pemberian imunisasi polio massal memiliki hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kejadian NPAFP. Penulis tidak menjelaskan bagaimana hubungan itu bisa terjadi.
Organisasi pemeriksa fakta Prancis, AFP, menulis pada 2020, studi tersebut mendapat kritik atas metodologinya sebab memasukkan gejala NPAFP pada anak berusia antara lima hingga 15 tahun. Padahal vaksin polio oral hanya diberikan kepada anak-anak di bawah usia lima tahun.
Menurut Institut Nasional Penyakit Menular Afrika Selatan (NICD), NPAFP bisa disebabkan oleh selain virus polio. “Di tempat-tempat di mana polio telah diberantas, semua kasus kelumpuhan seharusnya disebabkan oleh penyebab selain polio,” demikian pernyataan dari NICD.
Kepada AFP, Yayasan Bill dan Melinda Gates saat itu menyatakan, NPAFP bisa disebabkan oleh faktor lain. Sindrom Guillain-Barré merupakan salah satu penyebab utama kelumpuhan tersebut. “Polio hanyalah salah satu penyebab seorang anak dapat mengalami AFP,” keterangan mereka dalam sebuah email pada 11 Mei 2020 pada AFP.
India Today, mengutip laporan berita BBC, menjelaskan, virus dan bakteri lain juga turut berkontribusi terhadap peningkatan tajam kasus kelumpuhan layuh akut di India.
Menurut Pemerintah India, perjuangan melawan polio dilakukan sejak tahun 1995, dengan meluncurkan Program Imunisasi Pulse Polio. Kampanye ini menggunakan strategi vaksin polio oral (OPV), menjangkau lebih dari 1 juta anak, dan memastikan bahwa setiap anak di bawah usia lima tahun divaksinasi. Model kampanye ini kemudian diperluas ke seluruh wilayah India secara nasional. India berhasil bebas dari polio pada 2004, setelah sebelumnya memiliki 200 ribu angka polio secara nasional.
Foto remaja perempuan yang mengidap polio dalam konten yang beredar, sesungguhnya adalah salah satu gadis di Pakistan, salah satu negara endemik polio.
Foto yang sama pernah ditayangkan portal berita Beritasatu.com. Dengan demikian, foto ini tidak merujuk remaja polio di India.
Sementara foto Gates, sesungguhnya adalah karya fotografer Jeff Christensen yang tayang di Getty Images. Saat itu, Gates sedang memberikan vaksin polio jenis oral pada Nikunj Kumar, 5 tahun, di klinik NDMC Maternal & Child Health Chanakyapuri, New Delhi, India, pada 14 September 2000.
Kegiatan itu adalah bagian dari dua program hibah Bill & Melinda Gates Foundation yang nilai totalnya 30 juta USD, sebagai bantuan untuk anak-anak dan pelajar di India. Tidak ada bukti yang mendukung klaim kegiatan itu menimbulkan kelumpuhan di India.
Video saat Gates dilempar kue pie itu terjadi di Belgia tahun 1998 dan diberitakan sejumlah media, termasuk New York Daily News. Peristiwa tersebut tidak terkait dengan vaksinasi polio di India. Pelaku pelemparan, Noel Godin, tidak menyebut serangannya pada Bill Gates saat itu karena vaksinasi polio di India, sebagaimana wawancaranya dengan Firstmonday.org.
Kelumpuhan Tidak Disebabkan oleh Vaksin Polio
Klaim mengenai 47 ribu anak di India lumpuh karena vaksin polio, bermula dari makalah yang diterbitkan dalam Indian Journal of Medical Ethics pada tahun 2012. Data itu kemudian dirujuk oleh Jacob Puliyel dan timnya yang terbit di Environmental Research and Public Health edisi 15 Agustus 2018.
Data itu yang kemudian dicuplik oleh akun-akun antivaksin dengan tidak tepat tanpa menyertakan konteks dari makalah.
Pada alinea tujuh bagian pendahuluan, makalah tersebut mengutip data bahwa pada tahun 2011, tercatat ada tambahan 47.500 anak yang mengalami Kelumpuhan Layuh Akut Non-Polio (NPAFP). Ini adalah kondisi medis di mana seseorang –biasanya anak-anak, mengalami kelumpuhan mendadak dan lemas pada otot, tetapi bukan disebabkan oleh virus polio. Angka ini dinilai jauh melebihi tingkat NPAFP yang diasumsikan yaitu 2 per 100.000.
Namun dalam makalah itu tidak menjelaskan bukti-bukti ilmiah bagaimana vaksin polio menyebabkan NPAFP. Dalam kesimpulannya, penulis mengakui pemberantasan polio telah berhasil secara drastis mengurangi penyebaran penyakit ini secara global, yang dicapai melalui penggunaan imunisasi oral. Namun dia menduga, frekuensi pemberian imunisasi polio massal memiliki hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kejadian NPAFP. Penulis tidak menjelaskan bagaimana hubungan itu bisa terjadi.
Organisasi pemeriksa fakta Prancis, AFP, menulis pada 2020, studi tersebut mendapat kritik atas metodologinya sebab memasukkan gejala NPAFP pada anak berusia antara lima hingga 15 tahun. Padahal vaksin polio oral hanya diberikan kepada anak-anak di bawah usia lima tahun.
Menurut Institut Nasional Penyakit Menular Afrika Selatan (NICD), NPAFP bisa disebabkan oleh selain virus polio. “Di tempat-tempat di mana polio telah diberantas, semua kasus kelumpuhan seharusnya disebabkan oleh penyebab selain polio,” demikian pernyataan dari NICD.
Kepada AFP, Yayasan Bill dan Melinda Gates saat itu menyatakan, NPAFP bisa disebabkan oleh faktor lain. Sindrom Guillain-Barré merupakan salah satu penyebab utama kelumpuhan tersebut. “Polio hanyalah salah satu penyebab seorang anak dapat mengalami AFP,” keterangan mereka dalam sebuah email pada 11 Mei 2020 pada AFP.
India Today, mengutip laporan berita BBC, menjelaskan, virus dan bakteri lain juga turut berkontribusi terhadap peningkatan tajam kasus kelumpuhan layuh akut di India.
Menurut Pemerintah India, perjuangan melawan polio dilakukan sejak tahun 1995, dengan meluncurkan Program Imunisasi Pulse Polio. Kampanye ini menggunakan strategi vaksin polio oral (OPV), menjangkau lebih dari 1 juta anak, dan memastikan bahwa setiap anak di bawah usia lima tahun divaksinasi. Model kampanye ini kemudian diperluas ke seluruh wilayah India secara nasional. India berhasil bebas dari polio pada 2004, setelah sebelumnya memiliki 200 ribu angka polio secara nasional.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan terdapat 47 ribu anak di India mengalami lumpuh setelah vaksinasi polio yang didukung Bill Gates adalah klaim yang keliru.
Rujukan
- https://x.com/MamanPiyul/status/1920456928863351155/photo/1
- https://mvau.lt/media/2ea7046d-69fc-4bd6-bda4-6b102c08137d
- https://www.beritasatu.com/news/145317/polio-serang-pakistan-akibat-taliban-larang-imunisasi
- https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/microsoft-chariman-bill-gates-co-founder-of-the-bill-news-photo/731795
- https://www.nydailynews.com/2016/02/03/gates-gets-pied-bill-gates-gets-hit-with-a-pie-in-the-face-while-in-brussels-in-1998/
- https://firstmonday.org/ojs/index.php/fm/article/view/602/523
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6121585/
- https://factcheck.afp.com/gates-foundation-targeted-misleading-claims-about-india-polio-vaccine-campaign
- https://www.indiatoday.in/fact-check/story/conspiracy-theory-bill-gates-backed-polio-vaccine-disabled-kids-1707666-2020-08-04
- https://www.pib.gov.in/PressReleasePage.aspx?PRID=2074630
(GFD-2025-27043) Keliru: Video yang Diklaim Aksi Pilot Wanita Pakistan Jatuhkan Jet Tempur Rafale India
Sumber:Tanggal publish: 19/05/2025
Berita
SEBUAH video beredar di Instagram dan Threads [arsip] pada 13 Mei 2025, memuat klaim tentang pilot wanita Pakistan yang berhasil menjatuhkan pesawat militer India.
Video itu memperlihatkan pesawat perang yang bermanuver memutar sambil menebarkan suar atau flare pengalih rudal musuh. Pilot wanita Pakistan itu disebut bernama Ayesha Farooq yang terlihat mengenakan kerudung hijau saat menembak jatuh jet Rafale milik India. “Ayesha Farooq: pilot jet tempur Pakistan yang menghantam jatuh 5 jet tempur milik India,” narasi yang disebarkan.
Namun, benarkah video itu memperlihatkan aksi Ayesha dalam melawan serangan India?
Video itu memperlihatkan pesawat perang yang bermanuver memutar sambil menebarkan suar atau flare pengalih rudal musuh. Pilot wanita Pakistan itu disebut bernama Ayesha Farooq yang terlihat mengenakan kerudung hijau saat menembak jatuh jet Rafale milik India. “Ayesha Farooq: pilot jet tempur Pakistan yang menghantam jatuh 5 jet tempur milik India,” narasi yang disebarkan.
Namun, benarkah video itu memperlihatkan aksi Ayesha dalam melawan serangan India?
Hasil Cek Fakta
Tempo menggunakan mesin pencari gambar terbalik dari Google untuk memverifikasi video jet tempur tersebut. Hasilnya, video tersebut telah dipublikasikan jauh sebelum konflik India-Pakistan terjadi pada 2025.
Video jet tempur bermanuver memutar sambil mengeluarkan suar sesungguhnya direkam dalam atraksi peringatan Kecskemét Air Show 2021 di Hungaria, sebagaimana saluran YouTube Sonic Art Media, 5 Juni 2022. Pesawat tersebut adalah jenis jet tempur JAS 39 Gripen buatan perusahaan kedirgantaraan Swedia, Saab. Hal ini berbeda dengan klaim Pakistan melawan India menggunakan jet tempur J-10C buatan Cina.
Kecskemét Air Show 2021 adalah Pertunjukan Udara Internasional yang digelar militer Hungaria untuk menunjukkan perkembangan angkatan darat dan udara dalam delapan tahun. Program pertunjukan udara akan mencakup berbagai kompetisi dan beberapa pemenang akan mendapatkan kesempatan untuk terbang dengan helikopter militer.
Foto Ayesha dalam video yang beredar pertama kali diterbitkan oleh Urduvoa.com pada 13 Juni 2013. Saat itu Ayesha disorot karena menjadi pilot perempuan pertama di Pakistan yang siap tempur. Saat itu, Angkatan Udara Pakistan memiliki 19 pilot perempuan. Ayesha menjadi pilot wanita yang pertama lulus uji kesiapan tempur pada usia 26 tahun.
Tidak ada sumber kredibel yang memberitakan tentang keterlibatan Ayesha menembak jatuh pesawat India. Pencarian dalam bahasa Inggris dan bahasa Urdu (bahasa resmi Pakistan) juga tidak mendukung informasi tersebut.
Klaim-klaim tersebut disebarkan di Facebook oleh akun-akun berbahasa Sindhi, salah satu anak cabang bahasa Indo-Arya yang menyebar di provinsi Sindh, Pakistan dan India. Akun-akun itu adalah satu, dua, tiga, empat, dan lima.
Selain itu, baik India dan Pakistan telah melunak dan secara resmi mengumumkan gencatan senjata pada 13 Mei 2025. Meski Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan konflik dengan Pakistan saat itu hanya memasuki masa jeda sementara.
Video jet tempur bermanuver memutar sambil mengeluarkan suar sesungguhnya direkam dalam atraksi peringatan Kecskemét Air Show 2021 di Hungaria, sebagaimana saluran YouTube Sonic Art Media, 5 Juni 2022. Pesawat tersebut adalah jenis jet tempur JAS 39 Gripen buatan perusahaan kedirgantaraan Swedia, Saab. Hal ini berbeda dengan klaim Pakistan melawan India menggunakan jet tempur J-10C buatan Cina.
Kecskemét Air Show 2021 adalah Pertunjukan Udara Internasional yang digelar militer Hungaria untuk menunjukkan perkembangan angkatan darat dan udara dalam delapan tahun. Program pertunjukan udara akan mencakup berbagai kompetisi dan beberapa pemenang akan mendapatkan kesempatan untuk terbang dengan helikopter militer.
Foto Ayesha dalam video yang beredar pertama kali diterbitkan oleh Urduvoa.com pada 13 Juni 2013. Saat itu Ayesha disorot karena menjadi pilot perempuan pertama di Pakistan yang siap tempur. Saat itu, Angkatan Udara Pakistan memiliki 19 pilot perempuan. Ayesha menjadi pilot wanita yang pertama lulus uji kesiapan tempur pada usia 26 tahun.
Tidak ada sumber kredibel yang memberitakan tentang keterlibatan Ayesha menembak jatuh pesawat India. Pencarian dalam bahasa Inggris dan bahasa Urdu (bahasa resmi Pakistan) juga tidak mendukung informasi tersebut.
Klaim-klaim tersebut disebarkan di Facebook oleh akun-akun berbahasa Sindhi, salah satu anak cabang bahasa Indo-Arya yang menyebar di provinsi Sindh, Pakistan dan India. Akun-akun itu adalah satu, dua, tiga, empat, dan lima.
Selain itu, baik India dan Pakistan telah melunak dan secara resmi mengumumkan gencatan senjata pada 13 Mei 2025. Meski Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan konflik dengan Pakistan saat itu hanya memasuki masa jeda sementara.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan aksi udara pilot Angkatan Udara Pakistan Ayesha Farooq dalam menghadapi perang melawan jet tempur India adalah klaim keliru.
Rujukan
- https://www.threads.com/@kawaiira1214/post/DJlquK7PPdp?fbclid=IwY2xjawKW-bxleHRuA2FlbQIxMABicmlkETFSVTlVbEtUeE9NbUlYakxRAR6kyworxurF02dzFHt-UymhTFmkvKtuPPc549RkOydJX340YR3uPmvRkWH81w_aem_LVEoBNSMoqxlF1-k2W5y5Q
- https://perma.cc/G9XB-4DVQ
- https://www.youtube.com/watch?v=mgbqOOrv3XU
- https://abouthungary.hu/news-in-brief/kecskemet-airshow-2021-to-demonstrate-significant-hungarian-army-developments
- https://www.urduvoa.com/a/pakistan-female-fighter-pilot/1680808.html
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=4091663321065335&set=a.1385686298329731&type=3
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0XmwnwDSUqhndNoovStXtZionyArUhHKqU7dyQzYweqAT1jF4KPGjP4K3j3iz6H2Hl&id=61553371522213&post_id=61553371522213_pfbid0XmwnwDSUqhndNoovStXtZionyArUhHKqU7dyQzYweqAT1jF4KPGjP4K3j3iz6H2Hl
- https://www.facebook.com/groups/asif.noor26/posts/%D8%B3%D9%86%DA%8C-%D8%B3%D8%A7%D9%86-%D8%AA%D8%B9%D9%84%D9%82-%D8%B1%DA%A9%D9%86%D8%AF%DA%99-%DA%AA%D8%A6%D9%BE%D9%BD%D9%86-%D8%B9%D8%A7%D8%A6%D8%B4%DB%81-%D9%81%D8%A7%D8%B1%D9%88%D9%82-%D8%B3%D9%88%D9%84%D9%86%DA%AF%D9%8A-%D8%AF%D9%86%D9%8A%D8%A7-%D8%AC%D9%8A-%D9%BE%D9%87%D8%B1%D9%8A%D9%86-%D9%81%D8%A7%D8%A6%D9%8A%D9%BD%D8%B1-%D8%AC%D9%8A%D9%BD-%D9%BE%D8%A7%D8%A6%D9%84%D9%8A%D9%BD-%D8%A2%DA%BE%D9%8A/1046956080296487/
- https://www.facebook.com/groups/726549689152389/posts/%D8%B3%D9%86%DA%8C-%D8%B3%D8%A7%D9%86-%D8%AA%D8%B9%D9%84%D9%82-%D8%B1%DA%A9%D9%86%D8%AF%DA%99-%DA%AA%D8%A6%D9%BE%D9%BD%D9%86-%D8%B9%D8%A7%D8%A6%D8%B4%DB%81-%D9%81%D8%A7%D8%B1%D9%88%D9%82-%D8%B3%D9%88%D9%84%D9%86%DA%AF%D9%8A-%D8%AF%D9%86%D9%8A%D8%A7-%D8%AC%D9%8A-%D9%BE%D9%87%D8%B1%D9%8A%D9%86-%D9%81%D8%A7%D8%A6%D9%8A%D9%BD%D8%B1-%D8%AC%D9%8A%D9%BD-%D9%BE%D8%A7%D8%A6%D9%84%D9%8A%D9%BD-%D8%A2%DA%BE%D9%8A/1210403230767030/
- https://www.facebook.com/groups/asif.noor26/posts/%D8%B3%D9%86%DA%8C-%D8%B3%D8%A7%D9%86-%D8%AA%D8%B9%D9%84%D9%82-%D8%B1%DA%A9%D9%86%D8%AF%DA%99-%DA%AA%D8%A6%D9%BE%D9%BD%D9%86-%D8%B9%D8%A7%D8%A6%D8%B4%DB%81-%D9%81%D8%A7%D8%B1%D9%88%D9%82-%D8%B3%D9%88%D9%84%D9%86%DA%AF%D9%8A-%D8%AF%D9%86%D9%8A%D8%A7
(GFD-2025-27042) Keliru: Presiden Prancis Macron dan Kanselir Jerman Terlibat Skandal Kokain
Sumber:Tanggal publish: 19/05/2025
Berita
AKUN media sosial X [arsip] mengunggah video yang memperlihatkan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, tengah duduk satu meja di dalam sebuah kereta.
Pengunggah konten menulis bahwa dalam perjalanan pulang dari Kyiv, wartawan tiba-tiba memasuki kabin pemimpin. Dia mengklaim, penasihat Jerman Merz menyembunyikan sendok yang digunakan untuk kokain, sementara Presiden Prancis Macron menyembunyikan sekantong kokain.
Benarkah para pemimpin negara itu termasuk Presiden Prancis Macron terlibat skandal kokain?
Pengunggah konten menulis bahwa dalam perjalanan pulang dari Kyiv, wartawan tiba-tiba memasuki kabin pemimpin. Dia mengklaim, penasihat Jerman Merz menyembunyikan sendok yang digunakan untuk kokain, sementara Presiden Prancis Macron menyembunyikan sekantong kokain.
Benarkah para pemimpin negara itu termasuk Presiden Prancis Macron terlibat skandal kokain?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video dengan bantuan layanan alat pembalik gambar (reverse image search), mesin pencarian Google, dan YouTube. Hasilnya benda putih di atas meja yang digunakan Presiden Prancis dan Kanselir Jerman itu bukan narkoba jenis kokain.
Klaim mengenai skandal kokain tersebut memutarbalikkan dari video yang diunggah oleh kantor berita Perancis, AFP News Agency, 10 Mei 2025, berjudul “Macron, Merz and Starmer meet aboard a train to Kyiv | AFP”.
Saat itu, para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman dan Polandia akan melakukan kunjungan bersama ke Kyiv untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mendesak Rusia untuk menyetujui gencatan senjata.
Pada saat itu, banyak perwakilan pers lainnya juga merekam momen yang sama.
Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan benda putih itu adalah tisu untuk membuang ingus yang digunakan oleh Macron.
Pemeriksaan menggunakan pencarian gambar terbalik oleh kantor berita Jerman, DW, juga menunjukkan bahwa benda di atas meja bukanlah narkoba, melainkan hanya tisu bekas pakai.
Dikutip dari organisasi pemeriksa fakta, Politifact, versi foto yang dipotong oleh The Associated Press dengan memperbesar benda di atas meja, telah membuktikan item itu adalah tisu.
Muncul dari saluran media sosial pro-Rusia
Tuduhan mengenai skandal kokain tersebut, menurut The Guardian, muncul di saluran media sosial pro-Rusia kemudian ditanggapi oleh juru bicara Kremlin (Rusia) dan pejabat lainnya. Tuduhan itu muncul di tengah lonjakan upaya Kremlin baru-baru ini untuk meminggirkan upaya Eropa dalam mendukung Ukraina.
"Berita palsu ini disebarkan oleh musuh-musuh Prancis, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Kita harus tetap waspada terhadap manipulasi," demikian keterangan Istana Élysée, kediaman resmi Presiden Macron di X setelah gambar tersebut menyebar.
Menurut Istana Prancis itu, musuh-musuh Prancis menyebarkan berita palsu dengan mengatakan bahwa ia dan para pemimpin Eropa lainnya menggunakan narkoba di dalam kereta api saat berkunjung ke Kyiv.
Dikutip dari Politifact, Darren Linvill, seorang profesor komunikasi Universitas Clemson yang mempelajari kampanye disinformasi Rusia, mengatakan ia melihat penyebutan paling awal tentang narasi ini, ada dalam bahasa Prancis pada 10 Mei.
Sekitar pukul 7:34 pagi pada 11 Mei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, mengunggah foto-foto pertemuan tersebut di aplikasi perpesanan Telegram. Ia menambahkan lingkaran merah di sekeliling objek putih di atas meja.
Keterangan fotonya mengatakan Macron, Starmer, dan Merz lupa "menyimpan perlengkapan mereka" sebelum wartawan datang untuk mengambil foto. Unggahannya juga menggambarkan Zelenskyy sebagai pecandu narkoba yang menggunakan kokain pada tahun 2022.
Linvill mengatakan narasi palsu tersebut tersebar luas di media sosial Inggris—termasuk X, Facebook, dan Reddit—pada pagi hari tanggal 11 Mei. Narasi tersebut diperkuat dan dipopulerkan oleh "akun-akun yang diketahui menjadi bagian dari jaringan distribusi kampanye Badai-1516 Rusia," katanya.
Dilansir situs France24.com, Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina menuduh Rusia berusaha mendiskreditkan inisiatif yang didukung oleh para pemimpin Eropa untuk mengakhiri konflik tiga tahun yang dipicu oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
"Insiden memalukan ini menunjukkan banyak hal tentang 'tingkat' diplomasi Rusia saat ini, yang telah lama berubah menjadi alat disinformasi," katanya.
Klaim mengenai skandal kokain tersebut memutarbalikkan dari video yang diunggah oleh kantor berita Perancis, AFP News Agency, 10 Mei 2025, berjudul “Macron, Merz and Starmer meet aboard a train to Kyiv | AFP”.
Saat itu, para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman dan Polandia akan melakukan kunjungan bersama ke Kyiv untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mendesak Rusia untuk menyetujui gencatan senjata.
Pada saat itu, banyak perwakilan pers lainnya juga merekam momen yang sama.
Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan benda putih itu adalah tisu untuk membuang ingus yang digunakan oleh Macron.
Pemeriksaan menggunakan pencarian gambar terbalik oleh kantor berita Jerman, DW, juga menunjukkan bahwa benda di atas meja bukanlah narkoba, melainkan hanya tisu bekas pakai.
Dikutip dari organisasi pemeriksa fakta, Politifact, versi foto yang dipotong oleh The Associated Press dengan memperbesar benda di atas meja, telah membuktikan item itu adalah tisu.
Muncul dari saluran media sosial pro-Rusia
Tuduhan mengenai skandal kokain tersebut, menurut The Guardian, muncul di saluran media sosial pro-Rusia kemudian ditanggapi oleh juru bicara Kremlin (Rusia) dan pejabat lainnya. Tuduhan itu muncul di tengah lonjakan upaya Kremlin baru-baru ini untuk meminggirkan upaya Eropa dalam mendukung Ukraina.
"Berita palsu ini disebarkan oleh musuh-musuh Prancis, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Kita harus tetap waspada terhadap manipulasi," demikian keterangan Istana Élysée, kediaman resmi Presiden Macron di X setelah gambar tersebut menyebar.
Menurut Istana Prancis itu, musuh-musuh Prancis menyebarkan berita palsu dengan mengatakan bahwa ia dan para pemimpin Eropa lainnya menggunakan narkoba di dalam kereta api saat berkunjung ke Kyiv.
Dikutip dari Politifact, Darren Linvill, seorang profesor komunikasi Universitas Clemson yang mempelajari kampanye disinformasi Rusia, mengatakan ia melihat penyebutan paling awal tentang narasi ini, ada dalam bahasa Prancis pada 10 Mei.
Sekitar pukul 7:34 pagi pada 11 Mei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, mengunggah foto-foto pertemuan tersebut di aplikasi perpesanan Telegram. Ia menambahkan lingkaran merah di sekeliling objek putih di atas meja.
Keterangan fotonya mengatakan Macron, Starmer, dan Merz lupa "menyimpan perlengkapan mereka" sebelum wartawan datang untuk mengambil foto. Unggahannya juga menggambarkan Zelenskyy sebagai pecandu narkoba yang menggunakan kokain pada tahun 2022.
Linvill mengatakan narasi palsu tersebut tersebar luas di media sosial Inggris—termasuk X, Facebook, dan Reddit—pada pagi hari tanggal 11 Mei. Narasi tersebut diperkuat dan dipopulerkan oleh "akun-akun yang diketahui menjadi bagian dari jaringan distribusi kampanye Badai-1516 Rusia," katanya.
Dilansir situs France24.com, Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina menuduh Rusia berusaha mendiskreditkan inisiatif yang didukung oleh para pemimpin Eropa untuk mengakhiri konflik tiga tahun yang dipicu oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
"Insiden memalukan ini menunjukkan banyak hal tentang 'tingkat' diplomasi Rusia saat ini, yang telah lama berubah menjadi alat disinformasi," katanya.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa Presiden Prancis Macron terlibat skandal kokain adalah keliru.
Rujukan
- https://x.com/yo2thok/status/1921563924303876595?t=VaAqUZjd0aaXDuRDaZZ9Xw&s=08
- https://perma.cc/27TZ-F9NH
- https://www.youtube.com/watch?v=-Sz6cIACfB0
- https://www.youtube.com/watch?v=y8PwW8pwC0w
- https://www.reuters.com/business/media-telecom/france-accuses-enemies-spreading-fake-news-after-cocaine-bag-claims-2025-05-12/
- https://www.dw.com/id/cek-fakta-kanselir-jerman-dan-presiden-prancis-gunakan-narkoba-di-ukraina/video-72555067
- https://www.politifact.com/factchecks/2025/may/13/alex-jones/video-cocaine-emmanuel-macron-merz-starmer/
- https://www.theguardian.com/world/2025/may/12/france-derides-russia-false-claim-drug-use-macron-merz-starmer
- https://www.politifact.com/factchecks/2025/may/13/alex-jones/video-cocaine-emmanuel-macron-merz-starmer/
- https://www-france24-com.translate.goog/en/live-news/20250512-france-condemns-fake-news-over-europe-leaders-cocaine-accusation?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc /cdn-cgi/l/email-protection#7615131d10171d02173602131b0619581519581f12
(GFD-2025-27041) Cek Fakta: Video Prabowo Resmikan Perusahaan Pinjol Tanpa Bunga
Sumber:Tanggal publish: 20/05/2025
Berita
Murianews, Kudus – Beredar sebuah video dengan narasi Presiden Prabowo Subianto meresmikan perusahaan pinjaman online (pinjol). Jangan keburu percaya, cek faktanya dulu yuk.
Video berdurasi 54 detik itu salah satunya disebarkan di akun Facebook pada 13 Mei 2025 lalu. Dalam video, Prabowo tampak menggunting pita sebagai tanda peresmian tempat itu.
”PAK PRABOWO TELAH MERESMIKAN PINJAMAN ONLINE BMT AL-FALAH
Menimal pinjaman 5jt-500jt tanpa bunga (0%) tanpa riba melayani seluruh Indonesia
AYO AJUKAN SEKARANG,” demikian narasi dalam video tersebut.
Berikut tautan dan tangkap layar unggahan tersebut:
Tangkap layar postingan yang menarasikan Presiden Prabowo resmikan perusahaan pinjol. (Istimewa/Facebook)
Hasil penelusuran cek fakta dari video tersebut dapat disimak selengkapnya di halaman berikut.
Penelusuran…
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Murianews.com menelusuri video yang menarasikan Presiden Prabowo resmikan perusahaan pinjol dengan menggunakan google lens.
Hasilnya, video itu identik dengan unggahan akun TikTok bernama @kartikasandradesi, 17 Januari 2024. Video tersebut merupakan momen Prabowo meresmikan kantor Partai Gerindra di Sumatera Selatan.
”Terima Kasih Pak Prabowo sudah meresmikan Kantor Gerindra Sumsel,” tulis akun TikTok @kartikasandradesi.
Berikut tautan dan tangkap layar unggahan video aslinya.
Tangkap layar video asli yang kemudian dinarasikan Prabowo meresmikan perusahaan pinjol. (Istimewa/TikTok)
Kesimpulan…
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Murianews.com, video yang menarasikan Prabowo meresmikan perusahaan pinjol termasuk konten disinformasi dengan jenis misleading content atau konten menyesatkan.
Faktanya, dalam video itu Prabowo sedang meresmikan kantor DPD Partai Gerindra Sumsel pada 1 Januari 2024.
Halaman: 66/6186