(GFD-2025-26683) Cek Fakta: Hoaks Kartu E-Money Tidak Bisa Digunakan Beli Tiket KRL Commuter Line Mulai 23 April 2025
Sumber:Tanggal publish: 24/04/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang kartu e-money tidak bisa digunakan untuk transaksi tiket KRL Commuter Line beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 22 April 2025.
Akun Facebook tersebut mengunggah poster berisi pengumuman tentang e-money tidak lagi bisa digunakan untuk transaksi pembelian tiket KRL Commuter Line.
"Informasi Penting!
#RekanCommuters Mulai tanggal 23 april 2025 Kartu Bank Elektronik E-Money Bank Mandiri tidak bisa digunakan untuk melakukan transaksi pada perjalanan Commuter Line.
Untuk transaksi bisa menggunakan KMT dengan top up melalui Loket atau aplikasi C-Acces, QRIS, atau Kartu Bank Lainnya," demikian narasi dalam poster tersebut.
"Ada yg tau penyebabnya?" tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 8 kali direspons dan mendapat 18 komentar dari warganet.
Benarkah kabar tentang kartu e-money tidak bisa digunakan untuk pembelian tiket KRL Commuter Line mulai 25 April 2025? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang kartu e-money tidak bisa digunakan untuk pembelian tiket KRL Commuter Line mulai 25 April 2025. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "e-money tidak bisa beli tiket krl" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "E-Money Tak Bisa untuk Transaksi KRL, KAI: Itu Berita Hoaks" yang dimuat situs Liputan6.com pada 22 April 2025.
Liputan6.com, Jakarta - Ramai di media sosial bahwa KRL sudah tidak bisa menerima pembayaran menggunakan E-Money milik Bank Mandiri. KAI Commuter menyampaikan bahwa postingan di media sosial dan broadcast message yang ramai tersebut adalah berita bohong atau hoaks.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menjelaskan, informasi tidak bisa menggunakan E-Money tersebut merupakan berita tidak benar (hoaks).
"Informasi tersebut merupakan informasi yang tidak benar dan KAI Commuter tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut," tegas Joni, dalam keterangan tertulis, Selasa (22/4/2025).
Menurut Joni, saat ini Kartu Bank Elektronik E-Money Mandiri tetap masih bisa digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran tiket Commuter Line.
Terkait informasi hoaks yang sudah beredar luas, KAI Commuter mengimbau masyarakat untuk jeli dan tidak menyebarkan berita yang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.
Informasi yang akurat hanya disampaikan secara resmi oleh manajemen KAI Commuter melalui akun resmi perusahaan @commuterline atau informasi langsung yang diberikan oleh pejabat berwenang di KAI Commuter kepada wartawan media massa.
Kesimpulan
Kabar tentang kartu e-money tidak bisa digunakan untuk pembelian tiket KRL Commuter Line mulai 25 April 2025 ternyata tidak benar. Faktanya, KAI Commuter tidak pernah mengeluarkan pengumuman tersebut. KAI Commuter memastikan, kartu e-money Mandiri masih bisa digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran tiket Commuter Line.
(GFD-2025-26682) Cek Fakta: Tidak Benar Prabowo Batalkan Program MBG Jadi Pendidikan Gratis Seumur Hidup pada April 2025
Sumber:Tanggal publish: 23/04/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Presiden Prabowo Subianto membatalkan program makan bergizi gratis (MBG) dan mengubahnya jadi pendidikan gratis seumur hidup beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 13 April 2025.
Akun Facebook tersebut mengunggah gambar tangkapan layar artikel berjudul "Prabowo Akhirnya Batalkan Program MBG (Makan Bergizi Gratis) Jadi Pendidikan Gratis Sampai Seumur Hidup".
"Rakyat nyimak," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 4 kali direspons dan mendapat 3 komentar dari warganet.
Benarkah Presiden Prabowo membatalkan program BMG dan mengubahnya jadi pendidikan gratis seumur hidup pada April 2025? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Presiden Prabowo membatalkan program BMG dan mengubahnya jadi pendidikan gratis seumur hidup pada April 2025. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "prabowo batalkan program mbg jadi pendidikan gratis" di kolom pencarian Google Search,
Hasilnya, tidak ditemukan informasi dari sumber kredibel terkait kabar tersebut. Hingga Selasa (22/4/2025), pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) masih mengalokasikan program MBG. Satu di antaranya di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dikutip dari Antara, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari membagikan 231 paket MBG kepada pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 26 Kendari, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran mengatakan bahwa pemberian makan bergizi gratis tersebut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengatasi masalah gizi buruk, dan stunting dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak di Kota Kendari.
"Hari ini Pemerintah Kota Kendari hadir memberi makan bergizi gratis di SD 26 Kendari, kepada 231 siswa siswi di sekolah ini," kata Siska Karina Imran.
Siska menambahkan, program MBG merupakan komitmen Pemkot Kendari untuk memberikan akses yang adil dan merata terhadap kesehatan dan kesejahteraan bagi warga Kota Kendari.
Kesimpulan
Kabar tentang Presiden Prabowo membatalkan program BMG dan mengubahnya jadi pendidikan gratis seumur hidup pada April 2025 ternyata tidak benar. Faktanya, tidak ada informasi valid yang mendukung kabar tersebut.
Rujukan
(GFD-2025-26681) Keliru: Penampakan Tujuh Matahari di Perbatasan Suriah-Lebanon
Sumber:Tanggal publish: 24/04/2025
Berita
SEBUAH video yang memperlihatkan penampakan munculnya tujuh matahari di atas Gunung Hermon di perbatasan antara Suriah dan Lebanon beredar di Twitter atau X.
Dalam video itu, tujuh bulatan mirip matahari itu sebagian terlihat tertutup awan. Sementara di bawahnya tampak gedung-gedung bertingkat. Pengunggah konten menyebut video itu direkam di Gunung Hermon dan berkaitan dengan konflik antara Israel dan Palestina di Gaza, serta dengan Suriah dan Lebanon.
Namun, benarkah video itu direkam di Gunung Hermon dan berkaitan dengan konflik di Gaza?
Dalam video itu, tujuh bulatan mirip matahari itu sebagian terlihat tertutup awan. Sementara di bawahnya tampak gedung-gedung bertingkat. Pengunggah konten menyebut video itu direkam di Gunung Hermon dan berkaitan dengan konflik antara Israel dan Palestina di Gaza, serta dengan Suriah dan Lebanon.
Namun, benarkah video itu direkam di Gunung Hermon dan berkaitan dengan konflik di Gaza?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, fenomena alam tersebut bukan di Gunung Hermon dan tidak berkaitan dengan konflik di Gaza.
Menggunakan mesin pencari Google dan kata kunci, Tempo menemukan tempat perekaman video tersebut yakni di Kota Chengdu. ibu kota Provinsi Sichuan, Cina.
Video tersebut telah dipublikasikan sebelumnya oleh kanal Youtube HKeye pada 20 Agustus 2024. Fenomena alam itu disebutkan terlihat di Kota Chengdu. Media Hong Kong lainnya, Dimsumdaily.hk, menyatakan, video itu direkam pada 18 Agustus 2024 oleh seorang warga Chengdu. Fenomena alam tersebut adalah ilusi optik pada kaca.
Dikutip dari situs Voc.com.cn, Wakil Presiden Asosiasi Sains Populer Astronomi Sichuan, Zeng Yang, mengatakan, fenomena ilusi optik tersebut diduga buatan manusia. "Video ini diambil melalui kaca laminasi, bisa dikatakan ini adalah fenomena optik buatan manusia," kata Zeng Yang.
Dia meyakini bahwa kaca yang menghalangi perekam dan pemandangan di luar adalah kaca yang berlapis-lapis hingga bersifat lebih tebal. Hal ini bisa memunculkan bayangan maya dari objek matahari. Semakin ke pinggir, bentuk dan warnanya semakin pudar. Menurut Zeng Yang, hal itu membuktikan, matahari-matahari tambahan itu adalah bayangan maya belaka, bukan matahari yang berjumlah lebih dari satu. "Anda dapat melihat bahwa kecerahan matahari-matahari ini berangsur-angsur berkurang," kata dia.
Orang yang merekam video itu bernama Wang, sebagaimana yang dilaporkan Shanghai Observer. Ia mengaku melihat matahari seakan-akan ada banyak itu dari balik kaca gedung rumah sakit, lalu merekamnya.
"Matahari terbenam di Chengdu pada pukul 7.30 malam. Saya berada di lantai 11 bagian rawat inap rumah sakit (dan mengambil gambar tersebut). Matahari menghilang setelah satu atau dua menit," kata Wang.
Menggunakan mesin pencari Google dan kata kunci, Tempo menemukan tempat perekaman video tersebut yakni di Kota Chengdu. ibu kota Provinsi Sichuan, Cina.
Video tersebut telah dipublikasikan sebelumnya oleh kanal Youtube HKeye pada 20 Agustus 2024. Fenomena alam itu disebutkan terlihat di Kota Chengdu. Media Hong Kong lainnya, Dimsumdaily.hk, menyatakan, video itu direkam pada 18 Agustus 2024 oleh seorang warga Chengdu. Fenomena alam tersebut adalah ilusi optik pada kaca.
Dikutip dari situs Voc.com.cn, Wakil Presiden Asosiasi Sains Populer Astronomi Sichuan, Zeng Yang, mengatakan, fenomena ilusi optik tersebut diduga buatan manusia. "Video ini diambil melalui kaca laminasi, bisa dikatakan ini adalah fenomena optik buatan manusia," kata Zeng Yang.
Dia meyakini bahwa kaca yang menghalangi perekam dan pemandangan di luar adalah kaca yang berlapis-lapis hingga bersifat lebih tebal. Hal ini bisa memunculkan bayangan maya dari objek matahari. Semakin ke pinggir, bentuk dan warnanya semakin pudar. Menurut Zeng Yang, hal itu membuktikan, matahari-matahari tambahan itu adalah bayangan maya belaka, bukan matahari yang berjumlah lebih dari satu. "Anda dapat melihat bahwa kecerahan matahari-matahari ini berangsur-angsur berkurang," kata dia.
Orang yang merekam video itu bernama Wang, sebagaimana yang dilaporkan Shanghai Observer. Ia mengaku melihat matahari seakan-akan ada banyak itu dari balik kaca gedung rumah sakit, lalu merekamnya.
"Matahari terbenam di Chengdu pada pukul 7.30 malam. Saya berada di lantai 11 bagian rawat inap rumah sakit (dan mengambil gambar tersebut). Matahari menghilang setelah satu atau dua menit," kata Wang.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan penampakan tujuh matahari di Gunung Hermon antara Suriah dan Lebanon adalah klaim yang keliru.
Video itu direkam oleh seorang perempuan bernama Wang dari dalam sebuah rumah sakit, melalui jendela kaca, di Kota Chengdu, Cina. Namun, sesungguhnya hanya satu matahari yang asli dan enam lainnya merupakan hasil bias atau bayangan maya yang dipantulkan kaca.
Video itu direkam oleh seorang perempuan bernama Wang dari dalam sebuah rumah sakit, melalui jendela kaca, di Kota Chengdu, Cina. Namun, sesungguhnya hanya satu matahari yang asli dan enam lainnya merupakan hasil bias atau bayangan maya yang dipantulkan kaca.
Rujukan
- https://x.com/ProfOnline_id/status/1913787587166372172?t=w5E1F0DzpJnT6qsMBcqfcw&s=08
- https://www.youtube.com/watch?v=ahRrLcCpPkQ
- https://www.dimsumdaily.hk/seven-suns-spotted-in-chengdu/
- https://m.voc.com.cn/xhn/news/202408/20530717.html
- https://m.jfdaily.com/sgh/detail?id=1407095 /cdn-cgi/l/email-protection#4d2e28262b2c26392c0d3928203d22632e22632429
(GFD-2025-26680) [SALAH] Ajakan Gerakan 1821 dari Anies Baswedan
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 24/04/2025
Berita
Pada Kamis (10/4/2025) akun Facebook “Rita Lina” membagikan narasi [arsip] terkait Gerakan 1821 yang diklaim sebagai ajakan Anies Baswedan. Disebutkan, gerakan itu mengimbau orangtua untuk puasa gadget pukul 18.00—21.00 agar bisa menemani anak dengan aktivitas yang bermanfaat, seperti 3B (bermain, belajar, dan berdoa).
Hingga Kamis (24/4/25), unggahan telah mendapatkan 21 tanda suka, 22 komentar dan telah dibagikan ulang 4 kali.
Hingga Kamis (24/4/25), unggahan telah mendapatkan 21 tanda suka, 22 komentar dan telah dibagikan ulang 4 kali.
Hasil Cek Fakta
Disadur dari artikel Cek Fakta tempo.co
Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan mesin pencarian Google. Hasilnya, Anies Baswedan tidak pernah menyampaikan pesan berantai tersebut. Informasi serupa beredar pertama kali pada Agustus 2022.
Anies Baswedan—yang saat itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta—memberi klarifikasi melalui Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Provinsi DKI Jakarta. Bantahan tersebut dipublikasikan di situs milik pemerintah DKI Jakarta pada 8 Agustus 2022 di sini.
Awalnya, Gerakan 1821 disampaikan lebih dahulu oleh Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, Mahfudhoh Suyoto, pada Maret 2016, sesuai yang tercantum pada laman Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan mesin pencarian Google. Hasilnya, Anies Baswedan tidak pernah menyampaikan pesan berantai tersebut. Informasi serupa beredar pertama kali pada Agustus 2022.
Anies Baswedan—yang saat itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta—memberi klarifikasi melalui Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Provinsi DKI Jakarta. Bantahan tersebut dipublikasikan di situs milik pemerintah DKI Jakarta pada 8 Agustus 2022 di sini.
Awalnya, Gerakan 1821 disampaikan lebih dahulu oleh Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, Mahfudhoh Suyoto, pada Maret 2016, sesuai yang tercantum pada laman Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “imbauan Gerakan 1821 dari Anies Baswedan” merupakan konten palsu (fabricated content).
Rujukan
- http[tempo.co] Keliru: Pesan Berantai Ajakan Gerakan 1821 dari Anies Baswedan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/3535/keliru-pesan-berantai-ajakan-gerakan-1821-dari-anies-baswedan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=566022989844131&id=100093093057920 (unggahan akun Facebook “Rita Lina”)
- https://turnbackhoax.id/wp-content/uploads/2025/04/Screenshot_16-4-2025_221541_www.facebook.com_.jpeg (arsip unggahan akun Facebook “Rita Lina”)
Halaman: 68/6098