• (GFD-2025-25881) Cek Fakta: Tidak Benar Pendaftaran Pembagian Hadiah dari BCA

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/02/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pendaftaran pembagian hadiah dari BCA, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 25 Februari 2025.
    Berikut klaim pendaftaran pembagian hadiah dari BCA.
    "Program TAHUN 2025 Bank BCA, Berlimpah Berhadiah, Apresiasi dari BANK CENTRAL ASIA (BCA) Khusus untuk seluruh Nasabah BCA Mobile,,
    Hadiah Apresiasi :
    ° 5 Unit BMW 520i M Sport
    ° 10 Unit Pajero Sport
    ° 20 Unit Hyundai Creta Alpha
    ° 40 Unit Beat Street
    ° 30 Unit N-Max 2024
    ° 50 Unit Iphone 14 Promax
    ° 30 Unit Vespa Primavera
    ° 30 Unit Kulkas 2 Pintu
    ° 50 Unit iPhone 15 Pro Max
    ° 1.000 Tabungan Emas 5 Juta
    ° 20 Paket Umroh Plus Turki 15 Hari
    Khusus Nasabah Bank BCA BCA Mobile
    Daftar Sekarang (GRATIS)."
    Unggahan tersebut disertai dengan link yang diklaim sebagai situs untuk mendaftar pembagian hadiah.
    Berikut linknya.
    "https://rpnsk-utpi.click/?fbclid=IwY2xjawIs5HtleHRuA2FlbQIxMQABHa2XhoIVfiW73r3MeAjFe17718Al4L53tTNc2hfh-1v6ie_N2JDNdmb--w_aem_XvLl1xG4gqcn6Yp-CO52Eg"
    Jika link tersebut diklik, mengarah pada halaman situs yang menampilkan formulir dan meminta sejumlah data pribadi.
    Benarkah klaim pendaftaran pembagian hadiah dari BCA? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
    Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
    Caranya mudah:
    * Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
    * Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
    * Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
    * Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pendaftaran pembagian hadiah dari BCA, dengan menghubungi pihak BCA.
    EVP Corporate Communication & Social Responsibility Hera F. Haryn mengatakan, sehubungan beredarnya informasi di akun media sosial yang mengatasnamakan BCA lalu menawarkan undian dengan sejumlah hadiah mewah, dapat kami pastikan bahwa informasi tersebut tidak benar dan merupakan aksi penipuan.
    "BCA mengimbau nasabah setia untuk senantiasa berhati-hati terhadap pengumuman yangmengatasnamakan BCA," kata Hera saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (27/2/2025).
    Apabila mendapatkan informasi yang mencurigakan dan mengatasnamakan BCA, nasabah dapat menghubungi kantor cabang setempat atau melalui contact center Halo BCA 1500888 dan aplikasi haloBCA.
    "Jangan pernah bagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti, PIN, password, dan OTP," tutup Hera.
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim pendaftaran pembagian hadiah dari BCA tidak benar.
    EVP Corporate Communication & Social Responsibility Hera F. Haryn mengatakan, sehubungan beredarnya informasi di akun media sosial yang mengatasnamakan BCA lalu menawarkan undian dengan sejumlah hadiah mewah, dapat kami pastikan bahwa informasi tersebut tidak benar dan merupakan aksi penipuan.
  • (GFD-2025-25880) Cek Fakta: Penjemputan Yudis Anak Yatim yang Diarak Warga karena Curi Pisang

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/02/2025

    Berita

    Suara.com - Beredar di media sosial sebuah videoyang memuat narasi mengenai penjemputan Yudis anak yatim yang diarak warga usai kepergok mencuri pisang.

    Video tersebut diunggah oleh akun TikTok “Kenzien3” pada Minggu, (23/02/2025).

    Tampak dalam video tersebut, seorang berbaju putih yang menjemput anak yatim piatu bernama Yudis di desa Kamojing. Dalam video tersebut juga ditampilkan saat anak tersebut sedang diarak dengan memikul pisang.

    Berikut narasi yang disampaikan:

    Penjemputan yudis anak yatim, yang diarak warga, karna mencuri#beritaviral #malingpisang #pati @Beritaindonesia_

    Terpantau hingga Kamis, (27/2/2025) unggahan tersebut telah diputar sebanyak lebih dari 600 ribu kali, dengan 8 ribu suka, 600 interaksi komentar, dan lebih dari 200 putar ulang.

    Lantas benarkah narasi yang disampaikan dalam video tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Suara.com melakukan penelusuran dengan mencari video tersebut di Youtube. Ketika dimasukkan kata kunci “Anak Yatim Piatu Curi Pisang” hasilnya ditemukan video yang diunggah oleh channel Tribun Sumsel pada Sabtu (22/02/2025).

    Ketika dicermati, sosok anak yatim piatu tersebut terlihat berbeda dengan sosok yang ada di video yang beredar pada akun tiktok sumber.

    Diketahui bahwa anak yatim piatu yang diarak warga itu berinisial AAP dan belum diketahui secara pasti siapa nama panjangnya.

    Ini jelas berbeda dengan nama yang disebutkan dalam video sumber yaitu Yudis. Selain itu, kejadian sebenarnya terjadi di kota Pati, Jawa Tengah. Bukan di Kamojing, Cikampek, Karawang, Jawa Barat, seperti yang dituliskan dalam video sumber.

    Melansir Kompas.com, remaja berusia 17 tahun itu mencuri pisang di kebun milik Kamari (50) yang berlokasi di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, pada Senin (17/2/2025).

    AKP Mujahid yang merupakan Kapolsek Tlogowungu mengatakan bahwa pencurian yang dilakukan AAP dipergoki oleh pemilik kebun pisang pada sore sekitar pukul 15.30 WIB.

    Ia pun diarak dalam kondisi bertelanjang dada hingga ramai menjadi tontonan warga. Videonya pun tersebar di media sosial.

    Setelah kejadian itu viral, banyak masyarakat yang merasa kasihan hingga terdengar oleh Kapolresta Pati Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Kapolsek Tlogowungu yang kemudian mengangkat AAP sebagai anak asuh Polsek Tlogowungu.

    Tak hanya itu, Mujahid juga membantu biaya pendidikan AAP agar tetap bisa bersekolah. AAP juga diberi kesempatan untuk mendapatkan penghasilan dengan ikut membantu menjaga kebersihan di Polsek Tlogowungu.

    Selain menelusuri video di Youtube, dilakukan juga penelusuran di platform Tiktok dengan kata kunci “Penjemputan Yudis Anak Yatim Piatu”.

    Hasilnya, ditemukan video serupa yang diunggah oleh akun resmi milik Yandri Susanto, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggi.

    Dalam videonya, Yandri Susanto menjemput seorang anak yatim piatu bernama Yudis yang tinggal di Kamojing, Cikampek, Karawang, Jawa Barat untuk diasuh dan tinggal di pondok miliknya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa unggahan video “Penjemputan Yudis Anak Yatim Piatu Yang Diarak Warga Akibat Mencuri Pisang” merupakan konteks yang salah.
  • (GFD-2025-25879) [HOAKS] Video Ustaz Solmed Menjanjikan Hadiah Rp 50 Juta

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video mengeklaim penceramah Sholeh Mahmoed Nasution atau Ustaz Solmed membagikan hadiah Rp 50 juta di Facebook.

    Namun, setelah ditelusuri video tersebut merupakan hasil manipulasi. Klaim dalam video itu hoaks.

    Video yang mengeklaim Ustaz Solmed membagikan hadiah Rp 50 juta salah satunya dibagikan akun Facebook ini.

    Dalam video, Ustaz Solmed mengatakan, untuk mendapat Rp 50 juta masyarakat diminta mengikuti akun serta menyukai dan membagikan konten tersebut.

    Hasil Cek Fakta

    Terdapat kejanggalan dalam video tersebut, gerakan bibir dan perkataan Ustaz Solmed tidak sinkron.

    Penelusuran dengan teknik reverse image search menemukan bahwa video itu identik dengan unggahan di Instagram Ustaz Solmed pada Januari 2024.

    Di video aslinya, Ustaz Solmed tidak menjanjikan bantuan Rp 50 juta. Namun, ia mempromosikan sebuah produk minyak balur.

    Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengecek suara Ustaz Solmed menjanjikan bantuan Rp 50 juta menggunakan AI Voice Detector.

    Hasilnya, suara Ustaz Solmed terdeteksi dihasilkan oleh artificial intelligence (AI), probabilitasnya yakni 84,59 persen. 

     

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim Ustaz Solmed membagikan hadiah Rp 50 juta merupakan hasil manipulasi. Klaim dalam video itu hoaks.

    Dalam video aslinya Ustaz Solmed tidak menjanjikan uang Rp 50 juta, namun ia mempromosikan sebuah produk minyak balur. 

    Setelah dicek, suara Ustaz Solmed menjanjikan bantuan Rp 50 juta terdeteksi dihasilkan oleh AI. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-25878) [HOAKS] Unjuk Rasa Indonesia Gelap Dibiayai oleh USAID

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim aksi unjuk rasa "Indonesia Gelap" dibiayai oleh NGO (Non-Governmental Organization) menggunakan dana dari USAID.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi yang mengeklaim demonstrasi "Indonesia Gelap" dibiayai oleh NGO menggunakan dana USAID dibagikan oleh akun X ini pada 21 Februari 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Sayangnya aksi mahasiswa hari ini, masih dimanfaatkan dan ditunggangi oleh organ2 NGO yang diayai USAID yang memang sejak lama menginginkan bangsa ini pecah

    Screenshot Hoaks, unjuk rasa Indonesia Gelap dibiayai USAID

    Hasil Cek Fakta

    Tidak ditemukan bukti yang menunjukkan aksi unjuk rasa Indonesia Gelap dibiayai oleh NGO menggunakan dana dari USAID.

    Sebagaimana pernah ditulis Kompas.com, USAID terancam tutup setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan pembekuan bantuan asing selama 90 hari, terhitung mulai 20 Januari 2025.

    Keputusan ini berdampak pada Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat atau USAID. Dana untuk program USAID di seluruh dunia dihentikan, bahkan ada pengurangan staf.

    Beroperasi di sekitar 130 negara, USAID selama ini mendanai berbagai program kesehatan, bantuan darurat, dan pembangunan di wilayah-wilayah termiskin di dunia.

    Ribuan staf USAID di dalam negeri dan di seluruh dunia dikenai cuti berbayar mulai 7 Februari 2025.

    USAID menyebutkan bahwa kebijakan ini berlaku untuk semua pegawai perekrutan langsung, kecuali yang bertanggung jawab atas fungsi esensial dan program prioritas.

    Penutupan USAID merupakan bagian dari kebijakan Trump yang didukung oleh Kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) Elon Musk untuk memangkas pengeluaran.

    Sementara itu, unjuk rasa Indonesia Gelap merupakan aksi protes yang digelar oleh elemen sipil di berbagai daerah antara 17-21 Februari 2025.

    Diberitakan Kompas.id, dimulai pada 17 Februari, mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi menggelar demonstrasi bertajuk ”Indonesia Gelap” di sejumlah daerah.

    Pengunjuk rasa menyuarakan penolakan terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang tidak prorakyat, terutama terkait efisiensi anggaran.

    Mereka juga menolak revisi Undang-Undang (UU) Pertambangan Mineral dan Batubara terkait konsesi tambang untuk perguruan tinggi serta mendorong pengesahan UU Perampasan Aset.

    Di Jakarta, unjuk rasa "Indonesia Gelap diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan.

    Dikutip dari BBC, koordinator media BEM SI Kerakyatan, Anas mengatakan, sejumlah pihak memang mencibir aksi "Indonesia Gelap".

    Ada pula tuduhan bahwa para mahasiswa yang ikut demonstrasi sebagai "mahasewa", merujuk pada sebutan bagi mahasiswa pendemo yang dibayar pihak tertentu.

    Namun, Anas mengatakan bahwa mayarakat bisa menilai sendiri kebenaran tuduhan tersebut dari topik yang disuarakan para mahasiswa.

    "Apakah memang narasi yang dikeluarkan oleh tuntutan mahasiswa ini objektif atau tidak? Kalau memang dirasa itu objektif dan rasional ya itu yang dibahas," kata Anas.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim demonstrasi Indonesia Gelap dibiayai oleh NGO menggunakan dana USAID adalah hoaks.

    Donald Trump sudah menerapkan pembekuan bantuan asing selama 90 hari, terhitung mulai 20 Januari 2025, yang juga berlaku terhadap USAID.

    Rujukan