• (GFD-2025-28836) [HOAKS] Video Rumah Jokowi di Solo Dibakar Warga

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan rumah mantan presiden Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah, dibakar warga.

    Dalam video itu, tampak kobaran api besar dan asap membumbung tinggi dari banguan yang berada di pinggir sebuah jalan.

    Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut hoaks.

    Sebuah akun Facebook membagikan video ini pada Selasa (2/9/2025). Video diklaim menunjukkan rumah Jokowi di Solo dibakar warga.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Kemarahan Rakyat Solo Di Tunggu Kabarnya Apa Bener Ini Rumah Jokowi Koruptor uang haji. Api merembet ke pemukiman warga di solo.

    Screenshot Hoaks, video rumah Jokowi di Solo dibakar warga

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video tersebut menggunakan Google Lens. Namun, teks yang menutupi video menyebabkan hasil penelusuran menjadi tidak akurat.

    Kemudian, Kompas.com melakukan penelusuran dengan cara lain, yakni dengan menelusuri kata kunci "rumah Jokowi" di Google Search. 

    Hasilnya, ditemukan pemberitaan terkini dari sejumlah media. Namun, tidak ada yang memberitakan pembakaran rumah Jokowi oleh warga.

    Dalam pemberitaan iNews.id, rumah Jokowi di Kecamatan Banjarsari, Solo, masih dikunjungi warga pada Minggu (31/8/2025).

    Sementara, SindoNews pada Senin (1/9/2025) melaporkan bahwa rumah Jokowi tampak lengang meski dijaga lebih ketat oleh Paspampres dan TNI.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim menunjukkan rumah Jokowi di Solo dibakar warga adalah hoaks.

    Tidak ditemukan pemberitaan kredibel soal pembakaran rumah Jokowi. Pemberitaan dari berbagai media menujukkan bahwa rumah Jokowi dalam kondisi aman.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28835) [HOAKS] Prabowo Minta Masyarakat Jarah Rumah Anggota DPR dan Menteri

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi Presiden Prabowo Subianto meminta masyarakat untuk menjarah rumah anggota DPR RI dan pejabat negara.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks. Konten itu merupakan provokasi yang berpotensi melanggar hukum.

    Narasi Prabowo meminta masyarakat menjarah rumah anggota DPR RI dan pejabat negara dibagikan oleh akun TikTok ini pada Minggu (31/8/2025).

    Akun itu membagikan poster yang memuat foto Prabowo disertai narasi sebagai berikut:

    Setelah rumah Ahmad Sahroni, Prabowo minta rakyat untuk jarah rumah Bahlil, Eko, Sri Mulyani, dan Uya Kuya hari ini juga

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan bahwa poster yang dibagikan oleh akun TikTok tersebut merupakan hasil manipulasi.

    Terdapat logo Warta Ekonomi di pojok kanan poster. Namun, media tersebut tidak memberitakan Prabowo meminta masyarakat melakukan penjarahan.

    Sebaliknya, Kompas.com menemukan foto Prabowo tersebut dalam unggahan akun Instagram Warta Ekonomi pada Sabtu (30/8/2025).

    Takarir foto menyebutkan bahwa Prabowo menyerukan ketenangan di tengah gelombang protes nasional yang dipicu tunjangan baru untuk anggota DPR RI senilai Rp 50 juta per bulan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, Narasi Prabowo meminta masyarakat menjarah rumah anggota DPR RI dan pejabat negara adalah hoaks.

    Tidak ditemukan pemberitaan kredibel yang menyebutkan Prabowo meminta masyarakat menjarah. Selain itu, poster yang dibagikan merupakan hasil manipulasi.

    Konten asli berasal dari akun Instagram Warta Ekonomi yang memberitakan Prabowo menyerukan ketenangan di tengah gelombang protes nasional.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28834) [HOAKS] Keberadaan Sniper di Sejumlah Gedung Kota Malang

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan yang menginformasikan keberadaan penembak jitu (sniper) di sejumlah gedung tinggi di Kota Malang, Jawa Timur.

    Unggahan itu beredar luas di media sosial saat terjadi demonstrasi di Kota Malang pada akhir Agustus dan awal September 2025.

    Namun, setelah ditelusuri, narasi keberadaan sniper di sejumlah titik di Kota Malang tersebut tidak benar atau hoaks.

    Unggahan terkait keberadaan sniper di sejumlah gedung di Kota Malang salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan pesan berupa imbauan kepada masyarakat untuk tidak keluar malam karena akan ada penembakan secara acak.

    Dalam unggahan juga disebutkan beberapa gedung yang digunakan para sniper untuk melakukan penembakan.

    Hasil Cek Fakta

    Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kepala Seksi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto membantah informasi terkait keberadaan sniper di sejumlah gedung di wilayahnya.

    Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tidak terprovokasi dengan informasi tersebut. 

    "Informasi mengenai sniper di atas gedung-gedung Kota Malang adalah 100 persen tidak benar alias hoaks. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tidak terprovokasi, dan tetap beraktivitas seperti biasa," kata Ipda Yudi Senin (1/9/2025).

    Menurut Yudi, saat ini Kota Malang dalam situasi aman, sehingga masyarakat bisa tetap beraktivitas seperti biasa.

    Yudi  mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya. 

    "Pastikan kebenaran setiap informasi yang diterima sebelum meneruskannya ke orang lain. Jangan sampai kita justru ikut andil dalam menyebar kepanikan," kata Yudi. 

    Sebelumnya di media sosial juga muncul hoaks mencatut BEM UI terkait adanya penembakan misterius (Petrus). Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini. 

    Kesimpulan

    Narasi yang menyebut adanya sniper di sejumlah gedung Kota Malang merupakan informasi tidak benar atau hoaks. 

    Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto memastikan bahwa informasi tersebut adalah hoaks. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi.

    Menurut dia, saat ini kondisi Kota Malang dalam situasi aman sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasanya. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-28833) [HOAKS] Video Anggota TNI Cilegon Marah ke Effendi Simbolon, Bukan Minta Bubarkan DPR

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial, beredar video sekelompok anggota TNI tidak terima karena disebut sebagai gerombolan dan disamakan dengan organisasi masyarakat (ormas).

    Video yang disebarkan pada akhir Agustus 2025 tersebut dinarasikan sebagai kemarahan TNI terhadap anggota DPR dan setuju DPR dibubarkan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.

    Video menampilkan kemarahan anggota TNI yang diklaim sebagai persetujuan pembubaran DPR RI disebarkan oleh akun TikTok ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut teks yang tertera dalam video:

    TNI AKAN SELALU ADA DI GARDA TERDEPAN UNTUK RAKYAT INDONESIA

    KEMARAHAN ANGGOTA TNI KEPADA ANGGOTA DPR

    Sementara, berikut teks yang tertera pada thumbnail:

    TNI, Polri dan angkatan bersenjata lainnya setuju DPR di bubarkan mereka pelindung negara tugasnya pertaruh nyawa, gajinya kecil.. sdgkn DPR nagapain gaji fasilitas besar isi korupsi lagi.. maju tak gentar bersama rakyat.. bubarkan DPR

    akun TikTok Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun TikTok, menampilkan kemarahan anggota TNI yang diklaim sebagai persetujuan pembubaran DPR RI.

    Hasil Cek Fakta

    Anggota TNI dalam video yang beredar merupakan Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak dan jajaran Kodim 0623 Cilegon.

    Sosok yang berbicara di tengah ialah Dandim 0623 Cilegon Letnan Kolonel Infanteri Ari Widyo Prasetyo.

    Hasil penelusuran dengan metode reverse image search mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube Tribun Tangerang dan Banten News.

    Video berdurasi 2 menit 15 detik tersebut ditujukan bagi mantan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sempat menjabat sebagai anggota DPR RI.

    Tidak ada ucapan dari Ari yang menyetujui pembubaran DPR RI.

    Peristiwa dalam video juga tidak terkait dengan gelombang aksi massa terkait kinerja anggota parlemen yang terjadi sepanjang akhir Agustus sampai awal September 2025.

    Saat rapat bersama Komisi I DPR RI pada 5 September 2022, Effendi geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI.

    Ia lantas menyebut TNI sebagai "gerombolan lebih-lebih ormas."

    Pernyataan itu memicu kemarahan jajaran TNI, termasuk Kodim 0623 Cilegon yang membuat video untuk menuntut permintaan maaf Effendi.

    Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Effendi telah meminta maaf atas ucapannya.

    Kesimpulan

    Video jajaran Kodim 0623 Cilegon menuntut permintaan maaf dari mantan anggota DPR RI, Effendi Simbolon disebarkan dengan konteks keliru.

    Dandim 0623 Cilegon Letnan Kolonel Infanteri Ari Widyo Prasetyo merasa tidak terima atas ucapan Effendi yang menyebut TNI sebagai gerombolan.

    Peristiwa dalam video tidak terkait dengan gelombang aksi massa atas kinerja DPR RI pada Agustus 2025.

    Rujukan