“Those who conduct elections are themselves casting fake votes in the US.”
“Obviously, Donald Trump will go to the Supreme Court.”
Terjemahan:
“Mereka yang menyelenggarakan pemilu adalah orang-orang yang memberikan suara palsu di Amerika Serikat.”
“Jelas, Donald Trump akan pergi ke Mahkamah Agung.”
(GFD-2020-5487) [SALAH] Video Kecurangan Penghitungan Suara dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020
Sumber: twitter.comTanggal publish: 09/11/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter @ThePushpendra_ (Pushpendra… In the same way, there are many more.), menulis cuitan yang diunggah pada 6 November 2020. Cuitan tersebut menyebarluaskan informasi bahwa tautan video yang dilampirkan dalam cuitan tersebut merupakan kecurangan dalam penghitungan suara pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun ini, di mana kecurangan tersebut akan merugikan Donald Trump sehingga Trump akan pergi ke Mahkamah Agung. Cuitan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 524 kali. Selain itu, terdapat 1.562 orang yang telah menyukai, diikuti dengan 26 orang memberikan komentar.
Berdasarkan hasil penelurusan lebih lanjut, video ini pernah diunggah pada akun YouTube AFP News Agency pada tahun 2018. Video tersebut juga diikuti dengan narasi yang memberitahukan bahwa kecurangan penghitungan suara oleh panitia pemilu tersebut terjadi di Rusia, tepatnya di kota Lyubertsy, pada tahun 2018 yang lalu. Klaim serupa juga dimuat dalam portal berita The Washington Post yang berjudul “Videos online show blatant ballot-stuffing in Russia”.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat di situs India Today dengan judul artikel “Fake Check: Old video from Russia shared as electoral fraud in recent US elections” dan mengkategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, pernyataan yang ditulis oleh @ThePushpendra_ tersebut dapat dikategorikan sebagai konteks yang salah, sebab akun tersebut telah memberikan narasi yang salah terhadap video kecurangan penghitungan suara pemilu di Rusia.
Berdasarkan hasil penelurusan lebih lanjut, video ini pernah diunggah pada akun YouTube AFP News Agency pada tahun 2018. Video tersebut juga diikuti dengan narasi yang memberitahukan bahwa kecurangan penghitungan suara oleh panitia pemilu tersebut terjadi di Rusia, tepatnya di kota Lyubertsy, pada tahun 2018 yang lalu. Klaim serupa juga dimuat dalam portal berita The Washington Post yang berjudul “Videos online show blatant ballot-stuffing in Russia”.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat di situs India Today dengan judul artikel “Fake Check: Old video from Russia shared as electoral fraud in recent US elections” dan mengkategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, pernyataan yang ditulis oleh @ThePushpendra_ tersebut dapat dikategorikan sebagai konteks yang salah, sebab akun tersebut telah memberikan narasi yang salah terhadap video kecurangan penghitungan suara pemilu di Rusia.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra (Universitas Diponegoro)
Informasi tersebut salah. Faktanya, video kecurangan dalam penghitungan suara tersebut merupakan video pemilu di Rusia tahun 2018, bukan pemilu Amerika Serikat tahun 2020.
Informasi tersebut salah. Faktanya, video kecurangan dalam penghitungan suara tersebut merupakan video pemilu di Rusia tahun 2018, bukan pemilu Amerika Serikat tahun 2020.
Rujukan
(GFD-2020-5486) [SALAH] Presiden Macron Dilempari Telur Karena Menghina Islam
Sumber: instagram.comTanggal publish: 05/11/2020
Berita
Pelemparan telor ke jidat presiden Prancis Immanuel Macron yang telah menghina dan melecehkan agama Islam.
Hasil Cek Fakta
Salah satu akun Instagram membagikan cuplikan video dari Presiden Immanuel Macron dari Prancis yang dilempari telur oleh orang yang tidak dikenal.
Dalam narasinya, pemilik akun dengan nama @pengetahuanagama ini menyatakan bahwa, aksi pelemparan telur itu dikarenakan Presiden Macron telah menghina dan melecehkan agama Islam.
Namun dari hasil penelusuran, diketahui bahwa video itu direkam pada bulan Maret tahun 2017. Pelemparan telur di video tersebut bukan dikarenakan Presiden Macron yang telah menghina Islam. Faktanya video tersebut adalah video yang merekam kedatangan Macron ke Pameran Pertanian di Paris, untuk melakukan kampanye. Pelemparan dilakukan karena ada beberapa pihak yang tidak sepakat jika Prancis dipimpin oleh sosok yang berhaluan politik sentris.
Maka dapat disimpulkan bahwa narasi tentang pelemparan kepada Presiden Macron karena telah menghina dan melecehkan agama Islam merupakan hoaks kategori False Context atau konten yang salah.
Dalam narasinya, pemilik akun dengan nama @pengetahuanagama ini menyatakan bahwa, aksi pelemparan telur itu dikarenakan Presiden Macron telah menghina dan melecehkan agama Islam.
Namun dari hasil penelusuran, diketahui bahwa video itu direkam pada bulan Maret tahun 2017. Pelemparan telur di video tersebut bukan dikarenakan Presiden Macron yang telah menghina Islam. Faktanya video tersebut adalah video yang merekam kedatangan Macron ke Pameran Pertanian di Paris, untuk melakukan kampanye. Pelemparan dilakukan karena ada beberapa pihak yang tidak sepakat jika Prancis dipimpin oleh sosok yang berhaluan politik sentris.
Maka dapat disimpulkan bahwa narasi tentang pelemparan kepada Presiden Macron karena telah menghina dan melecehkan agama Islam merupakan hoaks kategori False Context atau konten yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Namun faktanya, video tersebut adalah video lama ketika Presiden Macron melakukan kampanye di Paris pada tahun 2017 di sebuah acara Pameran Pertanian. Pelemparan itu dilakukan karena beberapa pihak tidak sepakat jika Prancis akan dipimpin oleh sosok yang berhaluan politik sentris.
Namun faktanya, video tersebut adalah video lama ketika Presiden Macron melakukan kampanye di Paris pada tahun 2017 di sebuah acara Pameran Pertanian. Pelemparan itu dilakukan karena beberapa pihak tidak sepakat jika Prancis akan dipimpin oleh sosok yang berhaluan politik sentris.
Rujukan
(GFD-2020-5485) [SALAH] Para Mahasiswi di India Memakai Lungi Setelah Universitas Kerala Melarang Pemakaian Celana Jeans
Sumber: twitter.comTanggal publish: 01/11/2020
Berita
“College in Kerala banned jeans, girls came in lungis, college still thinking what to do next.”
Terjemahan:
“Universitas di Kerala melarang pemakaian celana jeans, para mahasiswa datang dengan lungi, pihak universitas masih berpikir apa yang akan dilakukan selanjutnya”
Terjemahan:
“Universitas di Kerala melarang pemakaian celana jeans, para mahasiswa datang dengan lungi, pihak universitas masih berpikir apa yang akan dilakukan selanjutnya”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter @shahid_siddiqui (shahid siddiqui), menulis cuitan yang diunggah pada 28 Oktober 2020. Cuitan tersebut menyebarluaskan informasi bahwa tautan foto yang dilampirkan dalam cuitan tersebut merupakan aksi protes para mahasiswi di Universitas Kerala, India, karena dilarang mengenakan celana jeans. Cuitan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 735 kali. Selain itu, terdapat 5.652 orang yang telah menyukai cuitan tersebut, diikuti dengan 432 orang memberikan komentar.
Berdasarkan hasil penelurusan, seperti yang dilansir di portal berita Chitramala, foto tersebut merupakan aksi yang dilakukan oleh wanita-wanita Indian di Amerika Serikat sebagai cara untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap aktor India bernama Mahesh Babu. Filmnya yang berjudul “Srimanthudu” sempat masuk dalam box office Amerika Serikat. Selain itu, foto tersebut juga diambil pada 11 Agustus 2015. Klaim serupa juga dimuat dalam situs iQlik Movies.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat di situs The Times of India dengan judul artikel “Fact check: did female students wear lungis after Kerala college banned jeans?” dan mengkategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, pernyataan yang ditulis oleh @ shahid_siddiqui tersebut dapat dikategorikan sebagai konteks yang salah, sebab akun tersebut telah memberikan narasi yang salah terhadap foto wanita mengenakan lungi di Amerika Serikat pada tahun 2015.
Berdasarkan hasil penelurusan, seperti yang dilansir di portal berita Chitramala, foto tersebut merupakan aksi yang dilakukan oleh wanita-wanita Indian di Amerika Serikat sebagai cara untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap aktor India bernama Mahesh Babu. Filmnya yang berjudul “Srimanthudu” sempat masuk dalam box office Amerika Serikat. Selain itu, foto tersebut juga diambil pada 11 Agustus 2015. Klaim serupa juga dimuat dalam situs iQlik Movies.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat di situs The Times of India dengan judul artikel “Fact check: did female students wear lungis after Kerala college banned jeans?” dan mengkategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, pernyataan yang ditulis oleh @ shahid_siddiqui tersebut dapat dikategorikan sebagai konteks yang salah, sebab akun tersebut telah memberikan narasi yang salah terhadap foto wanita mengenakan lungi di Amerika Serikat pada tahun 2015.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra (Universitas Diponegoro)
Informasi tersebut salah. Faktanya, foto mahasiswi di India yang memakai lungi (sejenis sarung) tersebut diambil pada tahun 2015, bukan 2020. Serta dilakukan di Amerika Serikat untuk mendukung aktor India, Mahesh Babu, bukan sebagai aksi menentang Universitas Kerala.
Informasi tersebut salah. Faktanya, foto mahasiswi di India yang memakai lungi (sejenis sarung) tersebut diambil pada tahun 2015, bukan 2020. Serta dilakukan di Amerika Serikat untuk mendukung aktor India, Mahesh Babu, bukan sebagai aksi menentang Universitas Kerala.
Rujukan
- https://www.chitramala.in/maheshs-lungi-effect-on-usa-ladies-196731.html
- https://www.iqlikmovies.com/news/article/2015/08/11/Superstar–s-Lungi-Effect-on-Girls-/10465
- https://timesofindia.indiatimes.com/times-fact-check/news/fact-check-did-female-students-wear-lungis-after-kerala-college-banned-jeans/articleshow/78929809.cms
(GFD-2020-5483) [SALAH] Prabowo Gugat Polri Soal Penangkapan Aktivis KAMI
Sumber: youtube.comTanggal publish: 03/11/2020
Berita
Youtube:
“BERITA TERKINI ~ PRABOWO & KOMNAS HAM GUGAT POLRI SOAL KAMI | VIRAL HARI INI”
Facebook:
“ PENJILAT ITU PALING SETIA DENGAN PERINTAH MAJIKANNYA…”
“BERITA TERKINI ~ PRABOWO & KOMNAS HAM GUGAT POLRI SOAL KAMI | VIRAL HARI INI”
Facebook:
“ PENJILAT ITU PALING SETIA DENGAN PERINTAH MAJIKANNYA…”
Hasil Cek Fakta
Akun Youtube Jurnalis mengunggah video yang berjudul “BERITA TERKINI ~ PRABOWO & KOMNAS HAM GUGAT POLRI SOAL KAMI | VIRAL HARI INI” pada Jumat (30/10/20). Video berdurasi 12 menit itu diawali dengan pernyataan Prabowo Subianto yang meminta Polri bersikap netral dan tidak memihak.
Video itupun ikut dibagikan oleh akun Facebook Roni Situmeang pada Minggu (01/11/20).
Dari hasil penelusuran, video tersebut adalah pernyataan Prabowo terkait netralitas Polri menjelang Pilkada serentak 2018 yang disampaikan setelah bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di rumah dinas Ketua MPR di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/18).
Melansir dari beritasatu.com, dalam pidatonya Prabowo meminta Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, dan Polri netral di pilkada dan pemilu. Pasalnya, tiga lembaga itu milik seluruh rakyat.
“Janganlah lembaga yang begitu penting, institusi yang begitu menentukan kehidupan bangsa dan negara. Janganlah tadi disebut Ketua MPR (Zulkifli Hasan) menjadi hanya membela salah satu pihak,” kata Prabowo di rumah dinas Ketua MPR di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/18).
Prabowo juga mengatakan, BIN, TNI, dan Polri adalah lembaga kebanggaan rakyat Indonesia sehingga dibutuhkan polisi, intelijen, serta tentara yang kuat dan hebat.
Bedasar dari seluruh referensi, maka dapat disimpulkan bahwa klaim Prabowo menggugat Polri terkait penangkapan aktivis KAMI adalah tidak benar dan masuk ke dalam kategori konten yang salah.
Video itupun ikut dibagikan oleh akun Facebook Roni Situmeang pada Minggu (01/11/20).
Dari hasil penelusuran, video tersebut adalah pernyataan Prabowo terkait netralitas Polri menjelang Pilkada serentak 2018 yang disampaikan setelah bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di rumah dinas Ketua MPR di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/18).
Melansir dari beritasatu.com, dalam pidatonya Prabowo meminta Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, dan Polri netral di pilkada dan pemilu. Pasalnya, tiga lembaga itu milik seluruh rakyat.
“Janganlah lembaga yang begitu penting, institusi yang begitu menentukan kehidupan bangsa dan negara. Janganlah tadi disebut Ketua MPR (Zulkifli Hasan) menjadi hanya membela salah satu pihak,” kata Prabowo di rumah dinas Ketua MPR di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/18).
Prabowo juga mengatakan, BIN, TNI, dan Polri adalah lembaga kebanggaan rakyat Indonesia sehingga dibutuhkan polisi, intelijen, serta tentara yang kuat dan hebat.
Bedasar dari seluruh referensi, maka dapat disimpulkan bahwa klaim Prabowo menggugat Polri terkait penangkapan aktivis KAMI adalah tidak benar dan masuk ke dalam kategori konten yang salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Rizky Maulana (Universitas Bina Sarana Informatika).
Faktanya, video tersebut adalah pernyataan Prabowo terkait netralitas Polri menjelang Pilkada serentak 2018 dan tidak ada kaitannya dengan penangkapan aktivis KAMI.
Faktanya, video tersebut adalah pernyataan Prabowo terkait netralitas Polri menjelang Pilkada serentak 2018 dan tidak ada kaitannya dengan penangkapan aktivis KAMI.
Rujukan
Halaman: 6272/7078



