KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang menampilkan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, berbicara tentang ijazah palsu.
Dia mempertanyakan soal pemimpin yang memiliki ijazah palsu, dan menteri yang latar belakang pendidikannya tidak jelas.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut palsu dan merupakan hasil manipulasi artificial intelligence (AI). Narasi ini perlu diluruskan karena informasinya keliru.
Video Soeharto berbicara tentang ijazah palsu dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini, serta akun Threads ini. Konten tersebut dibagikan pada April 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
PAK HARTO IKUT BICARA SOAL IJAZAH PALSU
Berikut cuplikan pernyataan Soeharto dalam video tersebut:
Sekarang agak lain ya. Ada yang pendidikannya tidak jelas jadi pemimpin. Ada menteri yang dapat gelar profesor tapi tidak sesuai kaidah akademis.
Ada yang dapat gelar profesor dari kampus abal-abal jadi utusan khusus ada yang jadi stafus. Kasihan daripada rakyat yang di bawah. Dulu saya seleksi para menteri dengan ketat.
Saya lihat ijazah mereka asli atau enggak. Yang ijazahnya palsu sudah pasti saya singkirkan.
Screenshot Hoaks, video Soeharto bicara soal ijazah palsu
(GFD-2025-26664) [KLARIFIKASI] Soeharto Bicara soal Ijazah Palsu Merupakan Manipulasi AI
Sumber:Tanggal publish: 22/04/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mencermati video tersebut dan menemukan kejanggalan yang mengindikasikan video itu merupakan hasil manipulasi.
Apabila diperhatikan, tampak gerakan bibir dan pipi Soeharto tidak sinkron saat berbicara. Seolah keduanya berasal dari video yang terpisah dan kemudian ditempelkan.
Kemudian, Kompas.com mengecek video tersebut menggunakan Deepware, perangkat yang dapat mendeteksi video manipulasi AI atau deepfake.
Menurut Deepware, video Soeharto bicara tentang ijazah palsu adalah deepfake.
Setelah ditelusuri menggunakan Google Lens, video itu adalah hasil manipulasi dari video YouTube yang diunggah kanal President Files.
Video yang diunggah pada 13 November 2019 tersebut berjudul "Temu Wicara Presiden Soeharto pada Acara Penerimaan Peserta RATINKOPAR".
Deskripsi video menyebutkan, Soeharto menerima peserta Rapat Tahunan Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (Ratinkopar) di Tapos, Bogor, Jawa Barat pada 29 Oktober 1994.
Acara itu adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI), yang merupakan wadah koperasi untuk para pegawai negeri sipil (PNS).
Apabila diperhatikan, tampak gerakan bibir dan pipi Soeharto tidak sinkron saat berbicara. Seolah keduanya berasal dari video yang terpisah dan kemudian ditempelkan.
Kemudian, Kompas.com mengecek video tersebut menggunakan Deepware, perangkat yang dapat mendeteksi video manipulasi AI atau deepfake.
Menurut Deepware, video Soeharto bicara tentang ijazah palsu adalah deepfake.
Setelah ditelusuri menggunakan Google Lens, video itu adalah hasil manipulasi dari video YouTube yang diunggah kanal President Files.
Video yang diunggah pada 13 November 2019 tersebut berjudul "Temu Wicara Presiden Soeharto pada Acara Penerimaan Peserta RATINKOPAR".
Deskripsi video menyebutkan, Soeharto menerima peserta Rapat Tahunan Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (Ratinkopar) di Tapos, Bogor, Jawa Barat pada 29 Oktober 1994.
Acara itu adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKPRI), yang merupakan wadah koperasi untuk para pegawai negeri sipil (PNS).
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Soeharto berbicara tentang ijazah palsu adalah hoaks dan hasil manipulasi AI.
Video asli merupakan arsip digital saat Soeharto menerima peserta Ratinkopar di Tapos, Bogor, Jawa Barat pada 29 Oktober 1994.
Narasi yang muncul ini perlu diluruskan karena informasinya keliru. Konten ini bisa jadi merupakan satire terkait kondisi politik saat ini, yaitu adanya sejumlah orang yang mempertanyakan keaslian ijazah mantan presiden, yaitu Joko Widodo.
Video asli merupakan arsip digital saat Soeharto menerima peserta Ratinkopar di Tapos, Bogor, Jawa Barat pada 29 Oktober 1994.
Narasi yang muncul ini perlu diluruskan karena informasinya keliru. Konten ini bisa jadi merupakan satire terkait kondisi politik saat ini, yaitu adanya sejumlah orang yang mempertanyakan keaslian ijazah mantan presiden, yaitu Joko Widodo.
Rujukan
- https://www.facebook.com/fathur.klowor/videos/1364108221456185
- https://www.facebook.com/bang.joe.970179/videos/721068063582090
- https://www.threads.net/@waleee81/post/DIceuCQTQlE
- https://scanner.deepware.ai/result/d630f0492a1d59c8086841e55482e89a0fa9212b-1745202322/
- https://www.youtube.com/watch?v=3XK3tJ9NE5w
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26663) [KLARIFIKASI] Konteks Keliru, Video Pernyataan Ma'ruf Amin Terkait Ahok pada 2019
Sumber:Tanggal publish: 22/04/2025
Berita
KOMPAS.com - Beredar unggahan video yang menampilkan mantan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai sumber konflik.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video perlu diluruskan karena informasinya menghilangkan konteks secara utuh.
Video yang menampilkan Ma'ruf Amin mengatakan Ahok sebagai sumber konflik salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini pada April 2025.
Dalam video, tampak Ma'ruf Amin sedang berbincang dengan beberapa orang. Kemudian ia mengatakan Ahok sebagai sumber konflik bangsa sehingga harus dihabisi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video perlu diluruskan karena informasinya menghilangkan konteks secara utuh.
Video yang menampilkan Ma'ruf Amin mengatakan Ahok sebagai sumber konflik salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini pada April 2025.
Dalam video, tampak Ma'ruf Amin sedang berbincang dengan beberapa orang. Kemudian ia mengatakan Ahok sebagai sumber konflik bangsa sehingga harus dihabisi.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu telah beredar sejak 2019. Ma'ruf Amin juga telah memberikan penjelasan soal pernyataan itu.
Seperti diberitakan Kompas.com pada 4 April 2019, Ma'ruf mengatakan bahwa ada konteks yang dihilangkan dalam video tersebut.
Menurut Ma'ruf, video diambil ketika beberapa pemuka agama mengajaknya mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pemilihan Presiden 2019.
Ajakan itu tidak lepas dari keberhasilan Anies mengalahkan Ahok di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Namun, Ma'ruf menolak ajakan mendukung Anies, ia lebih memilih mendukung Jokowi.
Menurut Ma'ruf, Jokowi tidak bisa dikalahkan dengan cara seperti meredam suara pemilih Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Jadi waktu itu saya bilang, saya enggak setuju (dukung Anies). Pak Jokowi berbeda dengan Ahok. Ahok itu sumber konflik. Kalau Pak Jokowi kan bukan," ujar Ma'ruf.
"Tapi Pak Jokowi tidak. Makanya saya cenderung mendukung Pak Jokowi ketimbang Anies. Biar nanti Anies 2024 ke atas bolehlah. Sekarang Pak Jokowi. Konteksnya itu," ungkapnya.
Sebagai konteks, Pilkada DKI Jakarta 2017 diwarnai dengan politik identitas. Ahok yang saat itu maju sebagai calon gubernur dipenjara karena kasus penistaan agama.
Seperti diberitakan Kompas.com pada 4 April 2019, Ma'ruf mengatakan bahwa ada konteks yang dihilangkan dalam video tersebut.
Menurut Ma'ruf, video diambil ketika beberapa pemuka agama mengajaknya mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pemilihan Presiden 2019.
Ajakan itu tidak lepas dari keberhasilan Anies mengalahkan Ahok di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Namun, Ma'ruf menolak ajakan mendukung Anies, ia lebih memilih mendukung Jokowi.
Menurut Ma'ruf, Jokowi tidak bisa dikalahkan dengan cara seperti meredam suara pemilih Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Jadi waktu itu saya bilang, saya enggak setuju (dukung Anies). Pak Jokowi berbeda dengan Ahok. Ahok itu sumber konflik. Kalau Pak Jokowi kan bukan," ujar Ma'ruf.
"Tapi Pak Jokowi tidak. Makanya saya cenderung mendukung Pak Jokowi ketimbang Anies. Biar nanti Anies 2024 ke atas bolehlah. Sekarang Pak Jokowi. Konteksnya itu," ungkapnya.
Sebagai konteks, Pilkada DKI Jakarta 2017 diwarnai dengan politik identitas. Ahok yang saat itu maju sebagai calon gubernur dipenjara karena kasus penistaan agama.
Kesimpulan
Video Ma'ruf Amin mengatakan Ahok sebagai sumber konflik dan harus dihabisi perlu diluruskan. Video itu telah beredar sejak tahun 2019.
Ma'ruf saat itu menjelaskan bahwa video diambil ketika beberapa pemuka agama memintanya mendukung Anies maju di Pilpres 2019 untuk melawan Jokowi.
Ajakan itu tidak lepas dari keberhasilan Anies mengalahkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Namun, Ma'ruf menolaknya. Menurut dia, Jokowi berbeda dengan Ahok yang saat itu tersandung kasus penistaan agama. Ma'ruf pun lebih memilih mendukung Jokowi.
Ma'ruf saat itu menjelaskan bahwa video diambil ketika beberapa pemuka agama memintanya mendukung Anies maju di Pilpres 2019 untuk melawan Jokowi.
Ajakan itu tidak lepas dari keberhasilan Anies mengalahkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Namun, Ma'ruf menolaknya. Menurut dia, Jokowi berbeda dengan Ahok yang saat itu tersandung kasus penistaan agama. Ma'ruf pun lebih memilih mendukung Jokowi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1214579933584935
- https://www.facebook.com/share/p/15bb43kA3Y/
- https://www.facebook.com/share/v/16N1aYL167/
- https://nasional.kompas.com/read/2019/04/04/13132581/klarifikasi-maruf-amin-soal-videonya-yang-menyebut-ahok-sumber-konflik
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26662) Cek Fakta: Hoaks Tautan Pendaftaran Undian Spesial dari Bank Sulselbar
Sumber:Tanggal publish: 23/04/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial tautan pendaftaran undian spesial dari Bank Sulselbar. Postingan itu beredar sejak dua pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 9 April 2025.
Berikut isi postingannya:
"𝙋𝙧𝙤𝙜𝙧𝙖𝙢 𝙐𝙣𝙙𝙞𝙖𝙣 𝙎𝙥𝙚𝙨𝙞𝙖𝙡, 𝘽𝙋𝘿 𝙎𝙪𝙡𝙨𝙚𝙡𝙗𝙖𝙧𝙆𝙝𝙪𝙨𝙪𝙨 𝙉𝙖𝙨𝙖𝙗𝙖𝙝 𝘽𝙖𝙣𝙠 𝘽𝙖𝙣𝙠 𝙎𝙪𝙡𝙨𝙚𝙡𝙗𝙖𝙧 𝙔𝙖𝙣𝙜 𝙎𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙂𝙪𝙣𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙎𝙪𝙡𝙨𝙚𝙡𝙗𝙖𝙧 𝙈𝙤𝙗𝙞𝙡𝙚 𝘽𝙖𝙣𝙠𝙞𝙣𝙜
𝙈𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙙𝙞𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙧𝙞𝙠 𝘼𝙥𝙧𝙚𝙨𝙞𝙖𝙨𝙞 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝘽𝙖𝙣𝙠 𝘽𝙋𝘿 𝙎𝙪𝙡𝙨𝙚𝙡𝙗𝙖𝙧
𝘽𝙪𝙧𝙪𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙛𝙩𝙖𝙧 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙥𝙚𝙢𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙣𝙮𝙖.... 𝗛𝗮𝗱𝗶𝗮𝗵 𝗔𝗽𝗿𝗲𝘀𝗶𝗮𝘀𝗶 :
° 𝟱 𝗨𝗻𝗶𝘁 𝗕𝗠𝗪 𝟱𝟮𝟬𝗶 𝗠 𝗦𝗽𝗼𝗿𝘁
° 𝟭𝟬 𝗨𝗻𝗶𝘁 𝗣𝗮𝗷𝗲𝗿𝗼 𝗦𝗽𝗼𝗿𝘁
° 𝟮𝟬 𝗨𝗻𝗶𝘁 𝗛𝘆𝘂𝗻𝗱𝗮𝗶 𝗖𝗿𝗲𝘁𝗮 𝗔𝗹𝗽𝗵𝗮
° 𝟰𝟬 𝗨𝗻𝗶𝘁 𝗕𝗲𝗮𝘁 𝗦𝘁𝗿𝗲𝗲𝘁
° 𝟯𝟬 𝗨𝗻𝗶𝘁 𝗡-𝗠𝗮𝘅 𝟮𝟬𝟮𝟰
° 𝟱𝟬 𝗨𝗻𝗶𝘁 𝗜𝗽𝗵𝗼𝗻𝗲 𝟭𝟰 𝗣𝗿𝗼𝗺𝗮𝘅
° 𝟯𝟬 𝗨𝗻𝗶𝘁 𝗩𝗲𝘀𝗽𝗮 𝗣𝗿𝗶𝗺𝗮𝘃𝗲𝗿𝗮
° 𝟯𝟬 𝗨𝗻𝗶𝘁 𝗞𝘂𝗹𝗸𝗮𝘀 𝟮 𝗣𝗶𝗻𝘁𝘂
° 𝟱𝟬 𝗨𝗻𝗶𝘁 𝗶𝗣𝗵𝗼𝗻𝗲 𝟭𝟱 𝗣𝗿𝗼 𝗠𝗮𝘅
° 𝟭.𝟬𝟬𝟬 𝗧𝗮𝗯𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗘𝗺𝗮𝘀 𝟱 𝗝𝘂𝘁𝗮
° 𝟮𝟬 𝗣𝗮𝗸𝗲𝘁 𝗨𝗺𝗿𝗼𝗵 𝗣𝗹𝘂𝘀 𝗧𝘂𝗿𝗸𝗶 𝟭𝟱 𝗛𝗮𝗿𝗶 𝙆𝙝𝙪𝙨𝙪𝙨 𝘽𝙋𝘿 𝙎𝙪𝙡𝙨𝙚𝙡𝙗𝙖𝙧 𝙎𝙪𝙡𝙨𝙚𝙡𝙗𝙖𝙧
𝙈𝙤𝙗𝙞𝙡𝙚𝗗𝗮𝗳𝘁𝗮𝗿 𝗦𝗲𝗸𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 (𝗚𝗥𝗔𝗧𝗜𝗦)."
Postingan itu juga disertai tautan yang mengarah ke website tertentu.
Lalu benarkah postingan tautan pendaftaran undian spesial dari Bank Sulselbar?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi akun resmi Bank Sulselbar di Instagram, @banksulsebar.official yang sudah bercentang biru atau terverifikasi. Di sana tidak terdapat program undian spesial seperti yang tercantum dalam postingan.
Justru Bank Sulsebar meminta masyarakat mewaspadai sejumlah informasi terkait undian berhadiah yang mencatut nama bank tersebut. Mereka mengunggahnya dalam postingan pada 13 Februari 2025.
"Waspada Penipuan Mengatasnamakan Bank Sulselbar!
Jangan pernah memberikan informasi pribadi seperti PIN ATM, kode OTP, atau mengklik link yang dikirim oleh orang yang tidak dikenal dengan mengatasnamakan Bank Sulselbar.
Ingat, pihak Bank Sulselbar tidak pernah meminta data pribadi nasabah melalui media sosial atau saluran tidak resmi lainnya!
Jangan mudah percaya dengan iming-iming memenangkan undian berhadiah, itu bisa jadi trik penipuan!
Selalu berhati-hati dan waspada, Sulselbar People!"
Selain itu tautan yang disertakan dalam postingan tidak mengarah pada website resmi Bank Sulselbar. Website seperti ini merupakan modus pencurian data pribadi atau bisa menghubungkan kita pada pinjaman online ilegal.
Kesimpulan
Postingan tautan pendaftaran undian spesial dari Bank Sulselbar adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2025-26661) Cek Fakta: Tidak Benar Prabowo Batalkan Program MBG Jadi Pendidikan Gratis Seumur Hidup pada April 2025
Sumber:Tanggal publish: 23/04/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Presiden Prabowo Subianto membatalkan program makan bergizi gratis (MBG) dan mengubahnya jadi pendidikan gratis seumur hidup beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 13 April 2025.
Akun Facebook tersebut mengunggah gambar tangkapan layar artikel berujudul "Prabowo Akhirnya Batalkan Program MBG (Makan Bergizi Gratis) Jadi Pendidikan Gratis Sampai Seumur Hidup".
"Rakyat nyimak," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 4 kali direspons dan mendapat 3 komentar dari warganet.
Benarkah Presiden Prabowo membatalkan program BMG dan mengubahnya jadi pendidikan gratis seumur hidup pada April 2025? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Presiden Prabowo membatalkan program BMG dan mengubahnya jadi pendidikan gratis seumur hidup pada April 2025. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "prabowo batalkan program mbg jadi pendidikan gratis" di kolom pencarian Google Search,
Hasilnya, tidak ditemukan informasi dari sumber kredibel terkait kabar tersebut. Hingga Selasa (22/4/2025), pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) masih mengalokasikan program MBG. Satu di antaranya di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dikutip dari Antara, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari membagikan 231 paket MBG kepada pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 26 Kendari, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran mengatakan bahwa pemberian makan bergizi gratis tersebut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengatasi masalah gizi buruk, dan stunting dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak di Kota Kendari.
"Hari ini Pemerintah Kota Kendari hadir memberi makan bergizi gratis di SD 26 Kendari, kepada 231 siswa siswi di sekolah ini," kata Siska Karina Imran.
Siska menambahkan, program MBG merupakan komitmen Pemkot Kendari untuk memberikan akses yang adil dan merata terhadap kesehatan dan kesejahteraan bagi warga Kota Kendari.
Kesimpulan
Kabar tentang Presiden Prabowo membatalkan program BMG dan mengubahnya jadi pendidikan gratis seumur hidup pada April 2025 ternyata tidak benar. Faktanya, tidak ada informasi valid yang mendukung kabar tersebut.
Rujukan
Halaman: 73/6098