Sebuah video yang diklaim sebagai wajah guru SMP perempuan di Grobogan, Jawa Tengah, yang diduga melakukan kekerasan seksual pada muridnya, beredar di Facebook [arsip].
Pada bagian awal video, guru dan siswa itu berjoget di depan kamera. Kemudian, keduanya berciuman. Berikut bunyi narasinya: “Guru agama dan murid selama dua tahun melakukan hubungan yang tak pantas. Bu Siti guru agama dan muridnya di Grobogan sungguh tidak pantas. Seperti ini dilakukan guru agama dan muridnya.”
Namun, benarkah video itu menampilkan guru SMP Grobogan yang diduga sebagai pelaku kekerasan seksual pada siswanya?
(GFD-2025-25853) Keliru: Video Guru SMP di Grobogan yang Berciuman dengan Siswanya
Sumber:Tanggal publish: 26/02/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, video tersebut bukan ST (35), guru SMP di Grobogan yang diduga melakukan kekerasan seksual pada siswanya. Video tersebut mencomot dari video lain, yang di bagian akhirnya diubah dengan kecerdasan buatan sehingga guru dan murid terlihat berciuman.
Guru perempuan yang berjoget dalam video itu adalah Ita Rohayati, yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP N 1 Bantarkawung, Brebes, Jawa Tengah. Ita telah membuat video klarifikasi tentang videonya banyak dibagikan di media sosial dengan narasi yang keliru.
Video klarifikasi tersebut diunggah Ita lewat akun TikToknya, itha.er29. Namun video tersebut sudah dihapus. Tempo menemukan sejumlah warganet lain telah membagikan ulang video klarifikasi tersebut. Salah satunya dibagikan oleh akun ini dan ini di Facebook. Di video klarifikasi itu, Ita mengatakan: “Saya bukan guru yang viral itu. Saya bernama ita Rohayati, saya mengajar di SMPN 1 Bantarkawung, Brebes.”
Dengan mencocokkan dua gambar, terlihat kesamaan wajah, bentuk kacamata, dan label nama yang disematkan di bagian jilbab.
Pada video kedua di bagian akhir, saat guru dan murid terlihat berciuman adalah rekayasa dengan kecerdasan buatan. Hal itu bisa diketahui dengan adanya kejanggalan secara visual, yakni perbedaan di bagian baju seragam siswa dalam video saat sedang berjoget dan berciuman.
Saat berjoget, seragam di dada siswa memperlihatkan label nama. Namun saat berciuman berubah menjadi badge atau logo sekolah. Bentuk yang tidak inkonsisten seperti ini menjadi salah satu ciri bahwa sebuah konten dibuat dengan kecerdasan buatan atau deepfake.
Selain itu, dilakukan pengujian dengan cara memindai tangkapan layar video saat keduanya berciuman, menggunakan aplikasi Wasitai.com, didapati kesimpulan konten tersebut mengandung elemen AI atau dibuat menggunakan AI.
Guru perempuan yang berjoget dalam video itu adalah Ita Rohayati, yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP N 1 Bantarkawung, Brebes, Jawa Tengah. Ita telah membuat video klarifikasi tentang videonya banyak dibagikan di media sosial dengan narasi yang keliru.
Video klarifikasi tersebut diunggah Ita lewat akun TikToknya, itha.er29. Namun video tersebut sudah dihapus. Tempo menemukan sejumlah warganet lain telah membagikan ulang video klarifikasi tersebut. Salah satunya dibagikan oleh akun ini dan ini di Facebook. Di video klarifikasi itu, Ita mengatakan: “Saya bukan guru yang viral itu. Saya bernama ita Rohayati, saya mengajar di SMPN 1 Bantarkawung, Brebes.”
Dengan mencocokkan dua gambar, terlihat kesamaan wajah, bentuk kacamata, dan label nama yang disematkan di bagian jilbab.
Pada video kedua di bagian akhir, saat guru dan murid terlihat berciuman adalah rekayasa dengan kecerdasan buatan. Hal itu bisa diketahui dengan adanya kejanggalan secara visual, yakni perbedaan di bagian baju seragam siswa dalam video saat sedang berjoget dan berciuman.
Saat berjoget, seragam di dada siswa memperlihatkan label nama. Namun saat berciuman berubah menjadi badge atau logo sekolah. Bentuk yang tidak inkonsisten seperti ini menjadi salah satu ciri bahwa sebuah konten dibuat dengan kecerdasan buatan atau deepfake.
Selain itu, dilakukan pengujian dengan cara memindai tangkapan layar video saat keduanya berciuman, menggunakan aplikasi Wasitai.com, didapati kesimpulan konten tersebut mengandung elemen AI atau dibuat menggunakan AI.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa video guru dan murid berjoget yang disebut sebagai ST, guru agama yang diduga melakukan kekerasan seksual pada murid laki-laki di salah satu SMP di Grobogan, Jawa Tengah, adalah keliru.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?ref=search&v=1815034882581652&external_log_id=aaf28f5d-7c8c-4bbc-b3de-f3cb5d83dd1f&q=guru%20grobogan
- https://mvau.lt/media/fa0cbdd9-dbf6-4c58-8295-23303e729bf3
- https://www.facebook.com/100024020262891/videos/pcb.1833477077462950/604794908813442
- https://www.facebook.com/reel/1061107982680831
- https://wasitai.com/ /cdn-cgi/l/email-protection#83e0e6e8e5e2e8f7e2c3f7e6eef3ecade0ecadeae7
(GFD-2025-25852) Tidak Benar Siswa SD di Papua Selatan Meninggal Keracunan MBG
Sumber:Tanggal publish: 26/02/2025
Berita
tirto.id - Beredar di media sosial, sebuah unggahan yang mengeklaim ada siswa sekolah dasar (SD) dari Korowai, Kampung Kabuwage, Papua, yang meninggal dunia akibat keracunan makanan program makan bergizi gratis (MBG) dari pemerintah.
Dalam unggahan yang beredar, disertakan juga foto yang memperlihatkan seorang anak yang mengenakan seragam SD sedang terbaring kaku. Ada juga foto yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SD yang nampak sedang berbaring di dalam kelas.
Dalam keterangannya disebutkan bahwa anak tersebut meninggal akibat keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan pada program MBG.
Narasi tersebut diunggah oleh sejumlah akun di Facebook, di antaranya “Nabi”(arsip), “Ini Roy Pak”(arsip) pada Rabu (19/2/2025), serta “Timo” pada Jumat (21/2/2025). Unggahan serupa juga ditemukan di akun instagram “hunduickelmont”(arsip) pada Selasa (17/2/2025).
“Ternyata ini akibat makanan siang bergizi gratis mematikan secara sistematis dan berlangsung,” bunyi keterangan takarir salah satu akun tersebut.
Sepanjang Rabu (19/2/2025) hingga Selasa (25/2/2025) atau selama enam hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah merah 16 reaksi dari warganet. Meski begitu, klaim ini pantas diperiksa karena menyebut program yang sedang berlangsung dan melibatkan banyak anak di Indonesia.
Lantas, benarkah klaim yang menyebut ada siswa SD di Papua yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG?
Dalam unggahan yang beredar, disertakan juga foto yang memperlihatkan seorang anak yang mengenakan seragam SD sedang terbaring kaku. Ada juga foto yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SD yang nampak sedang berbaring di dalam kelas.
Dalam keterangannya disebutkan bahwa anak tersebut meninggal akibat keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan pada program MBG.
Narasi tersebut diunggah oleh sejumlah akun di Facebook, di antaranya “Nabi”(arsip), “Ini Roy Pak”(arsip) pada Rabu (19/2/2025), serta “Timo” pada Jumat (21/2/2025). Unggahan serupa juga ditemukan di akun instagram “hunduickelmont”(arsip) pada Selasa (17/2/2025).
“Ternyata ini akibat makanan siang bergizi gratis mematikan secara sistematis dan berlangsung,” bunyi keterangan takarir salah satu akun tersebut.
Sepanjang Rabu (19/2/2025) hingga Selasa (25/2/2025) atau selama enam hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah merah 16 reaksi dari warganet. Meski begitu, klaim ini pantas diperiksa karena menyebut program yang sedang berlangsung dan melibatkan banyak anak di Indonesia.
Lantas, benarkah klaim yang menyebut ada siswa SD di Papua yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG?
Hasil Cek Fakta
Pertama-tama, Tim Riset Tirto menelusuri lokasi Kampung Kabuwage, lokasi yang diklaim terdapat siswa SD yang meninggal akibat keracunan makanan dari program MBG. Hasilnya, kami menemukan bahwa wilayah tersebut masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan.
Tirto lalu melakukan verifikasi terhadap klaim ini dengan memasukan kata kunci “Siswa SD di Kampung Kabuwage, Boven Digoel, Meninggal Akibat Keracunan Makanan Program MBG” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, kami menemukan pernyataan dari Sekretaris Daerah Kabupaten Boven Digoel, Pilemon Tabuni, yang membantah informasi adanya siswa SD meninggal di wilayahnya akibat keracunan makanan dari program MBG. Hal ini disebabkan, Boven Digoel saat ini belum menjalankan program MBG.
“Informasi yang beredar tentang meninggalnya siswa karena mengonsumsi makanan bergizi gratis adalah hoaks,” jelas Pilemon Tabuni, Kamis (20/2/2025) dikutip dari RRI.
Ia menjelaskan, bahwa saat ini program MBG di Boven Digoel masih dalam tahap persiapan infrakstruktur. Pemda Boven Digoel juga masih juga masih melakukan koordinasi dengan Badan Gizi Nasional untuk melakukan pendataan sekolah yang ada di wilayah Boven Digoel.
Sementara itu, melalui keterangan dalam akun Instagram resminya, Kodam XVII/Cenderawasih menyebut klaim bahwa ada siswa SD di Papua yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG adalah tidak benar.
Berdasarkan penelusuran Kodam Cenderawasih, siswa SD yang nampak sedang terbaring kaku seperti dalam foto yang beredar adalah ERM (13 tahun) yang meninggal dunia pada 17 Februari 2025. Namun, penyebab meninggal dunianya anak tersebut bukan karena program MBG, karena di wilayah tersebut belum berjalan program MBG.
"Saat ini penyebab meninggalnya karena hal lain yang masih dalam proses penyelidikan Polres Boven Digoel," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan, S.E.,M.M. Kamis (20/2/2025).
Pun, Candra mengungkap, di Kabupaten Boven Digoel tidak ada kampung Kubuwage seperti yang disebut di unggahan media sosial, yang ada adalah kampung Kabuwage di Distrik Firiwage.
Sementara itu, terkait foto lain dalam unggahan klaim yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SD yang nampak sedang berbaring di dalam kelas, Tirto menemukan bahwa foto itu identik dengan foto yang diunggah media Suara Merdeka Pantura pada Selasa (9/8/2022).
Konteks asli foto tersebut adalah potret sejumlah siswa SD Slawi Wetan 01, yang diduga mengalami keracunan jajanan sekolah dalam bentuk makarno telor (maklor), pada Senin (8/8/2022). Para siswa ini kemudian mendapat penanganan dari Puskesmas Slawi dan PSC 119 Dinkes Kabupaten Tegal.
Selebihnya, hingga Selasa (25/2/2025) atau saat artikel periksa fakta ini ditulis, kami tidak menemukan adanya informasi atau keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG.
Tirto lalu melakukan verifikasi terhadap klaim ini dengan memasukan kata kunci “Siswa SD di Kampung Kabuwage, Boven Digoel, Meninggal Akibat Keracunan Makanan Program MBG” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, kami menemukan pernyataan dari Sekretaris Daerah Kabupaten Boven Digoel, Pilemon Tabuni, yang membantah informasi adanya siswa SD meninggal di wilayahnya akibat keracunan makanan dari program MBG. Hal ini disebabkan, Boven Digoel saat ini belum menjalankan program MBG.
“Informasi yang beredar tentang meninggalnya siswa karena mengonsumsi makanan bergizi gratis adalah hoaks,” jelas Pilemon Tabuni, Kamis (20/2/2025) dikutip dari RRI.
Ia menjelaskan, bahwa saat ini program MBG di Boven Digoel masih dalam tahap persiapan infrakstruktur. Pemda Boven Digoel juga masih juga masih melakukan koordinasi dengan Badan Gizi Nasional untuk melakukan pendataan sekolah yang ada di wilayah Boven Digoel.
Sementara itu, melalui keterangan dalam akun Instagram resminya, Kodam XVII/Cenderawasih menyebut klaim bahwa ada siswa SD di Papua yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG adalah tidak benar.
Berdasarkan penelusuran Kodam Cenderawasih, siswa SD yang nampak sedang terbaring kaku seperti dalam foto yang beredar adalah ERM (13 tahun) yang meninggal dunia pada 17 Februari 2025. Namun, penyebab meninggal dunianya anak tersebut bukan karena program MBG, karena di wilayah tersebut belum berjalan program MBG.
"Saat ini penyebab meninggalnya karena hal lain yang masih dalam proses penyelidikan Polres Boven Digoel," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan, S.E.,M.M. Kamis (20/2/2025).
Pun, Candra mengungkap, di Kabupaten Boven Digoel tidak ada kampung Kubuwage seperti yang disebut di unggahan media sosial, yang ada adalah kampung Kabuwage di Distrik Firiwage.
Sementara itu, terkait foto lain dalam unggahan klaim yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SD yang nampak sedang berbaring di dalam kelas, Tirto menemukan bahwa foto itu identik dengan foto yang diunggah media Suara Merdeka Pantura pada Selasa (9/8/2022).
Konteks asli foto tersebut adalah potret sejumlah siswa SD Slawi Wetan 01, yang diduga mengalami keracunan jajanan sekolah dalam bentuk makarno telor (maklor), pada Senin (8/8/2022). Para siswa ini kemudian mendapat penanganan dari Puskesmas Slawi dan PSC 119 Dinkes Kabupaten Tegal.
Selebihnya, hingga Selasa (25/2/2025) atau saat artikel periksa fakta ini ditulis, kami tidak menemukan adanya informasi atau keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG.
Program MBG sendiri belum dijalankan di Kabupaten Boven Digoel. Jadi, informasi yang menyebut bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Program MBG sendiri belum dijalankan di Kabupaten Boven Digoel. Jadi, informasi yang menyebut bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Rujukan
- https://web.facebook.com/cepa.alfin/posts/pfbid023Fuots8xNcUbtStWbf41nLMpz1YagVb9dsps3AFMu5ncQiGCP1Dv93EgC23ayE4zl?_rdc=1&_rdr#
- https://archive.ph/QXI9T
- https://web.facebook.com/hery.sakan/posts/pfbid0CjMHRtJmdWonKL5e2GFkKN158MMAKvtcr4g5KfGMj661rYBJVBtVa7FyWjaDrxqNl?rdid=Q82l5bGJbAC3702A#
- https://archive.ph/weYJE
- https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0NiAUJ2QHzUNE3E8Q2d1sP31e1fVkovoMnq7a59gtp5kH1RzvAViZKQQ1xo7sR392l&id=61566406073746&rdid=T0sUIGkZ3xofT04x#
- https://www.instagram.com/hunduickelmont/p/DGN8GnyvDWB/?img_index=1
- https://archive.ph/eOsCd
- https://rri.co.id/daerah-3t/1338493/kabar-siswa-meninggal-akibat-konsumsi-mbg-dipastikan-hoaks
- https://www.instagram.com/kodam17/p/DGRP-vszINY/?img_index=1
- https://pantura.suaramerdeka.com/pantura-raya/pr-064092403/33-siswa-sd-slawi-wetan-010203-keracunan-maklor
(GFD-2025-25851) Prabowo minta kader PDIP yang tidak ikut retret untuk mundur, benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 25/02/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video beredar di X menarasikan Presiden Prabowo akan menindak kepala daerah terpilih yang sulit diajak untuk bekerja sama.
Di sebelah video pidato Prabowo, terdapat tangkapan layar berita yang berjudul “Presiden Prabowo Subianto Meminta Kepala Daerah dari PDIP Yang Tak Ikut Retret Silahkan Mundur”.
Berikut ucapan Presiden Prabowo dalam video di unggahan tersebut:
“Sekarang siapa yang bandel, siapa yang ndablek, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat pemerintahan yang bersih, siapa yang tidak patuh, saya akan tindak,”
Namun, benarkah Prabowo minta kader PDIP yang tidak ikut retret untuk mundur dari jabatannya?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Di sebelah video pidato Prabowo, terdapat tangkapan layar berita yang berjudul “Presiden Prabowo Subianto Meminta Kepala Daerah dari PDIP Yang Tak Ikut Retret Silahkan Mundur”.
Berikut ucapan Presiden Prabowo dalam video di unggahan tersebut:
“Sekarang siapa yang bandel, siapa yang ndablek, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat pemerintahan yang bersih, siapa yang tidak patuh, saya akan tindak,”
Namun, benarkah Prabowo minta kader PDIP yang tidak ikut retret untuk mundur dari jabatannya?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran ANTARA, video Prabowo tersebut serupa dengan video di YouTube KompasTV yang berjudul “Prabowo: Siapa yang "Ndablek" Akan Ditindak”. Dalam keterangannya, Presiden RI Prabowo Subianto dalam pidatonya di hari lahir Ke-102 NU, Rabu (5/2/2025) menyebut siapa yang tidak ikut aliran besar dalam pemerintahan akan ditindak.
ANTARA menggunakan mesin pencarian untuk mencari berita yang berjudul “Presiden Prabowo Subianto Meminta Kepala Daerah dari PDIP Yang Tak Ikut Retret Silahkan Mundur”, namun tidak ada berita dengan judul seperti di tangkapan layar unggahan tersebut.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa kepala daerah yang tidak dapat hadir dalam pembekalan di Magelang, selama 21 sampai dengan 28 Februari 2025 tetap diminta mengikuti gelombang berikutnya.
"Kepala daerahnya akan tetap kami minta untuk mengikuti rangkaian berikutnya. Kapan? Menunggu putusan MK (Mahkamah Konstitusi)," ujarnya, dilansir dari ANTARA.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
ANTARA menggunakan mesin pencarian untuk mencari berita yang berjudul “Presiden Prabowo Subianto Meminta Kepala Daerah dari PDIP Yang Tak Ikut Retret Silahkan Mundur”, namun tidak ada berita dengan judul seperti di tangkapan layar unggahan tersebut.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa kepala daerah yang tidak dapat hadir dalam pembekalan di Magelang, selama 21 sampai dengan 28 Februari 2025 tetap diminta mengikuti gelombang berikutnya.
"Kepala daerahnya akan tetap kami minta untuk mengikuti rangkaian berikutnya. Kapan? Menunggu putusan MK (Mahkamah Konstitusi)," ujarnya, dilansir dari ANTARA.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
(GFD-2025-25850) [HOAKS] Poster Rekrutmen Asesor Sekolah dan Madrasah 2025
Sumber:Tanggal publish: 25/02/2025
Berita
KOMPAS.com - Beredar poster rekrutmen mengatasnamakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang kini berubah menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Poster itu menawarkan 1.800 posisi sebagai asesor sekolah dan madrasah.
Setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Poster rekrutmen asesor sekolah dan madrasah disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 11 Februari 2025:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah atau BAN S/M membuka 1.800 lowongan kerja menjadi calon asesor sekolah/madrasah.
Untuk Pendaftaran Silakan Klik Daftar Dibawah
Poster itu menawarkan 1.800 posisi sebagai asesor sekolah dan madrasah.
Setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Poster rekrutmen asesor sekolah dan madrasah disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 11 Februari 2025:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah atau BAN S/M membuka 1.800 lowongan kerja menjadi calon asesor sekolah/madrasah.
Untuk Pendaftaran Silakan Klik Daftar Dibawah
Hasil Cek Fakta
Badan Asesmen Nasional-Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (BAN-PDM) telah menegaskan bahwa informasi dalam poster tidak benar.
Akun-akun Facebook yang menyebarkan rekrutmen asesor sekolah dan madrasah menggunakan logo BAN-PDM atau Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah (BAN-SM).
"Penggunaan logo BAN-SM dan/atau BAN-PDM serta sampul panduan akreditasi yang diedit pada akun-akun tersebut tidak ada kaitannya dengan BAN-PDM," tulis Kemendikdasmen melalui situs web resminya.
Poster rekrutmen yang beredar merupakan modus penipuan lowongan kerja.
Rekrutmen 1.800 calon asesor sekolah dan madrasah pernah dibuka pada 2021.
Dilansir Kompas.com, periode rekrutmen itu telah berakhir sejak 8 Mei 2021.
Sementara, Kemendikdasmen belum membuka rekrutmen untuk tahun ini.
"Hingga saat ini BAN-PDM belum mengumumkan penyelenggaraan rekrutmen asesor tahun 2025," tulis Kemendikdasmen.
Akun-akun Facebook yang menyebarkan rekrutmen asesor sekolah dan madrasah menggunakan logo BAN-PDM atau Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah (BAN-SM).
"Penggunaan logo BAN-SM dan/atau BAN-PDM serta sampul panduan akreditasi yang diedit pada akun-akun tersebut tidak ada kaitannya dengan BAN-PDM," tulis Kemendikdasmen melalui situs web resminya.
Poster rekrutmen yang beredar merupakan modus penipuan lowongan kerja.
Rekrutmen 1.800 calon asesor sekolah dan madrasah pernah dibuka pada 2021.
Dilansir Kompas.com, periode rekrutmen itu telah berakhir sejak 8 Mei 2021.
Sementara, Kemendikdasmen belum membuka rekrutmen untuk tahun ini.
"Hingga saat ini BAN-PDM belum mengumumkan penyelenggaraan rekrutmen asesor tahun 2025," tulis Kemendikdasmen.
Kesimpulan
Poster rekrutmen asesor sekolah dan madrasah 2025 merupakan hoaks.
BAN-SM dan BAN-PDM belum membuka rekrutmen calon asesor sekolah dan madrasah tahun ini.
Poster yang beredar tidak berisi informasi resmi dari Kemendikdasmen.
BAN-SM dan BAN-PDM belum membuka rekrutmen calon asesor sekolah dan madrasah tahun ini.
Poster yang beredar tidak berisi informasi resmi dari Kemendikdasmen.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0hQwwh8BfV5DuXGamYZ6r8vjLWQ4D7zYFD5zajKn5Rzm2Dp8HvczggMpivHwQEMtEl&id=61572892059521
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02yyfikmgtvPPjJ3oqXPu3yUw32VdMJ4HiM7fXUHLw5fkxeSmPQkjefwveG8JFEy9jl&id=61572582806953
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid029wAxVhdHa2jBEjKVNCukBNyyfgFu1eQcuNC7edJbfiJUj4r2aoNvzfafUz5cuHdzl&id=61571730717074
- https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2025/02/waspada-hoaks-rekrutmen-asesor-sekolahmadrasah-2025
- https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/03/133711271/kemendikbud-rekrut-1800-calon-asesor-sekolah-cek-di-sini?page=all#page2
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 76/5899