SEBUAH foto sapi berkepala dua tengah memakan rumput di pinggir jalan beraspal beredar di Facebook [arsip]. Di belakangnya, sekitar sebelas orang menonton sapi itu dengan ekspresi heran atau takjub.
Namun, benarkah gambar yang memperlihatkan sapi dengan dua kepala itu asli?
(GFD-2025-26649) Keliru: Konten Sapi Berkepala Dua
Sumber:Tanggal publish: 22/04/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi keaslian gambar tersebut dengan mengamati gambar secara langsung dan memindai gambar menggunakan aplikasi pendeteksi konten AI. Hasilnya, foto tersebut dibuat menggunakan AI atau kecerdasan buatan.
Ditemukan beberapa kejanggalan dari foto tersebut. Pertama, pada bagian orang-orang yang menonton di belakang sapi, terdapat tiga kepala orang yang berdekatan, namun hanya tampak tiga kaki, bukan tiga pasang atau enam kaki. Kedua, kaki pada sapi juga tampak hanya tiga, bukan empat seperti seharusnya.
Ketiga, di telinga kedua sapi terdapat tag atau label yang biasanya diberikan untuk memberikan kode identitas di peternakan yang memiliki banyak sapi. Namun sapi yang diperlihatkan di atas tidak berada di kawasan peternakan, melainkan pinggir jalan.
Kejanggalan-kejanggalan seperti itu, biasa ditemukan dalam gambar-gambar yang dibuat menggunakan bantuan AI.
Pemindaian menggunakan Hivemoderation.com juga menunjukkan bahwa kemungkinan gambar itu dibuat menggunakan AI sebesar 78,7 persen. Kesimpulannya gambar itu sangat mungkin dibuat menggunakan aplikasi AI.
Pemimpin redaksi sementara IEEE Intelligent Systems (publikasi jurnal ilmiah) San Murugesan dalam artikelnya di Computer.org menyatakan terdapat kekhawatiran bahwa perkembangan teknologi AI menyebabkan munculnya sejumlah pelanggaran etis seperti risiko plagiarisme dan masalah dalam hal hak cipta, risiko keamanan, dan masalah hukum. Tanpa kejelasan hak cipta atas konten yang dibuat menggunakan AI, penanggung jawab atas konten-konten bermasalah akan menjadi samar.
Untuk memastikan transparansi, pembuat konten seharusnya secara terbuka menyatakan konten tersebut dibuatnya dengan AI. Tanpa penjelasan tersebut konten akan menyebabkan kesalahpahaman di masyarakat.
Ditemukan beberapa kejanggalan dari foto tersebut. Pertama, pada bagian orang-orang yang menonton di belakang sapi, terdapat tiga kepala orang yang berdekatan, namun hanya tampak tiga kaki, bukan tiga pasang atau enam kaki. Kedua, kaki pada sapi juga tampak hanya tiga, bukan empat seperti seharusnya.
Ketiga, di telinga kedua sapi terdapat tag atau label yang biasanya diberikan untuk memberikan kode identitas di peternakan yang memiliki banyak sapi. Namun sapi yang diperlihatkan di atas tidak berada di kawasan peternakan, melainkan pinggir jalan.
Kejanggalan-kejanggalan seperti itu, biasa ditemukan dalam gambar-gambar yang dibuat menggunakan bantuan AI.
Pemindaian menggunakan Hivemoderation.com juga menunjukkan bahwa kemungkinan gambar itu dibuat menggunakan AI sebesar 78,7 persen. Kesimpulannya gambar itu sangat mungkin dibuat menggunakan aplikasi AI.
Pemimpin redaksi sementara IEEE Intelligent Systems (publikasi jurnal ilmiah) San Murugesan dalam artikelnya di Computer.org menyatakan terdapat kekhawatiran bahwa perkembangan teknologi AI menyebabkan munculnya sejumlah pelanggaran etis seperti risiko plagiarisme dan masalah dalam hal hak cipta, risiko keamanan, dan masalah hukum. Tanpa kejelasan hak cipta atas konten yang dibuat menggunakan AI, penanggung jawab atas konten-konten bermasalah akan menjadi samar.
Untuk memastikan transparansi, pembuat konten seharusnya secara terbuka menyatakan konten tersebut dibuatnya dengan AI. Tanpa penjelasan tersebut konten akan menyebabkan kesalahpahaman di masyarakat.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa gambar yang beredar memperlihatkan rekaman sapi berkepala dua yang sedang makan rumput di tepi jalan dan menjadi tontonan orang adalah klaim keliru.
Gambar itu bukan dihasilkan rekaman kamera dari kondisi yang sebenarnya, melainkan gambar yang di-generate menggunakan mesin AI. Tanpa menambahkan keterangan bahwa gambar itu dihasilkan AI, unggahan itu dinilai melanggar etika.
Gambar itu bukan dihasilkan rekaman kamera dari kondisi yang sebenarnya, melainkan gambar yang di-generate menggunakan mesin AI. Tanpa menambahkan keterangan bahwa gambar itu dihasilkan AI, unggahan itu dinilai melanggar etika.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122203486616160649&set=a.122104610684160649
- https://mvau.lt/media/8bab3b33-f17a-4ace-9de7-09e816fa229f
- http://hivemoderation.com
- https://www.computer.org/publications/tech-news/trends/ethical-concerns-on-ai-content-creation /cdn-cgi/l/email-protection#f596909e93949e8194b5819098859adb969adb9c91
(GFD-2025-26648) [SALAH] Fenomena 7 Matahari Kembar di Bukit Hermon Menghadap ke Gaza
Sumber: X/TwitterTanggal publish: 22/04/2025
Berita
Pada Minggu (20/4/2025) beredar unggahan di X (arsip cadangan) yang membagikan video dengan narasi:
"Israel kian menggila memborbardir Gaza, Suriah menjadi tidak bergerak. Lebanon sudah mulai tenang.
Tetapi ada fenomena langka terlihat di Bukit Hermon, perbatasan antara Suriah, Lebanon & Israel.
Terlihat 7 matahari kembar dgn mengeluarkan suhu panas yang menghadap ke Gaza."
Per tangkapan layar dibuat pada Senin (2/4/2025) unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 41.2 ribu kali, mendapatkan 57 jawaban, dibagikan ulang 60 kali, dan disukai oleh 288 pengguna X lainnya.
"Israel kian menggila memborbardir Gaza, Suriah menjadi tidak bergerak. Lebanon sudah mulai tenang.
Tetapi ada fenomena langka terlihat di Bukit Hermon, perbatasan antara Suriah, Lebanon & Israel.
Terlihat 7 matahari kembar dgn mengeluarkan suhu panas yang menghadap ke Gaza."
Per tangkapan layar dibuat pada Senin (2/4/2025) unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 41.2 ribu kali, mendapatkan 57 jawaban, dibagikan ulang 60 kali, dan disukai oleh 288 pengguna X lainnya.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta MAFINDO (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim menggunakan perkakas (tools) pencarian gambar Google Images, hasilnya ditemukan sumber-sumber kredibel dan autoritatif yang sudah membagikan video yang mirip, salah satunya oleh DawnNews English di YouTube pada Jumat (23/8/2024) di unggahan dengan deskripsi:
“Pada tanggal 18 Agustus, langit di atas Chengdu, Tiongkok, memperlihatkan pemandangan yang langka dan tidak biasa - enam matahari tambahan muncul di samping matahari yang sebenarnya. Fenomena ini, yang dikenal sebagai parhelia, terjadi ketika kondisi atmosfer menyebabkan "sun dog" muncul. Biasanya, satu atau dua sun dog terlihat, tetapi dalam kasus ini, tujuh matahari terlihat, sebuah peristiwa yang benar-benar luar biasa. Tontonan itu berlangsung sekitar satu menit sebelum kembali normal.” (terjemahan oleh Google Translate).
Pemeriksaan silang (cross check) di Google Videos menggunakan kata kunci “seven sun sichuan chengdu china” menghasilkan sumber-sumber lainnya yang membagikan video yang mirip, termasuk video yang diunggah oleh sumber-sumber autoritatif.
Selain itu, pencarian berita di Google News menggunakan kata kunci yang sama menampilkan hasil dari sumber-sumber autoritatif yang mengkoroborasi dan mendukung.
“Pada tanggal 18 Agustus, langit di atas Chengdu, Tiongkok, memperlihatkan pemandangan yang langka dan tidak biasa - enam matahari tambahan muncul di samping matahari yang sebenarnya. Fenomena ini, yang dikenal sebagai parhelia, terjadi ketika kondisi atmosfer menyebabkan "sun dog" muncul. Biasanya, satu atau dua sun dog terlihat, tetapi dalam kasus ini, tujuh matahari terlihat, sebuah peristiwa yang benar-benar luar biasa. Tontonan itu berlangsung sekitar satu menit sebelum kembali normal.” (terjemahan oleh Google Translate).
Pemeriksaan silang (cross check) di Google Videos menggunakan kata kunci “seven sun sichuan chengdu china” menghasilkan sumber-sumber lainnya yang membagikan video yang mirip, termasuk video yang diunggah oleh sumber-sumber autoritatif.
Selain itu, pencarian berita di Google News menggunakan kata kunci yang sama menampilkan hasil dari sumber-sumber autoritatif yang mengkoroborasi dan mendukung.
Kesimpulan
Unggahan tersebut masuk ke kategori konten yang menyesatkan (misleading content), faktanya video yang dibagikan adalah peristiwa yang terjadi di Chengdu, Tiongkok.
Rujukan
- https://www-youtube-com.translate.goog/watch?v=7i8HaUKii70&_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp /
- https://archive.ph/SKDb7 (arsip cadangan).
- https://www.youtube.com/watch?v=7i8HaUKii70 /
- https://archive.ph/VQQK6 (arsip cadangan).
- https://www.google.com/search?q=seven+sun+sichuan+chengdu+china&udm=7 /
- https://ghostarchive.org/archive/bKgop (arsip cadangan).
- https://www.google.com/search?q=seven+sun+sichuan+chengdu+china&tbm=nws /
- https://ghostarchive.org/archive/F5DX6 (arsip cadangan).
- https://x.com/ProfOnline_id/status/1913787587166372172, unggahan oleh akun X “@ProfOnline_id”.
- https://archive.ph/QsQBK, arsip cadangan unggahan oleh akun X “@ProfOnline_id”.
(GFD-2025-26647) [SALAH] Kejagung Sita Aset Kaesang, Buntut Kasus Tom Lembong
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 22/04/2025
Berita
Akun X “Cah Angon” pada Sabtu (19/4/2025) mengunggah video [arsip], isinya diklaim sebagai dokumentasi penyitaan aset Kaesang dari kasus Tom Lembong.
Unggahan disertai narasi:
“negara koplak…yg disita aset Kaesang, yg ditahan Tom Lembong.
permainannya g0bl0k !!!”
Per Selasa (22/4/2025), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 323 ribu kali, mendapat 8.900 tanda suka dan dibagikan ulang 3.800 kali.
Unggahan disertai narasi:
“negara koplak…yg disita aset Kaesang, yg ditahan Tom Lembong.
permainannya g0bl0k !!!”
Per Selasa (22/4/2025), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 323 ribu kali, mendapat 8.900 tanda suka dan dibagikan ulang 3.800 kali.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) memanfaatkan Google Lens untuk mencari tahu sumber video unggahan. Pencarian teratas mengarah ke unggahan kanal YouTube Kejaksaan RI “PENYITAAN UANG TUNAI SENILAI RP372 MILIAR DALAM PERKARA PT DUTA PALMA KORPORASI” yang tayang Oktober 2024.
Konteks asli video adalah penyitaan uang tunai oleh Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) dalam rangka penyidikan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU), dengan tindak pidana korupsi usaha perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh Duta Palma Group di Kabupaten Indragiri Hulu.
Konteks asli video adalah penyitaan uang tunai oleh Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) dalam rangka penyidikan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU), dengan tindak pidana korupsi usaha perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh Duta Palma Group di Kabupaten Indragiri Hulu.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “Kejagung kembali sita aset Kaesang, buntut kasus Tom Lembong” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Vania)
(Ditulis oleh Vania)
Rujukan
(GFD-2025-26646) [SALAH] Video "Penjagaan Polisi saat Warga Geruduk UGM Minta Usut Ijazah Jokowi”
Sumber: instagram.comTanggal publish: 22/04/2025
Berita
Akun Instagram “berita_sumbar24jam” pada Selasa (15/04/2025) mengunggah video [arsip] berisi narasi:
“Polisi Ngadepin DEMO Sudah Seperti Mau PERANG
MENDING KE PAPUA AJA PAK POLIS. Kenapa ngurusin ijazah Jokowi 😂
Warga Geruduk Kampus UGM Minta Usut Ijazah Jokowi”
Per Selasa (22/05/2025), unggahan tersebut telah dilihat hampir 5.000 kali, mendapat 69 tanda suka, dan 12 komentar.
Unggahan serupa ditemukan di akun X “bantoro_” [arsip], “sammi_ananta” [arsip] dan “MasBRO_back” [arsip].
“Polisi Ngadepin DEMO Sudah Seperti Mau PERANG
MENDING KE PAPUA AJA PAK POLIS. Kenapa ngurusin ijazah Jokowi 😂
Warga Geruduk Kampus UGM Minta Usut Ijazah Jokowi”
Per Selasa (22/05/2025), unggahan tersebut telah dilihat hampir 5.000 kali, mendapat 69 tanda suka, dan 12 komentar.
Unggahan serupa ditemukan di akun X “bantoro_” [arsip], “sammi_ananta” [arsip] dan “MasBRO_back” [arsip].
Hasil Cek Fakta
Dari pengamatan Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax), terdapat watermark (tanda air) JOGJAKAMPUSID dalam unggahan akun Instagram “berita_sumbar24jam” tersebut.
TurnBackHoax kemudian menelusuri akun Instagram jogjakampus.id. Hasilnya, terdapat video serupa yang tayang pada Maret 2025. Konteks asli video adalah dokumentasi penjagaan polisi saat demo UU TNI 27 Maret di Titik Nol Kilometer, Yogyakarta.
Berdasarkan penelusuran Google dengan kata kunci “Demo UU TNI 27 Maret 2025 di Yogyakarta”, diketahui kalau ratusan mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam aksi “Jogja Memanggil” memadati Titik Nol Kilometer pada Kamis (27/3/2025).
Dilansir dari pemberitaan tempo.co, demonstrasi dilakukan sebagai bentuk penolakan atas sahnya UU TNI oleh DPR, serta sebagai bentuk protes terkait adanya intimidasi dan tekanan digital yang berpotensi membungkam aspirasi masyarakat terkait revisi UU TNI.
TurnBackHoax kemudian menelusuri akun Instagram jogjakampus.id. Hasilnya, terdapat video serupa yang tayang pada Maret 2025. Konteks asli video adalah dokumentasi penjagaan polisi saat demo UU TNI 27 Maret di Titik Nol Kilometer, Yogyakarta.
Berdasarkan penelusuran Google dengan kata kunci “Demo UU TNI 27 Maret 2025 di Yogyakarta”, diketahui kalau ratusan mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam aksi “Jogja Memanggil” memadati Titik Nol Kilometer pada Kamis (27/3/2025).
Dilansir dari pemberitaan tempo.co, demonstrasi dilakukan sebagai bentuk penolakan atas sahnya UU TNI oleh DPR, serta sebagai bentuk protes terkait adanya intimidasi dan tekanan digital yang berpotensi membungkam aspirasi masyarakat terkait revisi UU TNI.
Kesimpulan
Unggahan video berisi klaim “penjagaan polisi saat warga geruduk UGM minta usut ijazah Jokowi" merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Vania)
(Ditulis oleh Vania)
Rujukan
Halaman: 77/6099