tirto.id - Pada akhir Juli lalu, masyarakat dihebohkan dengan kebijakan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang kembali memblokir sementara transaksi pada sejumlah rekening, yang terindikasi dormant, atau tidak aktif dalam jangka waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini diumumkan melalui unggahan resmi akun Instagram @ppatk_indonesia, salah satunya pada unggahan 1 Agustus 2025.
let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});
#inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}
let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});
#gpt-inline3-passback{text-align:center;}
Kebijakan ini pun memantik beragam reaksi dari masyarakat. Di media sosial, beredar video yang disertai narasi bahwa masyarakat ramai-ramai menarik uangnya di bank. Hal ini dilakukan usai PPATK kembali memblokir sementara transaksi pada sejumlah rekening yang terindikasi dormant atau tidak aktif dalam jangka waktu tertentu.
#inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}
let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});
#gpt-inline4-passback{text-align:center;}
Video tersebut memperlihatkan sejumlah orang yang nampak sedang marah terhadap salah satu petugas. Mereka diklaim sebagai nasabah yang akan menarik uangnya di bank imbas kebijakan pemblokiran rekening oleh PPATK tersebut.
Narasi itu diunggah oleh akun Facebook bernama “Bang Ropandi”(arsip)“Faisal Prihantoro” dan “Danik Rintani” pada periode awal Agustus 2025. Terdapat keterangan teks dalam video bertuliskan, “Nasabah ngamuk di bank mau tarik uang imbas isu pemblokiran rekening” dan “Takut rekeningnya di blokir. Masyarakat Kaltim ramai ramai menarik uangnya di bank ternyata uang di bank nya kosong."
ADVERTISEMENT
PERIKSA FAKTA Hoaks Video Warga Tarik Uang di Bank Imbas Pemblokiran PPATK.
Sepanjang Minggu (3/8/2025) hingga Senin (11/8/2025), atau selama delapan hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 39 tanda suka, 12 komentar dan telah dibagikan sebanyak tujuh kali.
Lantas, benarkah video itu menampilkan momen saat masyarakat ramai-ramai menarik uangnya di bank imbas pemblokiran rekening oleh PPATK?
(GFD-2025-28370) Hoaks Video Warga Tarik Uang di Bank, Imbas Pemblokiran PPATK
Sumber:Tanggal publish: 11/08/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tirto memverifikasi klaim ini dengan cara mencermati video yang disertakan dalam unggahan tersebut dari awal hingga akhir. Hasilnya, kami tidak menemukan adanya informasi yang membenarkan klaim bahwa video tersebut menampilkan momen saat masyarakat ramai-ramai menarik uangnya di bank imbas pemblokiran rekening oleh PPATK.
Kami justru mendapatkan petunjuk di mana ada salah satu orang petugas mengenakan rompi berlogo Lion Air dalam video tersebut. Selain itu, logo Lion Air juga terlihat pada monitor/TV yang ada di lokasi tersebut.
Seperti yang diketahui, Lion Air merupakan salah satu perusahaan maskapai penerbangan di Indonesia dan bukan perusahaan perbankan. Petunjuk ini mengindikasikan bahwa video itu kemungkinan besar bukan menunjukan situasi di bank.
Baca juga:Polisi Periksa Penumpang Lion Air yang Teriak Bawa Bom
Hasil penelusuran Tirto, ditemukan pula video identik yang diunggah oleh akun TikTok “meysharoh5”, pada Rabu (30/7/2025) yang menampilkan momen serupa seperti dalam video klaim yang tersebar. Konteks asli video itu menunjukan momen saat sejumlah penumpang pesawat sedang memprotes petugas terkait keterlambatan penerbangan yang terjadi di Bandara Juanda, Jawa Timur, pada Rabu (30/7/2025).
Selanjutnya, Tirto juga melakukan penelusuran pemberitaan terkait klaim yang menyebut masyarakat ramai-ramai menarik uangnya di bank imbas pemblokiran rekening oleh PPATK. Hasilnya, kami tidak menemukan adanya satu pemberitaan media kredibel yang membenarkan hal tersebut.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melalui artikel yang diunggah di situs resminya, juga telah membantah klaim ini. Komdigi mengkategorikan video dengan narasi masyarakat ramai-ramai menarik uangnya di bank imbas pemblokiran rekening oleh PPATK sebagai hoaks.
Dilansir dari bisnis.com, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana juga telah menepis kabar ini. Ia mengaku belum ada laporan dari perbankan soal narasi masyarakat yang ramai-ramai menarik uang dari bank usai imbas pemblokiran rekening oleh PPATK.
“Enggak, enggak ada. Enggak ada sama sekali laporan dari teman-teman perbankan,” katanya seusai acara diskusi bertajuk ‘Strategi Nasional Memerangi Kejahatan Finansial’, di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Terbaru, Ivan mengatakan seluruh proses analisis 122 juta rekening dormant (tidak aktif) yang dilakukan secara bertahap bersama perbankan sejak 15 Mei 2025, telah rampung pada 31 Juli 2025.
Dari hasil analisis tersebut, diketahui bahwa mayoritas rekening dormant adalah rekening yang tidak aktif dalam waktu 5 tahun hingga 35 tahun. Seiring rampungnya analisis tersebut, PPATK telah mengaktifkan kembali sekitar 90 persen dari total rekening atau 100 juta rekening.
“Hingga saat ini, lebih dari 100 juta rekening atau 90 persen rekening telah kembali aktif, mayoritas rekening dormant adalah rekening yang tidak aktif dalam waktu 5 tahun hingga 35 tahun. Proses aktivasi rekening sepenuhnya diserahkan kepada pihak bank sesuai dengan mekanisme dan kebijakan internal masing-masing bank,” kata Ivan, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (9/8/2025).
Kami justru mendapatkan petunjuk di mana ada salah satu orang petugas mengenakan rompi berlogo Lion Air dalam video tersebut. Selain itu, logo Lion Air juga terlihat pada monitor/TV yang ada di lokasi tersebut.
Seperti yang diketahui, Lion Air merupakan salah satu perusahaan maskapai penerbangan di Indonesia dan bukan perusahaan perbankan. Petunjuk ini mengindikasikan bahwa video itu kemungkinan besar bukan menunjukan situasi di bank.
Baca juga:Polisi Periksa Penumpang Lion Air yang Teriak Bawa Bom
Hasil penelusuran Tirto, ditemukan pula video identik yang diunggah oleh akun TikTok “meysharoh5”, pada Rabu (30/7/2025) yang menampilkan momen serupa seperti dalam video klaim yang tersebar. Konteks asli video itu menunjukan momen saat sejumlah penumpang pesawat sedang memprotes petugas terkait keterlambatan penerbangan yang terjadi di Bandara Juanda, Jawa Timur, pada Rabu (30/7/2025).
Selanjutnya, Tirto juga melakukan penelusuran pemberitaan terkait klaim yang menyebut masyarakat ramai-ramai menarik uangnya di bank imbas pemblokiran rekening oleh PPATK. Hasilnya, kami tidak menemukan adanya satu pemberitaan media kredibel yang membenarkan hal tersebut.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melalui artikel yang diunggah di situs resminya, juga telah membantah klaim ini. Komdigi mengkategorikan video dengan narasi masyarakat ramai-ramai menarik uangnya di bank imbas pemblokiran rekening oleh PPATK sebagai hoaks.
Dilansir dari bisnis.com, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana juga telah menepis kabar ini. Ia mengaku belum ada laporan dari perbankan soal narasi masyarakat yang ramai-ramai menarik uang dari bank usai imbas pemblokiran rekening oleh PPATK.
“Enggak, enggak ada. Enggak ada sama sekali laporan dari teman-teman perbankan,” katanya seusai acara diskusi bertajuk ‘Strategi Nasional Memerangi Kejahatan Finansial’, di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Terbaru, Ivan mengatakan seluruh proses analisis 122 juta rekening dormant (tidak aktif) yang dilakukan secara bertahap bersama perbankan sejak 15 Mei 2025, telah rampung pada 31 Juli 2025.
Dari hasil analisis tersebut, diketahui bahwa mayoritas rekening dormant adalah rekening yang tidak aktif dalam waktu 5 tahun hingga 35 tahun. Seiring rampungnya analisis tersebut, PPATK telah mengaktifkan kembali sekitar 90 persen dari total rekening atau 100 juta rekening.
“Hingga saat ini, lebih dari 100 juta rekening atau 90 persen rekening telah kembali aktif, mayoritas rekening dormant adalah rekening yang tidak aktif dalam waktu 5 tahun hingga 35 tahun. Proses aktivasi rekening sepenuhnya diserahkan kepada pihak bank sesuai dengan mekanisme dan kebijakan internal masing-masing bank,” kata Ivan, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (9/8/2025).
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa video dengan narasi yang menyebut bahwa masyarakat ramai-ramai menarik uangnya di bank imbas pemblokiran rekening oleh PPATK bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Konteks asli video tersebut menunjukan momen saat sejumlah penumpang pesawat sedang memprotes petugas terkait keterlambatan penerbangan yang terjadi di Bandara Juanda, Jawa Timur, pada Rabu (30/7/2025).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Konteks asli video tersebut menunjukan momen saat sejumlah penumpang pesawat sedang memprotes petugas terkait keterlambatan penerbangan yang terjadi di Bandara Juanda, Jawa Timur, pada Rabu (30/7/2025).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Rujukan
- https://tirto.id/rekening-tak-aktif-3-bulan-dibekukan-ppatk-ini-cara-pulihkannya-heXc
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=318__cb=0f4a92aff5__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://aurum.tirto.id/gold/ck.php?oaparams=2__bnnid=2069__znnid=319__cb=358ccc8dab__oadest=
- https%3A%2F%2Fwww.zurich.co.id%2Fproduk-asuransi%2Funtuk-hidup%2Fzurich-travel-insurance%3Futm_source%3Dbanner_ads%26utm_medium%3Dmotion%26utm_campaign%3Dsh_campaign_tirto_travel_insurance_jun%26utm_content%3Dzurich_dmtm_consideration
- https://web.facebook.com/reel/645161731936415
- https://archive.ph/Ox29B
- https://web.facebook.com/faisal.prihantoro/posts/pfbid0otQ1YzS5352cy2aAPQPWenpmzU2eZdxP82LXmEU1BmM2WKtucWqtpSY1pCjs9JKVl
- https://web.facebook.com/reel/1248002563445990
- https://tirto.id/polisi-periksa-penumpang-lion-air-yang-teriak-bawa-bom-hfhS
- https://www.tiktok.com/@meysharoh5/video/7532820347364642054
- https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-video-sejumlah-nasabah-bank-mengamuk-hendak-tarik-uang-imbas-isu-pemblokiran-rekening
- https://finansial.bisnis.com/read/20250806/90/1899774/ppatk-warga-tak-panik-tarik-uang-di-bank-setelah-pemblokiran-rekening-dormant
- https://tirto.id/ppatk-sebut-90-rekening-dormant-yang-diblokir-kembali-aktif-hfyh
(GFD-2025-28369) [KLARIFIKASI] Video Jembatan Putus di Bali Dibuat dengan AI
Sumber:Tanggal publish: 11/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial, beredar sebuah video memperlihatkan jembatan putus, yang berlokasi di Bali pada Agustus 2025.
Jembatan itu menghubungkan dua tebing yang salah satunya mengarah ke air terjun. Jembatan tersebut lantas putus dan menjatuhkan orang-orang yang sedang menyeberang.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video detik-detik jembatan putus di Bali disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini. Video yang sama juga ditemukan di akun Instagram ini dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun:
Detik-detik Jembatan Putus di Bali
akun Facebook Tangkapan layar konten manipulatif di sebuah akun Facebook, Agustus 2025, menampilkan video detik-detik jembatan putus di Bali.
Jembatan itu menghubungkan dua tebing yang salah satunya mengarah ke air terjun. Jembatan tersebut lantas putus dan menjatuhkan orang-orang yang sedang menyeberang.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, video tersebut merupakan konten manipulatif.
Video detik-detik jembatan putus di Bali disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini. Video yang sama juga ditemukan di akun Instagram ini dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun:
Detik-detik Jembatan Putus di Bali
akun Facebook Tangkapan layar konten manipulatif di sebuah akun Facebook, Agustus 2025, menampilkan video detik-detik jembatan putus di Bali.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar video kemudian menelusurinya dengan teknik reverse image search.
Hasil pencarian gambar di Google mengarahkan ke artikel cek fakta Factly dan News Mobile.
Pemeriksaan fakta dari dua media tersebut menunjukkan, konten yang beredar merupakan video yang dibuat dengan campur tangan artificial intelligence (AI).
Konten tersebut bukan bersumber dari peristiwa nyata, melainkan hasil rekayasa AI.
Sejauh ini, tidak ditemukan pemberitaan atau laporan kredibel mengenai jembatan putus di Bali hingga menjatuhkan wisatawan yang sedang menyeberang menuju air terjun.
Hasil pencarian gambar di Google mengarahkan ke artikel cek fakta Factly dan News Mobile.
Pemeriksaan fakta dari dua media tersebut menunjukkan, konten yang beredar merupakan video yang dibuat dengan campur tangan artificial intelligence (AI).
Konten tersebut bukan bersumber dari peristiwa nyata, melainkan hasil rekayasa AI.
Sejauh ini, tidak ditemukan pemberitaan atau laporan kredibel mengenai jembatan putus di Bali hingga menjatuhkan wisatawan yang sedang menyeberang menuju air terjun.
Kesimpulan
Video detik-detik jembatan putus di Bali merupakan konten manipulatif. Konten yang beredar merupakan video yang dibuat dengan kecanggihan AI.
Tidak ada berita atau laporan kredibel mengenai jembatan putus di Bali hingga menjatuhkan wisatawan yang menyeberang menuju air terjun.
Tidak ada berita atau laporan kredibel mengenai jembatan putus di Bali hingga menjatuhkan wisatawan yang menyeberang menuju air terjun.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1430590431483323
- https://www.facebook.com/reel/1382167469552973
- https://www.instagram.com/reel/DM0OenLq2DD/
- https://www.instagram.com/sajain693/reel/DM0NauvuAGm/
- https://factly.in/an-ai-generated-video-is-falsely-shared-as-a-real-incident-of-a-rope-bridge-collapse-in-bali-indonesia-while-people-were-crossing-it/
- https://www.newsmobile.in/nm-fact-checker/fact-check-rope-bridge-collapse-in-bali-no-this-video-is-ai-generated/
- https://kitabisa.com/campaign/kompascompendidikan
(GFD-2025-28368) [KLARIFIKASI] Polisi Bantah Ada Temuan Potongan Kepala Kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo
Sumber:Tanggal publish: 08/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan yang mengeklaim ditemukannya sejumlah potongan kepala kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur.
Narasi ini muncul dalam sejumlah unggahan pada akhir Juli dan awal Agustus 2025. Namun, setelah ditelusuri, unggahan itu merupakan informasi simpang siur yang dibantah kepolisian.
Unggahan yang menyatakan penemuan potongan kepala kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur dibagikan sejumlah akun Facebook, misalnya ini, ini, dan ini.
Salah satu akun membagikan video yang menampilkan seorang pedagang sedang bercerita kabar penemuan potongan kepala kucing. Narasi dalam video yakni sebagai berikut:
Pedagang pasar sepanjang Sidoarjo Jatim, di gegerkan dengan penemua Kepala kucing dalam satu karung
Kemungkinan cuma di ambil bagian tubuh kucing saja oleh pelaku
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Humas Polrestabes Surabaya, Iptu Tri Novi Handono menyatakan, penemuan potongan kepala kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo adalah informasi tidak benar.
“Iya hoaks,” kata Iptu Tri Novi Handono Kamis (7/8/2025).
Kapolsek Taman AKP Inggit Prassetyanto menjelaskan, pihaknya telah melakukan penyelidikan, termasuk meminta keterangan kepada pengelola pasar, pedagang, dan petugas kebersihan pasar.
Namun, tidak ada satu pun pihak yang mengetahui secara pasti temuan potongan kepala kucing di kawasan pasar.
"Sampai saat ini kami belum menemukan barang bukti, termasuk penggalan kepala kucing yang menghebohkan warga maupun pedagang pasar,” kata AKP Inggit Prassetyanto.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak resah terhadap kabar yang tidak jelas itu.
Pengelola Pasar Sepanjang, Sumali juga mengatakan bahwa tidak pernah menemukan barang bukti berupa potongan kepala kucing di kawasan pasar.
“Setelah petugas mengecek ke pedagang, itu enggak tahu itu berita orang sana, orang sini. Jadi nggak nemu sama sekali. Orang kebersihan juga enggak menemukan sama sekali,” kata Sumali.
Narasi ini muncul dalam sejumlah unggahan pada akhir Juli dan awal Agustus 2025. Namun, setelah ditelusuri, unggahan itu merupakan informasi simpang siur yang dibantah kepolisian.
Unggahan yang menyatakan penemuan potongan kepala kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur dibagikan sejumlah akun Facebook, misalnya ini, ini, dan ini.
Salah satu akun membagikan video yang menampilkan seorang pedagang sedang bercerita kabar penemuan potongan kepala kucing. Narasi dalam video yakni sebagai berikut:
Pedagang pasar sepanjang Sidoarjo Jatim, di gegerkan dengan penemua Kepala kucing dalam satu karung
Kemungkinan cuma di ambil bagian tubuh kucing saja oleh pelaku
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Humas Polrestabes Surabaya, Iptu Tri Novi Handono menyatakan, penemuan potongan kepala kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo adalah informasi tidak benar.
“Iya hoaks,” kata Iptu Tri Novi Handono Kamis (7/8/2025).
Kapolsek Taman AKP Inggit Prassetyanto menjelaskan, pihaknya telah melakukan penyelidikan, termasuk meminta keterangan kepada pengelola pasar, pedagang, dan petugas kebersihan pasar.
Namun, tidak ada satu pun pihak yang mengetahui secara pasti temuan potongan kepala kucing di kawasan pasar.
"Sampai saat ini kami belum menemukan barang bukti, termasuk penggalan kepala kucing yang menghebohkan warga maupun pedagang pasar,” kata AKP Inggit Prassetyanto.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak resah terhadap kabar yang tidak jelas itu.
Pengelola Pasar Sepanjang, Sumali juga mengatakan bahwa tidak pernah menemukan barang bukti berupa potongan kepala kucing di kawasan pasar.
“Setelah petugas mengecek ke pedagang, itu enggak tahu itu berita orang sana, orang sini. Jadi nggak nemu sama sekali. Orang kebersihan juga enggak menemukan sama sekali,” kata Sumali.
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Kabar penemuan potongan kepala kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur merupakan informasi tidak benar menurut kepolisian.
Setelah polisi mengecek ke lokasi, tidak ditemukan informasi valid soal penemuan potongan kepala kucing di lingkungan pasar.
Pengelola pasar juga menyebut, selama ini tidak pernah menemukan barang bukti berupa potongan kepala kucing.
Setelah polisi mengecek ke lokasi, tidak ditemukan informasi valid soal penemuan potongan kepala kucing di lingkungan pasar.
Pengelola pasar juga menyebut, selama ini tidak pernah menemukan barang bukti berupa potongan kepala kucing.
Rujukan
- https://www.facebook.com/share/r/1D8tAhXMr6/
- https://www.facebook.com/share/v/1E2zRynJR4/
- https://www.facebook.com/share/p/161z7j83rT/
- https://surabaya.kompas.com/read/2025/08/07/121343678/polisi-pastikan-kabar-potongan-kepala-kucing-di-pasar-sepanjang-sidoarjo
- https://kitabisa.com/campaign/kompascompendidikan
(GFD-2025-28367) [KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Ada Larva Lalat atau Belatung di Kepala Jokowi
Sumber:Tanggal publish: 08/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) diklaim mengalami penyakit furuncular myiasis, yang membuat larva lalat berkembang di bawah kulit kepalanya.
Di media sosial, beredar sebuah video menampilkan ada bercak atau bintil-bintil kecil di bagian atas kepala Jokowi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar dan perlu diluruskan informasinya.
Informasi mengenai larva belatung di kepala Jokowi disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 27 Juli 2025:
Penampakan diduga Belatung di Kepala Jokowi akibat Furuncular Myiasis : Infeksi Larva Lalat yang berkembang dibawah Kulit Kepala.
Di media sosial, beredar sebuah video menampilkan ada bercak atau bintil-bintil kecil di bagian atas kepala Jokowi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar dan perlu diluruskan informasinya.
Informasi mengenai larva belatung di kepala Jokowi disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 27 Juli 2025:
Penampakan diduga Belatung di Kepala Jokowi akibat Furuncular Myiasis : Infeksi Larva Lalat yang berkembang dibawah Kulit Kepala.
Hasil Cek Fakta
Video yang beredar bersumber dari kanal YouTube SOLOKINI yang diunggah pada 26 Juli 2025.
Peristiwa dalam video merupakan momen kehadiran Jokowi dalam reuni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 di Yogyakarta.
Dalam video, Jokowi dikerumuni peserta reuni dan mengisi buku tamu pada sebuah meja.
Sebagai informasi, furuncular myiasis adalah penyakit penyakit endemik yang beredar di sekitar Amerika tengah dan selatan.
Penyakit ini disebabkan oleh lalat yang disebut botfly (Dermatobia hominis), yang merupakan parasit pada tubuh manusia. Larva dari lalat botfly dapat hidup dan berkembang di tubuh manusia.
Dikutip dari Science Direct, larva botfly ditinggalkan di kulit oleh nyamuk. Biasanya larva ditinggalkan pada area kulit yang tidak tertutup.
Setelah berkembang biak, larva akan memunculkan benjolan di permukaan kulit berukuran 1-2 cm dan mengeluarkan sedikit cairan. Pasien biasanya mengeluhkan adanya sesuatu yang bergerak di dalam lesi dan terasa sakit.
Masa inkubasi larvanya yakni 15 hingga 45 hari, karena ia dikabarkan sakit sejak April 2025.
Jika benar Jokowi mengidap furuncular myiasis, seharusnya masa inkubasi larva telah selesai.
Adapun sejauh ini, tidak ada bukti bahwa Jokowi menderita penyakit furuncular myiasis.
Jokowi diutus Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus pada 26 April 2025.
Setelah pulang dari Vatikan, Jokowi dikabarkan mengidap penyakit alergi kulit.
Sebagaimana pernah diwartakan Kompas.com, selama mengidap penyakit alergi kulit mendapatkan pelayanan kesehatan dari dokter kepresidenan.
Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah mengungkapkan, Jokowi masih dalam pemulihan
"Kondisinya sehat walafiat, bugar," ujar Syarif pada 12 Juli 2025.
Peristiwa dalam video merupakan momen kehadiran Jokowi dalam reuni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 di Yogyakarta.
Dalam video, Jokowi dikerumuni peserta reuni dan mengisi buku tamu pada sebuah meja.
Sebagai informasi, furuncular myiasis adalah penyakit penyakit endemik yang beredar di sekitar Amerika tengah dan selatan.
Penyakit ini disebabkan oleh lalat yang disebut botfly (Dermatobia hominis), yang merupakan parasit pada tubuh manusia. Larva dari lalat botfly dapat hidup dan berkembang di tubuh manusia.
Dikutip dari Science Direct, larva botfly ditinggalkan di kulit oleh nyamuk. Biasanya larva ditinggalkan pada area kulit yang tidak tertutup.
Setelah berkembang biak, larva akan memunculkan benjolan di permukaan kulit berukuran 1-2 cm dan mengeluarkan sedikit cairan. Pasien biasanya mengeluhkan adanya sesuatu yang bergerak di dalam lesi dan terasa sakit.
Masa inkubasi larvanya yakni 15 hingga 45 hari, karena ia dikabarkan sakit sejak April 2025.
Jika benar Jokowi mengidap furuncular myiasis, seharusnya masa inkubasi larva telah selesai.
Adapun sejauh ini, tidak ada bukti bahwa Jokowi menderita penyakit furuncular myiasis.
Jokowi diutus Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus pada 26 April 2025.
Setelah pulang dari Vatikan, Jokowi dikabarkan mengidap penyakit alergi kulit.
Sebagaimana pernah diwartakan Kompas.com, selama mengidap penyakit alergi kulit mendapatkan pelayanan kesehatan dari dokter kepresidenan.
Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah mengungkapkan, Jokowi masih dalam pemulihan
"Kondisinya sehat walafiat, bugar," ujar Syarif pada 12 Juli 2025.
Kesimpulan
Tidak ada bukti Jokowi mengidap penyakit furuncular myiasis, yang membuat larva belatung hidup di kulit kepalanya.
Jokowi dikabarkan mengalami alergi kulit usai berkunjung ke Vatikan pada April 2025.
Jokowi dikabarkan mengalami alergi kulit usai berkunjung ke Vatikan pada April 2025.
Rujukan
- https://www.facebook.com/uji.dolis.334/videos/1083004743308766
- https://www.facebook.com/erna.sukaesih.9/videos/1101877945200092
- https://www.facebook.com/reel/770730188868113
- https://www.facebook.com/reel/1302059421501130
- https://www.youtube.com/watch?v=Lz77yA4UTXs
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC1853312/
- https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/botfly-myiasis
- https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/07/12/190952978/jokowi-idap-alergi-kulit-dokter-kepresidenan-ikut-merawat
- https://kitabisa.com/campaign/kompascompendidikan
Halaman: 74/6524