TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah video kembali beredar di media sosial dan menjadi bahan perbincangan publik. Dalam video tersebut, nampak seorang wanita membawa sebuah koran yang disebut-sebut berasal dari tahun 2011.
Narasi dalam video menyebut bahwa artikel di koran tersebut ditulis oleh Bill Gates dan berjudul "Untuk mengurangi populasi penduduk dunia maka akan dipaksakan dengan cara vaksinasi."
Unggahan video ini dibagikan oleh akun Facebook Albert Junno Manaf https://www.facebook.com/share/r/15sjN8y5em/ pada 18 Mei 2025 dengan menyertakan gambar halaman depan koran The Sovereign Independent yang menampilkan tajuk "Depopulation Through Forced Vaccination: The Zero Carbon Solution!" lengkap dengan foto Bill Gates.
Video tersebut sudah ditonton sebanyak 10 juta kali per 21/5/2025, dibagikan sebanyak 30 ribu kali, dan dikomentari sebanyak 8 ribu kali. Benarkah informasi tersebut?
(GFD-2025-27078) CEK FAKTA: Hoaks, Bill Gates Tulis Artikel ''Vaksinasi untuk Mengurangi Populasi Dunia'' di Tahun 2011 - TIMES Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 21/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim bahwa Bill Gates menulis artikel soal vaksinasi untuk mengurangi populasi adalah tidak benar alias hoaks. Diketahui video ini sebelumnya sudah pernah viral pada tahun 2022.
Koran yang ditunjukkan dalam video tersebut adalah edisi Juni 2011 dari The Sovereign Independent, sebuah publikasi asal Irlandia yang dikenal menyebarkan teori konspirasi dan narasi menyesatkan. Artikel dengan tajuk "Depopulation Through Forced Vaccination: The Zero Carbon Solution!" memang tercantum di halaman depan, namun bukan ditulis oleh Bill Gates, melainkan oleh seorang penulis bernama Rachel Windeer.
Hal ini telah dibantah secara resmi oleh lembaga pemeriksa fakta Associated Press (AP) pada 28 Desember 2022 (https://apnews.com/article/fact-check-bill-gates-population-article-095694820460), yang menyebut bahwa nama penulis dapat ditemukan pada versi arsip digital dari koran tersebut.
Selain itu, kutipan Bill Gates yang digunakan dalam narasi video tersebut sebenarnya diambil dari ceramah TEDx tahun 2010 berjudul "Innovating to Zero". Dalam presentasinya, Gates menyampaikan: “Dunia saat ini memiliki 6,8 miliar orang. Jumlah itu akan terus bertambah hingga sekitar 9 miliar. Sekarang jika kita melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam hal vaksin baru, perawatan kesehatan, layanan kesehatan reproduksi, kita dapat menurunkannya sekitar 10 atau 15 persen.”
Namun, kutipan tersebut telah dipelintir dan dikeluarkan dari konteks. Gates tidak pernah menyatakan bahwa vaksin digunakan untuk memusnahkan populasi.
Sebaliknya, dia menjelaskan bahwa dengan peningkatan akses terhadap vaksin dan layanan kesehatan, angka kelahiran dapat ditekan secara alami karena masyarakat menjadi lebih sehat dan memiliki akses informasi, yang pada akhirnya memperlambat pertumbuhan populasi dan mengurangi emisi karbon.
Klarifikasi serupa juga telah dipublikasikan oleh Kompas.com
Sumber Kompas : [HOAKS] Bill Gates Menulis Artikel tentang Depopulasi Paksa
Koran yang ditunjukkan dalam video tersebut adalah edisi Juni 2011 dari The Sovereign Independent, sebuah publikasi asal Irlandia yang dikenal menyebarkan teori konspirasi dan narasi menyesatkan. Artikel dengan tajuk "Depopulation Through Forced Vaccination: The Zero Carbon Solution!" memang tercantum di halaman depan, namun bukan ditulis oleh Bill Gates, melainkan oleh seorang penulis bernama Rachel Windeer.
Hal ini telah dibantah secara resmi oleh lembaga pemeriksa fakta Associated Press (AP) pada 28 Desember 2022 (https://apnews.com/article/fact-check-bill-gates-population-article-095694820460), yang menyebut bahwa nama penulis dapat ditemukan pada versi arsip digital dari koran tersebut.
Selain itu, kutipan Bill Gates yang digunakan dalam narasi video tersebut sebenarnya diambil dari ceramah TEDx tahun 2010 berjudul "Innovating to Zero". Dalam presentasinya, Gates menyampaikan: “Dunia saat ini memiliki 6,8 miliar orang. Jumlah itu akan terus bertambah hingga sekitar 9 miliar. Sekarang jika kita melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam hal vaksin baru, perawatan kesehatan, layanan kesehatan reproduksi, kita dapat menurunkannya sekitar 10 atau 15 persen.”
Namun, kutipan tersebut telah dipelintir dan dikeluarkan dari konteks. Gates tidak pernah menyatakan bahwa vaksin digunakan untuk memusnahkan populasi.
Sebaliknya, dia menjelaskan bahwa dengan peningkatan akses terhadap vaksin dan layanan kesehatan, angka kelahiran dapat ditekan secara alami karena masyarakat menjadi lebih sehat dan memiliki akses informasi, yang pada akhirnya memperlambat pertumbuhan populasi dan mengurangi emisi karbon.
Klarifikasi serupa juga telah dipublikasikan oleh Kompas.com
Sumber Kompas : [HOAKS] Bill Gates Menulis Artikel tentang Depopulasi Paksa
Kesimpulan
Klaim bahwa Bill Gates menulis artikel pada tahun 2011 yang menyebutkan akan mengurangi populasi dunia melalui vaksinasi adalah tidak benar. Artikel tersebut ditulis oleh orang lain dan isi ceramah Bill Gates dalam TEDx 2010 telah dipelintir dari konteks aslinya.
Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi tanpa memverifikasi kebenarannya. Selalu periksa kebenaran informasi melalui kanal resmi dan lembaga pemeriksa fakta terpercaya.
Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi tanpa memverifikasi kebenarannya. Selalu periksa kebenaran informasi melalui kanal resmi dan lembaga pemeriksa fakta terpercaya.
Rujukan
(GFD-2025-27077) [HOAKS] Video Najwa Shihab Promosi Situs Judi
Sumber:Tanggal publish: 21/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial mengeklaim jurnalis Najwa Shihab mempromosikan situs judi yang diklaim akan memberikan penghasilan jutaan rupiah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan rekayasa artificial intelligence (AI).
Video yang diklaim menampilkan Najwa Shihab mempromosikan situs judi salah satunya dibagikan akun Facebook ini dan ini.
Dalam video, Najwa menyebutkan, terdapat sebuah situs judi yang diklaim menghasilkan uang jutaan rupiah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan rekayasa artificial intelligence (AI).
Video yang diklaim menampilkan Najwa Shihab mempromosikan situs judi salah satunya dibagikan akun Facebook ini dan ini.
Dalam video, Najwa menyebutkan, terdapat sebuah situs judi yang diklaim menghasilkan uang jutaan rupiah.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mencari sumber video tersebut menggunakan teknik reverse image search.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Najwa Shihab pada 10 Desember 2017. Video itu berjudul "Catatan Najwa, Merawat Ingatan".
Dalam video, Najwa membicarakan soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang pernah dilakukan penguasa di Indonesia.
Ia menyebut beberapa aktivis seperti Munir, Wiji Thukul, dan Marsinah yang dibunuh rezim kejam. Hal itu disampaikan Najwa saat hari HAM Internasional yang diperingati setiap tanggal 10 Desember.
Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com, mengecek video Najwa Shihab mempromosikan situs judi menggunakan Hive Moderation. Tools tersebut dapat mendeteksi sebuah konten dihasilkan oleh AI atau bukan.
Setelah dicek, suara Najwa mempromosikan situs judi memiliki probabilitas 91,2 persen dihasilkan AI.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Najwa Shihab pada 10 Desember 2017. Video itu berjudul "Catatan Najwa, Merawat Ingatan".
Dalam video, Najwa membicarakan soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang pernah dilakukan penguasa di Indonesia.
Ia menyebut beberapa aktivis seperti Munir, Wiji Thukul, dan Marsinah yang dibunuh rezim kejam. Hal itu disampaikan Najwa saat hari HAM Internasional yang diperingati setiap tanggal 10 Desember.
Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com, mengecek video Najwa Shihab mempromosikan situs judi menggunakan Hive Moderation. Tools tersebut dapat mendeteksi sebuah konten dihasilkan oleh AI atau bukan.
Setelah dicek, suara Najwa mempromosikan situs judi memiliki probabilitas 91,2 persen dihasilkan AI.
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan Najwa Shihab mempromosikan situs judi merupakan hasil manipulasi berbasis AI.
Di video aslinya Najwa menyampaikan soal pelanggaran HAM yang pernah dilakukan penguasa. Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Najwa dalam video terdeteksi dihasilkan AI.
Di video aslinya Najwa menyampaikan soal pelanggaran HAM yang pernah dilakukan penguasa. Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Najwa dalam video terdeteksi dihasilkan AI.
Rujukan
(GFD-2025-27076) [HOAKS] Ketua Uji Klinis Sinovac Meninggal akibat Vaksin
Sumber:Tanggal publish: 21/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis di PT Bio Farma, Novilia Sjafri Bachtiar diklaim meninggal dunia akibat vaksin Covid-19.
Saat pandemi merebak, Novilia merupakan ketua uji klinis vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac.
Narasi yang beredar di media sosial mengaitkan wafatnya Novilia dengan kegagalan vaksin dan dampak buruk vaksin.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi yang mengeklaim ketua uji klinis vaksin Sinovac meninggal akibat vaksin Covid-19 disebarkan oleh akun Facebook ini pada 27 Januari 2025. Arsipnya dapat dilihat di sini.
Pengunggah menyertakan tangkapan layar berita mengenai kabar duka wafatnya dr Novilia Sjafri yang merupakan ketua uji klinis vaksin Sinovac.
Berikut narasi yang ditulis:
Berita ini saja dulu sudah jadi bukti kalau vaksin covidnya itu gagal dan memiliki dampak efek buruk mematikan...
Saat pandemi merebak, Novilia merupakan ketua uji klinis vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac.
Narasi yang beredar di media sosial mengaitkan wafatnya Novilia dengan kegagalan vaksin dan dampak buruk vaksin.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi yang mengeklaim ketua uji klinis vaksin Sinovac meninggal akibat vaksin Covid-19 disebarkan oleh akun Facebook ini pada 27 Januari 2025. Arsipnya dapat dilihat di sini.
Pengunggah menyertakan tangkapan layar berita mengenai kabar duka wafatnya dr Novilia Sjafri yang merupakan ketua uji klinis vaksin Sinovac.
Berikut narasi yang ditulis:
Berita ini saja dulu sudah jadi bukti kalau vaksin covidnya itu gagal dan memiliki dampak efek buruk mematikan...
Hasil Cek Fakta
Novilia Sjafri meninggal dunia pada Rabu, 7 Juli 2021 di Rumah Sakit Santosa Bandung.
Sebagaimana yang pernah ditulis Kompas.com, Novilia merupakan sosok yang diat mengembangkan studi vaksin.
Ia terlibat dalam enam uji klinis vaksin, termasuk bOPV, Td pada wanita hamil, vaksin tifoid, rotavirus, influenza quadrivalen dan MR.
Kendati demikian, Novilia meninggal bukan akibat vaksin Covid-19, melainkan karena penyakitnya.
Dikutip dari Antara, ia mengembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan penyakit Covid-19.
Vaksin Covid-19 justru membantu mencegah dan mengatasi Covid-19, termasuk vaksin Sinovac yang turut diuji oleh Novilia.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pemberian vaksinasi Sinovac 2 dosis dapat mencegah sekitar 96 persen risiko perawatan akibat Covid-19, serta mencegah sebesar 98 persen kematian karena Covid-19.
Sebagaimana yang pernah ditulis Kompas.com, Novilia merupakan sosok yang diat mengembangkan studi vaksin.
Ia terlibat dalam enam uji klinis vaksin, termasuk bOPV, Td pada wanita hamil, vaksin tifoid, rotavirus, influenza quadrivalen dan MR.
Kendati demikian, Novilia meninggal bukan akibat vaksin Covid-19, melainkan karena penyakitnya.
Dikutip dari Antara, ia mengembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan penyakit Covid-19.
Vaksin Covid-19 justru membantu mencegah dan mengatasi Covid-19, termasuk vaksin Sinovac yang turut diuji oleh Novilia.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pemberian vaksinasi Sinovac 2 dosis dapat mencegah sekitar 96 persen risiko perawatan akibat Covid-19, serta mencegah sebesar 98 persen kematian karena Covid-19.
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim ketua uji klinis vaksin Sinovac meninggal akibat vaksin Covid-19 merupakan hoaks.
Novilia Sjafri meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona dan menderita Covid-19. Penyebab kematiannya bukan karena vaksin.
Vaksin Sinovac yang ia kembangkan justru membantu mencegah penularan Covid-19.
Novilia Sjafri meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona dan menderita Covid-19. Penyebab kematiannya bukan karena vaksin.
Vaksin Sinovac yang ia kembangkan justru membantu mencegah penularan Covid-19.
Rujukan
- https://www.facebook.com/jefri.papahnya.aqiela/posts/pfbid0d26ixm8iuL9zNn15nHMVYrCUN4bbyiMRrQ7f9yDd4Cg2pyX4qpTNxSpgUAx4tUf9l
- https://ghostarchive.org/archive/5NBDD
- https://regional.kompas.com/read/2021/07/08/112239678/rekam-jejak-dokter-novilia-sjafri-bachtiar-ketua-uji-klinis-vaksin-sinovac?page=all
- https://www.antaranews.com/berita/2254438/ketua-uji-klinis-sinovac-dr-novilia-sjafri-meninggal-karena-covid-19
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210512/1937767/kajian-cepat-kemenkes-vaksin-sinovac-efektif-cegah-kematian/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27075) [HOAKS] Bansos Rp 100 Juta untuk TKI
Sumber:Tanggal publish: 20/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi bantuan sosial Rp 100 juta untuk tenaga kerja Indonesia (TKI) beserta tautan yang diklaim untuk mengakses bansos tersebut.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.
Informasi bansos Rp 100 juta untuk TKI serta tautan yang diklaim untuk mendapatkan bansos tersebut dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.
Informasi itu mencantumkan foto Presiden Prabowo Subianto untuk thumbnail, serta prosedur yang diklaim untuk mendapatkan bansos.
Pertama, membuka tautan yang dicantumkan dalam narasi. Kemudian, memasukkan nama lengkap dan negara tempat bekerja.
Selanjutnya, memasukkan nomor WhatsApp aktif. Setelah itu, menghubungi nomor WhatsApp seperti yang tertera untuk menerima bansos.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.
Informasi bansos Rp 100 juta untuk TKI serta tautan yang diklaim untuk mendapatkan bansos tersebut dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.
Informasi itu mencantumkan foto Presiden Prabowo Subianto untuk thumbnail, serta prosedur yang diklaim untuk mendapatkan bansos.
Pertama, membuka tautan yang dicantumkan dalam narasi. Kemudian, memasukkan nama lengkap dan negara tempat bekerja.
Selanjutnya, memasukkan nomor WhatsApp aktif. Setelah itu, menghubungi nomor WhatsApp seperti yang tertera untuk menerima bansos.
Hasil Cek Fakta
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa informasi yang mengeklaim Presiden Prabowo Subianto akan memberikan bantuan uang sebesar Rp 100 juta kepada setiap pekerja migran Indonesia adalah tidak benar atau hoaks.
Menurut Karding, informasi yang beredar di media sosial itu merupakan modus penipuan.
"Saya pastikan tidak benar alias hoaks. Untuk itu, masyarakat mohon tidak mempercayai kalau ada orang-orang tidak bertanggungjawab untuk menghubungi karena itu adalah modus penipuan," kata Karding, seperti diberitakan Antara, 16 Mei 2025.
Karding mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi atau konten sepihak yang tidak dapat diverifikasi faktanya.
Selain itu, dia menegaskan, penyebaran informasi tidak berdasarkan fakta yang membuat masyarakat atau pekerja migran Indonesia menjadi resah dapat dikenakan sanksi hukum.
Menurut Karding, informasi yang beredar di media sosial itu merupakan modus penipuan.
"Saya pastikan tidak benar alias hoaks. Untuk itu, masyarakat mohon tidak mempercayai kalau ada orang-orang tidak bertanggungjawab untuk menghubungi karena itu adalah modus penipuan," kata Karding, seperti diberitakan Antara, 16 Mei 2025.
Karding mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi atau konten sepihak yang tidak dapat diverifikasi faktanya.
Selain itu, dia menegaskan, penyebaran informasi tidak berdasarkan fakta yang membuat masyarakat atau pekerja migran Indonesia menjadi resah dapat dikenakan sanksi hukum.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi bansos Rp 100 juta untuk TKI yang beredar di media sosial adalah hoaks.
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengatakan, informasi itu itu merupakan modus penipuan. Ia mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap konten yang beredar di media sosial.
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengatakan, informasi itu itu merupakan modus penipuan. Ia mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap konten yang beredar di media sosial.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02FGW9LKY4wv1do3EPpdDjxbUhzBbRBQC55eemrc6B2fKxs3JDAG35JZF53HFT2bZ8l&id=61575766182359
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0iYCDxnG9xU9WVrrdanN4g7zTPJTv5cnrsgcfbM56FPDnQeJ2y3nGJpe3bJGwi2Edl&id=61576317056938
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0jRxer5eRqsevrQLeaQYcbrkWKyPCQavKM1d8JqcZAR82yDzXR5EC6fzDbwEPbnWal&id=61575515587776
- https://www.antaranews.com/berita/4837125/menteri-karding-tegaskan-isu-bantuan-rp100-juta-untuk-pmi-adalah-hoaks%C2%A0
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 55/6183